J. PENUTUP
Demikian Proposal ini di buat sebagian acuan dalam pelaksanaan kegiatan Sosialisasi
Imunisasi Dasar Lengkap. Semoga kegiatan ini dapat menjadi kontribusi bagi kita dan
semoga Allah SWT merestui langkah-langkah kita dalam mengabdikan diri untuk
kesehatan.
Lampiran 1
SUSUNAN KEPANITIAN
SOSIALISASI IMUNISASI DASAR LENGKAP
TAHUN 2021
7. 08.25 – 08.35 WIB Kata Sambutan Bupati Rupit Dendi Sound system
Sekaligus Membuka Acara Secara
resmi
Acara inti dimulai dari Yuni & Tiara Sound system
penyampaian pihak:
08.35 – 09.05 WIB Pemerintah Daerah Bidang
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, bagian Seksi Surveilans
dan Imunisasi
09.05 – 09.35 WIB Bidan Puskesmas Muara Rupit
09.35 – 11.30 WIB Pemberian Meilinda Imunisasi
Imunisasi
12. 11.30 – 11.40 WIB Penutup dan foto bersama danisya Sound system
Lmpiran IV
PHC IMUNISASI DASAR LENGKAP
Pemerintah setiap tahun terus berupaya untuk menurunkan angka kejadian penyakit seperti
Poliomyelitis (kelumpuhan), Campak (measles), Difteri (indrak), Pertusis (batuk rejan /
batuk seratus hari), Tetanus, Tuberculosis (TBC) dan Hepatitis B dengan menggalakan
program pencegahan penyakit yaitu imunisasi pada bayi dan anak. Imunisasi bisa
diartikan suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap penyakit tertentu
dengan menyuntikan vaksin. Yakni kuman hidup yang dilemahkan / kuman mati / zat yang
bila dimasukkan ke tubuh akan merangsang menciptakan kekebalan terhadap penyakit
tertentu.
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu
penyakit. Proses ini dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem
kekebalan tubuh agar kebal terhadap penyakit tersebut.
B. Jenis-Jenis Imunisasi Dasar
Untuk imunisasi dasar yang harus diberikan pada bayi antara lain.
1. Vaksin Polio
Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang digunakan oleh banyak
negara termasuk Indonesia adalah vaksin hidup (yang telah diselamatkan) vaksin berbentuk
cairan. pemberian pada anak dengan meneteskan pada mulut. Kemasan sebanyak 1 cc / 2
cc dalam 1 ampul.
2. Vaksin Campak
Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin yang digunakan adalah
vaksin hidup. Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan yang beku dan kering untuk
dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan vaksin ini, harus terlebih dahulu
dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest). Disebut beku kering oleh karena pabrik
pembuatan vaksin ini pertama kali membekukan vaksin tersebut kemudian
mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya cepat menurun dan hanya
bertahan selama 8 jam.
3. Vaksin BCG
Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri. Bentuknya vaksin beku kering
seperti vaksin campak berbentuk bubuk yang berfungsi melindungi anak terhadap penyakit
tuberculosis (TBC). Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan
oleh Calmett Guerint. Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan
dengan 4 cc cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan
dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat
penyuntikan adalah sepertinya bagian lengan kanan atas.
4. Vaksin Hepatitis B; Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin
hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang telah
mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan
pemanasan. Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2,8°C. Biasanya
tempat penyuntikan di paha 1/3 bagian atas luar.
5. Vaksin DPT
Terdiri toxoid difteri, bakteri pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut “triple vaksin”.
Berisi vasin DPT, TT dan DT. Vaksin DPT disimpan pada suhu 2,8°C kemasan yang
digunakan : Dalam - 5 cc untuk DPT, 5 cc untuk TT, 5 cc untuk DT. Pemberian
imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc. Dalam pemberiannya biasanya berupa
suntikan pada lengan atau paha.
C. Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar
HEPATITIS-B : umur pemberian kurang dari 7 hari, sebanyak 1 kali, untuk mencegah
penularan Hepatitis B dan kerusakan hati
BCG : umur pemberian 1 bulan, sebanyak 1 kali, untuk mencegah penularan TBC
(tuberkulosis) yang berat
1. Tenaga
Jumlah bidan yang ada di Puskesmas dengan cakupan tinggi yaitu berjumlah 3
bidan, Sementara untuk jumlah bidan yang ada di Puskesmas dengan cakupan
rendah yaitu berjumlah 5 bidan ( 3 bidan di Puskesmas induk, 2 bidan di Pustu). Hal
ini menunjukkan bahwa ketersediaan jumlah bidan yang ada di Puskesmas dengan
cakupan tinggi maupun rendah belum sesuai dengan kriteria standar jumlah bidan
yang telah ditetapkan di dalam Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas jumlah bidan yang ada di Puskesmas daerah perkotaan harus memiliki
minimal empat bidan dan belum termasuk bidan yang ada di Pustu.
2. Dana
Dana merupakan besaran uang yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan
program untuk mencapai tujuan. Tidak ada permasalahan bagi seluruh puskesmas
mengenai pembiayaan dalam melaksanakan pelayanan imunisasi. Hal tersebut
dikarenakan penyelenggaraan pelayanan imunisasi di seluruh puskesmas sudah
dipenuhi oleh Pemerintah daerah
3. Sarana
Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sangat mendukung pelaksanaan
pelayanan imunisasi di puskesmas.