Anda di halaman 1dari 73

MAKALAH KONTRASEPSI HORMONAL

BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar.Laju pertumbuhan
penduduk Indonesia cukup besar, sehingga perlu dilakukan program pembatasan angka
kelahiran.Program pembatasan angka kelahiran di Indonesia dikenal dengan program keluarga
berencana yang disingkat dengan KB. Pembatasan kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya
untuk membatasi angka kelahiran tetapi juga mengurangi angka mortalitas ibu dan anak,
terutama ibu dengan usia tua, yang ketika hamil, angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi
dan juga kemungkinan anak yang dilahirkan menderita gangguan kromosomal seperti sindrom
Down dan sebagainya cukup tinggi.
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Namun sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena idealnya suatu
kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan
motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal .
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan sejak berkembangnya kontrasepsi di
Indonesia, penggunaan kontrasepsi masih dalam taraf belum cukup memuaskan , sampai saat ini
masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk menggunakan kontrasepsi dengan alasan
takut akan efek samping yang merugikan bahkan lebih memprihatinkan adalah bahwa masih
banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu apa itu kontrasepsi, terutama masyarakat
Indonesia yang tinggal di daerah terpencil dan yang tidak berpendidikan. Padahal sampai saat ini
kontrasepsi di Indonesia telah mengalami evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya guna,
aman, murah, estetik, mudah didapat dan efek samping minimal. Dengan mengenal seluk beluk
alat kontrasepsi, mulai dari apa itu kontrasepsi hingga efek samping yang ditimbulkan
diharapkan kedepannya kontrasepsi dapat dengan mudah diterima dan jangkau oleh masyarakat
Indonesia terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil. Untuk itu perlunya
digalakkan edukasi yang optimal mengenai kontrasepsi.Oleh karena itu, adalah sebuah langkah
yang baik jika pemahaman tentang kontrasepsi ditingkatkan oleh seorang calon dokter praktik
umum.Sehingga nantinya diharapkan seorang dokter praktik umum mampu melakukan edukasi
dan penatalaksanaan secara paripurna mengenai kontrasepsi.Dan pada akhirnya, dengan
pemahaman yang baik di kalangan calon dokter praktik umum, program keluarga berencana di
Indonesia dapat berjalan dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONTRASEPSI HORMONAL
2.1 Amenorea
Amenorea adalah hilangnya periode menstruasi pada wanita yang reproduktif. Amenorea
fisiologis terjadi saat wanita hamil dan menyusui, dan menepouse. Terjadinya amenorea dapt
disebabkan oleh banyak faktor. Disebut Amneorea primer jika selam hidupnya wanita tersebut
belum pernah mengalami menstruasi. Sedangkan disebutk amenorea sekunder jika wanita
tersebut pernah mengalami menstrausi.

Penyebab amenorea primer antara lainnya:

1. Disgenesis gonad, termasuk Turner Syndrome.

2. Mullerian agenesis (Mayer-von-Rokitansky-Küster-Hauser syndrome (MRKH)).

3. Androgen insensitivity syndrome.

4. Keterlambatan pematangan hypothalamic-pituitary.

5. Olfacto-genital dysplasia, Kallmann syndrome.

6. Obstruksi Vagina, cryptomenorrhea, himen imperforata.

7. Abnormalitas reseptor hormon FSH dan LH.

8. Congenital adrenal hyperplasia

9. Swyer syndrome

10. Galactosemia

11. Kekurangan enzim aromatase

12. Prader-Willi syndrome

13. Male pseudo-hermaphroditism (1 dari 150 ribu kelahiran)

14. Kelainan intersex lainnya.


Sedangkan penyebab amenorea sekunder antara lainnya:

1. Kehamilan

2. Anovulasi

3. Menopause

4. Menopause dini

5. Disfungsi Hypothalamic-pituitary, termasuk

1. Amenorea pasca latihan berat

2. Amenorea akibat stress,

3. Gangguan makan dan berat badan (kegemukan, anorexia nervosa, atau bulimia)

6. Hyperprolactinemia

7. Polycystic ovary syndrome (PCO-S)

8. Tumor yang menghasilkan androgen seperti arrhenoblastoma

9. Asherman's Syndrome

10. Disfungsi tiroid

11. Hemochromatosis

12. Drug-induced

b.Patofisologi

Untuk mencetuskan terjadinya menstruasi dibutuhkan mekanisme stimulasi dan inhibisi yang
berjalan sinergis. Hormon LH, progesteron, dan estrogen berguna untuk mencetuskan
terjadinyaproses menstruasi dan seks sekunder. Terjadinya amenorea menunjukkan adanya
gangguan di salah satu sisitem hormon reproduksi. Misalnya pada amenorea Hypogonadotropic
terdapat kadar hormon FSH dan rendah. Oleh karena itu terjadinya amenorea harus diketahui
untuk terapi yang adekuat sesuai dengan penyebabnya.
c.Tatalaksana

Tatalaksana tergantung dari penyakit yang mendasarinya.Pada keadaan hormon estrogen dan
progesterin yang rendah maka pemberiaan hormon replacment sangat berguna.Tetapi kalau
penyebabnya karena tidak berfungsinya hipotalamus atau ovarium maka pemberiaan hormon
tidak terlalu bermanfaat.

2.2 Definisi kontrasepsi


Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan menghambat
sperma mencapai ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan mencegah ovum
yang telah dibuahi tertanam pada endometrium (mekanisme yang menyebabkan lingkungan
uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).1
2.3 Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi mengandung kombinasi estrogen dan progesteron sintetik atau hanya progestin.
Estrogen menekan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan mencegah perkembangan folikel
dominant.Estrogen juga menstabilkan bagian dasar endometrium dan memperkuat kerja
progestin.Progestin menekan peningkatan Luteinizing Hormone (LH) sehingga mencegah
ovulasi. Progestin juga menyebabkan penebalan mukus leher rahim sehingga mempersulit
perjalanan sperma dan atrofi endometrium sehingga menghambat implantasi.1
2.4 Kontasepsi kombinasi ( hormon estrogen dan progesteron).1
2.4.1 Pil kombinasi
Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sintetik.Pil diminum setiap hari
selama tiga minggu diikuti dengan satu minggu tanpa pil atau plasebo. Estrogennya adalah etinil
estradiol atau mestranol dalam dosis 0,05; 0,08 ; 0,1 mg pertablet. Progestinnya bervariasi.

a. Jenis

 Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam
dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: microgynon
Komposisi
21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg Levonorgestrel dan 0.03 mg Etinilestradiol serta
7 tablet plasebo.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari berturut-turut. Kemasan berikutnya dimulai setelah
tablet pada kemasan sebelumnya habis.
Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya (pada bulan yang lalu). Pemakaian tablet
harus dimulai pada hari ke-1 dari siklus alami wanita (yaitu hari pertama menstruasi) dimulai
dari bidang biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai dengan harinya (seperti "Sen" untuk Senin).
Mulai pada hari ke 2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus pertama dianjur¬kan untuk
menggunakan metoda pencegahan tambahan selama 7 hari pertama minum tablet.
Pemakaian selanjutnya
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis, mulailah kemasan yang baru tanpa terputus pada
hari berikutnya, sekali lagi pilih tablet pada bidang biru sesuai dengan hari pada saat itu.
 Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam
dua dosuis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: Climen 28
Komposisi
Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol valerate 2 mg dan 12 tablet pink berisi estradiol
valerate 2 mg dan cyproterone acetate 1 mg.
Cara pemakaian
Minumkan tablet putih satu kali sehari selama 16 hari dilanjutkan dengan tablet pink satu kali
sehari hingga habis.
 Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam 3
dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: TRINORDIOL*-28
Komposisi
Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet. Tablet-tablet ini disusun dalam kemasan menurut
urutan sebagai berikut: 6 tablet kuning tua dari 0.03 mg etinilestradiol dan 0.05 mg
levonorgestrel, 5 tablet putih dari 0.04 mg etinilestradiol dan 0.075 mg levonorgestrel, 10 tablet
kuning dari 0.03 mg etinilestradiol dan 0.125 mg levonorgestrel, 7 tablet innert merah dari
31.835 mg laktosa.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet sehari untuk 28 hari berturut-turut dalam urutan yang tepat seperti diuraikan di atas.
Tablet-tablet diminum terus menerus tanpa dihentikan. Segera setelah satu kemasan habis,
mulailah dengan kemasan yang baru dan diminum seperti diuraikan di atas. Dianjurkan tablet
Trinordiol*-28 diminum setiap hari pada waktu yang sama, sebaiknya setelah makan atau pada
waktu mau tidur. Bila pemakai merasa mual, sebaiknya tablet diminum dengan susu.
Sikluspertama:
Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan meminum satu tablet setiap hari selama 28
hari berturut-turut, dimulai dari hari pertama dari siklus haid (hari kesatu datangnya haid adalah
hari pertama). Perdarahan akan terjadi sebelum tablet Trinordiol*-28terakhir diminum.
Siklus-siklus Berikutnya:
Pemakai hendaknya segera mulai kemasan berikutnya walaupun perdarahan masih berlangsung.
Tiap 28 hari penggunaan Trinordiol*-28 dimulai pada hari yang samaseperti pada pemakaian
pertama kalinya pada bagian foil berwarna merah dan mengikuti jadual yang sama.
Meskipun terjadinya kehamilan sangat kecilbila tablet digunakan sesuai petunjuk bila perdarahan
tidak terjadi setelah tablet terakhir diminum, kemungkinan hamil harus dipertimbangkan.
Bila pasien tidak menuruti cara penggunaan yang tertera (lupa satu atau lebih tablet atau mulai
minum tablet yang terlupa pada hari terlambat daripada seharusnya) kemungkinan hamil harus
dipertimbangkan pada saat tidak terjadi haid dan dilakukan cara-cara dianostik yang tepat
sebelum pengobatan dilanjutkan.Bila pasien telah mengikuti petunjuk pengobatan dan telah
minum tablet dua siklus berturut-turut tidak terjadi haid, tidak terjadinya kehamilan harus benar-
benar dipastikan oleh dokter atau petugas kesehatan yang ditunjuk sebelum penggunaan tablet
kontrasepsinya
dilanjutkan.
Tablet-tablet yang Terlupa Diminum
Pemakai harus diinstruksikan untuk meminum tablet yang terlupa secepatnya setelah teringat.
Bila dua tablet berturut-turut terlupakan, keduanya harus diminum setelah teringat. Tablet
berikutnya harus diminum pada waktu yang sama. Tiap saat pasien terlupakan satu atau dua
tablet , ia harus juga mnggunakan cara kontraseptiva tambahan non steroidal (misalnya cara
mekanis) sampai ia telah meminum satu tablet tiap hari untuk 7 hari berturut-turut. Bila tiga
tablet berturut-turut selain tablet berwarna merah terlupakan, semua pengobatan harus dihentikan
dan sisa obat harus dibuang. Siklus tablet yang baru harus dimulai pada hari kedelapan setelah
tablet terakhir diminum dan suatu kontraseptiva tambahan non steroidal (misalnya cara mekanis)
sampai ia telah meminum satu tablet tiap hari untuk 14 hari berturut-turut.
b. Cara kerja
Secara umum pil kombinasi berkerja dengan cara menekan ovulasi, mencegah implantasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, dan Pergerakan tuba terganggu
sehingga transportasi ovum akan tergenggu.
c. Manfaat
 Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila
digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan).
 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
 Tidak mengganggu hubungan seksual.
 Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak
terjadi nyeri haid.
 Dapat digunakan jangka panjang, selama perempuan masih ingin menggunakannya.
 Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
 Mudah dihentikan setiap saat.
 Kesuburan segera kembali setelah pengunaan pil dihentikan.
 Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista
ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenore, akne.
d. Keterbatasan
 Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya tiap hari.
 Mual terutama pada 3 bulan pertama.
 Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan pertama.
 Pusing dan nyeri payudara.
 Berat badan naik sedikit tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru
memilki dampak positif.
 Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).
 Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati
sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang.
 Dapat meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan, sehingga risiko stroke dan
gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia
>35 tahun dan merokok perlu hati-hati.

e. Yang dapat menggunakan Pil kombinasi


Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
 Usia reproduksi.
 Telah memiliki anak ataupu yang belum.
 Gemuk atau kurus.
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
 Pasca keguguran.
 Anemia karena haid berlebihan.
 Nyeri haid hebat.
 Siklus haid tidak teratur.
 Riowayat kehamilan ektopik.
 Kelainan payudara jinak.
 DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
 Penyakit tiroid, radang panggual, endometriosis atau tumor ovarium jinak.
 Menderita TB kecuali yang sedang menggunakan rifampisin.
 Varises vena.

f. Yang tidak boleh menggunakan Pil kombinasi:


 Hamil atau dicurigai hamil.
 Menyusui eksklusif.
 Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
 Penyakit hati akut.
 Perokok dengan usia >35 th.
 Riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi > 180/110 mmHg.
 Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau DM > 20th.
 Kanker payudara atau yang dicurigai kanker payudara.
 Migrain dan gejala neurologis fokal (epilepsi/ riwayat epilepsi).
 Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

g. Waktu mulai menggunakan pil kombinasi


 Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.
 Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
 Boleh menggunakan pada hari ke-8 haid, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi
yang lain (kondom) mulai hari 8 sampai hari 14 atau tidak melakukan hubungan seksual
sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
 Setelah melahirkan: 6 bulan pemberian ASI eksklusif; setelah 3 bulan dan tidak
menyusui; pascakeguguran segera atau dalam waktu 7 hari).

2.5 Suntikan kombinasi.1


Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg Estradiol
Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali, dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg
Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM. Sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan selama tahun pertama penggunaan.
a. Cara kerja
Secara umum menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, atrofi endometrium, dan
Menghambat transportasi ovum lewat tuba.

2.6 Kontrasepsi pil progestin (minipil).1


a. Jenis minipil
 Kemasan dengan isi 35 pil: 300ug levonorgestrel atau 350ug noretindron.
 Kemasan dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.

b. Cara kerja minipil


 Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat).
 Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
 Mengentalkan lendir serviks.
 Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi ovum terganggu.
c. Efektivitas

Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet karena
akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik
asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena dapat meningkatkan penetrasi
sperma. Dalam menggunakan minipil sebaiknya jangan sampai ada tablet yang lupa, tablet
digunakan pada jam yang sama, senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan
minipil.

d. Keuntungan
 Cocok untuk perempuan menyusui.
 Sangat efektif jika digunakan secara benar.
 Tidak mempengaruhi produksi ASI.
 Nyaman dan mudah digunakan.
 Kesuburan cepat kembali.
 Sedikit efek samping.
 Tidak mengandung estrogen
 Dapat dipakai sebagai senggama.
 Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.
 Mencegah kanker endometrium.
 Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan
pada perempuan DM yang belum mengalami komplikasi.

e. Keterbatasan
 Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.
 Peningkatan/penurunan berat badan.
 Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
 Bila lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih besar.
 Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.
 Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat OAT
(rifampisin) dan obat epilepsi (fenitoin, barbiturat).

f. Kontraindikasi
 Hamil/diduga hamil
 Perdarahan pervaginam yang belum tahu penyebabnya.
 Kanker payudara.
 Mioma uteri.
 Riwayat stroke, PJK.

2.7 Kontrasepsi implan.1


a. Jenis
 Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter
3,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
 Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 4 mm, dan
diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-dosegestrel dan lamam kerjanya 3 tahun.
 Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lamam kerja 3 tahun.
b. Cara kerja
 Secara umum bekerja dengan menekan ovulasi, Mengentalkan lendir serviks, Atrofi
endometrium, dan menghambat transportasi ovum lewat tuba. Efektivitas sangat efektif
0,2-1 kehamilan per 100 perempuan.

2.7 AKDR dengan progestin.1


Jenis AKDR yang mengandung levonogestrel.
a. Kontraindikasi absolut
 Kondisi dengan kecenderungan infeksi termasuk leukemia, AIDS, penyalahgunaan obat,
penggunaan steroid.
 Penyakit katup jantung (KI relatif).
 Belum pernah melahirrkan (KI relatif).
 Penyakit Wilson.
 Alergi terhadap tembaga.

b. Keuntungan
 Kecepatan pelepasan hormon konstan selamam 5 tahun.
 Mungkin merupakan metode kontrasepsi revesibel yang paling efektif untuk periode 5
tahun.
 Mengurangi dismenore dan menoragia.

2.8 Perbandingan antara obat kontrasepsi oral dan contohnya


1. Dosegestrel/Etinil estradiol.2,13
Rumus kimia: C23H27N

a. Indikasi
Dosegestrel/etinil estradiol digunakan untuk mencegah kehamilan.
b. Interaksi
 Golongan azole antifungal (itraconazole), barbiturat, carbamazepine, felbarmate, griseofulvin,
ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin, rifampisin, topiramate, dan troglitazone menurunkan
efektivitas dosegestrel/etinil estradiol.
 Efek samping dari obat beta bloker atenolol, selegiline, teofilin, dan troleandomisin ditingkatkan
oleh dosegestrel/etinil estradiol.
 Efektivitas lamotrigin diturunkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
c. Sediaan beredar
Gracial (Organon), Marvelon (Organon), Mercilon (Organon)
d. Perhatian
Resiko kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal siklus. Harus dilakukan
pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula darah, kadar lemak.
e. Efek samping
Mual, mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala ringan, jerawat.
f. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap dan diubah menjadi etonogestrel.
Konsentrasi plasma puncak mencapai 2 ng/ml setelah 1,5 jam setelah minum. Bioavailabilitas
62-81%.
g. Distribusi
Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex hormone binding globulin (SHBG). Hanya 2-
4% dari total konsentrasi serum berada dalam bentuk steroid bebas, 40-70% berikatan dengan
SHBG. Etinil estradiol sendiri menginduksi peningkatan ikatan desogestrel dengan SHBG dan
menurunkan ikatan desogestrel dengan albumin.Volume distribusi desogestrel adalah 1,5l/kg.

h. Metabolisme
Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya metabolismesteroid lainnya.Laju klirens metabolik
adalah 2 ml/menit/kg.Eliminasi Desogestrel dan metabolitnya diekskresikan melalui urindan
empedu dalam perbandingan 6:4.
2. Mestranol/noretindrone.3,13
Nama generik: Mestranol/Norethindrone (MES-tra-nole/nor-eth-IN-drone)
Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50
a. Indikasi
 Mencegah kehamilan.
 Mengatur siklus menstruasi.
b. Kontraindikasi
 Alergi
 Sedang hamil atau tersangka hamil.
 Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya.
 Kanker payudara, serviks ataupu uterus.
 Stroke, PJK, trombosis vena.
 Tumor hati.
c. Interaksi Obat
 Acitretin, aprepitant, azole antifungal seperti ketoconazole, barbiturates seperti fenobarbital),
bosentan, karbamazepine, felbamate, griseofulvin, hydantoins seperti fenitoin, modafinil,
nevirapine, penicillins seperti amoxicillin, protease inhibitor seperti indinavir, rifamycins seperti
rifampin, St. John's wort, tetrasiklin seperti doksisiklin, topiramate, atau troglitazone
menurunkan efektivitas mestranol/norethindron.
 Beta bloker seperti metoprolol, cyclosporine, theophyllines, atau troleandomycin dengan
mestranol/ norethindron efek sampingnya ditingkatkan.

 Kortikosteroid seperti prednisone, efek sampingnya seperti wajah bulan, peningkatan berat
badan, retensi cairan, peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah, ditingkatkan oleh
mestranol/ norethindron.

 Antikoagulan oral (warfarin) efek sampingnya yaitu perdarahan ditingkatkan oleh


mestranol/noretindron.
 Efektivitas dari Lamotrigine diturunkan oleh mestranol/norethindron.

3. Depomedroksiprogesteron asetat.4,13
Nama generik: Medroksiprogesteron asetat.
Nama dagang: Depo-Provera
Merupakan kontrasepsi injeksi yang diberikan tiap 3 bulan sekali.Kontrasepsi ini kurang ideal
pada pasien yang menghendaki cepat hamil setelah menghentikan kontrasepsi ini. Dari studi
didapatkan bahwa hanya 68% saja wanita yang hamil dalam 12 bulan setelah penghentian
konrasepsi ini. Lamanya jangka waktu penggunaan kontrasepsi ini tidak mempengaruhi lamanya
penundaan kehamilan setelah menghentikan.

a. Indikasi
Kontrasepsi oral.
b. Kontraindikasi
Perdarahan di vagina atau kelainan patologis yang tidak diketahui penyebabnya,
dan kehamilan.
c. Efek Samping
Reaksi anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis, emboli paru, payudara lembek
dan galaktore, erosi, dan perubahan sekresi pada leher rahim, hipereksia yang
tidak diketahui penyebabnya, wajah bulan, perubahan berat badan, perubahan
warna kulit ditempat suntikan.
d. Sediaan
Cyclofem (Tunggal Idaman Abdi), Cyclogeston (Triyasa), Depogeston (triyasa),
Deponeo (triyasa), Depo-Progestin (Harsen).

4. Linestrenol.5,13
a. Indikasi
Kontrasepsi Oral
b. Kontraindikasi
Kehamilan, penyakit hati parah, ikterus, sindrom rotor, dan Dubbin Johnson, dan
wanita muda dengan siklus belum teratur.
c. Efek Samping
Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara. Jika timbul perdarahanringan pada
bulan-bulan awal dapat dilanjutkan tapi jika parah hentikan.
d. Perhatian
npemeriksaan fisik terautue 3 atau 6 bulan sekali. Hentikan jika timbul
romboembolik, hati-hati pada penyakit miokard, ginjal, epilepsi, atau
n.

e. Interaksi obat
diberikan bersamaan rimfapisin, barbiturat, obat antiepilepsi tertentu.
f. Sediaan beredar
n (Organon), Lyndiol (Organon), Ovostat (Organon).

5. Levonorgestrel.6,13

a. Indikasi
sepsi hormonal jangka panjang 3 tahun untuk wanita
b. Kontraindikasi
ahan vagina dengan penyebab yang tidak jelas, kanker yang berkaitan
hormonal, perdarahan uterus dengan sebab tidak jelas, gangguan
emboli atautrombofleblitis.
c. Efek Samping
uasi, spotting, menorrahgi, metroragi, amenorea, sakit kepala, gugup,
pusing, perubahan selera makan, perubahan libido, hirsutisme, gatal-gatal,
yeri pada tempat pemasangan, anemia dan tekanan darah tinggi.
6. Etonogestrel.7,13
a. Indikasi
Kontrasepsi jangka panjnag yang reversibel
b. Kontraindikasi
ilan, perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis, hipersensitivitas.

c. Perhatiaan
ngan penggunaan progesteron harus ditimbang dengan kemungkinan
untuk setiap kasus individual dan dibahas dengan wanita calon akseptor
m menggunakan implamt.
d. Sediaan beredar
Implanon (Organon)
7. Gestoden.8,13
a. Indikasi
Kontrasepsi oral
b. Kontraindikasi
Tromboemboli vena dan arteri, diabetes dengan perubahn vaskular, prankreatitis
atau hipertrigleresemia, penyakit hati, gagal ginjal akut.
c. Sediaan beredar
Gynera (Schering)
8. Drospirenon.9,13
Memiliki efek antimineral kortikoid dengan megabit sistem RAAS dan sebagai anti
antiandrogenik yang bermanfaat untuk wanita yang mengalami retensi cairan karena hormon dan
wanita yang menderita akne dan seborea. Bioviabilitas sekitar 76 % dan tidak diikat oleh sex
hormon maupun oleh kortikosteroid. Akan tetapi diikat oleh protein serum. Pada sebagian orang
dapat menyebabkan hiperkalemia jika dikombinasi oleh sprinalaktone.
a. Indikasi
Kontrasepsi oral
b. Kontraindikasi
Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis atau hipertrigliseridemia, penyakit
hati, gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital ayau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik, kehamilan, dan
hipersensitif.
c. Sediaan Obat
Yasmin (Schering)
9. Cyproterone Acetat.10,13
Nama generik : (3'H-Cyclopropa(1,2)pregna-1,4,6-triene 3,20-dione,6-chloro-1-beta,2-
beta-dihydro-17-hydroxy-).
Nama dagang : Diane 35 (Schering)
Cyproterone acetate merupakan derivat dari 17-hydroxyprogesteroneMemiliki efek
antiandrogenik dengan efek lemah terhadap progestationaldan glucocorticoid. Cyproterone
acetate dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 menjadi bentuk aktif 15β-hydroxycyproterone
acetate, Sebagian akan dihidrolisis menjadi cyproterone and acetic acid. Akan tetapi seperti
halnya horman steroid esterase lainnya, cyproterone acetate sulit untuk dihidrolisis. Sehingga
banyak dalam bentuk cyproterone acetate. Hal inilah yang menyebabkan cyproterone acetate
memiliki efek antiandrogenik yang kuat.
Cyproterone acetate mengahambat steroidogenic enzyme 21-hydroxylase dan 3beta-
hydroxysteroid dehydrogenase. Dimana kedua enzim terse but iguana untuk membentuk cortisol.
Hambatan terhadap 21-hydroxylase juga mongering produksi dari aldosterone. Efek terhadap
progestational dan glucocorticoid mongering hormon gonadotropins, yang menyebabkan turunya
kadar testosterone sehingga baik sebagai pengobatan antiandrogen.
Selain itu cyproterone acetate dikombinasikan dengan 5-alpha-reductase inhibitorfinasteride
dapat mengatasi keluahan hirsutisme. Beberapa studi invitro juga menunjukkan bahwa
cyproterone atau cyproterone acetate dapat mengobati benign prostat hyperplasia.

a. Indikasi
Diindikasikan untuk ca prostat, benign prostat hyperplasia, hirsustisme, terapi
hormon maupun kontrasepsi oral.
b. Kontraindikasi
Wanita hamil, Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis akut, penyakit hati,
gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital atau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik, dan hipersensitif.
c. Efek Samping
Merusak Hati, Hiperkalemi, Trombosis vena dalam, perubahan mood, dapat
menyebabkan osteoporosis.
d. Dosis
Untuk kontrasepsi 2mg cyproterone acetate dikombinasi dengan 35 atau 50 mcg
ethinylestradiol. Diminum selama 21 hari dan diintervalkan selama 7 hari.
10. Marvelon.11,13
Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang merupakan kombinasi dari 2 zat aktif
yaitu etinilestradiol dan desogestrel.Etinilestradiol merupahan hormon sintetik dari estrogen
wanita dan desogestrel merupakan generasi ketiga hormon sintetik dari progesteron. Sediaan
dalam bentuk tablet
a. Komposisi
Merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu tablet besar warna putih mengandung
0,15 mg desogestrel dan 0,03 mg etinilestradiol. Tujuh tablet putih yang tidak mengandung zat
aktif. Yang mengandung silicon dioksida, laktosaa, magnesium stearat, tepung kentang,
povidone, asam stearat, alfa tokoferol.

