Anda di halaman 1dari 49

TUTORIAL:

CARDIOMEGALY
Disusun Oleh:
Adinda Octaviani (2210026013)
Yustian Wahyu Prasetyo (2210026036)
Pembimbing:
dr. Suginem Mudjiantoro, Sp. Rad (K)Onk.

KEPANITERAAN KLINIS STASE ILMU RADIOLOGI


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
Identitas Pasien

Nama : Ny. R
Usia : 82 tahun
Tanggal lahir : 01 Agustus 1941
Alamat : Jln. Hj. Naman, Pondok Kelapa
Pekerjaan : IRT
Pengirim : IGD
Tanggal Pemeriksaan : 9 Agustus 2023
DPJP : dr. Imy Ginting,SPJP
Anamnesis

Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu

Keluhan Tambahan
Batuk berdahak sejak 2 minggu yang lalu
Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSIJPK dengan keluhan sesak nafas. Keluhan
dirasakan sejak 1 minggu SMRS. Sesak dirasakan ketika beraktivitas, dan
tidak membaik ketika beristirahat. Pasien kadang terbangun ketika tidur
karena sesak. Ketika tidur, pasien harus menggunakan bantal yang tinggi
supaya sesak berkurang. Saat ini, keluhan sesak nafas makin memberat.
Keluhan disertai batuk berdahak sejak 2 minggu yang lalu. Dahak
berwarna kekuningan. Pasien mengaku dahak sulit dikeluarkan. Keluhan
demam, batuk berdarah, penurunan berat badan, dan keringat malam
disangkal.
Anamnesis

Pasien pernah mengalami keluhan sesak nafas


Riwayat Penyakit
seperti ini sebelumnya. Pasien memiliki riwayat
Dahulu penyakit jantung. HT (-) DM (-)

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami


Riwayat Keluarga keluhan seperti ini. Tidak ada riwayat HT, DM, dan
keganasan pada keluarga pasien
Anamnesis

Pasien tidak rutin kontrol ke SpJP, pasien belum


Riwayat Pengobatan pernah berobat untuk penyakit pernapasannya.

Pasien adalah ibu rumah tangga. Pasien tinggal di


perumahan dengan sanitasi yang baik bersama
Riwayat Psikososial suami dan anak-anak pasien.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum Vital Sign


TD : 138/85 mmHg
Pasien tampak sakit sedang RR : 24x/menit
Compos Mentis, E4M6V5 Nadi : 138x/menit
Suhu : 36.5°C
Saturasi : 99%
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata
• Kepala : Normocephal
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
• Hidung : Simetris, secret (-/-), darah (-/-)
• Telinga : Darah (-/-), secret (-/-)
• Mulut : Sianosis (-), mukosa bibir lembab
• Leher : Pembesaran KGB (-), tidak ada peningkatan JVP
PEMERIKSAAN FISIK

Paru:
- Inspeksi : Normochest (+), pergerakan dinding kiri tertinggal, retraksi
dinding dada (-/-)
- Palpasi : Vokal fremitus (+/ +), nyeri tekan (-/-), massa (-/-)
- Perkusi : Sonor pada regio thorax dextra dan sinistra
- Auskultasi : Vesikuler (+/ +), Rhonki (-/-), Wheezing (+/+)
PEMERIKSAAN FISIK

Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
- Perkusi : Batas atas ICS 3 linea parasternalis,
Batas kanan ICS 4 linea parasternalis dextra,
Batas jantung kiri ICS 4 linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler (+), murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
- Inspeksi : Datar, supel, jaringan parut (-)
- Auskultasi : Bising usus (+), normal
- Perkusi : Timpani (+)
- Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatomegaly (-), splenomegaly (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Ekstremitas
- Akral hangat : Superior (+/+), inferior (+/+)
- CRT <2 detik : Superior (+/+), inferior (+/+)
- Edema : Superior (-/-), inferior (-/-)
- Sianosis : Superior (-/-), inferior (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan: 9 Agustus 2023
foto thorax PA

