Anda di halaman 1dari 39

ANDI IDIL SAPUTRA

SITTI MARYAM
NUR SAADAH SUNUSI
HARTATI HAMZI
LET’S SAY BISMILLAH

THANKS FOR dr. Jimmy Tungka


THANKS FOR OUR PARENTS
THANKS ALL FOR OUR BELOVED FRIENDS

THANKS FOR RADIOLOGI DEPARTMENT


IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. MA


No. RekamMedik : 760322
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Lapawawoi
Tanggal lahir : 15 November
1959
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Pemeriksaan : 16 Juni 2016
Hari / Tanggal masuk : Sabtu/ 4 Juni
2016
ANAMNESIS
Keluhan utama : sesak napas

Anamnesis terpimpin
Sesak napas dialami sejak 1 bulan sebelum
masuk Rumah Sakit, dirasakan semakin memberat
beberapa hari terakhir. Sesak napas dirasakan
memberat saat pasien melakukan aktivitas, pasien
sering terbangun di malam hari karena sesak napas,
ketika sesak pasien merasa lebih baik dengan posisi
duduk. Pasien juga mengeluh batuk sejak 1 bulan
terakhir, batuk disertai lendir berwarna putih,
keringat dingin disangkal, riwayat penggunaan OAT
disangkal. Riwayat nyeri dada ada, dirasakan hilang
timbul dan hilang dengan istirahat.
ANAMNESIS
Keluhan utama : sesak napas

Saat ini pasien juga megalami lumpuh separuh


badan sebelah kiri dialami sejak 3 hari yang lalu, terjadi
secara tiba-tiba saat pasien baru bangun tidur, bicara
cadel ada, riwayat demam tidak ada, riwayat muntah
tidak ada, riwayat trauma kepala tidak ada, tekanan
darah saat masuk rumah sakit 190/100 mmhg. Riwayat
Hipertensi kurang lebih 20 tahun dan tidak terkontrol,
tidak minum obat secara teratur. Riwayat Diabetes
Melitus disangkal, Riwayat keluhan yang sama pada
keluarga pasien di sangkal. Riwayat merokok ada sejak
muda dan baru berhenti beberapa tahun terakhir.
ANAMNESIS
Keluhan utama : sesak napas

Anamnesis Sistematis
Sakit kepala (-),
pusing (-),
penglihatan kabur (-),
nyeri menelan (-), mual muntah (-),
batuk (+), sesak (+), nyeri dada (+), demam (-) ,
BAK lancar, BAB lancar.
Riwayat pengobatan :
Penggunaan obat anti hipertensi yang tidak teratur.
Riwayat keluarga:
Riwayat Keluhan yang sama pada keluarga disangkal.
Pemeriksaan Fisis
Keadaan Umum : sakit sedang/ gizi lebih/ composmentis
BB= 70 kg TB= 159 cm IMT= 27.6 kg/m2
Tanda Vital
Tensi : 170/90mmHg
Nadi : 88x/mnt (reguler, kuat angkat)
Pernapasan : 32 x/mnt
Suhu : 36,7oC (axial)

Kepala : Mata :
Konjungtiva : anemi (-)
Kornea : jernih
Sklera : ikterus (-)
Pupil : isokor 2,5mm

Mulut
Bibir : kering (-) Tonsil : hiperemis Leher
Kelenjar getah bening : MT (-), NT (-)
Kelenjar gondok : MT (-), NT (-)
DVS : R+4 cmH2O (posisi 30o)
Dada
Inspeksi : simetris ki=ka, spider nevi (-)
Bentuk : normochest
Sela iga : tidak ada pelebaran
Thorax
Palpasi : Fremitus Raba : ki=ka
Nyeri tekan : (-)
Perkusi : Paru kiri : sonor
Paru kanan : sonor
Batas paru hepar : ICS V dextra anterior
Batas paru belakang kanan : V Th VIII dextra posterior
Batas paru belakang kiri : V Th IX sinistra posterior
Auskultasi : Bunyi pernapasan : Vesikuler
Bunyi tambahan : Rh +/+ mediobasal paru , Wh -/-

Cor
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : pekak, batas jantung kesan melebar
Auskultasi : BJ I/II regular
Abdomen
Inspeksi : distended, ikut gerak napas
Palpasi : MT (-), NT (-)
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba

Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas
Edema : -/-
Status neurologis