b. Indikasi
Kontrasepsi oral.
c. Kontraindikasi
 Trombosis atau riwayat trombosis vena dalam, emboli paru, infark miokard dan stroke.
 Tia, angina pektoris.
 Terdapat faktor yang meningkatkan kejadian trombosis seperti hipertensi.
 Gangguan fungsi hati yang lama dan ireversibel.
 Tumor hati.
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya.
 Diketahui atau dicurigai hamil.
 DM dengan komplikasi vaskular.
 Hipersensitif terhadap komponen.
11. Etinil estradiol.12,13
a. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap.Konsentrasi plasma puncak dicapai
80 pg/ml dalam 1-2 jam setelah pemberian.Biaoavailabilitas setelah mengalami konjugasi
presistemik dan metabolisme pintas pertama adalah 60%.
b. Distribusi
Etinil estradiol berikatan dengan albumin hampir 98,5% dan menginduksi peningkatan kadar
SHBG serum. Volume distribusi adalah 5L/kg.
c. Metabolisme
Etinil estradiol mengalami konjugasi presistemik oleh mukosa usus dan hati. Metabolitnya akan
dikonjugasi dengan glukoronida dan sulfat. Laju klirens metabolik adalah 5
ml/menit/kg.Eliminasi Metabolitnya diekskresikan lewat urin dan empedu dengan rasio
4:6.Waktu paruh ekskresi metabolitnya adalah 1 hari.

d. Cara pemberian
Tablet diminum setiap hari satu tablet sehari.
Jika pengguna lupa minum tablet dalam waktu kurang dari 12 jam, efektivitasnya tidak
berkurang. Tablet yang terlupa harus segera diminum dan tablet yang akan diminum berikutnya,
diminum sesuai dengan waktu biasanya. Jika pengguna lupa minum sampai lebih dari 12 jam
maka efektivitas proteksinya berkurang. Hal ini berlaku juga untuk pil KB yang emnggunakan
pil 21 tablet.
2.9 Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga Berencana.1
Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis merupakan prinsip utama dari pelayanan keluarga
berencana.
a. Konseling
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan
Kesehatan Reproduksi (KR). Dalam melalukan konseling berarti petugas membantu klien dalam
memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan
pilihannya.konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih
lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
b. Persetujuan Tindakan Medik
Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat tindakan medis diperlukan.
Misalnya pada kontrasepsi mantap, amak persetujuan harus dari pasangan suami istri. Setelah
calon peserta dan pasangannya menandatangani persetujuan tindakan medik, pel;ayanan
kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang lembar persetujuan tindakan medik terdapat
catatan tindakan dan pernyataan oleh dokter/bidan/perawat yang melakukan tindakan.Catatan
tersebut memuat catatan tindakan yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan, waktu
serta pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar.

Gambar 1. Standar Pelayanan Keluarga Berencana.1

BAB III
ILUSTRASI KASUS

I. IDENTITAS
Nama : Ny.H
Usia : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Padang
: Jl. Sahardjo No.18 Jakarta Selatan
Pekerjaan : Guru SD
Pendidikan : S1
Datang ke Poliklinik Kebidanan RSCM tanggal 15 Mei 2009

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan Secara Autoanamnesis Tanggal 15 Mei 2009
1. Keluhan Utama
Kontrol Rutin
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sembilan bulan SMRS pasien mengatakan bahwa belum mendapat menstruasi selama lima
bulan. Oleh karena itu pasien datang kepoliklinik kebidanan untuk melepas IUD dan
berkonsultasi apakah pasien telah menepause.Setelah berkonsultasi pasien dianjurkan untuk
mengganti kontrasepsinya dari IUD ke pil.Saat itu pasien diberi pil KB microglynon.

Tujuh bulan SMRS pasien datang kembali dengan keluhan bahwa dengan memakai pil
microglynon berat badannya bertambah selain itu sering merasa daerah payudaranya menjadi
sakit. Tetapi setelah memakai pil tersebut pasien mengalami menstruasi. Oleh karena itu oleh
dokter diganti menjadi pil KB dengan merek Diane 35

Selama pemakaian pil Diane 35 pasien merasa berat badannya menurun dan menstruasi lancar.
Tetapi keluhan payudaranya sakit masih dirasakan akan tetapi berkurang. Keluhan saat datang
kepoliklinik tidak ada.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Tahun 1997 pasien pernah operasi gigi.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


DM (-), Jantung (-), Stroke (-), alergi obat (-).

5. Riwayat Sosial, Ekonomi, Keluarga, dan Budaya


Pasien tinggal bersama Suami dan empat anaknya. Kemapt anaknya sedang kuliah.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan tanggal 15 Mei 2009
1. Keadaan Umum
Pasien compos mentis, tampak sakit ringan.
2. Tanda Vital
Suhu : 36,5oC BB: 67 kg
Napas : 20x /menit TB: 155 cm
Nadi : 88x /menit
TD : 126/86 mg
3. Status Generalis
Kepala : Bulat, deformitas (-).
Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-
THT : dalam batas normal.
Leher : Trakea di tengah, JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba.
Thorax : Simetris dalam statis-dinamis.
: Fremitus kanan=kiri, Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-.
Batas paru kanan sela iga 6 garis midcalvicula, batas kiri sela iga 8 garis axila anterior.
Jantung : Bunyi Jantung I-II Normal, murmur (-), gallop(-)
men : Datar, lemas, BU(+) Normal, nyeri tekan (-),Shifting Dullnes (-), Hepar dan Limpa tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2”, edema(-).

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM


DPL 10 Februari 2009
Hb : 13,4 g/ dL
Ht : 39 %
Leukosit : 7400 / ul
Trombosit : 257000 / ul
MCV : 83 fl
MCH : 28 pg
MCHC : 34 g/ dL
Diff Count : -/-/3/68/29/-

Kimia Darah 10 Februari 2009


SGOT : 25 U/ L
SGPT : 11 U/ L
Ureum : 28 mg/ dL)
Kreatinin : 1,0 mg/ dL
GDS : 104
GD2PP : 110
HDL : 47 mg/dL
LDL : 107 mg/ dL (meningkat)
Kolesterol Total : 189 mg/ dL
Trigliserida : 165 mg/ dL (meningkat)
Asam Urat : 5,4 mg/ dL

Urinalisis 10 Februari 2009


Berat Jenis : 1.030
pH : 5
Epitel : +
Leukosit : 0-1/ LPB
Eritosit : 0-1/ LPB
Protein : -
Glukosa : -
Keton : -
Darah : -
Bilirubin : -
Nitrit : -
Estrase leukosit : -
Bakteri : -
Urobilinogen : -
Silinder : -
Kristal : -

V. RESUME
Perempuan usia 50 tahun datang ke poliklinik kebidanan RSCM untuk kontrol teratur. Sembilan
bulan SMRS pasien mengatakan bahwa belum mendapat menstruasi selama lima bulan. Oleh
karena itu pasien datang kepoliklinik kebidanan untuk melepas IUD dan berkonsultasi apakah
pasien telah menepause. Setelah berkonsultasi pasien dianjurkan untuk mengganti
kontrasepsinya dari IUD ke pil. Saat itu pasien diberi pil KB microglynon.

Tujuh bulan SMRS pasien datang kembali dengan keluhan bahwa dengan memakai pil
microglynon berat badannya bertambah selain itu sering merasa daerah payudaranya menjadi
sakit. Tetapi setelah memakai pil tersebut pasien mengalami menstruasi. Oleh karena itu oleh
dokter diganti menjadi pil KB dengan merek Diane 35

Selama pemakaian pil Diane 35 pasien merasa berat badannya menurun dan menstruasi lancar.
Tetapi keluhan payudaranya sakit masih dirasakan akan tetapi berkurang. Keluhan saat datang
kepoliklinik tidak ada. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien menglami obesitas tipe II dan
didapatkan dislipidemia

VI. DAFTAR MASALAH


1. Obesitas tipe II
2. Dislipidemia

VII. PENGKAJIAN
1. Obesitas tipe II didapatakan dari pemeriksaan fisik beruapa berat badan 67 kg dengan tinggi
badan 155 cm. Oleh karena itu pasien diedukasi untuk mengatur pola makannya dan melakukkan
olahraga. Pasien disarankan untuk konsultasi gizi.
2. Dislipidemia berdasarkan atas didapatakan peningkatan LDL dan trigliserida. Oleh karena itu
pasien diedukasi untuk mengatur makanannya dan diberikan simvastatin 1 x 10 mg.

BAB IV
PEMBAHASAN

Wanita, usia 50 tahun datang ke poliklinik kebidanan RSCM untuk kontrol teratur. Sembilan
bulan SMRS, pasien mengeluh mengalami amenore selama 5 bulan. Oleh karena itu pasien
datang ke poliklinik RSCM untuk melepas IUD dan berkonsultasi apakah pasien telah
menepause. Setelah berkonsultasi pasien dianjurkan untuk mengganti kontrasepsinya dari IUD
ke pil. Saat itu pasien diberi pil KB microgynon. Dengan pil microgynon menstruasi pasien
menjadi teratur tetapi berat badan pasien bertambah dan sering merasa daerah payudaranya
menjadi sakit. Akhirnya atas anjuran dokter kebidanan pasien beralih mengkonsumsi pil Diane
35 dan pasien merasa berat badannya turun dan keluhan nyeri payudara berkurang.
Pada pasien ini didapatkan 3 masalah/diagnosis yakni diabetes tipe II, dislipidemia, dan riwayat
amenore. Daftar masalah ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
Masalah obesitas tipe II ditegakkan atas dasar dari pemeriksaan fisik di dapat berat badan 67 kg
dengan tinggi badan 155 cm. Oleh karena itu pasien diedukasi untuk mengatur pola makannya
dan melakukkan olahraga. Pasien disarankan untuk konsultasi gizi.

Masalah dislipidemia ditegakkan atas dasar pada pemeriksaan laboratorium didapatakan


peningkatan LDL dan trigliserida. Oleh karena itu pasien diedukasi untuk mengatur makanannya
dan diberikan simvastatin 1 x 10 mg.

