Pembimbing :
Dr Ferry Darmawan, Sp.OG
Disusun oleh :
Handhy Tanara 112016189
KONTRASEPSI PASCAPERSALINAN
Pada umumnya klien pasca persalinan ingin menunda kehamilan berikutnya paling sedikit 2
tahun lagi, atau tidak ingin tambahan anak lagi. Konseling tentang keluarga berencana atau
metode kontrasepsi sebaiknya diberikan sewaktu asuhan antenatal maupun pasca persalinan.1,2
Klien pasca persalinan dianjurkan :2
- Memberi ASI ekslusif kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan.
- Sesudah bayi berusia 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI, dengan pemberian ASI
diteruskan sampai anak berusia 2 tahun.
- Tidak menghentikan ASI untuk mulai suatu metode kontrasepsi.
- Metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi ASI atau
kesehatan bayi.
2
- Pola menyusui on demand (menyusu setiap kali bayi membutuhkan) dan dari kedua
payudara
- Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari
- Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam
Keterbatasan
- Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pascapersalinan
- Mungkin sulit dilaksanankan karena kondisi sosial
- Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
- Tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual (IMS) termasuk virus hepatitis
B/HBV dan HIV/AIDS
Yang dapat menggunakan MAL adalah ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur
kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah melahirkan. Sebaliknya yang seharusnya
tidak menggunakan MAL adalah klien yang sudah mendapat haid setelah bersalin, tidak
menyusui secara eksklusif, bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan, ibu yang bekerja dan
terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.2
3
meskipun dengan dosis tinggi efek menghambat ovulasi sekitar 95-98%. Hal ini dipengaruhi
oleh efek dari progesterone disamping estrogen.1,2
Estrogen merupakan hormon seks yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tuba falopi, ovarium, uterus, dan alat kelamin eksternal serta karakteristik seks
sekunder. Hormon tersebut berkaitan dengan perubahan siklus normal yang terjadi pada
endometrium selama siklus haid. Estradiol merupakan estrogen alami utama yang diproduksi
oleh ovarium disamping beberapa estrogen yang diproduksi secara metabolik di hati. Beberapa
sediaan estrogen alami atau sintetik dikembangkan untuk pemakaian oral, parenteral, maupun
topikal. Absorpsi oleh membran mukosa saluran kelamin dan pencernaan biasanya baik dan
absorpsi melalui kulit juga bisa menimbulkan efek sistemik.1
4
d. Implantasi akan dihambat bila progesteron diberikan sebelum ovulasi. Walaupun
ovulasi dapat terjadi, produksi progesteron dari korpus luteum akan berkurang sehingga
implantasi dihambat.
e. Penghambatan ovulasi melalui fungsi hypothalamus-hipofisi-ovarium.
Manfaat :2
- Memiliki efektivitas yang tinggi, dapat dipercaya jika dimakan sesuai aturan pakainya
- Pemakai pil dapat hamil lagi, bilamana dikehendaki kesuburan kembali dengan cepat
- Tidak mengganggu hubungan seksual
- Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
- Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang, tidak terjadi nyeri haid
- Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk
mencegah kehamilan
- Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
- Mudah dihentikan setiap saat
- Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
- Dikatakan dapat mengurangi angka kejadian kanker ovarium
Kekurangan :
- Pil harus dimakan setiap hari, kurang cocok bagi wanita yang pelupa
- Mual, terutama pada 3 bulan pertama
- Perdarah bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
- Pusing, nyeri payudara, berat badan naik sedikit
- Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
- Meningkatkan tekanan darah, retensi cairan, sehingga resiko stroke, dan gangguan
5
- pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat
- Tidak mencegah IMS
6
Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
- Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil
kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
C. Kontrasepsi Progestin2
Kontrasepsi yang paling sering digunakan adalah DMPA (Depot Medroxyprogesterone
Acetate, Depo Proveral®). Tiap injeksi terdiri dari 150 mg DMPA yang diberikan
setiap 3 bulan dengan cara suntikan intramuskular (IM) atau 104 mg untuk suntikan
subkutan.2
MPA adalah 17-acetoxy-6-methylprogestin yang memiliki aktivitas prostogenik pada
manusia. Karena MPA tidak dimetabolisme secara cepat seperti komponen progesteron
alami, hormon ini dapat diberikan dalam dosis yang lebih kecil dari progesterone
dengan efek progestasional yang setara. DMPA, formula suntikan jangka panjang dari
MPA, terdiri dari suspensi kristal. Dosis IM untuk DMPA 150 mg yang diberikan
secara injeksi di m.deltoideus atau m.gluteus. Setelah disuntikan, progestin dilepaskan
secara perlahan ke dalam sirkulasi sistemik. Area injeksi sebaiknya jangan diurut
sehingga obat dapat dilepaskan secara perlahan ke dalam sirkulasi dan
mempertahankan efek dari kontrasepsi paling kurang 4 bulan. Formulasi untuk
penyuntikan subkutaneus (SC) yang terbaru terdiri atas 104 mg DMPA dalam 0.65 mL
diluent dan diinjeksikan secara SC di paha anterior atau dinding perut.2
Depo-subQ Provera 104, adalah jenis DMPA untuk penyuntikan subkutan, pertama kali
diterima PDA tahun 2005. Dosisnya 30% lebih rendah dibanding DMPA IM. Karena
penyuntikan secara subkutan, kadarnya dalam darah adekuat untuk menahan ovulasi
13 minggu pada subyek yang diteliti, dengan waktu rata-rata sekitar 30 minggu untuk
mengembalikan fungsi ovulasi yang normal. Kadar dalam darah lebih rendah pada
wanita dengan berat badan berlebih tetapi masih tetap efisien untuk menekan ovulasi
dengan baik.2
Perempuan seharusnya dikonselingkan mengenai kemungkinan munculnya perdarahan
abnormal atau amenorrhea selama penggunaan DMPA sebelum menerima injeksi
pertama. Wanita yang menginginkan kehamilan dan menghentikan penggunaan DMPA
seharusnya diberitahukan bahwa akan terdapat penundaan kesuburan (fertilitas) hingga
obat hilang dari sirkulasi. Penggunaan DMPA tidak mencegah kembalinya kesuburan,
DMPA hanya menunda kembalinya kesuburan secara cepat. Setahun setelah injeksi
7
DMPA terakhir, 94,7% wanita yang menerima DMPA secara IM dan 97.4% secara SC
mengalami ovulasi. Beberapa peneliti menemukan bahwa waktu rata-rata terjadinya
konsepsi setelah penghentiaan DMPA bervariasi menurut berat badan. Peningkatan
berat badan memilki hubungan dengan peningkatan waktu rata-rata dari konsepsi, dan
hal ini disebabkan obat diabsorpsi dalam jaringan adiposa sehingga tidak dapat
dieliminasi secara cepat.1,2,6
Injeksi awal sebaiknya diberikan pada hari kelima dari siklus untuk mencegah ovulasi.
Karena salah satu efek kontrasepsi ini menghambat aktivitas thrombogenik, injeksi
pertama sebaiknya diberikan 5 hari postpartum pada ibu yang tidak menyusui, tetapi
bila ibu ingin menyusui injeksi pertama sebaiknya ditunda hingga 6 minggu
postpartum. DMPA tidak mempengaruhi kuantitas atau kualitas ASI atau kesehatan
bayi yang disusui. Perempuan yang tidak haid sebaiknya memeriksakan hormon HCG,
dan bila negatif, yang menandakan perempuan tersebut tidak hamil, injeksi DMPA
dapat dilakukan. Akan tetapi, bila terdapat keraguan, dapat dianjurkan penggunaan
kontrasepsi metode barrier selama 2 minggu kemudian dilakukan pemeriksaan HCG
ulangan, dan bila tetap negatif dapat dilakukan penyuntikan. Hal yang sama juga
berlaku pada wanita yang sebelumnya mendapat DMPA tetapi terlambat 13 minggu
untuk injeksi berikutnya dan tetap amenorrhea. Bila timbul kehamilan tidak terduga,
tidak terdapat bukti bahwa DMPA menimbulkan efek teratogenik pada bayi.6
1. Profil
- Sangat efektif
- Aman
- Suntikan ini juga dapat di pakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
- Kembalinya kesuburan lebih lambat rata-rata 4 bulan
- Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
2. Cara Kerja
- Mencegah Ovulasi.
- Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperna.
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
- Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3. Efektivitas
Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0.3
8
kehamilan per 100 kehamilan per 100 perempuan per tahun , asal penyuntikannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
4. Keuntungan
- Sangat efektif.
- Pencegahan kehamilan jangka panjang.
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
- Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius pada penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah.
- Tidak mempengaruhi produksi ASI.
- Sedikit efek samping.
5. Keterbatasan.1,2
- Sering ditemukan gangguan haid
- Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan).
- Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
- Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
- Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
- Permasalahan berat badan merupakan permasalahan tersering.
- Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis
B virus ,atau infeksi virus HIV.
- Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
- Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada
organ genitalia melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari depo
nya.
- Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
- Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang
(densitas).
- Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido ,gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas,jerawat.
9
D. AKDR Hormonal1-5
AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim) hormonal yang saat ini beredar mengandung
sekitar 25% dari kadar hormon progestin yang digunakan pada kontrasepsi hormonal
yaitu sekitar 46-60 mg dengan pelepasan 20 mcg per hari. AKDR levonorgestrel efektif
digunakan selama 5 tahun. Bentuknya menyerupai AKDR copper Nova-T, namun
tanpa mengandung copper. Komponen vertikalnya mengandung 52 mg hormon
levonorgestrel sintesis. IUD dengan progesteron/levonorgestrel (Mirena) menghambat
ovulasi menyebabkan penebalan mukus serviks hingga menghambat penetrasi sperma,
juga menyebabkan endometrium menjadi tipis sehingga sulit terjadi implantasi janin di
endometrium dan progesteron juga menyebabkan endometrium menjadi atrofi. Selain
itu, sama seperti IUD dengan tembaga, Mirena juga menstimulasi pengeluaran mediator
inflamasi yang bersifat spermisidal dan ovisidal
E. KB Alamiah2
1. Definisi
Metode keluarga berencana alamiah atau natural family planning adalah metode
pengendalian kelahiran yang tidak membutuhkan alat, bahan kimia maupun obat-
10
obatan (metode hormonal). Bagi wanita maupun pasangan yang ingin menghindari efek
samping dari penggunaan alat kontrasepsi sederhana dengan alat maupun kontrasepsi
modern, maka lebih memilih cara KB alami.1-3
2. Macam KBA2
- Metode kalender atau pantang berkala (Calendar method or periodic abstinence).
- Metode suhu tubuh basal (Basal body temperature method).
- Metode mukosa serviks (Cervical mucous method or ovulasi billings).
- Metode simptothermal (Method simptothermal yaitu perpaduan suhu tubuh basal
dan ovulasi billings).
3. Manfaat2
Manfaat kontrasepsi
- Untuk mencegah kehamilan, bila digunakan dengan benar.
- Membantu untuk mencapai kehamilan, bila pasangan menginginkan kehamilan.
- Tidak ada efek samping sistemik.
- Murah atau tanpa biaya.
Manfaat non kontrasepsi
- Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.
- Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
- Mempererat tanggung jawab dan kerjasama antar pasangan.
- Menjalin komunikasi antara pasangan.
4. Keterbatasan2
- Tidak cukup efektif sebagai metode kontrasepsi (angka kegagalan 9-20 kehamilan
per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian).
- Tingkat efektifitas tergantung dari ketaatan dan konsistensi dalam mengikuti
instruksi.
- Memerlukan konseling bahkan pelatihan untuk dapat menggunakan dengan benar.
- Memerlukan mediator atau tenaga terlatih untuk kesinambungan informasi dan
komunikasi.
- Mampu mengendalikan hasrat untuk tidak melakukan senggama pada saat masa
subur (agar tidak hamil).
- Perlu pencatatan setiap hari (tentang mukus, suhu basal, dan gejala biologis
lainnya).
- Gangguan (misal infeksi vagina) akan menyulitkan interpretasi lendir serviks.
11
- Memerlukan termometer khusus untuk metode suhu tubuh basal.
- Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV
maupun HIV/AIDS.
12
DAFTAR PUSTAKA
13