Nervi Craniales (N) : Parese N.VII dan N.XII Sinistra tipe


sentral
Ekstremitas Superior : kanan : normal kiri : menurun
Ekstremitas Inferior : kanan : normal kiri :
menurun
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
Tanggal Pemeriksaan: 5
Juni 2016
• Perkabutan parahilar kedua paru
• Gambaran grounglass pada hemithorax
sinistra
• Cor kesan membesar, aorta dilatasi
• Sinus kanan baik, diafragma kanan
letak tinggi, sinus dan diafragma kiri
berselubung
• Tulang-tulang intak
Kesan :
• Cardiomegaly dengan edema paru
• Efusi pleura sinistra
• Dilatatio aortae
• Elevasi diafragma dextra (proses
intrahepatik ?)
Gambar 1. Gambaran foto Thorax AP
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
• Tampak perkabutan paracardial dan
parahilar kedua lapangan paru
• Cor kesan membesar, pinggang jantung
melurus, apex jantung terangkat (RVE),
aorta dilatasi
• Diafragma kanan letak tinggi, kedua
sinus dan diafragma kiri baik
• Tulang-tulang intak

Kesan :
• Cardiomegaly dengan edema paru
(dibanding foto lama tanggal
05/06/2016 sedikit perbaikan)
• Dilatatio aortae
• Elevasi diafragma dextra

Gambar 1. Gambaran foto Thorax AP


Tanggal pemeriksaan : 16 Juni 2016
DIAGNOSIS KLINIS
Hipertensive Heart Disease + Coronary Artery Disease + Hemiparese
sinistra ec Non Haemorraghic Stroke

DIAGNOSIS RADIOLOGI
Berdasarkan gambaran radiologi tampak Perkabutan parahilar
kedua paru, gambaran grounglass pada hemithorax sinistra, cor
kesan membesar, aorta dilatasi, sinus kanan baik, diafragma kanan
letak tinggi, sinus dan diafragma kiri berselubung maka
diagnosisnya Cardiomegaly dengan edema paru + Efusi pleura
sinistra.
PENTALAKSANAAN
• O2 4 liter permenit
• IVFD RL 0,9%
500mg/20tetes/menit
• Citicholin 500 mg/12jam/oral
• Ranitidin tab/12jam/oral
• Sohobion tab/24jam/oral
• Amplodipine 5mg/24jam/oral
• Aspilet 80mg/24jam/oral
• Clopidogrel 75mg/24jam/oral
• Atorvastatin 40mg/24jam/oral
• Fasorbid 10mg/8jam/oral
• N-ace 200mg/8jam/oral
• Furosemid 40mg/24jam/oral
DEFENISI
Edema
artinya pembengkakan,
secara tipikal terjadi saat
cairan dari pembuluh darah
keluar dan masuk kedalam
jaringan yang menyebabkan
edema.

Edema pulmonal
adalah istilah yang
dipakai saat edema terjadi di
paru aau pulmonal.
MEMBRAN KAPILER ALVEOLI SISTEM LIMFATIK

perpindahan cairan 1. Tekanan


dari darah ke ruang negatif pada
intertitial
2. Peningkatan
interstitial /alveoli peribronkial
interstitium
alveolar
yang melebihi jumlah dan
perivaskuler
pengembalian cairan
ke dalam pembuluh
darah dan aliran 3. Cairan
4. kapasitas
cairan ke sistem menjadi sering
saluran limfe
meningkat
pembuluh limfe karena pompa
>> maka akan
terjadi edema
limfatik >>
Edema paru kardiogenik
KLASIFIKASI
EDEMA PARU KARDIOGENIK

> edema paru yang disebabkan oleh meningkatnya


tekanan hidrostatik kapiler yang disebabkan karena
meningkatnya tekanan vena pulmonalis

EDEMA PARU NON-KARDIOGENIK

>Edema paru yang bukan disebabkan karena gangguan


pada jantung, tetapi karena paru itu sendiri. Atau karena
peningkatan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan
terjadinya extravasasi cairan secara cepat
KLASIFIKASI
Gagal
Jantung
Kongestif
Kardiogenik
Kelainan
katup
Jantung
Edema Paru Acute respiratory
distress syndrome
(ARDS)

Non-
Gagal ginjal
kardiogenik

Eklamsia
STADIUM
Stadium • Distensi dan pembuluh darah kecil paru yang
prominen akan memperbaiki pertukaran gas di paru

1
dan sedikit meningkatkan kapasitas difusi gas CO
• Sesak nafas saat aktivitas, ronkhi

Stadium • Edema paru interstitial


• Batas pembuluh darah paru menjadi kabur,

2 demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa


interlobularis menebal (garis Kerley B), Takipnea

Stadium • Edema alveolar


• Pertukaran gas sangat terganggu, terjadi hipoksemia

3
dan hipokapnea
2.3 RADIOLOGI
2.3.1 Foto thorax normal

• Inspirasi cukup (diafragma kiri setingg IX-X posterior dan kosta VI anterior ,
diafragma kanan lebih tinggi dari kiri)
• Posisi simetris dapat dilihat dari proyeksi tulang corpus vertebra thorakal
yang terletak di tengah sendi sternoklavikular kanan dan kiri
• Film meliputi seluruh cavum thorax
• Vertebra thorakal terlihat sampai thorakal 3-4
RADIOLOGI EDEMA PARU
Tahap 1: kranialisasi atau sefalisasi (PCWP 10-15
mmHg)

