DISUSUN OLEH
DEWI RULIANA
P07224122021
Konsep Kebidanan
Dosen Pengajar
Faridah Hariyani,SST.,M.Keb
KATA PENGANTAR
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Faridah Hariyani,
SST., M.Keb
Kami menyadari, bahwa makalah saya yang saya buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya.
Balikpapan,28-
07-2022
DEWI
RULIANA
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
1.2 saran………………………………………………………………………………9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat dan
berfokus pada kesehatan reproduksi perempuan, keluarga berencana, kesehatan bayi dan anak
balita serta pelayanan kesehatan masyarakat. Bidan juga menjadi mata rantai yang sangat penting
karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia
karena kemampuannya untuk melakukan pengawasan dan pertolongan pada neonatus dan
persalinan. Disamping itu bidan juga mempunyai upaya atau strategis untuk meningkatkan
sumber daya manusia,Profesi bidan juga memiliki peran dan fungsi dalam menjalankan
pekerjaannya. Adapun peran dan fungsi bidan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan
peneliti. Perandan sebagai pelaksana memiliki 3 kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas
kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Peran bidan sebagai pengelola memiliki dua tugas yang
pertama mengembangkan pelayanan dasar kesehatan disini seorang bidan bertugas untuk
mengembangkan pelayanan dasar kesehatan.
B.Rumusan Masalah
1.Analisi profil Bidan wiwik mutmainah?
2.Prestasi yang pernah di dapatkan nya ?
3.Upaya upaya yang telah di lakukan?
4.motivasi yang bisa saya dapatkan dari bidan wiwik mutmainah adalah?
C. Tujuan Penelitian
1.Untuk Mengetahui tujuan penulisan ini adalah untuk memahami analisis dari bidan di
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Bidan Wiwik mutmainah
"Saking inginnya, ketika saya berusia 15 tahun, saya sudah mendaftarkan diri
jadi bidan, sayangnya saya ditolak," kata Wiwik dalam workshop 4 bidan luar
biasa
Penolakan itu ternyata tidak membuat Wiwik menyerah. Tahun 1965, setelah
diterima di sekolah bidan, Wiwik untuk pertama kalinya ditempatkan untuk jadi
bidan di Lampung.
Sejak itu saya berpikir untuk membuat sendiri. Awalnya juga tidak mudah,
karena apa pun lem yang saya gunakan, lepas. Tapi setelah coba-coba saya
berpikir untuk menjahitnya.
"Jadilah alat yang bagus sehingga mahasiswi bisa dengan mudah melihat
perbedaan alat yang dahulu digunakan dengan yang saya buat," katanya.
Saking bagusnya, alat itu kini sudah diperjualbelikan di dalam dan luar negeri.
Di Indonesia, alat tersebut pasti ada di sekolah kebidanan.
Wiwik kini tidak lagi praktik sebagai bidan, tapi telah mendedikasikan dirinya
sebagai master trainer pada Jaringan Nasional Pelatihan Kesehatan (JNPK).
Motivasi yang kuat dalam diri saya adalah bidan wiwik dapat membantu untuk
memaksimalkan potensi diri. Yakni meningkatkan kadar kepedulian dan rasa cinta kasih
terhadap ibu melahirkan dan bayinya,sebagai pribadi mulia, bukan semata bekerja demi
uang, tapi untuk hal yang lebih besar dan saya sangat kagum beliau bisa menciptakan
alat phantom dan bisa di gunakan untuk mahasiswa dalam menjalankan praktik nya..
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni:
memutuskan untuk mencari sebuah alat yang mirip dengan panggul wanita, plasenta ang disebut
phantom
Jadilah alat yang bagus sehingga mahasiswi bisa dengan mudah melihat perbedaan alat yang dahulu
digunakan dengan yang di buat nya dan Saking bagusnya, alat itu kini sudah
diperjualbelikan di dalam dan luar negeri. Di Indonesia, alat tersebut pasti ada
di sekolah kebidanan.
B. SARAN
Dari makalah ini penulis dapat menyarankan agar pembaca mempelajari lebih dalam
mengenai bidan teladan di Indonesia serta dapat memotivasi.