Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DESINFEKSI DAN METODE DESINFEKSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Patient Safety

DOSEN MATA KULIAH:

Ns.Aditiya Rahman ,S.Kep.

Disusun Oleh:

Rahma Oktavia

NIM.1900001032

Tingkat:

1-B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN RS. EFARINA PURWAKARTA

2020

1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan
Karunia-Nyalah kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini, yang merupakan tugas dalam mata kuliah patient Safety. Shalawat serta salam
tak kunjung lupa kami curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Saya menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
hambatan. Namun berkat usaha dan motivasi dari pihak-pihak langsung maupun tidak
langsung yang memperlancar jalannya penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat
saya susun seperti sekarang ini. Oleh karena itu, secara mendalam saya ucapkan banyak
terimakasih, saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi referensi dan tambahan materi
pembelajaran bagi kita semua.

Purwakarta, 16 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ 2

DAFTAR ISI...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 4

A. Latar Belakang........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan........................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................6
A. Pengertian Konsep Desinfeksi.....................................................................................6
B. Jenis Desinfeksi............................................................................................................6
C. Metode Desinfeksi....................................................................................................... 7
D. Macam-macam Desinfeksi...........................................................................................8
E. Cara Kerja Desinfeksi..................................................................................................9
F. Cara Membuat Larutan Desinfeksi..............................................................................9

SOAL –SOAL..............................................................................................................1

BAB III PENUTUP.............................................................................................1


A. Kesimpulan...................................................................................................................1
B. Saran.............................................................................................................................1

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien


yang berisiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaimana
terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadinya
penyebaran infeksi. Selain itu diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan
mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan.

Sejalan dengan itu, program patient safety yang sekarang sedang digalakkan oleh semua
rumah sakit, dimana salah satu tujuan patient safety yaitu untuk melindungi pasien dari
penularan infeksi yang bisa saja terjadi. Oleh sebab itu perlu tindakan untuk pencegahan
infeksi.

Beberapa tindakan pecegahan infeksi yang dapat dialakukan adalah sebagai berikut.

Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan, istilah ini
dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatakan infeksi.
Tujuan akhirnya dalah menggurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik
pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan
aman digunakan.

Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau


menghambat perubahan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.

Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh
petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian
dilakukan. Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan sarung tangan
yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur bedah/tindakan
dilakukan.

Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau


setiap benda asing seperti debu dan kotoran.

Sterilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri ,


jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora dari benda mati.

Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar(tidak semua)


mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan
dengan merebus atau menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan
semua mikroorganisme, kecuali beberapa bakteri endospora.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan desinfeksi?

2. Apa saja jenis desinfeksi?

3. Bagaimana cara desinfeksi?

4. Apa saja macam desinfektan?

5. Bagaimana cara kerja desinfektan?

6. Bagaimana cara membuat larutan desinfektan?

C. Tujuan

1. Apa yang dimaksud dengan desinfeksi;

2. Jenis desinfeksi;

3. Cara desinfeksi;

4. Macam-macam desinfektan;

5. Cara kerja desinfektan;

6. Cara membuat larutan desinfektan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Desinfeksi

Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada


objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri (A. Aziz Alimul H.,
2012). Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman
patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat
perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan menggunakan bahan desinfektan
melalui cara mencuci, mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah
terjadinya infeksi dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.

Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan objek,


kandungan zat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi dan waktu
pemaparan, kealamian objek, suhu dan derajat keasaman (pH).

B. Jenis Desinfeksi

Desinfeksi Tingkat Tinggi

Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali


spora babakteri. DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan
bahan kimia.

a. DTT dengan merebus

1. Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih


2. Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup
3. Seluruh alat harus terendam
4. Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
5. Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang
telah di DTT, maksimal satu minggu

b. DTT dengan mengukus

1. Kukus alat selama 20 menit


2. Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
3. Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
4. Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
5. Keringkan dalam kontainer DTT

c. DTT dengan kimia

1. Desinfektan kimia untuk DTT


2. Klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
3. Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan
4. Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit

6
5. Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
6. Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT

Desinfeksi Tingkat Sedang

Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali


spora bakteri.

Desinfeksi Tingkat Rendah

Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa


virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten
seperti basil tuberkel dan spora bakteri.

C. Metode Desinfeksi

Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan empat


metode, yaitu sebagai berikut.

1. Metode desinfeksi dengan mencuci

Prosedur kerja:

a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau membasahi
dengan alkohol 70%
b. Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya
c. Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3%,
kemudian dengan alkohol.
d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.

2. Metode desinfeksi dengan mengoleskan

Prosedur kerja:

a. Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan menggunakan


alkohol atau betadine.

3. Metode desinfeksi dengan merendam

Prosedur kerja:

a. Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%


b. Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam
c. Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam

4. Metode desinfeksi dengan menjemur

Prosedur kerja:

7
a. Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan masing-
masing permukaan selama 2 jam.

D. Macam-macam Desinfeksi

Desinfeksi merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah


terjadinya infeksi dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda mati.
Proses desinfeksi dapat menghilangkan 60% - 90% jasad renik. Desinfektan digunakan
secara luas untuk sanitasi baik di rumah tangga, laboratorium, dan rumah sakit. Berikut
ini merupakan bahan-bahan desinfektan.

1. Alkohol

Etil alkohol atau propel alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol
yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk
mendesinfeksi permukaan.

2. Glutaraldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang popular pada kedokteran gigi ,
baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Glutaraldehid merupakan desinfektan
yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak
dapat disterilkan.

3. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik kontrok plak.

4. Fenol

Larutan jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik.Zat ini bersifat
virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat
dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

5,Klorsilenol

Merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik,
aktivitasnya rMerupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai
antiseptik, aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas
sebagai desinfektan (misalnya dettol).

Kriteria desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk


menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar; aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh
bahan organic, pH, temperature dan kelembaban; tidak toksik pada hewan dan manusia;
tidak bersifat korosif; tidak berwarna dan meninggalkan noda; tidak berbau; bersifat

8
biodegradable/mudah diurai; larutan stabil; mudah digunakan dan ekonomis; serta
aktivitasnya berspektrum luas.

E. Cara Kerja Desinfeksi

Menurut prosesnya, cara kerja desinfektan yaitu sebagai berikut.

1. Denaturasi protein mikroorganisme, yaitu dengan mengubah struktur mikroorganisme


hingga sifat-sifat khasnya hilang.
2. Pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen, fenol, alcohol, dan garam
logam).
3. Oksidasi protein(Oksidanasia).
4. Mengganggu sistem dan proses enzim (zat-zat halogen, alkohol ,dan garam logam).
5. Modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma (desinfektasi dengan aktivitas
permukaan).

F. Cara Membuat Larutan Desinfeksi

Berikut ini adalah cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa
sabun, lisol/kreolin, dan savlon.

1. Sabun

Alat/bahan:

a. Sabun padat/krim/cair
b. Gelas ukuran
c. Timbangan
d. Sendok makan
e. Alat pengocok
f. Air panas/hangat dalam tempatnya
g. Baskom

Prosedur kerja:

a. Masukkan 4 gram sabun padat atau krim ke dalam 1 liter air panas/hangat,
kemudian diaduk sampai larut.
b. Masukkan 3 cc sabun cair ke dalam 1 liter air panas/hangat kemudian diaduk
sampai larut.

2. Lisol dan kreolin

Alat/bahan:

a. Larutan lisol/kreolin
b. Gelas ukuran
c. Baskom berisi air

Prosedur kerja:

9
a. Masukkan larutan lisol/kreolin 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air.
Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan.
b. Masukkan larutan lisol/kreolin 2% sebanyak 20 cc atau larutan lisol/kreolin
3% sebanyak 30 cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk
merendam peralatan medis.
3. Savlon

Alat/bahan:

a. Savlon
b. Gelas ukuran
c. Baskom berisi air secukupnya

Prosedur kerja:

a. Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air


b. Masukkan larutan savlon 1% sebanyak 10 cc ke dalam 1 liter air.

SOAL SOAL

1. Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik


dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik
a. Transmisi
b. Dekontaminasi
c. Infeksi
d. Desinfeksi

2. Proses masuknya kuman ke dalam penjamu sehingga timbul radang / penyakit


a. Transmisi
b. Dekontaminasi
c. Infeksi
d. Desinfeksi

3. Cara penularan infeks, kecuali :


a. Kontak: Langsung, tidak langsung, droplet: udara: debu, kulit lepas
b. Alat rumah tangga
c. Cairan tubuh: darah, makanan, cairan intra vena
d. Vektor / serangga: nyamuk, lalat.

4. Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi
mikro organisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan ( Nakes )
a. Prinsip desinfeksi
b. Prinsip sterilisasi
c. Prinsip dekontaminasi
d. Prinsip pencegahan infeksi

10
5. Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali
endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan
desinfektan kimiawi
a. Desinfectie
b. Desinfectie Tingkat Tinggi (DTT)
c. Decontaminatie
d. Sterilisasi

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada bab II dapat disimpulkan sebagai berikut.

Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang
tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri.

Berdasarkan jenisnya, desinfeksi dibagi menjadi tiga yaitu desinfeksi tingkat tinggi,
desinfeksi tingkat sedang dan desinfeksi tingkat rendah.

Desinfeksi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu cara desinfeksi dengan mencuci,
cara desinfeksi dengan mengoleskan, cara desinfeksi dengan merendam dan cara
desinfeksi dengan menjemur.

Macam-macam desinfektan yaitu alkohol, glutaraldehid, biguanid, fenol, dan klorsilenol.

Cara kerja desinfektan menurut prosesnya yaitu dengan denaturasi protein


mikroorganisme, pengendapan protein dalam protoplasma, oksidasi protein, mengganggu
sistem dan proses enzim, dan modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma

Cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa sabun, lisol/kreolin, dan savlon
terlampir pada bab II.

B. Saran

Berdasarkan uraian pada bab II, penulis mengusulkan saran kepada pihak
terkait sebagai berikut.

Kepada semua pihak yang terkait di pelayanan kesehatan baik klinik, puskesmas, rumah
sakit dan lain-lain, agar menerapkan metode desinfeksi sesuai prosedur untuk mencegah
terjadinya penularan infeksi. Karena angka penularan infeksi merupakan salah satu
indikator penerapan patient safety.

12
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

FK UI, 1994, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi, pp. 113, Penerbit Binapura
Aksara, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai