LAPORAN KASUS
Nama : Tn. R
Umur : 65 Tahun
TB/BB : 162 cm / 50 Kg
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Telanaipura
Suku : Jambi
Bangsa : Indonesia
1.2 Anamnesa
Keluhan utama :
Os mengeluh sesak nafas sejak 3 bulan yang lalu, sesak nafas ini dirasakan
kambuh-kambuhan, sesak nafas dirasakan saat istirahat, memberat bila pasien
beraktivitas, Malam hari pasien kadang-kadang terbangun karena sesak nafas,
pasien tidur dengan posisi setengah duduk. Tidak ada nyeri dada, Tidak ada bunyi
mengi, BAB dan BAK lancar normal. Os belum pernah berobat sebelumnya.
1
Riwayat Penyakit Dahulu
Tanda-tanda vital:
Nadi : 88/menit
Pernafasan : 25x/menit
Suhu : 36,8º C
Pemeriksaan kepala
Pemeriksaan thoraks
Jantung
2
Perkusi : Batas jantung melebar
Pulmo
Pemeriksaan abdomen : Datar, timpanis, hepar dan lien tidak teraba, bising
usus (+)
Pemeriksaan Radiologis
3
i. Sudut costofrenicus kanan dan kiri lancip
Kesan:
Jantung : kardiomegali
Dignosa kerja:
1. Elektrokardiografi
2. Laboratorium
Enzim kardiospesifik
3. Ekokardiografi
1. Posisi ½ duduk.
2. Oksigen (40 – 50%) sampai 8 liter/menit bila perlu dengan masker. Jika
memburuk (pasien makin sesak, takipneu, ronchi bertambah, PaO2 tidak
bisa dipertahankan ≥ 60 mmHg dengan O2 konsentrasi dan aliran tinggi,
retensi CO2, hipoventilasi, atau tidak mampu mengurangi cairan edema
secara adekuat), maka dilakukan intubasi endotrakeal, suction, dan
ventilator.
3. Infus emergensi. Monitor tekanan darah, monitor EKG, oksimetri bila ada.
4
4. Diuretik Furosemid 40 – 80 mg IV bolus dapat diulangi atau dosis
ditingkatkan tiap 4 jam atau dilanjutkan drip continue sampai dicapai
produksi urine 1 ml/kgBB/jam.
1.8 Prognosis
Dubia ad bonam
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Edema paru dibedakan oleh karena sebab Kardiogenik dan NonKardiogenik. Hal
ini penting diketahui oleh karena pengobatannya sangat berbeda. Edema Paru
Kardiogenik disebabkan oleh adanya Payah Jantung Kiri apapun sebabnya.
Edema Paru Kardiogenik yang akut disebabkan oleh adanya Payah Jantung Kiri
Akut. Tetapi dengan adanya faktor presipitasi, dapat terjadi pula pada penderita
Payah Jantung Kiri Khronik
2.2 Patofisiologi
Edema paru adalah istilah yang digunakan ketika edema terjadi di paru-
paru. Area yang langsung diluar pembuluh-pembuluh darah kecil pada paru-paru
ditempati oleh kantong-kantong udara yang sangat kecil yang disebut alveoli. Ini
adalah dimana oksigen dari udara diambil oleh darah yang melaluinya, dan karbon
dioksida dalam darah dikeluarkan kedalam alveoli untuk dihembuskan keluar.
Alveoli normalnya mempunyai dinding yang sangat tipis yang mengizinkan
pertukaran udara ini, dan cairan biasanya dijauhkan dari alveoli kecuali dinding-
6
dindig ini kehilangan integritasnya. Edema Paru terjadi ketika alveoli dipenuhi
dengan kelebihan cairan yang merembes keluar dari pembuluh-pembuluh darah
dalam paru sebagai gantinya udara. Ini dapat menyebabkan persoalan-persoalan
dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida), berakibat pada kesulitan
bernapas dan pengoksigenan darah yang buruk. Adakalanya, ini dapat dirujuk
sebagai “air dalam paru-paru” ketika menggambarkan kondisi ini pada pasien-
pasien. Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang
berbeda. Ia dapat dihubungkan pada gagal jantung, disebut cardiogenic pulmonary
edema, atau dihubungkan pada sebab-sebab lain, dirujuk sebagai non-cardiogenic
pulmonary edema.
2.3 Etiologi
I. Ketidakseimbangan Starling Forces :
7
2. Tekanan pleura yang sangat negatif oleh karena obstruksi saluran
napas akut bersamaan dengan peningkatan end-expiratory
volume (asma).
c. Bahan asing dalam sirkulasi (bisa ular, endotoksin bakteri, alloxan, alpha-
naphthyl thiourea).
b. Lymphangitic Carcinomatosis.
8
a. High Altitude Pulmonary Edema.
c. Narcotic overdose.
d. Pulmonary embolism.
e. Eclampsia
f. Post Cardioversion.
g. Post Anesthesia.
