Pandelaki – 112016270
Dr. David D A Sp.JP
Kepaniteraan Klinik ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng
Nama : Tn. S B A Tanggal masuk IGD : 10/07/2017
Jenis Kelamin : laki – laki Tanggal pulang Ranap : 25/07/2017
Umur /TTL : 72 th / Jakarta, Ruang Rawat : Pepaya 432-3
11/02/1945
No. Rekam Medik : 20-64-38
Pekerjaan : Swasta (Pensiun)
Status Pernikahan : menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : jawa
Alamat : Jl. Kapuk Pasar
Darurat RT 005/RW 012 No. 230, Kapuk ,
Cengkareng – Jakarta Barat
Keluhan utama : sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sesak nafas sejak 2 hari SMRS
Sesak dibagian dada seperti tertindih barang berat
Sesak terjadi ketika sedang aktifitas ringan
Sesak dirasakan semakin memberat dan berdurasi ½ - 1 jam.
Sesak pada malam hari dirasakan
Posisi di ganjal 2 bantal lebih enakan
Keluhan lain berupa batuk berdahag sejak 1 minggu SMRS
Selain keluhan sesak, datang ke IGD dengan tetraparese dan bicara pelo , sebelumnya
jatuh dari kamar karena sesak nafas
Riwayat hipertensi sejak lama (?)
Riwayat dirawat di RS 2 tahun karena Stroke non hemoragik
Riwayat konsumsi obat antihipertensi (lupa apa saja?)
Riwayat DM (-), HT (-) keluarga
Pasien merupakan pensiunan pegawai swasta dan sekarang dirumah saja
Riwayat merokok (-), minum – minuman (-)
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : compos mentis
Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 82 x / min
Pernafasan : 28 x / min
Suhu : 36,8
Saturasi oksigen : 98%
Berat badan : 80 kg
Tinggi badan : 172 cm
BMI : 27,04
Status gizi : Obesitas Tingkat I
Kulit : sawo matang, sianosis (-), Ikterik (-), turgor Normal, Lesi (-)
Kepala : normosefal, lesi (-)
Mata : , Konjungtiva anemis - / -, Sklera ikterik - / -, Isokor
Telinga : normotia, fungsi Baik (+/+)
Hidung : septum deviasi, nyeri sinus (-)
Mulut : sianosis (-), lesi apthosa (-), faring dbn
Leher : JVP 5 + 3 , benjolan (-)
Inspeksi :
bentuk dada normal,
lesi (-), benjolan (-)
simetris
tipe pernafasan abdominothorakal
nafas sesak – cepat, retraksi sela iga (-)
penggunaan otot nafas tambahan (+), cekungan suprasternal (+)
Palpasi :
nyeri tekan (-), benjolan (-),
pelebaran sela iga (-), retraksi (-)
Anterior Posterior
Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris statis dan Pergerakam dada simetris statis dan dinamis
dinamis, retraksi suprasternal, supraclavicula (+),
lesi (-)
Palpasi Nyeri tekan (-), benjolan (-), fokal fremitus Selaiga tidak melebar, fokal fremitus
cenderung ke paru kanan cenderung ke paru kanan
Perkusi Sonor di paru kanan dan paru kiri dengan batas Sonor pada Perkusi punggung kanan dan
sonor di ICs ke 4. Batas paru hati di ICs 4 linea redup pada punggung kiri dari IC 4 linea
midclav, dengan peranjakan paru – hati 2 jari ke axillaris posterior hingga ke IC 5/6 linea
distal dari batas paru hati paravertebra
Garis Ellis Damoeseux: mulai dari IC 4 linea
axillaris anterior sinistra ke medial hingga IC 5
parasternal sinistra
Auskultasi Suara nafas dasar vesikuler (+/+), suara nafas Suara nafas dasar vesikuler (+/+), suara nafas
tambahan: ronki basah (+/+), wheezing (-/-), tambahan: ronki basah (+/+) di seluruh
diseluruh lapangan paru. Suara nafas vesikuler lapang paru. Suara nafas vesikuler paru kiri
paru kiri bagian medio-basal melemah. bagian mediobasal melemah
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas kanan jantung : redup pada IC 4 linea parasternal dextra,
Batas atas jantung : redup pada IC 1 linea sternalis sinistra
Batas kiri jantung : redup pada IC 5 linea axilaris anterior sinistra
Batas pinggang jantung : redup pada IC 4 linea midclav sinistra
Batas bawah jantung : tidak dapat dinilai
Auskultasi : BJ I – II reguler , gallop (+) pulmonal dan aorta, murmur (-)
Inspeksi : Perut buncit, lesi (-), pelebaran vena (-), benjolan (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Dinding perut supel, nyeri tekan (-), benjolan (-), asites (-)
balotemen tidak teraba.
Perkusi : Hepar teraba 1 jari dari arcus costa, liem teraba hingga shcuffner II ,
ballotemen tidak teraba, sisanya timpani
(tidak dilakukan) colok dubur dan genital
Ekstremitas
13/7/2017 91 2,1
16/7/2017 65 1,5
19/7/2017 36 1,2
URINE OUTPUT
IPEx
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit yang sedang di derita oleh
pasien sekarang
Istirahat yang cukup
Batasi masukan cairan diluar pemberian rumah sakit
Rajin minum obat dan kontrol jika sudah lepas rawat
Prognosis
Ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
tekanan darah masuk IGD 193/103 mmHg – tgl 10/7/2017] [tekanan darah
sekarang 140 / 80] riwayat hipertensi lama
Assesment :
Mencari faktor risiko kardiovaskular (profil lipid darah TG, CH , LDL, HDL)
Mencari komplikasi (CHF, Edema tungkai)
IPDx
Kolesterol darah (LDL, HDL)
GD I, II
Ureum dan kreatinin
IPTx
Amlodipin 1 x 10 mg
Candesartan 1 x 8 mg
IPMx
Vital sign
IPEx
Kurangi pemakaian garam berlebih dalam masakan
Gaya hidup sehat
Kurangi makanan mengandung kolestrol, trigliserid
Minum obat secara teratur
Pasien sesak nafas, ronki +/+ seluruh lapang paru, pf pekak regio mediobasal
paru sinistra ICs 4 AA – ICs 5 PS sinistra
IPMx
Pemeriksaan fisik paru (perkusi dan auskultasi)
Foto rontgen berkala
IPEx
Tirah baring, aktifitas minimal
Minum obat teratur
(Kadar awal ureum 77 mg/dL dan kreatinin 1,9mg/dL)
Assessment
IPDx
Cek enzim ginjal (ureum dan kreatinin)
Cek urin output dalam 24 jam
Tanggal Ureum (mg/dL) Kreatinin
Test darah hematologi rutin (mg/dL)
USG ginjal 10/7/2017 77 1,9
13/7/2017 91 2,1
16/7/2017 65 1,5
19/7/2017 36 1,2
Tetraplegia, lemas seluruh tubuh, GCS turun,
Assesment :
Etiologi : Stroke Non Hemorrhagic, Stroke Hemorrhagic
Faktor risiko cerebrovaskuler : Dislipidemia, Diabetes Mellitus, Penyakit katup
jantung
IPDx
CT-Scan Kepala
Cek Kolesterol (LDL dan HDL)
Sirijaj Score
- Prognosis
Trigliserid
GD I dan II o Ad vitam : dubia ad malam
Echocardiography
o Ad sanationam : dubia ad malam
IPTx
Oksigen 3 liter / menit o Ad fungtionam : dubia ad malam
Posisikan kepala posisi 30°
Amlodipin 1 x 10 mg
Candesartan 1 x 8 mg
Aspirin 1 x 160 mg
Konsul ke dokter Spesialis Saraf
IPMx
Glassglow Coma Scale
Vital sign
S/ Sesak malam, nyaman di ganjal 2 bantal, sesak bagian dada masih, aktifitas ringan sesak, mual (+), muntah (-), bicara pelo, tangan
kaki agak sulit digerakan. BAB, BAK lancar
O/ TD 140/ 80 mmHg, N 82 x/m, RR 28 x/m, T 36,8°, SpIO2 98%, Tampak sakit berat, Compos Mentis
Leher: JVP 5+3,
Thorax: Batas jantung melebar ke aksilaris anterior sinistra, BJ I-II Reguler, G(-), M(-), vesikuler (+/+), Ronki (+/+) KLP, pekak IC 4 Aksilaris
Anterior Sinistra – IC 5 Parasternal
Abomen: supel, Bising usus (+), Hepar 1 jari bawah arc costa, spleen SF II
Ekstremitas: akral hangat, gerak terbatas, kekuatan 3+/3+/3+/3+, edema (-)
A/ CHF NYHA IV, AKI stadium I, Edem pulmo – ef pleura sinistra, SNH,
P/ - RL per 12 jam, diet bubur sumsum
- Aspilet 1 x 160 mg
- Simvastatin 1 x 20 mg
- Ramipril 1 x 2,5 mg
- N – asetilsistein 3 x 1
- Ambroksol 3 x 1
- Asam Folat 3 x 1 Tanggal 13/7/2017
- Paracetamol 4 x 750 mg
- Amiodaron 3 x 1
- Citicoline 3 x 520 mg
- Omeprazole 2 x 1
S/ Sesak nafas masih dirasa, nyeri dada (-), mual (+), muntah (-), bicara pelo, gerakan terbatas, dan membaik, kadang batuk
O/ TD 197/98 mmHg, N 82 x/m, RR 28 x/m, T 36,8°, SpIO2 98%, Tampak sakit berat, Compos Mentis
Mata – kepala: normosefal, CA ( - / - ), SI ( - / - )
Leher: JVP 5+3 benjolan (-)
Thorax: Batas jantung melebar ke aksilaris anterior sinistra, BJ I-II Reguler, G(-), M(-), vesikuler (+/+), Ronki (+/+) KLP, pekak IC 4 Aksilaris
Anterior Sinistra – IC 5 Parasternal
Abomen: supel, Bising usus (+), Hepar 1 jari bawah arc costa, spleen SF II
Ekstremitas: akral hangat, gerak terbatas, kekuatan 3+/3+/3+/3+, edema (-)
A/ CHF NYHA IV, AKI stadium I, Edem pulmonal- efusi pleura sinistra SNH
O/ TD 160/80 mmHg, N 88 x/m, RR 22 x/m, T 36,8°, SpIO2 98%, Tampak sakit berat, Compos Mentis
Mata – kepala: normosefal, CA ( - / - ), SI ( - / - )
Leher: JVP 5+2 benjolan (-)
Thorax: Batas jantung melebar ke aksilaris anterior sinistra, BJ I-II Reguler, G(-), M(-), vesikuler (+/+), Ronki (+/+) KLP, pekak IC 4 Aksilaris
Anterior Sinistra – IC 5 Parasternal
Abdomen: supel, Bising usus (+), Hepar 1 jari bawah arc costa, spleen SF II
Ekstremitas: akral hangat, gerak terbatas, kekuatan 3+/3+/3+/3+, edema (-)
A/ CHF NYHA IV, AKI stadium I, Edem pulmonal- efusi pleura sinistra SNH
O/ TD 140/80 mmHg, N 85 x/m, RR 22 x/m, T 36,5°, SpIO2 98%, Tampak sakit berat, Compos Mentis
Mata – kepala: normosefal, CA ( - / - ), SI ( - / - )
Leher: JVP 5+2 benjolan (-)
Thorax: Batas jantung melebar ke aksilaris anterior sinistra, BJ I-II Reguler, G(-), M(-), vesikuler (+/+), Ronki (+/+) KLP, pekak IC 4 Aksilaris
Anterior Sinistra – IC 5 Parasternal
Abdomen: supel, Bising usus (+), Hepar 1 jari bawah arc costa, spleen SF II
Ekstremitas: akral hangat, gerak terbatas, kekuatan 3+/3+/3+/3+, edema (-)
A/ CHF, NYHA IV AKI stadium I, Edem pulmonal- efusi pleura sinistra SNH
O/ TD 120/80 mmHg, N 82 x/m, RR 20 x/m, T 36,8°, SpIO2 98%, Tampak sakit berat, Compos Mentis
Mata – kepala: normosefal, CA ( - / - ), SI ( - / - )
Leher: JVP 5+2 benjolan (-)
Thorax: Batas jantung melebar ke aksilaris anterior sinistra, BJ I-II Reguler, G(-), M(-), vesikuler (+/+), Ronki (+/+) KLP, pekak IC 4 Aksilaris
Anterior Sinistra – IC 5 Parasternal
Abdomen: supel, Bising usus (+), Hepar 1 jari bawah arc costa, spleen SF II
Ekstremitas: akral hangat, gerak terbatas, kekuatan 3+/3+/3+/3+, edema (-)
A/ CHF NYHA IV, AKI stadium I, Edem pulmonal- efusi pleura sinistra SNH
O/ TD 140/80 mmHg, N 85 x/m, RR 22 x/m, T 36,5°, SpIO2 98%, Tampak sakit berat, Compos Mentis
Mata – kepala: normosefal, CA ( - / - ), SI ( - / - )
Leher: JVP 5+2 benjolan (-)
Thorax: Batas jantung melebar ke aksilaris anterior sinistra, BJ I-II Reguler, G(-), M(-), vesikuler (+/+), Ronki (+/+) KLP, pekak IC 4 Aksilaris
Anterior Sinistra – IC 5 Parasternal
Abdomen: supel, Bising usus (+), Hepar 1 jari bawah arc costa, spleen SF II
Ekstremitas: akral hangat, gerak terbatas, kekuatan 3+/3+/3+/3+, edema (-)
A/ CHF NYHA IV, AKI stadium I, Edem pulmonal- efusi pleura sinistra SNH
O/ TD 130/90 mmHg, N 80 x/m, RR 20 x/m, T 36,5°, SpIO2 98%, Tampak sakit berat, Compos Mentis
Mata – kepala: normosefal, CA ( - / - ), SI ( - / - )
Leher: JVP 5+2 benjolan (-)
Thorax: Batas jantung melebar ke aksilaris anterior sinistra, BJ I-II Reguler, G(-), M(-), vesikuler (+/+), Ronki (-/-), pekak IC 4 Aksilaris Anterior Sinistra – IC 5
Parasternal
Abdomen: supel, Bising usus (+), Hepar 1 jari bawah arc costa, spleen SF II
Ekstremitas: akral hangat, gerak terbatas, kekuatan 3+/3+/3+/3+, edema (-)
A/ CHF NYHA III, AKI stadium I, Edem pulmonal- efusi pleura sinistra SNH
O/ TD 121/70 mmHg, N 69 x/m, RR 24 x/m, T 36,5°, SpIO2 98%, Tampak sakit berat, Compos Mentis
Mata – kepala: normosefal, CA ( - / - ), SI ( - / - )
Leher: JVP 5+1 benjolan (-)
Thorax: Batas jantung melebar ke aksilaris anterior sinistra, BJ I-II Reguler, G(-), M(-), vesikuler (+/+), Ronki (-/-), pekak IC 4 Aksilaris
Anterior Sinistra – IC 5 Parasternal
Abdomen: supel, Bising usus (+), Hepar 1 jari bawah arc costa, spleen SF II
Ekstremitas: akral hangat, gerak aktif, kekuatan 3+/3+/3+/3+, edema (-)
A/ CHF NYHA III, AKI stadium I, Edem pulmonal- efusi pleura sinistra SNH
O/ TD mmHg, N x/m, RR x/m, T °, SpIO2 98%, Tampak sakit berat, Compos Mentis
Mata – kepala: normosefal, CA ( - / - ), SI ( - / - )
Leher: JVP 5+1 benjolan (-)
Thorax: Batas jantung melebar ke aksilaris anterior sinistra, BJ I-II Reguler, G(-), M(-), vesikuler (+/+), Ronki (-/-), pekak IC 4 Aksilaris
Anterior Sinistra – IC 5 Parasternal
Abdomen: supel, Bising usus (+), Hepar 1 jari bawah arc costa, spleen SF II
Ekstremitas: akral hangat, gerak aktif, kekuatan 3+/3+/3+/3+, edema (-)
A/ CHF NYHA III, AKI stadium I, Edem pulmonal- efusi pleura sinistra SNH
Stadium B Telah terbentuk penyakit struktur Kelas II Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak
jantung yang berhubungan dengan terdapat keluhan saat istrahat, namun aktifitas
perkembangan gagal jantung, tidak terdapat fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi
tanda atau gejala atau sesak nafas
Stadium C Gagal jantung yang simtomatik Kelas III Terdapat batasan aktifitas bermakna.
berhubungan dengan penyakit struktural Tidak terdapat keluhan saat istrahat, tetapi aktfitas
jantung yang mendasari fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi atau
sesak
Stadium D Penyakit jantung struktural lanjut Kelas IV Tidak dapat melakukan aktifitas fisik
serta gejala gagal jantung yang sangat tanpa keluhan. Terdapat gejala saat istrahat.
bermakna saat istrahat walaupun sudah Keluhan meningkat saat melakukan aktifitas
mendapat terapi medis maksimal (refrakter)
Gejala Tanda
Tipikal Spesifik
- Sesak nafas - Ortopneu - Paroxysmal - Peningkatan JVP - Refluks hepatojugular
nocturnal dyspnoe - Toleransi aktifitas - Suara jantung S3 (gallop) - Apex jantung
yang berkurang - Cepat lelah - Begkak bergeser ke lateral - Bising jantung
di pergelangan kaki
Medikamentosa
Diuretik – furosemide 1 x 1 amp
Vasodilator – ISDN 3 x 5 mg, ACE-I
Inotropik positif – digoxin
Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru penumpukan cairan di jaringan interstitial paru
dan alveoli (transudasi)
Transudasi jika tekanan darah kapiler paru mencapai 25 mmHg
Gejala dyspnea, sulit benafas, nafas cepat, batuk berdahag cair, akral dingin, takitardi,
diaphoresis
Penanganan awal
Posisikan setengah duduk
Suplementasi oksigen masker
Morfin IV (untuk kurangi anxietas dan vasodilator, < preload)
IV inotropic (digoxin, dopamine)
Penanganan gagal jantung kongestif (furosemide iv, nitrat dengan pemamtauan ketat)
LMNOP (Lasix-Morfin-Nitrate-Oxygen-Position)
Primer / essensial Tingkatan Hipetensi
Sekunder Clasification Systolic Blood Diastolic Blood
Pressure Pressure
Tingkatan hipertensi (mmHg) (mmHg)
Normal ˂120 And ˂80
Prehypertensi 120-139 Or 80-89
on
Stage I 140-159 Or 90-99
Hypertension
Stage II ≥160 Or ≥100
Hypertension
Faktor Risiko Hipertensi
Faktor Risiko yang Dapat di Modifikasi Faktor Risiko yang Tidak Dapat di
Modifikasi
Obesitas Umur
Kurang Olah Raga Ras
Merokok Family History
Diet yang tidak sehat (Tinggi
sodium)
Meminum minum yang ber-alkohol
terlalu sering
Stress
Sleep Apnea
Diabetes
Hipertensi kerusakan dinding arteri hipertrofi otot polos, disfungsi endotel,
percepat plak aterosklerosis (penigkatan prod NO)
Target organ :
Jantung LVH (peningkatan preload dan afterload, iskemia, infark
Cerebrovaskuler Hypertention induce stroke
Ginjal hypertention induce kidney disease
Retina retinopati hypertention
First line th/
Non farmako : modifikasi gaya hidup (DASH ini diet yang memakan buah, sayur, gandum
atau sejenisnya, dan daging unggas. Selain itu diet ini juga harus menguragi sodium dan
daging merah)
Farmako :
CCB
ACE Inh (Ramipril)
ARB
Kombinasi jika TD ≥160/100mmHg atau tekanan sistolik ≥20mmHg dari goal atau tekanan
diastolik ≥10 dari goal.
Beta-blocker beta reseptor di jantung agar tidak diaktifkan
- Menurunkan HR
Aldosterone antagonis (AA) spironolakton menurunkan retensi cairan dan
garam
Alpha-bloker
Alpha 2 agonis clonidine , metildopa bekerja central menghambat
neurotransmitter yang menyebabkan peningkatan tekanan darah
Penurunan fungsi ginjal secara cepat dan tiba – tiba diikuti dengan kriteria
gangguan pada pre-renal, renal atau post-renal kurang lebih 7 hari
Penentuan tingkatan gagal ginjal akut, dapat dilihat dari kriteria RIFLE (Risk, Injury,
Failure, Loss, End-stage) dari klasifikasi AKI Network 2007.
Diagnosa :
USG
Lab darah ureum kreatinin
Urin output
Penanganan gagal ginjal akut berdasarkan pada penyebab utamanya (pre-renal,
renal, post renal).
Pilihan terapi pengganti ginjal (transplantasi ginjal, dialysis peritoneal dan terapi
hemodialysis) di indikasikan jika gagal ginjal akut telah mencapai kriteria RIFLE 3
dan selanjutnya