- Trakea tidak didapatkan deviasi


- mediastinum dalam batas normal, aorta
elongasi dan terdapat kalsifikasi
- Cor CTR > 50%
- Aorta tampak elongasi dan kalsifikasi
- Pulmo tampak bercak infiltrat kedua
parahiler dan paracardial terutama kanan
dengan struktur cincin-cincin corakan
kedua paru lainnya tampak kasar.
- Hilus dalam batas normal
- Sinus dan diafragma normal

Kesan:
Cardiomegali dengan bronkitis kronik dengan
gambaran bronkiektasis.
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Hasil Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan 09/08/2023
HEMATOLOGY
Hemoglobin 11.4 (L) mg/dl 13.5 – 17.5
Hematocrit 35 % 40 – 50
Leucocytes 9,7 10^3/uL 5.0 – 10.0
Thrombocytes 390 10^3/uL 150 – 400
Renal Function
Ur 36.60 mg/dL 16.65-48.54
Cr 1.09 mg/dL 0.55-0.94
Diabetes
Gula darah sewaktu 119 mg/dL 70-115
Enzim Jantung
Troponin I 0.30 (H) ng/mL 0-0.04
Antigen
Sars Cov-19 Negatif
Diagnosis Kerja Tatalaksana

- STEMI anterior late onset - Inj. Lasix 3x20


- Pneumonia - Spironolakton 25 mg
- CAD - Isdn 3x5 mg
- CHF - Ramipril 1x2,5
- Aspilet 1x80 mg
- CPG 75 mg
- Vasola per 24 jam
- Atorvastatin 20 mg
Cardiomegali
Kardiomegali adalah sebuah keadaan anatomis (struktur
organ) di mana besarnya jantung lebih besar dari ukuran
jantung normal. Pada kardiomegali salah satu atau lebih
dari 4 ruangan jantung membesar.
Etiologi

Kardiomiopati dan
01 Hipertensi 03 Penyakit Katup
Jantung

Penyakit Jantung Penyakit Paru


02 Koroner 04
Kronis
Tanda dan Gejala

- Nafas pendek saat beraktivitas atau beristirahat, ortopnu, dan paroxysmal


nocturnal dyspnea
- Edema perifer
- Fatigue
- Berdebar-debar
- Syncope
- Nyeri dada kiri
- Mual dan muntah
Tanda dan Gejala

● Inspeksi:
Terlihat ictus cordis yang berpindah. Biasanya, ictus cordis terletak di bawah
ICS 5 lateral ke linea midclavicula. Ictus cordis yang memanjang, dapat
menandakan bahwa terjadi left ventricular hypertorphy.
● Perkusi:
Batas kiri jantung normal,
Atas : ICS II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung)
Bawah: ICS V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri (tempat iktus)
● Auskultasi:
Murmur holosistolik pada regurgitasi mitral dan/atau trikuspid akibat dilatasi
annulus mitral dan perpindahan otot papiler dengan remodeling miokard
yang abnormal.
Tanda dan Gejala

Temuan pemeriksaan lainnya dapat dilihat tergantung pada ada tidaknya gagal
jantung dekompensasi. Dalam kasus seperti itu, pemeriksaan fisik terperinci dapat
mengungkapkan kelainan berikut:
- Sinus takikardi → meningkatnya respon simpatis
- Berkurangnya tekanan nadi → penurunan stroke volume
- Akral dingin dan sianosis
- Peningkatan JVP
- Suara crackles pada paru-paru karena peningkatan pengisian pada sisi
sebelah kiri dan transudat pada alveoli
Patofisiologi
Gambaran Radiologi

a
b

Cardio Thoracic Ratio (CTR) :

Nilai Normal : 48-50%


Left Ventriculer Hypertrophy

- Jantung melebar ke kiri dengan apex yang tertanam


- Retrocardial Clear Space terlihat menyempit
LV Hypertrophy

- Gambaran ventrikel kiri yang bulat dan menonjol dan


dilatasi aorta → Shmoo appearance
- Indikasi dari Left Ventricular Enlargement
LV Hypertrophy

- Gambaran apeks tertanam 1. Atrium kiri mendorong esophagus ke


pada pembesaran ventrikel kiri belakang
2. Ventrikel kiri membesar ke belakang
melewati vena cava inferior
3. Retrocardial clear space menyempit
LV Hypertrophy

