SITTI MARYAM
NUR SAADAH SUNUSI
HARTATI HAMZI
LET’S SAY BISMILLAH
Anamnesis terpimpin
Sesak napas dialami sejak 1 bulan sebelum
masuk Rumah Sakit, dirasakan semakin memberat
beberapa hari terakhir. Sesak napas dirasakan
memberat saat pasien melakukan aktivitas, pasien
sering terbangun di malam hari karena sesak napas,
ketika sesak pasien merasa lebih baik dengan posisi
duduk. Pasien juga mengeluh batuk sejak 1 bulan
terakhir, batuk disertai lendir berwarna putih,
keringat dingin disangkal, riwayat penggunaan OAT
disangkal. Riwayat nyeri dada ada, dirasakan hilang
timbul dan hilang dengan istirahat.
ANAMNESIS
Keluhan utama : sesak napas
Anamnesis Sistematis
Sakit kepala (-),
pusing (-),
penglihatan kabur (-),
nyeri menelan (-), mual muntah (-),
batuk (+), sesak (+), nyeri dada (+), demam (-) ,
BAK lancar, BAB lancar.
Riwayat pengobatan :
Penggunaan obat anti hipertensi yang tidak teratur.
Riwayat keluarga:
Riwayat Keluhan yang sama pada keluarga disangkal.
Pemeriksaan Fisis
Keadaan Umum : sakit sedang/ gizi lebih/ composmentis
BB= 70 kg TB= 159 cm IMT= 27.6 kg/m2
Tanda Vital
Tensi : 170/90mmHg
Nadi : 88x/mnt (reguler, kuat angkat)
Pernapasan : 32 x/mnt
Suhu : 36,7oC (axial)
Kepala : Mata :
Konjungtiva : anemi (-)
Kornea : jernih
Sklera : ikterus (-)
Pupil : isokor 2,5mm
Mulut
Bibir : kering (-) Tonsil : hiperemis Leher
Kelenjar getah bening : MT (-), NT (-)
Kelenjar gondok : MT (-), NT (-)
DVS : R+4 cmH2O (posisi 30o)
Dada
Inspeksi : simetris ki=ka, spider nevi (-)
Bentuk : normochest
Sela iga : tidak ada pelebaran
Thorax
Palpasi : Fremitus Raba : ki=ka
Nyeri tekan : (-)
Perkusi : Paru kiri : sonor
Paru kanan : sonor
Batas paru hepar : ICS V dextra anterior
Batas paru belakang kanan : V Th VIII dextra posterior
Batas paru belakang kiri : V Th IX sinistra posterior
Auskultasi : Bunyi pernapasan : Vesikuler
Bunyi tambahan : Rh +/+ mediobasal paru , Wh -/-
Cor
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : pekak, batas jantung kesan melebar
Auskultasi : BJ I/II regular
Abdomen
Inspeksi : distended, ikut gerak napas
Palpasi : MT (-), NT (-)
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas
Edema : -/-
Status neurologis
Kesan :
• Cardiomegaly dengan edema paru
(dibanding foto lama tanggal
05/06/2016 sedikit perbaikan)
• Dilatatio aortae
• Elevasi diafragma dextra
DIAGNOSIS RADIOLOGI
Berdasarkan gambaran radiologi tampak Perkabutan parahilar
kedua paru, gambaran grounglass pada hemithorax sinistra, cor
kesan membesar, aorta dilatasi, sinus kanan baik, diafragma kanan
letak tinggi, sinus dan diafragma kiri berselubung maka
diagnosisnya Cardiomegaly dengan edema paru + Efusi pleura
sinistra.
PENTALAKSANAAN
• O2 4 liter permenit
• IVFD RL 0,9%
500mg/20tetes/menit
• Citicholin 500 mg/12jam/oral
• Ranitidin tab/12jam/oral
• Sohobion tab/24jam/oral
• Amplodipine 5mg/24jam/oral
• Aspilet 80mg/24jam/oral
• Clopidogrel 75mg/24jam/oral
• Atorvastatin 40mg/24jam/oral
• Fasorbid 10mg/8jam/oral
• N-ace 200mg/8jam/oral
• Furosemid 40mg/24jam/oral
DEFENISI
Edema
artinya pembengkakan,
secara tipikal terjadi saat
cairan dari pembuluh darah
keluar dan masuk kedalam
jaringan yang menyebabkan
edema.
Edema pulmonal
adalah istilah yang
dipakai saat edema terjadi di
paru aau pulmonal.
MEMBRAN KAPILER ALVEOLI SISTEM LIMFATIK
Non-
Gagal ginjal
kardiogenik
Eklamsia
STADIUM
Stadium • Distensi dan pembuluh darah kecil paru yang
prominen akan memperbaiki pertukaran gas di paru
1
dan sedikit meningkatkan kapasitas difusi gas CO
• Sesak nafas saat aktivitas, ronkhi
3
dan hipokapnea
2.3 RADIOLOGI
2.3.1 Foto thorax normal
• Inspirasi cukup (diafragma kiri setingg IX-X posterior dan kosta VI anterior ,
diafragma kanan lebih tinggi dari kiri)
• Posisi simetris dapat dilihat dari proyeksi tulang corpus vertebra thorakal
yang terletak di tengah sendi sternoklavikular kanan dan kiri
• Film meliputi seluruh cavum thorax
• Vertebra thorakal terlihat sampai thorakal 3-4
RADIOLOGI EDEMA PARU
Tahap 1: kranialisasi atau sefalisasi (PCWP 10-15
mmHg)
Gambar 18. Cairan dapat terakumulasi dalam fissura pada gagal jantung
kongestif, yang membuat gambaran fissura menjadi lebih tebal dan lebih
irregular dibandingkan yang normal. B, fissura mayor lebih besar (panah
putih), demikian pula fissura minor (panah putih putus-putus)6.
Tahap 3: edema paru alveolar (PCWP >25mmHg)