Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Pulau Moyo No. 33, Pedungan Denpasar
Telp/Faksimile : (0361) 725273/724563
Laman (website) : www.poltekkes-denpasar.ac.id

Nama : I Putu Galih Kumara Yoga


Nim : P07120219099

KASUS 1 :

Jenis Klamin: Laki-laki

Umur :45 tahun

Diantar ke UGD dalam kondisi tidak sadar. Keluarga menyampaikan pasien terjatuh dari pohon
mangga 1 jam sebelum MRS. Pasien terjatuh dari ketinggian kurang lebih 4 meter dengan posisi
tangan kiri sebagai tempat bertumpu. Saat jatuh pasien pasien dalam kondisi sadar dan tidak ada
nyeri kepala. Keluarga mengatakan darah terus mengalir dari luka pada lengan atas kiri
walaupun sudah dibalut. Setelah beberapa menit pasien tidak sadar. Tekanan darah 70/50 mmHg,
nadi 165 kali/ menit, regular, lemah, akral dingin

A) Airway
a) Keadaan jalan nafas
Tingkat kesadaran : Comatose
Pernafasan : lemah
Upaya bernafas : Ada
Benda asing di jalan nafas : tidak ada
Bunyi nafas tambahan : tidak ada
Hembusan nafas : Ada
b) Masalah Keperawatan
Pola Nafas Tidak Efektif
c) Intervensi/Implementasi
- Oksigenasi 10 lpm Non-rebreathing mask

B) Breathing
a) Fungsi Pernafasan
Jenis pernafasan : Spontan
Retraksi otot bantu nafas : tidak ada
Kelainan dinding thoraks : simetris, luka (-), jejas (-), trauma (-)
Bunyi nafas : tidak ada
Hembusan nafas : ada
b) Masalah Keperawatan
-
c) Intervensi / Implementasi
-
d) Evaluasi
Tidak ada

C) Circulation
a) Keadaan sirkulasi
Tingkat kesadaran : comatose
Perdarahan (internal/eksternal) : terdapat pendarahan pada lengan kiri bagian atas
Nadi radial/carotis : 165 x/ menit
Akral perifer : dingin
Pulse : 165x/menit
Tekanan darah : 70/50 mmHg
b) Analisis Masalah
Fraktur humerus adalah cedera yang terjadi pada tulang humerus akibat jatuh dari pohon
mangga yang menyebabkan trauma langsung. Terputusnya hubungan tulang humerus
disertai kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, pembuluh darah) sehingga
memungkinkan terjadinya hubungan atara fragmen tulang yang patah dengan udara luar
yang disebabkan oleh cedera dari trauma langsung yang mengenai lengan atas menjadi
fragmen yang mengakibatkan kerusakan seperti perdarahan bila mengenai pembuluh
darah. Pasien diatas mengalami trauma humerus sehingga terjadi perdarahan pada lengan
kiri atas ( luka fraktur terbuka ). Frekuensi nadi pasien meningkat, tekanan darah pasien
lemah, sehingga mengindikasikan pasien mengalami Hipovolemia.

c) Masalah keperawatan :
Hipovolemia
d) Penanganan
- Istirahatkan area yang mengalami perdarahan
- Bersihkan dengan larutan saline isotonik steril
- Fascia dan kulit ditutup secara rutin
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
- Pasang jalur IV berukuran besar
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid
- Monitor tekanan darah (TDS,TDD)
- Monitor MAP = 56,6 (Normal = 70 – 99)
- Monitor tanda-tanda infeksi pada perdarahan pada sisi-sisi insersi
- Delegasi pemberian obat antibiotic profilaksis 3 x 250 mg @8 jam (IO)

D) DISABILITY
1. Pemeriksaan Neurologis
GCS : E2 V3 M3
Reflex Fisiologis :+
Reflex Patologis :-
Kekuatan Otot : 444111
444444

2. Masalah Keperawatan
Nyeri akut
3. Intervensi/Implementasi
- Indentifikasi lokasi, karakteristik , durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

E) EXPOSURE dan EMOSI


Tampak pendarahan dan memar di sekitar lengan kiri atas pasien, suhu 360C, keadaan
emosional pasien tampak meringis dan gelisah
KASUS 2 :
Analisa Data :
Alasan Masuk : Seorang wanita diantar ke UGD karena luka yaitu di tangan
kanan karena terkena pecahan piring saat terjatuh terpeleset
sesudah mencuci piring. pembalut luka basah oleh darah, tampak
darah mancur dari luka. Tekanan darah 90/50 mmHg, nadi 105
kali/ menit, regular, lemah.
Diagnosa Medis : Luka Terbuk Berat E2V3M4 + Risiko Syok hipovolemik

Initial Survey
A (alertness) :+
V (verbal) :+
P (pain) :+
U (unrespons) :-

Taging : P1 P2 P3 P4

SURVEY PRIMER DAN RESUSITASI


A. AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
1. Keadaan Jalan Nafas
Tingkat Kesadaran : Somnolen
Pernafasan : dyspnea
Upaya Bernafas : spontan
Benda asing di jalan Nafas : tidak ada ( clear )
Bunyi Nafas tambahan : tidah ada
Hembusan Nafas : lemah
2. Masalah Keperawatan
Pola Nafas Tidak efektiv
3. Intervensi / Implementasi
- Pemberian Oksigenasi 8 lpm Non-rebreathing mask
4. Evaluasi
Monitor saturasi klien

B. BREATHING
1. Fungsi Pernafasan
Jenis Pernafasan : Dyspnea
Retraksi Otot Bantu Nafas :-
Kelainan Dinding Thoraks : Simetris, perlukaan (-), jejas (-), trauma (-)
Bunyi Nafas : Vesikuler
Suara napas tambahan : Tidak ada
Hembusan Nafas : Lemah
2. DiagnosaKeperawatan
-
3. Intervensi / Implementasi
-
4. Evaluasi
-

C. CIRCULATION
1. Keadaan sirkulasi
Tingkat Kesadaran : Somnolen
Perdarahan (eksternal) : Ada pada tangan kanan
Nadi Radial/carotis : Teraba
Akral Perifer : Dingin
Kapilari Refill : > 2 detik
Pulse : Lemah , 105 x/menit, SpO2 : - %
Blood Preasure : 90/50 mmHg
Nyeri :-
2. Masalah Keperawatan :
Tidak cukupan aliran darah ke jaringan tubuh di akibatkan pendarahan terbuka, yang
dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa (Risiko syok hipovolemik)

3. Intervensi / Implementasi :
1. Bila di sebabkan perdarahan hentikan dengan tourniket, balut tekan atau penjahitan.
2. Meletakkan pasien yang dalam kondisi syok:
 Kepala setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada dada.
 Tubuh pasien diatur horizontal atau dada sedikit lebih rendah.
 Kedua tungkai pasien lurus, diangkat 20˚
3. Perhatikan keadaan umum dan tanda-tanda vital; pelihara jalan nafas bila perlu
lakukan resusitasi.
4. Pemberian cairan :
 Cairan di berikan sebanyak mungkin dalam waktu singkat ( dengan pengawasan
tanda vital )
 Sebelum darah tersedia dapat di berikan
1. Plasma : plasmanate
2. Plasma expander : plasmafusin ( maksimal 20 ml/ kgbb), dextran 70
( maksimum 15ml/kgbb) periston, subtosan, hemacell, plasma expander tapi
dalam jumlah yang terbatas
 Cairan lain: Ringer laktat, NaCl 0,9%
 Untuk memperoleh hasil yang optimal, letakkan botol infus setinggi mungkin
dan gunakan jarum yang besar, bila perlu gunakan beberapa vena sekaligus, dan
lakukan venaseksi.

4. Evaluasi :
 Auskultasi paru untuk mencari tanda over hidrasi, berupa ronki basah halus di
basal akibat edema paru.
 CVP di perhatikan pada 16-19 cmH2O
 Pengukuran diuresis melalui pemasangan kateter, pertahankan sekitar 30 ml/jam
D. DISABILITY
4. Pemeriksaan Neurologis
GCS : E4 V4 M5
Reflex Fisiologis :-
Reflex Patologis :+
Kekuatan Otot : 222555
555555

5. Masalah Keperawatan
-
6. Intervensi/Implementasi
-
7. Evaluasi
-
E. EXPOSURE dan EMOSI
Tampak luka terbuka di tangan kanan pasien, pasien tekanan darahnya rendah nadi teraba
lemas. Dan meringis kesakitan.

Anda mungkin juga menyukai