LV → Left Ventricle
Batas jantung posterior bawah IVC → Inferior Vena Cava Hoffman-Rigler sign →
bergeser ke posterior yang Distance (D) antara batas
mencerminkan pembesaran LV dan posterior IVC lebih
ventrikel kiri. dari 1.8 cm at a level 2 cm
above the intersection of
diaphragm and IVC
Right Ventriculer Enlargement

- Apex cardia terangkat Boots shaped


- Segmen arteri pulmoner konkaf
- Arkus aorta melewati trakea ke sebelah
kanan
Left Atrium Enlargement

Ukuran dari atrium kiri (panah biru) diukur dari titik tengah
Terlihat gambaran double dari bronkus kiri (yellow dotted line) ke tengah dari double
contour pada bagian kanan contour (white dotted line) = 7 cm
jantung
Right Atrium Enlargement

- Ebstein Anomaly
- Jantung berbentung sedikit seperti box
Radio Sign- Aorta

Kalsifikasi Elongasi Dilatasi


Tatalaksana

→ Tatalaksana tergantung dengan kondisi yang menyebabkan kardiomegali

→ Pasien dengan kardiomiopati onset awal dan asimtomatik diobati dengan


modifikasi faktor risiko dan ACE inhibitor atau ARB, dan beta-blocker jika terdapat
riwayat Infark miokard atau berkurangnya fraksi ejeksi

→ Pasien dengan kardiomiopati dan gejala-gejala dari gagal jantung,


ditatalaksana dengan diuretik dan pembatasan konsumsi garam
BRONCHIECTASIS
DEFINISI

kelainan kronik yang ditandai dengan dilatasi


bronkus secara permanen, disertai proses inflamasi
pada dinding bronkus dan parenkim paru
sekitarnya.
ETIOLOGI

Infeksi Obstruksi bronkus

pertusis, bakteri gram negatif


(Pseudomonas
aeruginosa,Haemophilus influenzae), korpus alienum, karsinoma
virus (HIV, Paramyxovirus, adenovirus, bronkus atau tekanan dari luar
dan influenza), Mycobacterium lainnya terhadap bronkus
tuberculosis, dan atypical
mycobacteria
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
Manifestasi Klinis

● Perubahan produksi sputum


● Sesak nafas bertambah
● Batuk bertambah
● Demam (suhu badan >38,0˚C)
● Peningkatan wheezing Malaise fatigue, lethargie, atau
penurunan toleransi aktivitas fisik
● Penurunan faal paru
● Perubahan radiologis baru yang sesuai dengan proses infiltasi
paru
● Perubahan pada suara nafas
FACED Score

Skor FACED berdasarkan nilai FEV1, umur, kolonisasi kuman Pseudomonas aeruginosa, gambaran
radiologis luas penyakit, dan derajat keparahan sesak napas.
Bronchiectasis Severity Index (BSI)

Bronchiectasis severity index (BSI) adalah alat prognostik yang sama, namun menambahkan
penilaian kekerapan eksaserbasi/frekuensi rawat inap di rumah sakit, adanya kolonisasi kuman selain
Pseudomonas aeruginosa, dan indeks massa tubuh
X-RAY THORAX

● gambaran tram track line


● signet ring sign
● Pembuluh darah paru tampak
tidak jelas
● fibrosis peri-bronkovaskular
CT-SCAN

BRONKIEKTASIS SILINDER

bronkus mempunyai kaliber yang seragam,


tidak meruncing dan mempunyai dinding sejajar
(tram track sign and signet ring sign)

bentuk yang paling umum


CT-SCAN

BRONKIEKTASIS VARICOSE

● relatif jarang
● Beaded Appearance
penampakan manik-manik di
mana bronkus yang melebar
diselingi tempat-tempat yang
relatif menyempit
CT-SCAN

BRONKIEKTASIS KISTIK

bentuk parah dengan bronkus


seperti kista yang meluas ke
permukaan pleura

Biasanya terdapat gambaran


air-fluid levels
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Darah Pemeriksaan Fungsi Paru

• Hemoglobin rendah → terjadi polisitemia • FVC normal /sedikit menurun → impaksi


sebagai akibat dari hipoksia kronik. mukus.
• Leukositosis → Infeksi akut • Hipereaktivitas bronkus → terdapat pada
• CRP meningkat → respons inflamasi akut pasien bronkiektasis.
(eksaserbasi akut) • 6 minute walking test

Pemeriksaan Mikrobiologi Pemeriksaan Spesifik

● Menggunakan sampel sputum. • Kadar IgE melebihi 1000 IU adalah suatu


marker yang spesifik untuk Allergic
bronchopumonary aspergillosis.
TATALAKSANA

TERAPI ANTIBIOTIK Higienitas Bronkopulmoner

Pedoman merekomendasikan pemberian ● Latihan batuk efektif


antibiotik oral selama 14 hari untuk bronkiektasis ● Postural drainase
akut ataupun eksaserbasi ● Fisioterapi dada
● Mengencerkan sekret saluran napas
● Pemberian bronkodilator dan kortikosteroid
PEMBEDAHAN inhalasi pada saat eksaserbasi akut.
● Penderita dengan sekret kental dan
mucous pluging → nebulisasi salin dan
● Indikasi tersering pembedahan paru pada tetap mempertahankan hidrasi sistemik
pasien bronkiektasis adalah gejala kronik yang mencukupi.
seperti batuk lama, produksi sputum
purulen, dan batuk darah.
● Lobektomi paling sering dilakukan,
namun teknik lain (segmentomi dan
pneumektomi) juga dilakukan bila perlu.
ANALISIS KASUS

Kasus Teori

Anamnesis:
Pasien merasakan sesak nafas ketika Pasien dengan kardiomegali, memiliki
beraktivitas, dan tidak membaik ketika gejala nafas pendek saat beraktivitas atau
beristirahat. Pasien kadang terbangun beristirahat, ortopnu, dan paroxysmal
ketika tidur karena sesak. Pasien harus nocturnal dyspnea
menggunakan bantal yang tinggi supaya
sesak berkurang.
Keluhan disertai batuk berdahak Pasien dengan bronkiektasis, memiliki
sejak 2 minggu yang lalu. Dahak berwarna gejala Perubahan produksi sputum, Sesak
kekuningan. Pasien mengaku dahak sulit nafas bertambah, Batuk bertambah,
dikeluarkan. Keluhan demam, batuk Demam (suhu badan >38,0˚C)
berdarah, penurunan berat badan, dan
keringat malam disangkal.
ANALISIS KASUS

KASUS TEORI

Pemeriksaan Fisik:
- Batas jantung kiri ICS 4 linea axilaris Batas kiri jantung normal,
Atas : ICS II kiri di linea parastrenalis kiri
anterior sinistra (pinggang jantung)
- Pada pemeriksaan paru didapatkan Bawah: ICS V kiri agak ke medial linea
midklavikularis kiri (tempat iktus)
suara wheezing pada kedua paru.
Pada pasien bronkiektasid didapatkan,
Demam (suhu badan >38,0˚C), Peningkatan
wheezing, Malaise fatigue, letahargie, atau
penurunan toleransi aktivitas fisik
ANALISIS KASUS

Teori Kasus

Pemeriksaan Penunjang: Pada pemeriksaan rontgen, didapatkan


Cardiomegali: gambaran CTR > 48-50%. Terdapat radio sign
Gambaran CTR >50%, terdapat elongasi dan berupa elongasi, dilatasi, atau kalsifikasi.
kalsifikasi pada aorta.
Bronkiektasis:
Radiologi:
Pada pemeriksaan rontgen paru, didapatkan
gambaran tram track line, signet ring sign,
gambaran cincin-cincin bronkiektasis, corakan
Pembuluh darah paru tampak tidak jelas,
paru tampak kasar.
fibrosis peri-bronkovaskular
Hematologi:
Hemoglobin rendah → terjadi polisitemia
sebagai akibat dari hipoksia kronik.
Leukositosis → Infeksi akut
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai