Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

“SEKARAT DAN PERUBAHAN TUBUH DALAM MENGHADAPI


KEMATIAN”

Dosen Pembimbing:

Ati’ul Impartina, S.ST.,M.Kes

Nama Kelompok:

Desy Mayang Azzahro 2002021783

Nur Hayati 2002021799

Shillah Safira Ilhami 2002021800

Tina Dwi Lestari 2002021794

Windy Saputri Agustin 2002021786

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memilikibebagai
hal dan harapan tertentu untuk meninggal, kematian (death) merupakan kondisiterhentinya
pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon otak, atau dapat jugadikatakan
terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak secaramenetap.
(Hidayat, 2006)Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami
individuketika berpisah dengan sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi
perubahandalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan. Kehilangan merupakan pengalaman
yangpernah dialami oleh setiap individu selama rentan kehidupannya. Sejak lahir, individu
sudahmengalami kehilangan dan cendrung akan menglami kembali walaupun dalam bentuk
yangberbeda. Setiap individu akan bereaksi terhadap kehilangan. Respon terakhir terhadap
kehilangansangat dipengaruhi oleh respons individu terhadap kehilangan sebelumnya. (Hidayat,
2006)

1.1.Rumusan Masalah

Bagaimana proses kematian dan sekarat itu terjadi ?

1.2.Tujuan

1.Untuk mengetahui apa pengertian sekarat dan kematian

2.Untuk mengetahui ciri-ciri pokok pasien yang akan meninggal

3.Untuk mengetahui pendampingan pasien sakaratul maut

4.Untuk mengetahui konsep berduka

5.Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan pada pasien yang akan meninggal dankeluarga yang
ditinggal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Koping pada Dying and Death

Lahir, kehilangan, kematian, dan berduka merupakan fase dalam perjalanan bersifat unikbagi setiap
individu yang dapat menjadi stessor yang membutuhkan dukungan dalammenghadapinya. Hidup
merupakan suatu rangkaian kehadiran dan kepergian, ada dan tiada akanselalu berlangsung bergantian.
Pada saat akhir kehidupannya lansia akan mengalami loss(kehilangan), grieving (berduka), dying
(sekarat/ menjelang kematian), death (kematian).

Kehilangan dan kematian merupakan kata yang kurang ‘enak’ untuk membicarakannya,karena lebih
banyak melibatkan emosi yang bersangkutan. Menjelang ajal atau ajal itu sendirimempunyai aspek yang
membangkitkan rasa takut, kegelisahan, dan sesuatu yang tidak menentu.Tidak ada orang yang
mempunyai pengalaman dengan mati, membuat orang bertanya-tanyatentang kematian seperti: seperti
apa rasanya mati itu? Kalau ada kehidupan lain, bagaimanabentuk dan rasanya, bagaimana dengan
orang-orang tercinta yang kita tinggal, dan lainsebagainya.

Perawat harus mempersiapkan mekanisme koping lanjut usia untuk siap menghadapiloss, grieving,
dying, and death. Hal ini dilakukan untuk membantu klien menjelang kematiannyaagar meninggal secara
terhormat dan tidak mengesampingkan hak-hak klien yang akanmeninggal dunia. Berdasar pada
pandangan tersebut, perlunya perawat mengetahui tentangkonsep kehilangan dan berduka, serta
bagaimana menangani klien dengan mekanisme kopingdalam menghadapi dan menerima kehilangan
yang berbeda-beda, dan mendampingi klien dalammemahami dan menerima kehilangan agar
kehidupan harus terus berjalan.

Anda mungkin juga menyukai