9
2.5 Manifestasi Klinis
1. Akut
2. Kronis
b. Edema non-kardiogenik
Gejala klinis dari gagal nafas adalah nonspesifik dan mungkin minimal,
walaupun terjadi hipoksemia, hiperkarbia dan asidemia yang berat. Tanda utama
dari kecapaian pernafasan adalah penggunaan otot bantu nafas, takipnea,
takikardia, menurunnya tidal volume, pola nafas ireguler atau terengah-engah
(gasping) dan gerakan abdomen yang paradoksal.
1. Asma bronkial
10
menyulitkan auskultasi jantung. Pada Asma Bronkhiale terdapat riwayat serangan
asma yang sama dan biasanya penderita sudah tahu penyakitnya. Selama serangan
akut penderita tidak selalu banyak berkeringat dan hipoksia arterial kalau ada
tidak cukup menimbulkan sianosis.
11
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Foto Thoraks
3. Kranialisasi vaskuler
Gambaran Radiologi :
12
Foto thorax lateral menunjukan
adanya edema interstitial yang
mencolok dan efusi pleura.
13
Bat’s Wing
3. CT-Scan
14
CT-Scan resolusi tinggi dapat menunjukkan konsolidasi wilayah
udara luas, yang mungkin memiliki distribusi yang dominan di daerah
paru-paru.
Edema Paru Kardiogenik Akut merupakan keluhan yang paling berat dari
penderita dengan Payah Jantung Kiri. Gangguan fungsi sistolik dan/atau fungsi
diastolik ventrikel kiri, stenosis mitral atau keadaan lain yang menyebabkan
peningkatan tekanan atrium kiri dan kapiler paru yang mendadak dan tinggi akan
menyebabkan edema paru kardiogenik dan mempengaruhi pula pemindahan
oksigen dalam paru sehingga tekanan oksigen arteri menjadi berkurang. Di lain
pihak rasa seperti tercekik dan berat pada dada menambah ketakutan penderita
sehingga denyut jantung dan tekanan darah meningkat yang menghambat lebih
lanjut pengisian ventrikel kiri. Adanya kegelisahan dan napas yang berat
menambah pula beban jantung yang selanjutnya lebih menurunkan fungsi jantung
oleh karena adanya hipoksia. Apabila lingkaran setan ini tidak segera diputus
penderita akan meninggal.
15
gelisah, batuk berbuih kemerahan, penderita merasa seperti tenggelam. Posisi
penderita biasanya lebih enak duduk, kelihatan megap-megap. Terdapat napas
yang cepat, pernapasan cuping hidung, retraksi interkostal dan fosa
supraklavikularis saat inspirasi yang menunjukkan adanya tekanan intrapleura
yang sangat negatif saat inspirasi. Penderita sering berpegangan pada samping
tempat tidur atau kursi supaya dapat menggunakan otot pernapasan sekunder
dengan balk. Penderita mengeluarkan banyak keringat dengan kulit yang dingin
dan sianotik menunjukkan adanya isi semenit yang rendah dan peningkatan
rangsang simpatik.
Penderita mungkin merasa nyeri dada hebat terdapat edema paru sekunder
akibat Infark Miokard Akut. Bila tidak terdapat Cardiogenic Shock, biasanya
tekanan darah melebihi normal akibat kegelisahan dan peningkatan rangsang
simpatik. Karena itu sering keliru diduga edema paru disebabkan Penyakit
Jantung Hipertensi. Untuk mengetahui hal ini pemeriksaan fundoskopi mata
sangat membantu. Apabila tak cepat diobati akhirnya tekanan darah akan turun
sebelum penderita meninggal.
1. Morfin
2. Oksigen
16
Oksigen 100% dengan tekanan positif. Timbunan cairan di
alveoli akan mengganggu difusi oksigen sehingga akan terjadi
hipoksemia arteri. Tekanan intra alveoli yang meningkat akan
mengurangi transudasi alveoli, venous return ke toraks, dan
tekanan kapiler paru.
3. Diuretik
4. Aminofilin
5. Posisi penderita
Intubasi endotrakeal.
17
Kalau perlu menggunakan alat bantu pernapasan
(ventilator).
2.10Pencegahan
Dalam hal tindakan-tindakan pencegahan, tergantung pada penyebab dari
pulmonary edema, beberapa langkah-langkah dapat diambil. Pencegahan jangka
panjang dari penyakit jantung dan serangan-serangan jantung, kenaikan yang
perlahan ke ketinggian-ketinggian yang tinggi, atau penghindaran dari overdosis
obat dapat dipertimbangkan sebagai pencegahan. Pada sisi lain, beberapa sebab
sebab mungkin tidak sepenuhnya dapat dihindari atau dicegah, seperti ARDS
yang disebabkan oleh infeksi atau trauma yang berlimpahan.
2.11 Komplikasi
18
2.12 Prognosis
Tergantung penyebab, beratnya gejala dan respon terapi.
DAFTAR PUSTAKA
19
1. Price A Sylvia, Wilson M Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Volume 2. 2005. Jakarta: EGC. hal.819
7. Palililingan JF. Gagal Nafas dan Edema Paru (serial online) 04 jun 2011
(diakses 25 mar 2012). Diunduh dari:
http://www.scribd.com/doc/3510727/GAGAL-NAFAS-dan-UDEMA-
PARU-. Update terakhir tanggal 19 September 2011
20