MAKALAH
Disusun oleh:
Kelompok 1
Makalah Ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Critical Analysis dalam Praktik
Kebidanan dengan Dosen Pengampu Rialike Burhan, M.Keb
Tim penulis mengucapkan puji dan syukur kapada Allah Swt. atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
baik.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan kekurangan.
Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik dari
sebelumnya.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang bersangkutan sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah
sesuai dengan yang diharapkan. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan pengetahuan
yang mendalam kepada kita semua.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan.Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah kami selanjutnya.Sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan terimakasih.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................i
PRAKATA............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................2
C. Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Berfikir Kritis................................................................................................3
B. Karakteristik Berfikir Kritis............................................................................................3
C. Metode Berfikir Kritis.....................................................................................................4
D. Manfaat Berfikir Kritis...................................................................................................5
E. Pemecahan Masalah Berfikir Kritis................................................................................6
F. Makna Berfikir Kritis......................................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial
untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam
pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah
menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1).
1
klien, dan mampu menginterpretasikan data- data tersebut dengan tepat
sehingga diagnosis yang ditetapkan sesuai dengan keadaan klien. Kemudian
dalam menatalaksana kasus, asuhan-asuhan yang diberikan bidan harus sesuai
dengan bukti ilmiah yang terpercaya. Dalam proses ini, dibutuhkan keahlian
bidan dalam berfikir kritis. Di bawah ini dijelaskan lebih rinci tentang
keterkaitan antara proses berfikir kritis (critical thinking).
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengertian critical thinking ( berfikir kritis) ?
2. Bagaimana karakteristik berfikir kritis ?
3. Bagaimana metode berfikir kritis ?
4. Bagaimana manfaat berfikir kritis ?
5. Bagaimana pemecahan
C. TUJUAN
1. Mengetahui Bagaimana pengertian critical thinking ( berfikir kritis) ?
2. Mengetahui Bagaimana karakteristik berfikir kritis ?
3. Mengetahui Bagaimana metode berfikir kritis ?
4. Mengetahui Bagaimana manfaat berfikir kritis ?
5. Mengetahui Bagaimana pemecahan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah
yang dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan
memaksakan standar yang tinggi atas intelektualitas mereka. Dapat juga diartikan
sebagai proses berfikir secara aktif dalam menerapkan, menganalisis, mensintesis,
dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dan atau dihasilkan melalui
observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai acuan dalam
meyakini suatu konsep dan atau dalam melakukan tindakan. Dalam
pelaksanaannya, hal ini didasarkan pada nilai-nilai universal intelektual yang
melampaui cabang suatu ilmu yang meliputi: kejelasan, akurasi, presisi,
konsistensi, relevansi, bukti suara, alasan yang baik, kedalaman, luasnya ilmu, dan
keadilan.
Berpikir kritis juga dapat dikatakan sebagai konsep dasar yang terdiri dari
konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri
berbagai sudut pandang, selain itu juga membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan
standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan
kreatifitas dalam berpikir kritis.
3
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas,
pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan
demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
2. Rasional dan beralasan.
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai
dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
a. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan
waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin
ilmu, fakta dan kejadian.
b. Bagian dari suatu sikap.
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan
selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk
dibanding yang lain.
c. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar dan dapat dipercaya.
d. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
e. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan
yang akan diambil.
5
h. Mengenali asumsi yang tak tertulis dan nilai-nilai.
i. Memahami dan menggunakan bahasa dengan akurat, jelas, dan tajam.
j. Menafsirkan data untuk menilai bukti dan mengevaluasi argument/ pendapat.
k. Menyadari keberadaan hubungan logis antara proposisi.
l. Menarik kesimpulan dan generalisasi yang dibenarkan.
m. Menguji kesimpulan.
n. Merekonstruksi pola yang telah diyakini atas dasar pengalaman yang lebih
luas.
o. Memberikan penilaian yang akurat tentang hal-hal tertentu dan kualitas dalam
kehidupan sehari-hari.