Masalah riwayat amenore ditegakkan atas anamnesis didapatkan bahwa pasien pernah tidak
mengalami menstruasi selama kurang lebih 5 bulan lamanya, dan kemudian diterapi dengan pil
kontrasepsi sebanyak dua macam, dengan yang pertama adalah pil microgynon. Setelah
mengkonsumsi pil kontrasepsi pertama tersebut, pasien mengalami penambahan berat badan dan
sering merasa nyeri pada daerah payudara. Setelah itu pasien beralih ke pil kontrasepsi lain, yaitu
pil Diane 35. dengan pil yang kedua ini pasien mengalami penurunan berat badan dan keluhan
nyeri payudara berkurang.
Kontrasepsi hormonal yang cocok dan sesuai dengan pasien, berdasarkan keadaan pasien yang
memiliki usia pra menopause, dan masalah obesitas tipe II, dislipidemia, serta riwayat amenore
adalah pil kombinasi, suntik kombinasi, minipil progestin dan implant levonorgestrel. Namun
dari keempat opsi kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan oleh pasien tersebut, kontrasepsi
hormonal pil kombinasi yaitu kombinasi antara hormon estrogen dan progesteron sintetik yang
lebih cocok dan sesuai dengan kondisi pasien karena secara teoritis kontrasepsi hormonal ini
hampir 100% efektif.
Beberapa keefektifan dari kontrasepsi hormonal pil kombinasi yakni, memiliki efektifitas yang
tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), risiko terhadap kesehatan sangat kecil, siklus
haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri
haid, dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause dan pada orang kurus maupun
gemuk. Namun pil kombinasi ini juga memiliki keterbatasan-keterbatasan, diantaranya adalah,
pil kombinasi menyebabkan mual terutama pada 3 bulan pertama, nyeri payudara, berat badan
naik sedikit tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memilki dampak positif.
Pasien ini memiliki riwayat mengkonsumsi kontrasepsi hormonal sebanyak dua regimen.
Regimen kontrasepsi hormonal yang pertama yaitu microgynon. Microgynon merupakan
golongan obat kontrasepsi hormonal kombinasi, berbentuk pil, merupakan obat paten,
mengandung levonorgestrel dan ethinylestradiol. Diberikan peroral 1 tablet sehari selama 28
hari. Memiliki efek samping diantaranya adalah pusing, nyeri payudara, gemuk, dan sebagainya.
Setelah mengkonsumsi pil kontrasepsi microgynon tersebut, pasien mengalami penambahan
berat badan dan sering merasa nyeri pada daerah payudara. Penambahan berat badan tersebut
disebabkan oleh levonorgastrel.
Regimen kontrasepsi yang ke dua adalah Diane 35. Diane 35 merupakan golongan obat
kontrasepsi hormonal tunggal, mengandung Cyproterone acetate yang merupakan derivat dari
17-hydroxyprogesterone. Memiliki Nama generik (3'H-Cyclopropa(1,2)pregna-1,4,6-triene 3,20-
dione,6-chloro-1-beta,2-beta-dihydro-17-hydroxy-). Diberikan peroral dimulai pada hari pertama
haid selama 21 hari dan diikuti 7 hari bebas minum obat. Memiliki efek samping diantaranya,
nyeri payudara, pembesaran payudara, migren, perubahan pada berat badan, reaksi
hipersensitivitas, dan sebagainya. Dengan pil yang kedua ini pasien mengalami penurunan berat
badan dan keluhan nyeri payudara berkurang, padahal efek samping yang ditimbulkan regimen
kontrasepsi tersebut adalah salah satunya perubahan berat badan dan nyeri pada payudara.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini, regimen kontrasepsi Dien 35 cocok dan
sesuai dengan pasien.
Sesuai penjabaran dan penjelasan singkat diatas mengenai kontasepsi hormonal yang cocok
dengan pasien, dan melalui pertimbangan keefektifan, kelebihan dan kekurangan dari beberapa
kontrasepsi hormonal, maka kontrasepsi hormonal yang cocok dengan pasien adalah kontrasepsi
hormonal oral kombinasi progresteron dan estrogen. Sebagai contoh, dari segi masalah penyakit
penyerta dislipidemia pada pasien, ternyata dengan kontrasepsi oral kombinasi dapat
menstabilkan kadar kolesterol pasien ke arah kadar kolesterol normal secara umum, karena
walaupun secara umum progestin sintetik menurunkan HDL dan meningkatkan LDL, namun
ternyata estrogen meningkatkan HDL dan trigliserida. Pada wanita dengan dislipidemia
terkontrol dapat menggunakan kontrasepsi hormonal oral kombinasi dosis rendah, dengan
pengontrolan yang baik.
Menurut pertimbangan penulis, kontrasepsi hormonal oral kombinasi yang cocok dan sesuai
dengan pasien adalah marvelon yang mengandung ethinylestradiol dan desogestrel.
Marvelon merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu tablet besar warna putih
mengandung 0,15 mg desogestrel dan 0,03 mg etinilestradiol. Tujuh tablet putih yang tidak
mengandung zat aktif. Yang mengandung silicon dioksida, laktosa, magnesium stearat, tepung
kentang, povidone, asam stearat, alfa tokoferol. Berikut adalah beberapa keterangan terkait
regimen kontrasepsi hormonal oral kombinasi marvelon ,
Interaksi
 Golongan azole antifungal (itraconazole), barbiturat, carbamazepine, felbarmate, griseofulvin,
ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin, rifampisin, topiramate, dan troglitazone menurunkan
efektivitas dosegestrel/etinil estradiol.
 Efek samping dari obat beta bloker atenolol, selegiline, teofilin, dan troleandomisin ditingkatkan
oleh dosegestrel/etinil estradiol.
 Efektivitas lamotrigin diturunkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
Sediaan beredar
Gracial (Organon), Marvelon (Organon), Mercilon (Organon)
Perhatian
Resiko kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal siklus. Harus dilakukan
pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula darah, kadar lemak.
Efek samping
Mual, mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala ringan, jerawat.
Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap dan diubah menjadi etonogestrel.
Konsentrasi plasma puncak mencapai 2 ng/ml setelah 1,5 jam setelah minum. Bioavailabilitas
62-81%.
Distribusi
Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex hormone binding globulin (SHBG). Hanya 2-
4% dari total konsentrasi serum berada dalam bentuk steroid bebas, 40-70% berikatan dengan
SHBG. Etinil estradiol sendiri menginduksi peningkatan ikatan desogestrel dengan SHBG dan
menurunkan ikatan desogestrel dengan albumin. Volume distribusi desogestrel adalah 1,5l/kg.
Metabolisme
Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya metabolismesteroid lainnya. Laju klirens metabolik
adalah 2 ml/menit/kg. Eliminasi Desogestrel dan metabolitnya diekskresikan melalui urindan
empedu dalam perbandingan 6:4.
Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang merupakan kombinasi dari 2 zat aktif
yaitu etinilestradiol dan desogestrel. Etinilestradiol merupahan hormon sintetik dari estrogen
wanita dan desogestrel merupakan generasi ketiga hormon sintetik dari progesteron. Sediaan
dalam bentuk tablet

Kontraindikasi
 Trombosis atau riwayat trombosis vena dalam, emboli paru, infark miokard dan stroke.
 Tia, angina pektoris.
 Terdapat faktor yang meningkatkan kejadian trombosis seperti hipertensi.
 Gangguan fungsi hati yang lama dan ireversibel.
 Tumor hati.
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya.
 Diketahui atau dicurigai hamil.
 DM dengan komplikasi vaskular.
 Hipersensitif terhadap komponen.
Cara pemberian
 Tablet diminum setiap hari satu tablet sehari.
 Jika pengguna lupa minum tablet dalam waktu < 12 jam, efektivitasnya tidak berkurang. Tablet
yang terlupa harus segera diminum dan tablet yang akan diminum berikutnya, diminum sesuai
dengan waktu biasanya. Jika pengguna lupa minum samapai > 12 jam maka efektivitas
proteksinya berkurang. Hal ini berlaku juga untuk pil KB yang menggunakan pil 21 tablet.
Perhitungan dosis
Dalam memilih jenis pil kombinasi, pertama yang harus diperhatikan adalah ada tidaknya
indikasi kontra, yaitu ada tidaknya tromboflebitis, atau riwayat tromboflebitis, kelainan
serebrovaskular, gangguan fungsi hati, adanya keganasan pada payudara dan alat reproduksi,
adanya kehamilan dan varises berat. Dosis estrogen yang dianjurkan adalah 50 mcg atau kurang
korelasi dengan potensi estrogen dan tromboemboli. Pada pasien tersebut tidak terdapat adanya
indikasi kontra, sehingga dosis estrogennya adalah 50 mcg atau kurang.
Anjuran
Pada pasien ini didapatkan adanya obesitas tipe II, dan dislipidemia, sehingga dianjurkan untuk
menjaga pola diet, yaitu diet rendah kolesterol dan garam, selain itu olah raga aerobik 2-3 kali
per minggu minimal persesi selama 30 menit. Sedangkan untuk terapi kontrasepsi oral hormonal,
pasien dianjurkan untuk lebih teliti dan teratur dalam mengkonsumsi tablet kontrasepsi oral
hormonal (marvelon) tersebut. Jika pasien lupa minum tablet kontrasepsi oral hormonal dalam
waktu < 12 jam, efektivitasnya tidak berkurang. Tablet yang terlupa harus segera diminum dan
tablet yang akan diminum berikutnya, diminum sesuai dengan waktu biasanya. Jika pengguna
lupa minum samapai > 12 jam maka efektivitas proteksinya berkurang. Hal ini berlaku juga
untuk pil KB yang menggunakan pil 21 tablet.
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kontrasepsi merupakan pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan menghambat


sperma mencapai ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan mencegah ovum
yang telah dibuahi tertanam pada endometrium ( mekanisme yang menyebabkan lingkungan
uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).
Dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi hubungannya dengan pemilihan
alat kontrasepsi yang sesuai dengan pasien, diperlukan suatu konseling yang berarti petugas
medis membantu pasien untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya dan juga
dengan konseling yang baik akan membantu pasien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih
lama dan meningkatkan keberhasilan program KB.
Kontrasepsi hormonal yang cocok dan sesuai dengan pasien, berdasarkan keadaan pasien yang
memiliki usia pra menopause, dan masalah obesitas tipe II, dislipidemia, serta riwayat amenore
adalah pil kombinasi, suntik kombinasi, minipil progestin dan implant levonorgestrel. Namun
dari keempat opsi kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan oleh pasien tersebut, kontrasepsi
hormonal pil kombinasi yaitu kombinasi antara hormon estrogen dan progesteron sintetik yang
lebih cocok dan sesuai dengan kondisi pasien.
Pada pasien ini pemberian kontrasepsi sudah benar dan rasional. Benar, karena sesuai dengan
pertimbangan pemakaian kontrasepsi hormonal oral sesuai dengan rekomendasi American
Collage of Obstetrics yaitu pemberian kontrasepsi hormonal setelah sebelumnya melakukan
penelusuran riwayat medik sederhana dan pengukuran tekanan darah. Rasional karena pemilihan
jumlah dan dosis kontrasepsi hormonal kombinasi sesuai dengan kondisi pasien dan perubahan
pemberian regimen kontrasepsi hormonal oral dilakukan setelah timbul efek samping yang tidak
mengenakan pada pasien.
Pemilihan alat kontrasepsi, jumlah dan dosis perlu dipertimbangkan dengan baik sesuai dengan
kondisi pasien secara holistik, dengan sebelumnya dilakukan konseling secara optimal karena hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil yang dicapai.

BABVI
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Paduan Pelayanan Keluaraga Berencana. Jakarta: Dep.Kes, 2006.

2. Dosegestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/dosegestrel tanggal 18 Mei 2009.


3. Mestranol/noretindrone. Diunduh dari www.drugs.com/cdi/mestranol-norethindrone.
html tanggal 18 mei 2009.
4. Depomedroksiprogesteron asetat. Diunduh dari
www.winkipedia.org/wiki/depomedroksiprogesteron asetat tanggal 18 Mei 2009.
5. Linestrenol. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal 18 Mei 2009.
6. Levonorgestrel.Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal 18 Mei 2009.

7. Etonogestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/etonogestrel tanggal 18 Mei 2009.


8. Gestoden. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/gestoden tanggal 18 Mei 2009.
9. Drospirenon. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/drospirenon tanggal 18 Mei 2009.
10. Cyproterone Acetat. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/cyproteroneacetat tanggal
18 Mei 2009.
11. Marvelon. Diunduh dari www.home.intekom.com/pharm/donmed/marvelon.html tanggal
19 Mei 2009.
12. Etinil estradiol. Diunduh dari www.
home.intekom.com/pharm/donmed/etinilestradiol.html tanggal 19 Mei 2009.
13. Kontrasepsi. Dalam: Sukandar EY, etal.editor. Iso farmakoterapi. Jakarta: ISFI.2008.
p.43-59.
14. Amenorrhea. www.winkipedia.org/wiki/amenorrhea tanggal 19 Mei 2009.

Diposkan oleh Nevy Musriyenti ( Cii Nevy Leqnyaa Beh ) di 09.071 komentar:

Apr
19

Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi.Kebanyakan jenis hormon yang terkandung
dalam kontrasepsi hormonal adalah jenis hormon sintetik, kecuali yang terkandung dalam depo
medroksi progesteron asetat (depo MPA/DMPA), yang jenis hormonnya adalah jenis
progesteron alamiah. Kontrasepsi hormonal dapat diberikan secara oral, berupa suntikan/injeksi
DMPA secara sendiri maupun kombinasi dengan estrogen, atau sebagai penambah efek pada alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) maupun sebagai alat kontrasepsi bawah kulit berupa
implan/susuk1,2.

Haid adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai deskuamasi/pelepasan
endometrium.Panjang siklus haid adalah pada umumnya 28 hari dengan variasi antara 21 –35
hari dengan lama haid antara 3 – 6 hari. Siklus haid yang teratur dan lama haid yang selalu sama
biasanya merupakan siklus haid yang berovulasi3-5.

Pola hormonal siklus haid 3-5

Siklus haid normal dibagi atas fase folikuler (proliferatif), saat ovulasi, dan fase luteal
(sekresi).Fase proliferasi terjadi setelah haid sampai hari ke-14.Pada fase tersebut endometrium
tumbuh kembali/mengalami proliferasi.Antara hari ke-12 – hari ke-14 dapat terjadi pelepasan
ovum dari ovarium yang disebut ovulasi. Sesudahnya disebut fase sekresi, dimana korpus luteum
akan mengeluarkan progesteron. Dibawah pengaruh progesteron, kelenjar endometrium yang
tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen
dan lemak.

Perubahan-perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan
balik (feedback mechanism) antara hormon steroid dan hormon gonadotropin. Hormon estrogen
menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH.Sedangkan terhadap LH, hormon estrogen
menyebabkan umpan balik negatif jika kadarnya rendah dan menimbulkan umpan balik positif
bila kadarnya tinggi.

Tidak lama setelah haid mulai, pada fase folikuler dini, beberapa folikel berkembang oleh
pengaruh FSH yang meningkat.Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum,
sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi estrogen
meningkat, dan hal ini akan menekan produksi FSH, folikel yang akan berovulasi melindungi
dirinya sendiri terhadap atresia, sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia. Pada waktu ini
LH meningkat untuk membantu pembuatan estrogen dalam folikel.Perkembangan folikel yang
cepat pada fase folikuler akhir ketika FSH mulai menurun, menunjukan bahwa folikel yang telah
masak itu bertambah peka terhadap FSH.

Perkembangan folikel berakhir setelah kadar estrogen dalam plasma meninggi. Estrogen pada
mulanya meninggi secara berangsur-angsur, kemudian dengan cepat mencapai puncaknya. Dua
hari sebelum ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Ini memberikan umpan balik
positif terhadap LH sehingga terjadi lonjakan LH (LH surge) pada pertengahan siklus,
mengakibatkan terjadinya ovulasi. Kadar maksimum LH berkisar antara 8 – 35 ng/ml (setara 30-
40 mIU/ml), LH yang meninggi menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Dalam
beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan
LH kemudian menurun pula. Pecahnya folikel trerjadi antara 16-24 jam setelah lonjakan LH.

Setelah ovulasi terjadi, Luteinized granulosa cells dalam korpus luteum membuat progesteron
banyak, dan Luteinized theca cells membuat pula estrogen yang banyak, sehingga kadar kedua
hormon itu meningkat tinggi pada fase luteal. Mulai 10-12 hari setelah ovulasi korpus luteum
mengalami regresi berangsur-angsur disertai dengan berkurangnya kapiler-kapiler dan diikuti
menurunnya produksi estrogen dan progesteron. Menurunnya kadar estrogen dan progesteron
menimbulkan efek terhadap arteri spiralis pada endometrium berupa spasme dan iskemia, diikuti
degenerasi dan perdarahan serta pelepasan endometrium yang nekrotik yang disebut haid atau
menstruasi.

Berikut ini adalah gambaran pola hormon steroid pada wanita dengan haid normal, pada wanita
akseptor pil oral kombinasi dan pada wanita akseptor implan 6 batang3,4.

Gambar 1.Pola hormon pada siklus haid normal. (Sumber : Speroff L, Glass RH, Kase NG.
Clinical gynecologic endocrinology and infertility.Edisi ke-6.1996)

Gambar 2. Pola hormon FSH, LH, Estradiol dan Progesteron pada wanita setelah dan selama
pemberian kontrasepsi oral kombinasi 500mg norgestrel dan ethinyl estradiol 50mg. (Sumber:
Yen SSC, Jaffe RB, Barbieri RL. Reproductive endocrinology : physiology, pathophysiology
and clinical management.Edisi ke-4. 1999).

Gambar 3. Pola hormon estradiol, progesteron dan level norgestre serum setelah
implantasi/pemasangan implan 6 batang. (Sumber: Yen SSC, Jaffe RB, Barbieri RL.
Reproductive endocrinology: physiology, pathophysiology and clinical management.Edisi ke-4.
1999).

Mekanisme kerja kontrasepsi hormonal 3,6-8

Kontrasepsi hormonal mempengaruhi :

· Ovulasi

· Implantasi

· Transpor gamet

· Fungsi korpus luteum

· Lendir serviks

Mekanisme kerja Estrogen

Estrogen bekerja terhadap/pada proses :

1. Ovulasi

Estrogen menghambat ovulasi melalui efek pada hipotalamus, yang kemudian mengakibatkan
supresi pada FSH kelenjar hipofise.

Penghambatan tersebut tampak dari tidak adanya estrogen pada pertengahan siklus, tidak adanya
puncak-puncak FSH pada pertengahan siklus dan supresi post-ovulasi peninggian progesteron
dalam serum dan pregnandiol dalam urin yang terjadi pada keadaan normal.

Ovulasipun tidak selalu dihambat oleh estrogen dalam pil oral kombinasi (yang berisi estrogen
50 mcg atau kurang), karena estrogen mungkin hanya efektif 95-98% dalam menghambat
ovulasi, dan keadaan efektivitas hampir 100% disebabkan adanya tambahan efek dari progestron
dalam menghambat ovulasi (dengan cara menekan LH), lendir serviks dan endometrium.

Produksi hormon endogen memang dihambat, tetapi tidak seluruhnya.Masih ada sedikit estrogen
yang dihasilkan ovarium seperti pada fase folikuler dini siklus haid.

2. Implantasi

Implantasi blastokist (pada 6 hari setelah fertilisasi), dapat terhambat karena lingkungan
endometrium yang tidak optimal akibat pengaruh kadar estrogen-progesteron yang tidak adekuat.

Implantasi dari ovum yang telah dibuahi juga dapat dihambat oleh estrogen dosis tinggi
(diethylstilbestrol, ethynyl estradiol) yang diberikan sekitar pertengahan siklus pada sanggama
yang tak terlindungi, dan ini disebabkan karena terganggunya perkembangan endometrium yang
normal.Efek inilah yang rupanya menjadi dasar bagi metode kontrasepsi pasca-sanggama/post-
coital.

3. Transpor gamet/ovum

Pada percobaan binatang, transpor gamet/ovum dipercepat oleh estrogen, dan ini disebabkan
karena efek hormonal pada sekresi dan peristaltik tuba serta kontraktilitas uterus.

4. Luteolisis

Yaitu degenerasi dari korpus luteum, yang menyebabkan penurunan yang cepat dari produksi
estrogen dan progesteron oleh ovarium, yang selanjutnya menyebabkan
dilepaskannya/dibuangnya jaringan endometrium.Untuk kelangsungan kehamilan yang baik
diperlukan fungsi korpus luteum yang baik.

Degenerasi dari korpus luteum menyebabkan penurunan kadar progesteron serum dan
selanjutnya mencegah implantasi yang normal, merupakan efek yang mungkin disebabkan oleh
pemberian estrogen dosis tinggi pasca sanggama.

Mekanisme kerja progesteron

1.Ovulasi

Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros hipotalamus-
hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan siklus yang
disebabkan oleh progesteron.
2. Implantasi

Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi.Ini yang menjadi dasar
untuk membuat IUD yang mengandung progesteron.

Pemberian progesteron exogen dapat mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga
meskipun terjadi ovulasi, produksi progesteron yang berkurang dari korpus luteum menyebabkan
penghambatan dari implantasi.

Pemberian progesteron secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan
endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi.

3. Transpor gamet/ovum

Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesteron sebelum terjadi fertilisasi.

Pengangkutan ovum yang lambat dapat menyebabkan peninggian insidens implantasi ektopik
(tubal) pada wanita yang memakai kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron.

4. Luteolisis

Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi korpus luteum yang tidak
adekuat pada siklus haid yang mempunyai ovulasi.

5. Lendir serviks yang kental

Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang kental, sehingga
motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat.

Lendir serviks yang ”bermusuhan/tidak ramah” untuk spermatozoa adalah lendir yang jumlahnya
sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukan fenomena

ferning dan spinnbarkeit.

Macam-macam Kontrasepsi Hormon Steroid 1-4,6,9

Berdasarkan cara/rute pemberian dibagi atas :

A. Per oral, mengandung :


1. Estrogen dan progesteron (Pil Oral Kombinasi = POK)

Beberapa macam POK :

a) Monophasik

Jumlah dan proporsi hormonnya konstan setiap hari.

b) Multiphasik

Dosis hormon bervariasi setiap hari dalam satu siklus.

c) Pil sequential

Terdiri atas estrogen saja untuk 14-16 hari

Disusul tablet kombinasi untuk 7-5 hari.

d) Pil serial

Sama seperti pil sequential, hanya ditambah dengan 7 tablet plasebo agar menjadi 28 tablet.

e) Pil Incremental

Estrogen dosis rendah sejak hari pertama siklus, yang perlahan-lahan dinaikkan sampai mencapai
0,1 mcg.

Progesteron diberikan hanya pada 5 hari terakhir.

2. Progestin saja :

a) Mini Pill (ExlutonÒ).

b) Kontrasepsi post-coital

c) Morning-after-pill.

B. Parenteral, terdiri atas :

1. Intramuskular :

a) Suntikan Progestin (Depo ProveraÒ, Depo ProgestinÒ, NoristeratÒ)

b) Suntikan estrogen-progestin (CyclofemÒ, CycloproveraÒ, MesigynaÒ)


2. Subkutan :

a) Susuk/implan enam kapsul (NorplantÒ), dua batang/rods (YadenaÒ, IndoplanÒ), satu batang
(ImplanonÒ).

b) Pellets/bola/peluru (CapronorÒ, Net PelletsÒ)

3. Intrauterin :

a) IUD mengandung progestin : ProgestasertÒ, LevonovaÒ.

4. Vaginal :

a) Vaginal ring.

Akan dibahas mengenai sebagian besar alat kontrasepsi hormonal yang lazim dipakai di
Indonesia yaitu kontrasepsi oral (kontrasepsi oral kombinasi dan mini pil), kontrasepsi suntik dan
susuk/implan.

Saat ini lebih dari 60 juta wanita di seluruh dunia menggunakan kontrasepsi oral.Di banyak
negara pil adalah bentuk kontrasepsi reversibel yang terpopuler selama dua dekade terakhir. Di
negara maju penggunaan pil telah mencapai kira-kira 24 juta wanita menikah, atau 14% dari
wanita menikah dengan usia reproduktif. Di negara berkembang, lebih dari 38 juta wanita saat
ini menggunakan pil, atau kira-kira 6 % dari wanita usia reproduktif. Disebut pula sebagai pil
kombinasi, kontrasepsi oral, Pil atau Pil kontrol kehamilan2,3,6,10.

Sediaan 1-10

Terdapat dua tipe paket pil : paket isi 28 pil yang terdiri atas 21 pil mengandung hormon /pil
aktif diikuti 7 pil pengingat yang berwarna berbeda yang tidak mengandung hormon dan paket
yang hanya berisi 21 pil aktif.

Berdasarkan definisi dalam studi epidemiologis POK yang sampai saat ini dikembangkan
adalah3 :

· Kontrasepsi oral kombinasi dosis rendah yaitu mengandung < 50 mg ethinyl estradiol.

· Kontrasepsi oral generasi ke-dua yaitu mengandung levonorgestrel, norgestimate dan anggota
lain dari norethindrone dan 30 atau 35 mg ethinyl estradiol.
· Kontrasepsi oral generasi ke-tiga yaitu mengandung desogestrel atau gestodene dengan 20 atau
30 mg ethinyl estradiol.

Mekanisme kerja 2-4,6-9

Estrogen endogen bekerja primer untuk membantu pengaturan hormon releasing factors di
hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan ovarium dan merangsang perkembangan
endometrium.

Progesteron endogen bekerja primer menekan ovulasi dan melawan isyarat-isyarat dari
hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini/prematur dari ovarium, serta juga
merangsang perkembangan endometrium.

Dasar dari kontrasepsi pil adalah meniru proses-proses alamiah. Pil akan menggantikan produksi
normal estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil akan menekan hormon ovarium selama siklus
haid yang normal, sehingga juga menekan releasing factors di otak dan akhirnya mencegah
ovulasi.

Mekanisme kontraseptif sekunder

Pil harus diminum setiap hari agar efektif karena hormon yang dikandungnya dimetabolisir
dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet maka akan terjadi peninggian hormon-
hormon alamiah, yang selanjutnya mengakibatkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan.

Preparat hormon steroid juga menyediakan mekanisme kontraseptif sekunder yang dapat
melindungi terhadap kehamilan meskipun terjadi ovulasi, misalnya lendir serviks menjadi lebih
sedikit, lebih kental dan seluler, sehingga merupakan barier fisik terhadap penetrasi
spermatozoa.Pada saat yang bersamaan perubahan-perubahan kelenjar pada endometrium timbul
lebih awal dan dengan intensitas lebih besar, sehingga endometrium tidak dalam fase yang sesuai
dengan ovulasi dan kurang dapat mendukung ovum yang mungkin dilepaskan dan mengalami
fertilisasi.

Pemberian pil oral bukan saja mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo-
pregnancy yaitu seperti mual, muntah, payudara membesar dan terasa nyeri. Haid dihambat
sampai dengan pil dihentikan, dimana akan terjadi pendarahan lucut (withdrawal bleeding).
Gejala pseudopregnancy yang disebabkan oleh estrogen yang berlebihan berupa muntah,
pusing/sakit kepala, payudara membesar dan terasa lebih nyeri, edema/retensi cairan tubuh, berat
badan bertambah.Sedangkan yang disebabkan progestin yang berlebihan berupa gejala nafsu
makan yang bertambah besar, rasa lelah, depresi, pertambahan berat badan.

Gejala-gejala yang berhubungan langsung dengan siklus haid yaitu siklus menjadi lebih teratur,
lama haid menjadi lebih singkat, jumlah darah haid berkurang, berkurangnya gejala sakit perut,
hilang atau berkurangnya ketegangan pra-haid.

Meskipun secara biologik efek dari pil oral adalah sama dengan efek kehamilan dan amenore
laktasi, akan tetapi sebenarnya tidak serupa. Misalnya hormon-hormon yang dipergunakan bukan
hormon alamiah melainkan hormon sintetis, konstan dosisnya, tidak menyesuaikan dengan
perbedaan-perbedaan siklis atau individual serta masih adanya hormon alamiah yang dihasilkan
oleh ovarium meskipun diberikan hormon sintetis dari luar.

Secara garis besar mekanisme kerja POK adalah :

· Komponen progesteron :

ü Menghambat ovulasi melalui efek sentral/otak.

ü Efek tambahan : menghasilkan endometrium tidak siap menerima implantasi, lendir mulut
rahim menjadi kental dan sulit ditembus oleh spermatozoa serta menurunkan gerakan peristaltik
saluran telur.

· Komponen estrogen :

ü Stabilisasi endometrium sehingga tidak terjadi deskuamasi endometrium.

ü Berpotensiasi/memperkuat efek dari progesteron.

Komponen 2,3,7-9

Komponen estrogen :

Ethinyl estradiol (EE)

Mestranol

Komponen progestin :

Kelompok norethindrone : Kelompok Norgestrel :


Norethindrone Norgestrel

Norethindrone asetat Levonogestrel

Ethynodiol diasetat Desogestrel

Lynestrenol Gestodene

Norethynodrel

Keuntungan 1-4,6-9

· Sangat efektif bila dipergunakan dengan benar.

· Siklus haid lebih teratur, pendarahan lebih sedikit dan waktu pendarahan lebih pendek, kram
haid jadi lebih ringan/menghilang.

· Dapat dipergunakan oleh wanita usia adolesen sampai dengan menopause.

· Pemakai dapat menghentikan minum pil kapan saja dan kesuburan dapat segera pulih.

· Dapat dipergunakan sebagai kontrasepsi emergensi.

· Dapat mencegah anemia defisiensi besi.

Kerugian 1-4,6-9

· Mual (sering terjadi pada 3 bulan pertama), spotting atau perdarahan antara periode haid
(terutama bila lupa lupa minum pil atau terlambat minum pil, sering pada 3 bulan pertama), nyeri
kepala ringan, nyeri payudara, kenaikan berat badan sedikit, amenore.

· Tidak cocok untuk wanita pelupa.

