Anda di halaman 1dari 57

Konstruksi sehat

sakit dalam
perspektif
struktur sosial
budaya
masyarakat

Studi Kebudayaan dan Kesehatan

Mempelajari kesehatan sebagai


kebudayaan, harus menggunakan
disiplin ilmu antropologi, sosiologi dan
psikologi. Lebih spesifik menggunakan
kajian antorpologi kesehatan dan
sosiologi kesehatan dan psikologi
kesehatan (bukan fisiologi)

A. Studi Sosial Budaya


Dan Kesehatan

Studi Sosbud dan Kesehatan

Para Ahli Medical Anthropology


mengatakan tugas Antropologi
Kesehatan mempelajari pengaruh
unusur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang
penyakit dan kesehatan (Margaread
Mead, 2001)

Studi Sosbud dan Kesehatan

Foster dan Anderson (1986) mengatakan


Antropologi Kesehatan bertugas mengkaji
masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub
biologi dan kutub sosial budaya
Disiplin ini memberikan perhatian pada
aspek biologis dan sosial budaya dari
sudut tingkah laku manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit

Studi Sosbud dan Kesehatan


1. Kajian biologis; mempelajari
pertumbuhan dan perkembangan
manusia, peranan penyakit dalam
evolusi manusia, dan paleopatologi

Studi Sosbud dan Kesehatan


2. Sosial budaya mengkaji peran
etnomedisin, tingkah laku sakit,
masalah petugas kesehatan dan
profesionalitas, hubungan antar
petugas dan pasien, serta dinamika
pelayanan kesehatan barat (modern)
terhadap masyarakat tradisional

B. Unversalitas
KONSEP KESEHATAN

Universalitas Konsep Kesehatan


Terbukti bahwa "kesehatan" sebagai
sebuah konsep begitu sulit dipahami
sebagai sebuah definisi umum
(universal) yang diterima semua pihak

Universalitas Konsep Kesehatan


Kleher dan Murphy (2004) mengatakan
adalah mustahil mencari suatu definisi
tunggal kesehatan yang berlaku untuk
semua individu dan masyarakat.
Perbedaan sehat-sakit terjadi karena adanya
dinamika perubahan sosial dan budaya
masyarakat

Universalitas Konsep Kesehatan


Faktanya, konsep kesehatan sebagai aspek
dalam kebudayaan demikian kompleks dan
dinamis.
Makna sehat-sakit yang tertanam dalam
suatu keluarga individu yang unik dan masih
sederhana, akan berbeda dengan keluarga
individu yang modern dan dinamis

Universalitas Konsep Kesehatan

Arti pertama Kesehatan menurut terminologi


kelas masyarakat terbawah berarti memiliki
keseimbangan dalam hidup mereka dan
orang pintar menjadi referensi karena
masyarakat masih didominasi oleh
pendekatan teologis (wakil Tuhan)

Universalitas Konsep Kesehatan


Arti

kedua menurut terminologi


masyarakat kebanyakan (masyarakat
umum to maradeka): sehat itu bila
tidak merasa sakit pada tubuh dan
masih dapat aktif. Terminologi ini masih
didominasi oleh pendekatan metafisik

Universalitas Konsep Kesehatan

Arti ketiga, menurut terminologi masyarakat


kelas arus utama (pendidikan dan
pendapatan) sehat itu berkaitan dengan
kapasitas individu untuk produktif,
memenuhi tanggung jawab pribadi,
kelompok serta masyarakat (Hardey 1998;
Blaxter 2004; Levin & Browner 2005; AIHW
2006a) (lihat Tahap-3 Pengetahuan dan
Industri)

C. Kesehatan Dalam
Konsep Kebudayaan
Indonesia

Masyarakat Kelas Arus Utama

Sehat adalah sebuah konsep yang meresap


dalam masyarakat arus utama (kelas
menengah profesional Indonesia)
Memiliki kondisi sehat, dianggap sebagai
paspor untuk hidup bahagia dan sukses
(Hancock 1999; AIHW 2006a)

Masyarakat Kelas Arus Utama

Sehat diartikan sebagai upaya memenuhi


aspirasi serta aktif memenuhi tanggung
jawab terhadap diri, keluarga dan
masyarakat

Masyarakat Kelas Arus Utama

Memiliki kondisi yang sehat dan akses


ke pelayanan kesehatan yang
berkualitas adalah kebutuhan yang
penting, tanpa terikat dengan ras,
agama dan politik

Masyarakat Kelas Arus Utama

Ini sesuai dengan Deklarasi Universal


Hak Asasi Manusia yaitu sehat adalah
hak dasar manusia, dan tidak terikat dari
keyakinan ras, agama atau politik (PBB
1948).

Masyarakat Kelas Arus Bawah

Menurut masyarakat kelas arus bawah


(masyarakat kebanyakan); Sehat bukan
sebuah fitur yang menonjol, walaupun
diiklankan dalam semua media tentang
pentingnya kesehatan dan kebugaran
Iklan kesehatan bukan menjadi sarana
pembelajaran, tetapi hanya menjadi
sarana hiburan

Kesehatan Dalam Konsep


Kebudayaan Indonesia
Kebijakan pemerintah untuk kesehatan dan
pelayanan kesehatan tidak mendapat apresiasi,
karena sehat bukan kebutuhan utama.
Olehnya, kesehatan dan pelayanan kesehatan
hanya menjadi isu-isu politik yang ikut
diperbincangkan, tetapi bukan merupakan
kebutuhan (Palmer dan Short ,2006)

Kesehatan Dalam Konsep


Kebudayaan Indonesia

Bagi mereka, Sehat adalah keadaan yang


tidak mengganggu aktifitas mata
pencaharian. tidak mengganggu interaksi
sosial sederhana, dan dalam keluarga,
masyarakat, tetapi enderung mengabaikan
kualitas interaksi

D. Faktor Sosial-budaya
Yang Mempengaruhi
Konseptualisasi Kesehatan

Faktor Sosial-budaya Yang Mempengaruhi


Konseptualisasi Kesehatan

Faktor sosial yang memepengaruhi adalah


(1) jenis kelamin, (2) usia, yang
berinteraksi dengan cara yang kompleks
antara satu sama lain

faktor berikutnya adalah (3) etnis dan (4)


budaya (Unruh 1996; Germov 2005).

(1) Perbedaan Jenis Kelamin


Blaxter (2004) mencatat bahwa perbedaan
gender dalam kesehatan, berhubungan
dengan sikap dan tanggapan terhadap
penyakit.
Kondisi ini terjadi sejak awal kelahiran yaitu
awal dari sosialisasi anak laki-laki dan
perempuan dalam masa pertumbuhan

(1) Perbedaan Dalam Gender


Perbedaan sikap dan perilaku pria dan wanita
paling ditandai dalam hal keparahan penyakit
kronis atau cedera (Verbrugge 1985)
Contoh lain dari perbedaan berbasis gender
berhubungan dengan pria dan pengalaman wanita
dari rasa sakit, gejala penyakit, mengatasi dan
manajemen nyeri (Unruh 1996).

(1) Perbedaan Dalam Gender

Terbukti perbedaan gender tidak hanya


berpengaruh dalam pandangan keseharian
tentang kesehatan, tetap sampai pada kajiankajian ilmiah

Ketidak seimbangan kajian terhadap kesehatan


wanita dapat dilihat dari berbagai hasil penelitian
yang menetapkan eksistensi wanita yang selalu
dipandang sebagai bagian dari kesehatan laki-laki

(1) Perbedaan Dalam Gender


Fakta-fakta sosial terhadap bias gender,
kemudian membentuk kesadaran wanita
untuk bangkit
Feminisme adalah semacam
pemberontakan wanita terhadap kesadaran
kelas arus utama dalam perlakuan gender
terutama dalam kesehatan

Konteks Gender Berdasar Klasifikasi Sosial

Pada masyarakat arus utama, tipologi kesadaran


terhadap bias gender dalam kesehatan mengalami
perubahan yang positif.

Hak-hak sehat dan sakit berubah menjadi suatu hak


yang positif, terlihat dari pengertian sehat sebagai
produktif dalam kemajuan wanita dalam pendidikan,
kesempatan kerja, peran sosial dan politik, yang
seluruhnya ditempatkan dalam konteks konsep
sehat

Konteks Gender Berdasar Klasifikasi Sosial


Dorothy Smith (1987) menyatakan bahwa:
Studi feminis menemukan terjadi n peningkatan
kesadaran dan selalu berupaya mengidentifikasi
bagaimana pengalaman penindasan pribadi pada
wanita dipahami sebagai bagian dari sistem penindasan
umum yang membentuk pengalaman wanita
Smith terkenal dengan model pembedaan terhadap
kesulitan pribadi dan masalah masyarakat
Smith kemudian menyatakan bahwa teori feminist
memberikan laporan yang lebih akurat mengenai realits
empirik bahwa wanita memiliki eksistensi untuk sehat
dan perlu ditumbuhkan