Singkatnya, tiga kunci utama untuk dapat berfikir kritis: RED (Recognize
assumptions, Evaluate arguments dan Draw conclusions) = mengenali masalah,
menilai beberapa pendapat, dan menarik kesimpulan. Dalam menyimpulkan hasil
pemikiran kritis, diperlukan upaya gigih untuk memeriksa setiap keyakinan atau
pemahaman akan pengetahuan berdasarkan dukungan bukti ilmiah (evidence
based) yang mendukung kecenderungan pengambilan kesimpulan tersebut.
6
diprediksi bahwa individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan
mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan dan role model di lingkungan
kerjanya.
7
lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak
1942. Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan
atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah
menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada
sasaran, merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka
memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai
kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan
tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.
Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi- mempertimbangkan
kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor
pendukung untuk membuat keputusan. Penekanan kepada proses dan
tahapan berpikir dilontarkan pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu proses
intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian
atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi.
Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran,
pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap
dan tindakan (Walker, 2001: 1). Pernyataan tersebut ditegaskan kembali
oleh Angelo (1995: 6), bahwa berpikir kritis harus memenuhi karakteristik
kegiatan berpikir yang meliputi : analisis, sintesis, pengenalan masalah dan
pemecahannya, kesimpulan, dan penilaian.
8
dilakukan pegumpulan informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan
cara:
9
terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan
semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah
pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif
karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena
itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai
dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Pada langkah ini pikiran kritis
dari bidan untuk meyakinkan klien sangatlah diperlukan karna akan
menentukan langkah selanjutnya.
f. Langkah keenam adalah implementasi/ pelaksanaan. Pada langkah keenam ini
rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi
oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan
sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya
(misalnya : memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana).
Bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien
adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu
dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
g. Langah ketujuh yaitu evaluasi. Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaanya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang
sebagian belum efektif. Pola pikir yang digunakan oleh bidan dalam asuhan
kebidanan mengacu kepada langkah Varney dan proses dokumentasi
manajemen asuhan kebidanan menggunakan Subjectif, Objectif, Assesment,
Planning (SOAP) dengan melampirkan catatan perkembangan.
Pada catatan ini, bidan secara terperinci membuat asuhan yang diberikan
10
dengan melampirkan hari, tanggal, waktu, tanda tangan dan nama petugas yang
melaksanakan. Setiap asuhan yang diberikan harus melampirkan hal tersebut.
Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan seni (Paul and Linda Elder, 2006)
gambaran sikap seseorang dalam menganalisis, mengevaluasi sesuatu yang ia
lihat, mengklarifikasi yang didengar, metode pengetahuan untuk berfikir
logis dan berargumen serta aplikasi dari ilmu yang dipahami untuk
membuat suatu keputusan dan memutuskan sesuatu setelah hal tersebut ia
yakini, (Glaser dalam Alec Fisher, 2001; OU,2008).
Berpikir kritis memungkinkan bagi bidan untuk memanfaatkan potensi
dirinya melihat, memecahkan masalah dan menciptakan suatu hal baru dalam
manajemen asuhan kebidanan. Berpikir kritis meningkatkan kemampuan
verbal dan analitik yang sistematis sehingga mengeksplorasikan gagasan-
gagasan, menganalisis masalah hingga memahami masalah khususnya dalam
manajemen asuhan kebidanan. Berpikir kritis meningkatkan kreatifitas. Untuk
menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya memerlukan
gagasan baru namun dengan berpikir kritis dapat mengevaluasi gagasan
lama dan baru, memilih yang terbaik dan memodifikasi bila perlu. Berpikir
kritis merupakan upaya refleksi diri, evaluasi diri terhadap nilai, keputusan
yang diambil sehingga hasil refleksi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. (Lai Emily, 2011; Jefford et al, 2011. Penelitian yang dilakukan oleh
Fenech (2015) pada bidan dan perawat yang melakukan refleksi praktik dengan
Protection Motivation Theory (PMT) diyakini bahwa bidan akan dapat bekerja
dalam kemitraan dengan dokter kandungan untuk memberikan perawatan
yang aman dan efektif dalam lingkup praktek dan tidak adanya rasa takut.
Bidan sebagai praktisi maupun dalam pendidikan harus menggunakan unsur-
unsur dasar dalam berpikir kritis agar asuhan kebidanan yang akan diberikan
berkualitas. Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Konsep, seorang bidan harus memahami konsep dasar manajemen asuhan
kebidanan, konsepkonsep dasar kebidanan baik definisi, aturan yang
mengikat atau etika profesi dan prinsipprinsip dari konsep kebidanan
tersebut.
11
yang ditangani. asumsi akan menjadi diagnosa nyata setelah bidan
melakukan pengumpulan da subjektif dan objektif secara akurat dan diolah
dengan berpikir kritis, analisis dan logis.
3. Implikasi dan konsekuensi.
Bidan melakukan suatu tindakan dan bertanggung jawab untuk setiap
konsekuensi yang timbul dari masing-masing tindakan yang telah dilakukan
karena setiap tindakan memiliki alasan atau rasionalnya.
4. Tujuan
Manajemen asuhan kebidanan harus jelas tujuan dan rasional.
5. Pertanyaan atas isu yang ada. Bidan dalam melakukan manajemen asuhan
kebidanan harus memecahkan semua pertanyaan atau isu yang ada.
12
akan terkait dengan semua konsep diatas. Manajemen tersebut diberikan
sesuai dengan masalah yang ada pada sasaran dan cara nya pun akan berbeda
sehingga menuntut bidan untuk selalu memikirkan hal-hal baru agar tata cara
yang diberikan akan berbeda-beda. Kualitas suatu pelayanan dapat dinilai
dengan cara bagaimana seorang profesi bidan tersebut memberikan suatu
asuhan yang sistematis dan komprehensif, suhan kebidanan yang tepat guna,
sesuai dengan masalah dan kebutuhan dari kondisi klien. Untuk tercapainya ini
semua, maka sebagai seorang profesi bidan harus mampu menganalisis dan
menggunakan pikiran untuk kritis disetiap langkah kegiatan asuhan.
Seorang bidan yang professional harus memiliki karakteristik dalam
berpikir kritis. Hal ini meliputi seorang bidan mampu mempertimbangkan
sesuatu sesuai dengan alasan yang rasional dan logis, bersifat reflektif, mampu
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi bukti-bukti yang ada terkait masalah
yang akan dipecahkan, memiliki kemampuan pemecahan masalah (problem
solvig). Karakteristik lainnya menurut beberapa ahli adalah seorang bidan
mampu membuat suatu kesimpulan dari berbagai informasi yang diperoleh,
dari berbagai hasil pemeriksaan yang telah dikumpulkan dengan adanya
bukti, membuat argument yang beralasan untuk mendukung kesimpulan dan
menjelaskan pola fikir yang telah terbentuk dari hasil kegiatan langkah-langkah
karakteristik sebelumnya. Cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
diantaranya :
1. Membaca dengan kritis.
Membaca kritis berarti menerapkan keterampilan-keterampilan berpikir kritis
seperti mengamati, menghubungkan teks dengan konteksnya, mengevaluasi
teks dari logika dan kredibilitasnya, merefleksika kandungan teks dengan
pendapat sendiri dan membandingkan tes yang satu dengan yang lainnya
yang memiliki keterkaitan.
2. Menulis dengan kritis.
Seorang profesi bidan yang telah melakukan membaca dengan kritis harus
menuliskan semua pemahaman yang ada dalam bentuk tulisan. Salah satu
contohnya adalah dokumentasi dalam manajemen asuhan kebidanan.
3. Meningkatkan analisis dari yang dibaca dan ditulis. Asuhan kebidanan yang
telah dituliskan dapat menjadi bahan diskusi untuk dievaluasi atau mencari
13
penyelesainan
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah
yang dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan
memaksakan standar yang tinggi atas intelektualitas mereka.
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Aldina Ayunda Insani. 2016. Berfikir Kritis Dasar Bidan Dalam Manajemen
Asuhan Kebidanan. Diakses Tanggal 29 Agustus 2018
Gita Kostania. 2015. Critical Thinking, Clinical Judgment dan Evidence Based Health
Care dalam Asuhan Kehamilan. Diakses tanggal 29 Agustus 2018.
16