· Tidak dianjurkan bagi wanita menyusui.

· Pada beberapa wanita dapat menimbulkan perubahan perasaan/mood berupa depresi atau
penurunan hasrat seksual.

· Tidak dapat mencegah penyakit hubungan seksual (bila dibandingkan dengan kondom).

Kontraindikasi1-4,6-9

Kontraindikasi absolut :

· Trombophlebitis, penyakit-penyakit tromboembolik, penyakit serebrovaskuler, oklusi koroner,


atau riwayat pernah menderita penyakit tersebut.

· Gangguan fungsi hepar

· Karsinoma payudara atau diduga menderita karsinoma payudara.

· Neoplasma yang estrogen dependen atau diduga menderita neoplasma yang estrogen dependen.

· Kehamilan atau diduga hamil.

· Ikterus obstruktif dalam kehamilan.

· Hiperlipidemia.

Kontraindikasi relatif :

· Migrain

· Hipertensi

· Leiomyoma uteri

· Epilepsi

· Varises

· Diabetes gestasional

· Bedah elektif

· Wanita usia > 35 th.

Pulihnya kesuburan 1-3

Pil harus diminum setiap hari agar efektif karena hormon yang dikandungnya dimetabolisir
dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet maka akan terjadi peninggian hormon-
hormon alamiah, yang selanjutnya mengakibatkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan.
Dengan demikian reversibilitas/pulihnya kesuburan akseptor POK sangat tinggi.

Penelitian memberikan hasil yang berbeda-beda dibandingkan dengan mantan akseptor IUD
(tanpa komplikasi infeksi) . Penelitian di Oxford menunjukan bahwa wanita usia 30-34 th
mantan akseptor POK 82% hamil pada 48 bulan pertama dibandingkan dengan 89% mantan
akseptor jenis lain. Di USA didapatkan hasil pada 13 bulan pertama 24,8% mantan akseptor
POK hamil dibandingkan 12,4% pada mantan akseptor IUD. Penelitian lain menunjukan 90%
wanita hamil setelah 24 bulan lepas POK dibandingkan dengan 90% wanita hamil setelah 14
bulan setelah lepas IUD2,3,7.
KONTRASEPSI BERISI PROGESTIN SAJA

Kontrasepsi berisi progestin saja dapat berupa1-10

· Mini pill

· Injeksi/suntikan progestin

· Implan/Susuk

· IUD berisi progestin

Dibawah pengaruh yang lama/kronis dari progestin, lendir serviks menjadi sedikit, kental dan
relatif tidak dapat ditembus spermatozoa.Hal tersebut dapat menerangkan adanya efek protektif
dari pil oral kombinasi terhadap kemungkinan timbulnya penyakit radang panggul.

MINI PILL

Progestin yang terdapat di dalam mini pil dapat berupa : Norethindrone, Norgestrel, Ethynodiol
dan Lynestrenol (ExlutonÒ).

Keuntungan1-4,6-9

· Kontrasepsi bagi wanita menyusui.

· Dapat diberikan pada wanita yang menderita keadaan tromboembolik.

· Mungkin cocok untuk wanita dengnan keluhan efek samping yang disebabkan oleh estrogen
(sakit kepala, hipertensi, nyeri tungkai bawah, kloasma, berat badan bertambah dan rasa mual).

Kerugian 1-4,6-9

Meskipun Mini Pill lebih jarang menimbulkan efek samping dan lebih jarang mempengaruhi
metabolisme dibandingkan dengan Pil oral kombinasi, Mini Pill memiliki kelemahan seperti :

· Mini pill kurang efektif dalam mencegah kehamilan dibandingkan dengan pil oral
kombinasi/use effectiveness lebih rendah.

· Karena tidak mengandung estrogen, kejadian pardarahan bercak/spotting, perdarahan


menyerupai haid (breakthrough bleeding), variasi dalam panjang siklus haid dan kadang-kadang
amenore.
Mekanisme kerja 1-4,6-9

Cara kerja Mini Pill dapat berupa :

1. Mencegah terjadinya ovulasi.

2. Perubahan dalam motilitas tuba.

3. Perubahan dalam fungsi korpus luteum.

4. Perubahan lendir seviks yang mengganggu motilitas atau daya tahan spermatozoa.

5. Perubahan dalam endometrium sehingga implantasi ovum yang telah dibuahi tidak mungkin
terjadi.

Kontraindikasi1-4,6-9

Secara umum kontraindikasi sama denga Pil oral kombinasi .

Karena mini pill sering menyebabkan perdarahan ireguler, maka perdarahan abnormal
pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya merupakan salah satu kontraindikasi utama untuk
pemakaian mini pill, terutama untuk wanita yang usianya lebih tua.

Efek samping 1-4,6-9

Perubahan dan gangguan pola haid yang disebabkan oleh pemberian progestin tanpa estrogen.

KONTRASEPSI SUNTIK

Pada saat ini terdapat dua macam kontrasepsi suntik bagi wanita yaitu :

a) Golongan progestin:

· DMPA (Depot Medroxyprogesterone acetat) = Depo-ProveraÒ, Depo GestonÒ, Depo


ProgestinÒ.

· NET-EN (Norethindrone enanthat) = NoristeratÒ

b) Golongan progestin dengan campuran estrogen cypionat (CycloProvera) = CyclofemÒ.

Mekanisme kerja 1-4,6-9

1. Primer : mencegah ovulasi.


· Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH surge). Respons kelenjar
hipofisis terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogen tidak berubah, sehingga memberi
kesan proses terjadi hipotalamus daripada di kelenjar hipofisis. Ini berbeda dengan pil oral
kontrasepsi yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofisis.

· Pada pemakaian DMPA endometrium menjadi tipis dan atrofik dengan kelenjar-kelenjar yang
tidak aktif. Sering stroma menjadi edematous.Dengan pemakaian jangka lama, endometrium
dapat menjadi sangat tipis.Perubahan-perubahan tersebut dapat menjadi normal kembali dalam
waktu 90 hari setelah suntikan DMPA yang terakhir.

2. Sekunder :

· Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa.

· Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implamtasi dari ovum yang telah dibuahi.

· Kemungkinan mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopii.

Kontraindikasi 1-4,6-9

1. Kehamilan

2.Karsinoma payudara

3.Karsinoma traktus genitalis

4. Perdarahan abnormal uterus

Efek samping 1-4,6-9

1. Gangguan haid, dapat berupa : amenore, perdarahan ireguler, perdarahan bercak ataupun
perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang.

2. Berat badan bertambah

3. Nyeri kepala, terjadi pada 1-17% akseptor.

Pulihnya kesuburan 2,3,7

Suntikan DMPA 150 mg dianggap tidak efektif lagi sebagai kontrasepsi setelah 90 hari, tetapi
pada kebanyakan akseptor , DMPA mencegah kehamilan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Rata-rata mantan akseptor DMPA memerlukan waktu 1,5 – 3 bulan lebih lama untuk kembali
hamil dibandingkan Pil oral atau IUD.

Lamanya masa tidak subur mungkin tergantung pada kecepatan metabolisme DMPA dan juga
pada berat badan akseptor.Tidak terdapat bukti bahwa kontrasepsi suntikan mengganggu
kesuburan secara permanen.Pada akseptor NET-EN kembalinya kesuburan dapat lebih cepat
dibandingkan dengan DMPA, karena NET-EN dimetabolisir lebih cepat.

Lebih dari 50% mantan akseptor akan mengalami haid kembali setelah 6 bulan, dan kira-kira
85% setelah 1 tahun. Lebih dari 60% mantan akseptor sudah hamil dalam waktu 1 tahun dan
lebih dari 90% dalam waktu 2 tahun.

Dibandingkan kontrasepsi lain suntikan DMPA lebih lambat pulihnya kesuburan, akan tetapi hal
ini tidak berhubungan dengan lamanya penggunaan DMPA. Setelah 20 bulan kembalinya
kesuburan relatif sama dengan alat kontrasepsi lain.

Kontrasepsi suntikan sekali sebulan 1-4,6-9

Saat ini yang dipakai di Indonesia adalah kombinasi 25 mg DMPA dan 10 mg estradiol
cypionate (CyclofemÒ, CyclogestonÒ)

Kelebihan dibandingkan suntikan Depo Provera adalah menimbulkan perdarahan teratur setiap
bulan, perdarahan bercak/ireguler lain lebih jarang terjadi, jarang menimbulkan amenore, efek
samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan.

Sedangkan kerugiannya adalah penyuntikan lebih sering, biaya lebih tinggi, dan adanya
kemungkinan efek samping karena komponen estrogennya.

ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT

Sampai saat ini yang beredar dan dipakai di Indonesia adalah AKBK/susuk/implan 6 (enam)
kapsul yaitu NorplantÒ dan susuk dua kapsul YadenaÒ dan IndoplanÒ serta susuk satu
batang/rod yaitu Implanon.Jenis implan tersebut termasuk non-biodegradable implant yaitu
batang bahan pembawanya tidak diserap jaringan tubuh sehingga harus dicabut apabila sudah
tidak dikehendaki efek kontrasepsinya atau habis masa kerjanya6-9.

· Susuk enam batang (NorplantÒ) terdiri atas enam kapsul silastik berisi hormon Levonorgestrel
yang ujungnya ditutup dengan silastic adhesive. Tiap kapsul berisi 36 mg Levonorgestrel.Masa
kerja mencapai 5 tahun.

· YadenaÒ dan IndoplanÒ terdiri atas dua kapsul silastic yang masing-masing berisi 70 mg
Levonorgestrel dengan masa kerja 3 tahun.
· ImplanonÒ terdiri atas satu rod/batang etilen-vinil-asetat (EVA) yang berisi 68 mg
ketodesogestrel (= etonogestrel) dengan masa kerja 3 tahun.

Sedangkan implan jenis lain yang masih dalam tahap pengembangan atau belum beredar di
Indonesia diantaranya sbb :

· Non-biodegradable implant : Norplant IIÒ (2 rod levonorgestrel untuk 5 tahun), ST 1435 (1


batang methylene norprogesterone untuk 2 tahun).

· Biodegradable implant : CapronorÒ (1 batang levonorgestrel untuk 2 tahun), Net PelletsÒ (4-5
pellets/peluru berisi norethindrone untuk 1-2 tahun).

Biodegradable implant melepaskan progestin dari bahan pembawa yang secara perlahan-lahan
larut di dalam jaringan tubuh.Bahan pembawa tidak perlu dikeluarkan, tetapi bila bahan
pembawa tersebut mulai melarut tidak dapat dikeluarkan lagi.

Efektifitas 1-4,6-9

Sangat efektif, angka kegagalan 0,1 kehamilan per 100 wanita dalam 1 tahun pertama
penggunaan (1 tiap 1.000). Setelah 5 tahun 1,6 kehamilan per 100 wanita.

Angka Kehamilan akan meningkat sedikit pada wanita dengan berat badan lebih dari 70 kg.

Mekanisme kerja 1-4,6-9

Seperti kontrasepsi lain yang berisi progestin saja , implan mencegah kehamilan melalui
beberapa cara :

· Mencegah ovulasi/pelepasan sel tekur dari ovarium.

· Mengubah lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa.

· Menghambat perkembangan siklis dari endometrium.

Keuntungan

1.Sangat efektif, bahkan bagi wanita gemuk.

2. Pencegahan kehamilan jangka panjang, sangat efektif sampai dengan lebih dari 5 tahun.
3. Efektif dalam 24 jam setelah pemasangan.

4. Fertilitas segera pulih setelah pengangkatan.

Diposkan 19th April 2014 oleh ALI SHOFWAN


0

Tambahkan komentar

KUMPULAN MAKALAH

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

Apr
22

KEGUGURAN

Keguguran adalah salah satu hal yang paling banyak dikahawatirkan dan ditakutkan oleh para
ibu hamil. Bayangan akan hadirnya buah hati, lucunya bayi mungil sirna sudah ketika keguguran
menghampiri.

ADAB BERPAKAIAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis telah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sang Pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena, berkat limpahan
rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat vmenyelesaikan makalah
dengan tema “Adap

MEMANDIKAN JENAZAH
A. PENGERTIAN MEMANDIKAN JENAZAH

Memandikan jenazah dimaksudkan agar segala bentuk hadas dan najis yang ada pada jenazah
tersebut hilang dan bersih, sehingga jenazah yang akan dikafani terus dishalatkan telah suci dari
hadas dan najis.

Falsafah, Makna dan Prinsip Ibadah

A. Falsafah Ibadah: Kenapa kita (harus) beribadah?

Seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini dicipta dan dipelihara (rububiyyatullâh), dimiliki
dan dikuasai secara mutlak oleh Allah SWT (mulkiyyatullâh).

ADAB MAKAN DAN MINUM

ADAB MAKAN DAN MINUM

Banyak orang memandang proses makan dan minum sebagai sesuatu yang lazim, adat atau
kebutuhan hidup. Hingga tak jarang terdengar ungkapan bahwa: "Hidup untuk makan dan makan
untuk hidup".

IBU HAMIL

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dibagi menjadi tiga buah Trimester yaitu Kehamilan Trimester I, Kehamilan
Trimester II dan Kehamilan Trimester III.

Apr
19

SIKLUS MENSTRUASI NORMAL

Siklus Menstruasi Normal Pada Wanita

Perubahan terbesar yang terjadi pada wanita saat pertumbuhan adalah dimulainya masa
menstruasi.Menstruasi adalah keluarnya sedikit atau beberap cairan darah selama beberapa hari
dari vagina setiap bulannya.

PEMBERIAN OBAT DENGAN INJEKSI SUBKUTAN


Injeksi Subkutan

1. Pengantar

Injeksi subkutan dilakukan dengan menempatkan obat kedalam jaringan ikat longgar dibawah
dermis.

Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi.

Cushing Sindrom

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang kian maju.Semakin banyaknya aktivitas sehari-
hari seseorang, semakin sering mereka melupakan tentang kesehatan mereka sendiri.

CA MAMAE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh kita terdiri dari sel – sel yang selalu tumbuh.Kadang – kadang pertumbuhan tersebut tidak
terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.Kebanyakan tidak menimbulkan bahaya.

Apr
19

MAKALAH PEMASANGAN INFUS

Kebutuhan dasar pada manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis.Hal ini tentunya bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

MAKALAH KANKER PAYUDARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh kita terdiri dari sel – sel yang selalu tumbuh.Kadang – kadang pertumbuhan tersebut tidak
terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.Kebanyakan tidak menimbulkan bahaya.

SIPILIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri Troponema
Pallidum.Penularan melalui kontak seksual, melalui kontak langsung dan kongenital sifilis
(melalui ibu ke anak dalam uterus).

KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang oleh karena suatu sebab
maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh salah satu atau kedua-duanya calon
orang tua bayi tersebut. tidak diinginkan.

HAL-HAL YANG BID’AH BERKAITAN DENGAN KEMATIAN

HAL-HAL YANG BID’AH BERKAITAN DENGAN KEMATIAN

‫ والدعاء بالويل والثبور عند المصيبة‬،‫ والدعاء بدعوى الجاهلية‬،‫أجمعت األ ّمةُ على تحريم النياحة‬

“Umat bersepakat atas haramnya niyahah, dan berdo’a dengan seruan orang jahiliyah serta do’a
dengan kejelekan dan keburukan ketika terjadi mushibah”.[1]

Ima

GANGGUAN PADA MENSTRUASI


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh.
Kejadian tersebut akan berlangsung tiap bulan dan merupakan suatu proses normal bagi
perempuan pada umumnya.

ETIKA MORAL DAN AKHLAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan
syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.

Apr
17

KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang oleh karena suatu sebab
maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh salah satu atau kedua-duanya calon
orang tua bayi tersebut.tidak diinginkan.

CIRI-CIRI, UNSUR DAN TEORI ORGANISASI

BAB II

PEMBAHASAN

CIRI-CIRI, UNSUR DAN TEORI ORGANISASI


Ciri-ciri Organisasi

a. Ciri-ciri organisasi yaitu :

Adanya komponen ( atasan dan bawahan) . Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur
dari sekelompok orang). Adanya tujuan . Adanya sasaran .

Memuat
Template Dynamic Views.Diberdayakan oleh Blogger.

Apr
19

SIKLUS MENSTRUASI NORMAL


Siklus Menstruasi Normal Pada Wanita

Perubahan terbesar yang terjadi pada wanita saat pertumbuhan adalah dimulainya masa
menstruasi.Menstruasi adalah keluarnya sedikit atau beberap cairan darah selama beberapa hari
dari vagina setiap bulannya.Hal ini mungkin terdengar menakutkan bagi seorang perempuan
yang baru kali pertama mengalami menstruasi.
Umumnya menstruasi dimulai ketika seorang wanita atua perempuan berusia antara 10-
15 tahun tergantung dari pesatnya pertumbuhan hormon tubuh.Jangka waktu antara satu
menstruasi ke menstruasi berikutnya biasanya sekitar 28 hari (4 minggu atau sekitar satu
bulan).Tapi hal ini bisa berbeda-beda dari 20 ke 35 hari atau bahkan lebih lama, terutama pada
awal menstruasi.Menstruasi bisa terjadi paling singkat 2 hari dan paling lama 8 hari.
Menstruasi terjadi ketika masa pubertas atau remaja yang disebabkan oleh pertumbuhan
hormon dan peningkatan hormon seks yang menyebabkan terjadinya menstruasi.

Proses terjadinya menstruasi


1. Pada dua minggu pertama dalam satu bulan, estrogen membuat lapisan dalam rahim yang
semakin menebal. Lalu, telur yang matang keluar dari salah satu indung telur dan turun ke tuba
fallopi.
2. Progesteron kemudian lebih mempertebal lapisan rahim. Tetapi, jika sel telur tidak bertemu
dengan sperma dan tumbuh menjadi bayi, sel telur dan kadar estrogen dan progesteron turun. Hal
ini menyebabkan lapisan itu luruh dan menstruasi terjadi.

Gambar Siklus Menstruasi

Menstruasi merupakan siklus yang kompleks karena melibatkan berbagai unsur dalam
tubuh perempuan, diantaranya panca indera, korteks serebri, hipotalamus, aksis hipofisis-
obarium) dan organ tujuan (uterus, endometrium, serta organ seks sekunder).
Dimulainya masa pubertas dan menstruasi pertama (menarche) seringkali dideskripsikan
sebagai peristiwa utama dalam sejarah kehidupan remaja.

Patofisiologi siklus menstruasi


Patofisiologi siklus menstruasi merupakan siklus hormonal yang kompleks sebagai mata
rantai dari :
- Pancaindera
- Nukleus amigdale
- Hipotalamus
- Hipofise
- Ovarium
- dan Uterus endometirum
Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche.Faktor psikologis cukup berperan
ketika terjadi menarche. Hal ini diperkirakan terjadi karena pengaruh globalsasi dan video-video
asusila yang banyak beredar sehingga megakibatkan menarche terjadi lebih dini yaitu pada usia
kurang dari atau sama dengan 10 tahun.
Nukleus amigdale memegang peranan penting sebagai “pubertas inhibitor” sehingga
hipotalamus tidak merangsang hipofise untuk mengeluarkan ‘gonadotrophine hormonal” terlalu
dini.
Pada permulaan menstruasi sampai dengan usia 17-18 tahun sering tejadi ‘anovulasi’
sehingga “estrogen yang dominan” mempunyai kesempatan untuk merangsang end-organ seks
sekunder untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Ciri dari darah menstruasi itu sendiri, seperti :


- Berwarna hitam kemerahan
- encer karean proses fibrinolisis
- Berlangsung sekitar 3-5 atau 7 hari
- Terkadang disertai rasa nyeri
Setelah mensturasi berlangsung selama 4-7 hari, perdarahan perlahan-lahan
berkurang.Perdarahan regional berkurang akibat konstriksi dan trombosis sisa arteriola spiralis
yang tidak rusak, sehingga bercak perdarahan akhirnya berhenti.
Interval antara ovulasi dan menstruasi normalnya hampir tepat 14 hari.Sebaliknya, pada
periode praovulatoir, interval hari pertama menstruasi dengan hari ovulasi dapat beragam dari 7
atau 8 hari hingga lebih dari satu bulan.Variasi periode praovulatoir ini menyebabkan perbedaan
interval antar periode menstruasi.

Siklus Menstruasi Wanita


Masa subur wanita dinyatakan sebagai masa di mana terdapat sel telur yang siap dibuahi
oelh sperma (dan bersamaan dengan itu ada sperma yang siap membuahi sel telur). Sel telur yang
siap dibuahi adalh sel telur yang telah dilepaskan dari indung telur dalam suatu proses yang
disebut dengan ovulasi.
Secara norma, wanita telah memiliki ribuan sel telur yang dalam indung telur (ovarium)
kiri dan kanan yang telah diperolehnya sejak wanita itu masih berupa janin dalam kandungan
ibunya. Hanya saja sel-sel telur tersebut berada dalam keadaan diam, standby, akibat pengaruh
bahan yang dikeluarkan oleh sel folikuler (beberapa sel-sel gepeng yang bergandengan yang
membungkus masing-masing sel telur, sel-sel ini juga berada di dalam indung telur).
Pada wanita yang subur, lama siklus haid sesuai dnegan lama siklus ovulasinya. Jadi bila
wanita tersebut haid setiap 30 hari, dia mengalami ovulasi juga setiap 30 hari, dengan demikian
periode masa subur wanita tersebut juga setiap 30 hari.

Masa subur wanita dapat dihitung dengan menlakukan perhitungan minggu subur sebagai
berikut :
1. Menstruasi wanita teratur antara 26-30 hari
 Masa subur dapat diperhitungkan, yaitu menstruasi hari pertama ditambah 12 yang merupakan
hari pertama minggu subur dan akhir minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 19
Puncak minggu subur adalah hari pertama menstruasi di tambah 14.
 Sebagai contoh, seorang wanita mendapat menstruasi 5 September. Maka perhitungan minggu
suburnya adalah antara tanggal 17-24 september, sehingga harus menghindari hubungan intim
untuk mencegah kehamilan. Sistem pantang berkala dengan kalender mempunyai kegagalan
berkisar 15-20%.

2. Pantang berkala dengan sistem suhu basal


Telah diketahui bahwa penurun suhu basal sebanyak 1/2-1 derajat celsius pada hari ke-12 sampai
ke-13 menstruasi, dimana oculasi terjadi pada hari ke-14. Setelah menstruasi suhu akan naik
lebih dari suhu basal sehngga siklus menstruasi yang disertai “ovulasi” terdapat temperatur
“bifasik”.
Cara Menghitung Siklus Menstruasi Dan Fase dalam menstruasi
Siklus menstruasi adalah Menstruasi yang terjadi terus – menerus setiap bulannya.
Menstruasi pertama kali dialami pada usia 11 – 16 tahun, adapula dalam usia 8 tahun sudah
mengalami menstruasi hal ini dikarenakan asupan gizi dalam tubuh berkembang baik sehingga
membantu mempercepat proses datangnya menstruasi dan menandakan bahwa sel telur siap
dibuahi untuk kehamilan ataua mengandung anak.
Siklus menstruasi pada setiap wanita berbeda dengan lainnya, ada yang memiliki siklus
25 -35 hari tetapi hanya 80 % dan 20 % wanita yang memiliki siklus menstruasi 28 hari. Setiap
menstruasi hanya 1 sel telur yang dikeluarkan.
Bagi remaja putri yang baru pertama kali menstruasi terkadang mengalami siklus haid
yang tidak teratur, misalnya dalam 1 bulan terjadi 2 kali menstruasi (2 kali siklus ) itu adalah hal
yang lumrah / wajar.
Untuk membantu mengetahui panjangnya dan waktu suklus dapat membuat catatan pada
kalender, karena dapat membantu anda memperkirakan siklus yang akan datang. Siklus
menstruasi biasanya terjadi antara 3 – 7 hari.

Fase Menstruasi

Ada 3 fase yang dialami setiap wanita selama menstruasi, yaitu :


1. Fase Folikuler adalah dimana kdar FSH ( Folicle Stimulating Hormone ) sedikit meningkaat
sehingga merangsang tumbuhnya 3 – 30 folikel ovarium ( kantung dinding telur ) yang masing –
masing mengandung 1 sel telur.
2. Fase Ovulatior adalah dimana kadar LH ( Luteinizing Hormone ) meningkat dan folikel yang
matang akan menonjol ke permukaan ovarium ( dinding telur ) untuk melepaskan sel telur (
ovulasi ). Sel telur biasanya dikeluarkan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjai peningkatan
kadar LH. Dalam fase ini biasanya wanita mengalami gangguan nyeri pada perut bagian bawah,
rasa itu bisa berlangsung dalam beberapa menit bahkan sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal adalah lepasnya sel telur dari indung telur selama 14 hari, dan folikel ovarium (
kantung induk telur ) akan menutup kembali dan membentuk kopus luteum yang menghasilkan
hormon progesteron dalam jumlah besar.
Tetapi perlu diketahui setelah 14 haari kropus luteum akan hancur dan selama dalam fase
ini seorang wanita juga akan mengalami peningkatan suhu tubuh sampai siklus yang baru akan
dimulai, keculai jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum akan menghasilkan
HCG ( Human Chorionic gonadotropin ) hormon ini akan menjaga kropus luteum yang
menghasilkan hormon progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendri. Fase
Luteal biasanya ditandai sebagai fase bagi wanita yang ingin hamil.
Diposkan 19th April 2014 oleh ALI SHOFWAN
0

Tambahkan komentar

KUMPULAN MAKALAH

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

Apr
22

KEGUGURAN

Keguguran adalah salah satu hal yang paling banyak dikahawatirkan dan ditakutkan oleh para
ibu hamil. Bayangan akan hadirnya buah hati, lucunya bayi mungil sirna sudah ketika keguguran
menghampiri.

ADAB BERPAKAIAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis telah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sang Pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena, berkat limpahan
rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat vmenyelesaikan makalah
dengan tema “Adap

MEMANDIKAN JENAZAH

A. PENGERTIAN MEMANDIKAN JENAZAH


Memandikan jenazah dimaksudkan agar segala bentuk hadas dan najis yang ada pada jenazah
tersebut hilang dan bersih, sehingga jenazah yang akan dikafani terus dishalatkan telah suci dari
hadas dan najis.

Falsafah, Makna dan Prinsip Ibadah

A. Falsafah Ibadah: Kenapa kita (harus) beribadah?

Seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini dicipta dan dipelihara (rububiyyatullâh), dimiliki
dan dikuasai secara mutlak oleh Allah SWT (mulkiyyatullâh).

ADAB MAKAN DAN MINUM

ADAB MAKAN DAN MINUM

Banyak orang memandang proses makan dan minum sebagai sesuatu yang lazim, adat atau
kebutuhan hidup. Hingga tak jarang terdengar ungkapan bahwa: "Hidup untuk makan dan makan
untuk hidup".