Konteks Gender Berdasar Klasifikasi Sosial

Pada masyarakat arus bawah, tipologi kesadaran


terhadap bias gender dalam kesehatan belum
banyak berbubah

Hak-hak sehat dan sakit belum berubah, bahkan


menjadi bagian dari kewajiban sosial seorang
wanita. Contoh; Hamil adalah kewajiban yang
harus dipenuhi seorang wanita untuk
menempatkan eksistensi sosial dan budaya

Konteks Gender Berdasar Klasifikasi Sosial

Tidak hamil dan/atau menolak kehamilan


adalah bentuk perlawanan sosial terhadap
eksistensi sebuah rumah tangga. Kesalahan
bukan pada suami tetapi karena ketidak
mampuan wanita untuk hamil

Sebagai bentuk pengabdian seorang wanita;


persespi sosial berasumsi bahwa suami
memiliki martabat bila memiliki keturunan, dan
konteks keturunan secara bilogis dibebankan
kepada wanita sebagai wanita sehat

Konteks Gender Berdasar Klasifikasi Sosial

Pada situasi sosial budaya pertumbuhan anak,


peran pengasuhan anak adalah kewajiban pada
seorang wanita, walaupun dalam status keluarga
mereka adalah penopang ekonomi keluarga

Lihatlah kasus buruh wanita, selain bekerja untuk


membantu ekonomi keluarga, tetap memiliki
beban sebagai penanggung jawab pengasuhan
anak

E. Sehat Sakit
Dalam Sistem Medis Non Barat

Etiologi Penyakit
Kerangka penetahuan masyarakat
dapat dipakai untuk mengkaji sistem
medis ketika hendak menjelaskan
penyakit (desease) dalam konteks
kebudayaan.
Sistem media non-barat dapat dibagi
dalam dua kategori besar yaitu kategori
personalistik dan naturalistik

1. Sistem Medis Personalistik

Personalistik dimaksadkan sebagai suau


sistem dimana penyakit (illness) yang
disebabkan oleh oleh suatu sistem yang
aktif, dapat berupa mahluk supranatural
(mahluk gaib atau dewa atau mahluk bukan
manusia (hantu, roh leluhur atau roh jahat)
atau mahluk manusia (tukang sihir atau
tukang tenung)

Sistem Medis Personalistik


Orang yang sakit adalah korban dari
pengaruh mahluk-mahluk di atas, sebagai
bentuk objek atau hukuman atas alasanalasan yang khusus menyankgut dirinya
ataupun keluarga batih.

2. Sistem Medis Naturalistik


Dalam sistem naturalistik, penyakit dijelaskan
dengan istilah-istilah sistemk yang bukan pribadi.
Sistem ini mengakui adanya suatu model
keseimbangan. Sehat terjadi karena unusr-unsur
tetap dalam tubuh seperti panas, dingin dan cairan
berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan
kondisi individu

2. Sistem Medis Naturalistik


Apabila keseimbangan terganggu
maka akan terjadi timbulnya penyakit

F. Sehat dan
Sakit Dalam
Perspektif
Kesehatan
Modern

Sehat dan Sakit Dalam Perspektif


Kesehatan Modern
Sehat adalah keadaan seseorang jika
tidak memiliki penyakit . Ini sering disebut
'sisa' definisi kesehatan (Gray 2006)
Istilah penyakit (sakit) dipahami dan
didefinisikan merujuk ke patologi medis

Sehat dan Sakit Dalam Perspektif


Kesehatan Modern
Bila dilihat pandangan ini, kesehatan dan
penyakit adalah konsep statis, tidak berubah
dan sebaliknya eksklusif dan dikotomis
Asumsinya bahwa menjadi sehat adalah
keadaan 'normal' dan ideal, sakit
terjadinya ketidak seimbangan tubuh dan
mental

Sehat dan Sakit Dalam Perspektif


Kesehatan Modern

Perskpektif baru terjadi pada abad ke


18 di Eropa, Pengertian sakit adalah
kelainan, kekurangan atau gangguan
fisik (Blaxter 2004).

Sehat dan Sakit Dalam Perspektif


Kesehatan Modern
Perspektif ini memiliki asal-usul di Eropa pada
abad 18-19 yaitu munculnya biomedis dalam
menanggapi epidemi penyakit seperti tipus,
kolera dan cacar.
Paradigma biomedis dikaitkan dengan banyak
penemuan-penemuan ilmiah baru yang
memberikan penjelasan baru untuk penyakit
berdasarkan patogen seperti lahirnya teori
kuman dan dengan munculnya spesialisasi
medis; ke biologi, fisiologi, anatomi dan bedah

Sehat dan Sakit Dalam Perspektif


Kesehatan Modern
Asumsi selanjutnya terkait dengan
perspektif biomedis bahwa sakit dan
penyakit harus ditetapkan berdasarkan
prinsip-prinsip ilmiah yang rasional dan
obyektif;

Sehat dan Sakit Dalam Perspektif


Kesehatan Modern
Penyakit memiliki penyebab biologis yang
spesifik dan penjelasannya harus ditunjukkan
oleh tanda-tanda dan gejala (prinsip etiologi
yang spesifik), dan manusia ' didiagnosa seperti
"mesin dengan sistem yang kompleks, saling
terkait antara kerusakan 1 bagian, dengan
ketidak berfungsian organ lain.
Namun kerusakan 1 organ harus diobati
dan/atau diganti dengan tidak mengganggu
organ lain (pendekatan parsial)

Sehat dan Sakit Dalam Perspektif


Kesehatan Modern
Namun kerusakan 1 organ harus diobati
dan/atau diganti dengan tidak
mengganggu organ lain (pendekatan
parsial)

G. Kesehatan
Holistik Sebagai
Konsep
Kesejahteraan
Dalam Individu

Kesehatan Holistik
Konseptualisasi baru pengertian kesehatan
diwakili oleh WHO (1946). Kesehatan
didefiisikan sebagai "keadaan Organisasi fisik,
mental, dan sosial.
Kesejahteraan sosial dan bukan hanya
ketiadaan penyakit dan kelemahan dalam
pengorganisasi tubuh secara fisik,olehnya
perkembangan definisi sehat ini disebut sebagai
perspektif bio-psychosocial

Kesehatan Holistik
Definisi baru ini muncul dalam menanggapi
definisi dan keyakinan bahwa sehat sebagai
tidak adanya penyakit.
Pengertian ketidaaan penyakit itu terlalu
sempit. Artinya penyakit hanya pada fokus
tunggal sehingga pengertian penyakit dibatasi

Kesehatan Holistik
Kesehatan merupakan konsep yang
lebih positif dan komprehensif dalam
diri seseorang (AIHW2006a; Levin &
Browner 2005; Blaxter 2004).

Kesehatan Holistik
Pada 1 977, psikiater Amerika dan dokter
George Engel mengusulkan bahwa
kesehatan ditentukan oleh biologis, faktor
psikologis dan sosial; pendekatan ini juga
dikenal sebagai model bio-psikososial
Pandangan terakhir yang merupakan
pendekatan holistik dan lebih dalam yaitu;

Kesehatan Holistik
Tidak hanya mengakui pentingnya fungsi
biologis seorang, tetapi juga fungsi
psikologis dan sosial. Ini tidak terpisah dan
fungsi independen ' seseorang, yaitu
kemampuan berinteraksi satu sama lain
dalam cara yang rumit, dapat saling
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang
lain

Kesehatan Holistik
Menurut pandangan holistik, pengertian
keseluruhan adalah lebih dari sekedar
jumlah interaksi antar bagian-bagian tubuh:
tetapi secara keseluruhan dari kesehatan
seseorang yang baik dan kesejahteraan,
melibatkan lebih dari satu orang yang tidak
memiliki penyakit atau memiliki fungsi
psikologis atau sosial yang buruk.

Kesehatan Holistik
Asumsi ini menyebut bahwa kesehatan dan
penyakit bukanlah kondisi statis dan dikotomis,
melainkan sangat kompleks dan dinamis, yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, berinteraksi dan
dapat berubah seiring ritme perubahan itu sendiri.
Perspektif ini kadang-kadang disebut sebagai
sistem atau approach 'orang-dalam-lingkungannya
"terhadap kesehatan dan penyakit (Sarafmo 2006;
O'Connor-Fleming X Parker 2001).

Kesehatan Holistik
Perspektif holistik juga mencakup kesejahteraan,
yang merupakan konsep yang lebih luas daripada
kesehatan karena biasanya melibatkan kepuasan
sesorang secara keseluruhan terhadap fungsi
dirinya
Kesejahteraan, dengan demikian diartikan untuk
memiliki perasaan kebahagiaan atau kepuasan
(Eckersley 2001). Seperti dengan kesehatan,
pengalaman seseorang tntang kesejahteraan telah
terbukti sangat dipengaruhi oleh budaya mereka.

Kesehatan Holistik
Dalam konteks adat misalnya, tidak
melanggar norma dan aturan tidak tertulis
dalam paham buadaya adalah bentuk
kesejahteraan dan akan lebih bermakna
daripada. sehat". Karena jangkauannya
lebih luas untuk mengatur hubungan
antarindividu dan lingkungan (0'Connor,
Fleming & Parker 2001).

Anda mungkin juga menyukai