Gambar 14. Kranialisasi/sefalisasi


(panah)8
Tahap 2: edema paru interstisial (PCWP 20-25
mmHg)

Gambar 15. Garis Kerley A (lingkaran)


tampak apabila jaringan ikat di sekitar
bronchovascular terisi oleh cairan. Garis
ini memanjang mulai dari bagian hilus
dan tidak mencapai perifer paru-paru
seperti garis Kerley B6
RADIOLOGI EDEMA PARU
Tahap 2: edema paru interstisial (PCWP 20-25
mmHg)

Gambar 16. Septum interlobular


tidak tampak pada foto thorax
normal namun hanya dapat timbul
apabila terdapat akumulasi cairan
pada interstisial. Garis Kerley B
dideskripsikan sangat pendek
(1-2cm), tipis (1mm), lurus,
horizontal, dan berbatasan dengan
permukaan pleura (lingkaran
putih)6.
Tahap 2: edema paru interstisial (PCWP 20-25
mmHg)

Gambar 17. Peribronchial cuffing.


Normalnya bronkus tak terlihat
pada bagian perifer paru-paru.
Namun apabila terjadi akumulasi
cairan pada interstisial sekitarnya
dan pada dinding bronkus seperti
pada CHF, dinding bronkus menjadi
tebal dan memperlihatkan
gambaran seperti cincin (panah
putih)6.
Tahap 2: edema paru interstisial (PCWP 20-25
mmHg)

Gambar 18. Cairan dapat terakumulasi dalam fissura pada gagal jantung
kongestif, yang membuat gambaran fissura menjadi lebih tebal dan lebih
irregular dibandingkan yang normal. B, fissura mayor lebih besar (panah
putih), demikian pula fissura minor (panah putih putus-putus)6.
Tahap 3: edema paru alveolar (PCWP >25mmHg)

Gambar 19. Batwing appearance


pada edema paru. Gambaran
radiologi edema paru
memperlihatkan densitas seperti
benang yang halus dan kabur
yang berlokasi di daerah sentral
hingga sepertiga bagian paru.
Gambaran ini disebut batwing
(angel-wing) atau butterfly
appearance6.
Edema Paru Non-
kardiogenik

Gambar 20. Edema paru


non kardiogenik. Walaupun
pada penyakit ini juga
memiliki distribusi perihilar
seperti pada edema paru
kardiogenik (panah putih),
namun tidak terdapat efusi
pleura, cairan pada fissura,
atau kardiomegali6.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
EDEMA PARU
1. Pneumonia: peradangan paru yang disebabkan
oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
parasit)
Gambar 22. Pneumonia
pneumococcal lobus superior
dextra. Pada foto tampak
perselubungan pada
lapangan paru disertai air
bronchogran (panah putih
putus-putus). Batas inferior
dari pneumonia memiliki
batas yang jelas oleh karena
berhubungan dengan fisura
minor (panah putih).11
2. Bronkopneumonia : peradangan pada
parenkim paru yang melibatkan
bronkus/bronkiolus yang berupa distribusi
berbentuk bercak-bercak (patchy distribution)

Gambar 23. Bilateral


Bronchopneumonia: terlihat
densitas berupa bercak-
bercak yang difus di seluruh
paru.
3. Bronkitis kronik

Gambar 24. Dirty chest. Karena


terjadi infeksi berulang yang
disertai terbentuknya jaringan
fibrotik pada bronkus dan
percabangannya, maka corakan
bronkovaskular akan terlihat
ramai dan konturnya irregular.
Gambaran Tubular Shadow
menunjukkan adanya bayangan
garis-garis yang paralel keluar dari
hilus menuju basal paru dari
corakan paru yang bertambah

Sisi lapangan paru kiri atas


yang diperbesar menunjukkan
struktur bronkovaskuler yang
irregular dengan diameter
yang bervariasi.
PEMERIKSAAN LANJUTAN
CT Scan Thorax

CT Scan toraks juga dapat membantu dalam


diagnosa dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
perbaikan dari edema paru. CT-Scan resolusi tinggi
dapat menunjukkan konsolidasi wilayah udara luas,
yang mungkin memiliki distribusi yang dominan di
daerah paru-paru.
PEMERIKSAAN LANJUTAN
Ekhokardiografi
Pemeriksaan ini merupakan baku emas untuk
mendeteksi disfungsi ventrikel kiri. Ekhokardiografi
dapat mengevaluasi fungsi miokard dan fungsi katup
sehingga dapat dipakai dalam mendiagnosis penyebab
edem paru.
ANDI IDIL SAPUTRA
SITTI MARYAM
NUR SAADAH SUNUSI
HARTATI HAMZI

Anda mungkin juga menyukai