IBU HAMIL

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dibagi menjadi tiga buah Trimester yaitu Kehamilan Trimester I, Kehamilan
Trimester II dan Kehamilan Trimester III.

Apr
19

SIKLUS MENSTRUASI NORMAL

Siklus Menstruasi Normal Pada Wanita

Perubahan terbesar yang terjadi pada wanita saat pertumbuhan adalah dimulainya masa
menstruasi.Menstruasi adalah keluarnya sedikit atau beberap cairan darah selama beberapa hari
dari vagina setiap bulannya.

PEMBERIAN OBAT DENGAN INJEKSI SUBKUTAN

Injeksi Subkutan

1. Pengantar
Injeksi subkutan dilakukan dengan menempatkan obat kedalam jaringan ikat longgar dibawah
dermis.

Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi.

Cushing Sindrom

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang kian maju.Semakin banyaknya aktivitas sehari-
hari seseorang, semakin sering mereka melupakan tentang kesehatan mereka sendiri.

CA MAMAE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh kita terdiri dari sel – sel yang selalu tumbuh.Kadang – kadang pertumbuhan tersebut tidak
terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.Kebanyakan tidak menimbulkan bahaya.

Apr
19

MAKALAH PEMASANGAN INFUS

Kebutuhan dasar pada manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis.Hal ini tentunya bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

MAKALAH KANKER PAYUDARA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh kita terdiri dari sel – sel yang selalu tumbuh.Kadang – kadang pertumbuhan tersebut tidak
terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.Kebanyakan tidak menimbulkan bahaya.

SIPILIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri Troponema
Pallidum.Penularan melalui kontak seksual, melalui kontak langsung dan kongenital sifilis
(melalui ibu ke anak dalam uterus).

KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang oleh karena suatu sebab
maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh salah satu atau kedua-duanya calon
orang tua bayi tersebut. tidak diinginkan.

HAL-HAL YANG BID’AH BERKAITAN DENGAN KEMATIAN

HAL-HAL YANG BID’AH BERKAITAN DENGAN KEMATIAN

‫ والدعاء بالويل والثبور عند المصيبة‬،‫ والدعاء بدعوى الجاهلية‬،‫أجمعت األ ّمةُ على تحريم النياحة‬

“Umat bersepakat atas haramnya niyahah, dan berdo’a dengan seruan orang jahiliyah serta do’a
dengan kejelekan dan keburukan ketika terjadi mushibah”.[1]

Ima

GANGGUAN PADA MENSTRUASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh.
Kejadian tersebut akan berlangsung tiap bulan dan merupakan suatu proses normal bagi
perempuan pada umumnya.

ETIKA MORAL DAN AKHLAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan
syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.

Apr
17

KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang oleh karena suatu sebab
maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh salah satu atau kedua-duanya calon
orang tua bayi tersebut.tidak diinginkan.

CIRI-CIRI, UNSUR DAN TEORI ORGANISASI

BAB II

PEMBAHASAN

CIRI-CIRI, UNSUR DAN TEORI ORGANISASI

Ciri-ciri Organisasi
a. Ciri-ciri organisasi yaitu :

Adanya komponen ( atasan dan bawahan) . Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur
dari sekelompok orang). Adanya tujuan . Adanya sasaran .

KEJANG DEMAM

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kejang demam merupakan salah satu kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada bayi
dan anak. Dari penelitian oleh beberapa pakar didapatkan bahwa sekitar 2,2%-5% anak pernah
mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai umur 5 tahun.

BEBERAPA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI

BEBERAPA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI

Manusia dapat terinfeksi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit. Ada juga
bentuk kehidupan mikroskopis lain yang dapat menyebabkan penyakit menular pada manusia.

ANCAMAN BAGI YANG MENINGGALKAN SHALAT

ANCAMAN MENINGGALKAN SHALAT

Barang siapa melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan
di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu
dengan Allah SWT.

ANCAMAN BAGI YANG MENINGGALKAN SHALAT

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.

Setiap manusia yang diciptakan Allah Ta’ala di muka bumi ini dituntut untuk beriman
kepadaNya dan mempunyai satu kewajiban yang paling utama dalam ibadah adalah Sholat.

AMANAH
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jamak dari yang diartikan dengan budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat.

1.

ADAB BERPAKAIAN DALAM ISLAM

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jamak dari yang diartikan dengan budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat.

1.

Apr
17

ABORSI MENURUT ISLAM

A. Aborsi

Perkataan Abortus dalam bahasa Inggris disebut Abortion berasal dari bahasa latin yang berarti
gugur kandungan atau keguguran.

ABORSI DALAM ISLAM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aborsi dalam bahasa Arab disebut “ijhadh”, yang memiliki beberapa sinonim yakni; isqath
(menjatuhkan), ilqa’ (membuang), tharah (melempar) dan imlash (menyingkirkan)) . Aborsi
menirit agama-agama sebelum islam adalah termasuk yang diharamkan.

ABORSI

A. Aborsi

Pengertian Aborsi

Aborsi secara umum adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum
buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan (JNPK-KR, 1999)
(www.jender.or.id).

SEKS BEBAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan/masa transisi/masa pancaroba yang penuh gejolak yaitu
masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri.Kehamilan bisa jadi dambaan.

HAL HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu fenomena memprihatinkan yang terjadi pada kaum muslimin di zaman ini adalah
ketika ditanyakan mengenai apa saja yang dapat membatalkan wudhu, apa yang dapat
membatalkan shalat, atau apa yang dapat membatalkan puasa, kita dapat dengan mudah
menjawab

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengertian

Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Adab Makan Dan Minum

Adab Makan Dan Minum

A.Pengertian

Seorang muslimah makan sambil berjalan, makan dengan tangan kiri, tanpa berdoa, bahkan
menyisakan makanan, hal ini seakan sudah menjadi pemandangan umum di kantin-kantin
kampus.Betapa miris hati ini melihatnya.

Apr
17

SHALAT JAMAK QHASHAR

ADAKALANYA dalam beberapa waktu kita mengadakan perjalanan jauh, misalnya


karyawisata, bersilaturahmi, atau keperluan lainnya. Terkadang juga kita mengalami coban
berupa sakit sampai-sampai tidak dapat bangun, Hal itu menyebabkan kita sering menjumpai
kesulitan untuk melakukan ibadah salat.

EFEK RUMAH KACA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu dari aspek yang menjadi penyokong kehidupan, baik kehidupan
di pedesaan ataupun di perkotaan. Sektor ini merupakan sektor yang berfungsi sebagai penyuplai
bahan makanan.
Memuat
Template Dynamic Views.Diberdayakan oleh Blogger.

Apr
22

KEGUGURAN

Keguguran adalah salah satu hal yang paling banyak dikahawatirkan dan ditakutkan oleh para ibu
hamil. Bayangan akan hadirnya buah hati, lucunya bayi mungil sirna sudah ketika keguguran menghampiri.
Ditambah lagi oleh rasa sakit, stress, dan bahkan trauma menghantui para ibu hamil yang mengalami
keguguran.

Oleh karena itu, mari kita ketahui mengenai apa itu keguguran, apa penyebabnya dan bagaimana
tanda-tanda dari keguguran ini. Agar dengan diketahui mengenai seluk beluk keguguran, diharapkan
keguguran dapat terhindarkan.

Keguguran diartikan sebagai keluarnya janin atau persalinan prematur sebelum mampu untuk
hidup. Resiko keguguran memiliki persentase sebesar 15% - 40% dari ibu hamil, dan 60-75% keguguran
terjadi sebelum usia kehamilan 3 bulan. Namun jumlah kejadian atau resiko keguguran akan menurun pada
usia kehamilan di atas 3 bulan.

Penyebab Terjadinya Keguguran

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keguguran adalah:

 Adanya kelainan pada janin yang disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat berlangsungnya
proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat dan dikeluarkan tubuh.
 Adanya kelainan pada ibu, seperti kelainan pada sisterm hormonal (bisa hormon prolaktin yang
terlalu tinggi atau progesteron yang terlalu rendah), sistem kekebalan tubuh, infeksi menahun, dan
penyakit berat yang diderita si ibu hamil.
 Adanya kelainan pada rahim. Kelainan yang paling umum terjadi adalah adanya miom (tumor
jaringan otot) yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio. kelainan lain yaitu rahim terlalu lemah
sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilan dalam rahim yang
terlalu lemah biasanya hanya mampu bertahan hingga akhir trimester pertama.
 Penyebab lain adalah infeksi, seperti terkena virus TORCH, HIV, Hepatitis dll.
 Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok, mengkonsumsi
minuman keras, obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat
gangguan kehamilan.

Tanda-Tanda Keguguran

Sebelum keguguran benar-benar terjadi, biasanya ada beberapa tanda yang menunjukkan adanya
sesuatu yang tidak betul pada proses kehamilan. Tanda-tanda terjadinya keguguran yaitu:

 Perdarahan
Perdarahan adalah tanda yang paling umum. Perdarahan yang terjadi bisa hanya berupa bercak-
bercak yang berlangsung lama sampai perdarahan hebat. Kadang-kadang terdapat bagian jaringan
yang robek yang ikut keluar bersamaan dengan darah. Misalnya, bagian dari jaringan dinding rahim
yang terkoyak atau kantung ketuban yang robek.
 Kram atau Kejang Perut

Tanda ini rasanya mirip seperti kram perut pada awal datang bulan.Biasana kram ini berlangsung berulang-
ulang dalam periode waktu yang lama. Kram atau kejang juga dapat terjadi di daerah panggul

 Nyeri Pada Bagian Bawah Perut

Rasa nyeri pada bagian bawah perut terjadi dalam waktu cukup lama.Selain di sekitar perut, rasa sakit juga
dapat terjadi di bagian bawah panggul, selangkangan, dan daerah alat kelamin. Nyeri ini terjadi dalam
beberapa jam hingga beberapa hari setelah muncul gejala perdarahan.

1. Usia: wanita dengan usia yang lebih tua berisiko mengandung bayi dengan kelainan kromosom dan besar
kemungkinannya untuk keguguran. Wanita yang hamil saat usia 40 tahun berisiko keguguran dua kali lipat
dibanding wanita berusia 20 tahun.

2. Riwayat keguguran: wanita yang memiliki dua atau lebih riwayat keguguran secara berturut-turut lebih
mungkin dibandingkan wanita lain untuk keguguran lagi.

3. Penyakit kronis: diabetes tidak terkontrol dan kelainan darah tertentu yang diwariskan, gangguan
autoimun (seperti sindrom antifosfolipid atau lupus), dan gangguan hormonal (seperti sindrom ovarium
polikistik) adalah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko keguguran.

4. Masalah rahim atau serviks: memiliki kelainan tertentu pada rahim bawaan, kondisi rahim yang parah
(pita jaringan parut), atau leher rahim yang lemah atau tidak normal (dikenal sebagai insufisiensi serviks)
adalah peluang untuk keguguran. Hubungan antara fibroid rahim dan keguguran masih kontroversial, namun
kebanyakan fibroid tidak menimbulkan masalah.

5. Riwayat cacat lahir atau masalah genetik: jika Anda, pasangan, atau anggota keluarga Anda memiliki
kelainan genetik, pernah diidentifikasi punya masalah genetik pada kehamilan sebelumnya, atau pernah
melahirkan anak dengan cacat lahir, Anda akan berisiko lebih tinggi untuk keguguran pada kehamilan
selanjutnya.

6. Infeksi: penelitian telah menunjukkan risiko yang paling tinggi untuk keguguran jika Anda memiliki listeria,
gondok, rubella, campak, cytomegalovirus, parvovirus, gonorrhea, HIV, dan infeksi tertentu lainnya.

7. Merokok, minum alkohol, dan menggunakan narkoba: merokok, minum alkohol, dan menggunakan obat-
obatan seperti kokain dan MDMA (ekstasi) selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingginya tingkat mengonsumsi kafein dan
peningkatan risiko keguguran.

8. Obat: terdapat beberapa obat yang jika dikonsumsi dapat meningkatkan risiko keguguran. Penting bagi
Anda untuk meminta penjelasan kepada dokter jika diberikan beberapa obat untuk diminum saat hamil. Hal
ini juga berlaku untuk obat resep, termasuk obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) seperti
ibuprofen dan aspirin.

9. Racun lingkungan: faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang berisiko keguguran adalah racun yang
ada di lingkungan. Beberapa bahan kimia seperti formaldehid, benzena, dan etilen oksida, dan dosis besar
radiasi atau gas anestesi dianggap berbahaya.

10. Faktor Paternal: kondisi ayah juga berkontribusi terhadap risiko keguguran. Para peneliti sedang
mempelajari sejauh mana sperma dapat rusak oleh racun lingkungan tapi masih memungkinkan untuk
membuahi sel telur.Beberapa studi telah menemukan risiko yang lebih besar untuk mengalami keguguran
ketika ayah telah terkena merkuri, timbal, dan beberapa bahan kimia industri dan pestisida.

11. Obesitas: beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dan keguguran.
12. Prosedur Diagnostik: ada kemungkinan kecil terhadap risiko keguguran setelah chorionic villus sampling
(diagnosa yang dilakukan pada jaringan plasenta) dan amniosentesis (suatu pemeriksaan diagnostik
menggunakan cairan ketuban, untuk mengetahui kemungkinan kelainan pada janin).

13. Risiko keguguran juga akan tinggi jika Anda hamil kembali dalam waktu tiga bulan setelah melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai