TINJAUAN TEORI
2.1 Perubahan Psikologi Menurut REVA RUBIN
A. Harapan seorang wanita sejak hamil :
Kesejahteraan ibu dan bayi
Penerimaan masyarakat
Penentuan identitas
Mengerti tentang arti member dan menerima
2. Honeymon Stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya. Pada tahap ini ibu memerlukan
bantuan anggota keluarga yang lain
3. Plateu Stage
Ibu akan mencoba sepenuhnya apakah ia telah ammpu menjadi ibu. Tahap ini
membutuhkan waktu beberapa minggu dan ibu akan melanjutkan sendiri
4. Disengegement
Merupakan tahap penyelesaian di mana latihan peran dihentikan. Pada tahap peran
sebagai orang tua belum jelas
2. Pria juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil.
3. Anak yang akan dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada :
S Percaya bahwa dia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
S Persiapan terhadap pemisahan fisik dan janin
2. Taking In
Fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi sudah mulai membayangkan peran yang
dilaksanakannya pada tahap sebelumnya
3. Letting Go
Phase dimana wanita mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah
dilakukannya
3. Variabel/ Faktorlain/Campuran
2. Informational
Membantu u/ mendorong dirinya sendiri dengan memberikan informasi yang
berguna dan berhubungan dengan masalah atau situasi.
3. Physical
Pertolongan yang langsung seperti membantu merawat bayi memberikan dukungan
dana.
4. Appraisal
Informasi yang menjelaskan ttg peran melaksanakan bagaimana ia menampilkannya
dalam peran. Hal ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri
yang berhubungan dengan penampilan peran orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tahapan dalam Psikososial Stage menurut Reva Rubin yaitu: Anticipatory Stage
(pencegahan), Honeymon Stage, Plateu Stage, Disengegement.
Menurut Ramona T Mercer yaitu: Anticipatory/ Pendahuluan,Formal, Informal, dan
Personal.
Teori Ramona T Mercer ini menunjukan adanya pengaruh dari bayi dan kepribadian
bayi atas pembentukan peran dari si ibu. Peran ibu yang aktif dimulai sejak bayi lahir
3 bulan sampai 7 bulan post partum
Teori Reva Rubin menunjukkan Peran ibu yang aktif dimulai sejak kehamilan ibu
berusia 6 bulan sampai post partum. aktivitas penting sebelum seseorang menjadi
ibu: Taking On: Wanita meniru dan melaksanakan peran ibu. Phase ini dikenal
sebagai tahap meniru
Taking In: Fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi sudah mulai membayangkan
peran yang dilaksanakannya pada tahap sebelumnya
Letting Go: Phase dimana wanita mengingat kembali proses dan aktivitas yang
sudah dilakukannya
3.2 SARAN
Dengan melihat keadaan psikologis ibu hamil kita menjadi tahu keadaan proses
adaptasi pada wanita dewasa masa kehamilan.
BAB I
PEMBAHASAN
Teori Model Kebidanan Reva Rubin dan Ramona T Mercer
a. Teori Reva Robin
Rubin adalah seorang perawat bidan di USA. Rubin mengembangkan penelitian
dan teori tentang kesehatan ibu dan anak khususnya ibu bersalin. Penelitian dan
pengamatan dilakukan lebih dari 20 tahun dengan lebih dari 6000 responden.
Tujuan Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana seorang wanita mencapai
peran seorang ibu beserta intervensi-intervensi yang memungkinkan
menimbulkan efek negatif. Penelitian ini dilakukan dengan bantuan para
mahasiswa. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dan melalui telepon.
Subyek penelitian didapatkan di klinik antenatal dan postnatal. Data-data yang
berkaitan dengan masalah-masalah yang timbul dalam pencapaian peran
menjadi ibu diberikan kode kemudian dianalisis.
Rubin menyimpulkan usaha-usaha yang dilakukan wanita selama hamil
bertujuan untuk:
a. Memastikan keselamatan, kesejahteraan diri, dan bayinya
b. Memastikan penerimaan masyarakat
c. Penentuan gambaran dan identitas diri
d. Mengerti tentang arti memberi dan menerima
Tujuan perawatan selama kehamilan dan setelah persalinan dijelaskan lebih
lanjut oleh JOSTEN (1981) sebagai berikut :
a. Memastikan kesehatan dan keselamatan secara fisik diri dan bayinya.
b. Penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagi
keduanya.
c. Kedekatan dengan bayi.
d. Pemahaman tentang banyak hal bagaimana menjadi ibu.
Tiga aspek identitas peran ibu (Rubin, 1967):
a. Ideal image, didalamnya menyangkut hal-hal, kegiatan yang berkaitan dengan
bagaimana seharusnya menjadi seorang ibu.
b. Gambaran diri (self image) digunakan oleh wanita untuk menggambarkan
tentang keadaan dirinya. Hal ini terjadi ketika seorang ibu melihat dirinya terkait
dengan peran ibu yang akan dilakukan ( siapakah aku?). Gambaran diri
seorang wanita adalah bagaimana wanita tersebut memandang dirinya sebagai
bagian dari pengalaman dirinya.
c. Gambaran tubuh (Body image) berhubungan dengan perubahan fisik dan
perubahan-perubahan spesifik lainnya yang menjadi selama kehamilan dan
masa setelah melahirkan.
Menurut Rubin (1967) identitas ibu dicapai melalui proses TAKING IN, TAKING ON
dan LETTING GO.
Ada lima langkah yang melekat dalam pencapaian gambaran wanita terhadap
dirinya, yaitu :
a. Mimicry (meniru)
Wanita meniru perilaku wanita lain (yang pernah hamil) dengan melihat,
mendengar, dan merasakan pengalaman menjadi ibu. Misalnya apa yang
dilakukan saat persalinan, bagaimana pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama,
dan sebagainya.
b. Role Play (bermain peran)
Menciptakan kondisi dimasa yang akan datang dengan sengaja. Misalnya,
berlatih merawat bayi dengan menjadi babysitter (pengasuh anak) untuk anak
temannya, mencoba menyuapi anak kecil, dan sebagainya.
c. Fantasy (mengkhayal)
Wanita mengkhayalkan dirinya di masa yang akan datang. Misalnya, akan seperti
apa proses persalinannya nanti, baju apa yang akan dikenakan bayinya nanti,
dan sebagainya.
d. Introjection-projection-rejection (pengolahan pesan)
Wanita mencoba mengolah pesan dan membandingkan gambaran ideal tentang
seorang ibu dengan keadaan dirinya sendiri. Dalam fase ini dapat terjadi proses
penerimaan dan penolakan. Misalnya, saat ibu memandikan bayinya di rumah
berdasarkan apa yang dipelajarinya di rumah sakit atau di tempat lainnya.
e. Grief work (evaluasi)
Wanita tersebut mengevaluasi hasil tindakannyadi masa lalu dan menghilangkan
tindakan yang ia anggap sudah tidak tepat lagi.
Taking On didalamnya adalah kegiatan mimicry ( meniru ) dan role play
( bermain peran ). Taking In meliputi kegiatan berfantasi sehingga pada fase ini
ibu tidak hanya meniru tetapi sudah mulai membayangkan peran pada tahap
sebelumnya. Introjection-projection-rejection merupakan tahap membedakan
model-model yang sesuai dengan pendapatnya. Letting Go merupakan tahap
meningkat kembali proses dan aktivitas yang sudah dilakukannya. Pengalaman
baik interpersonal maupun situasional yang berhubungan dengan masa lalu
dirinya yang menyenangkan maupun tidak, serta harapan untuk masa yang akan
datang.
Rubin (1961) juga menyebutkan bahwa periode postpartum juga menyebabkan
stres emosional pada ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan
fisik yang hebat. Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke
masa menjadi orang tua pada masa postpartum adalah sebagai berikut:
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.
b. Hubungan dari pengalaman melahirkan
ibu .
5. Rasa percaya diri
Respons Emosional
Kondisi hamil/kehamilan mengganggu citra tubuh dan juga ia perlu mengkaji
kembali perubahan peran dan hubungan sosialnya saat hamil/kehamilan. Stres
ibu hamil/kehamilan dipengaruhi oleh emosinya saat hamil/kehamilan,
lingkungan sosial, latar belakang budaya, dan penerimaan atau penolakan
terhadap kehamil/kehamilanarmya. Respons emosi dan psikologis ibu
hamil/kehamilan selama hamil/kehamilan termasuk rnenolak, menerima,
introversi, perubahan perasaan, dan perubahan citra tubuh.
Ambivalen
Perasaan menolak (ambivalen) disebabkan karena ada perasaan khawatir bahwa
waktunya sa1ah, bahwa hamil/kehamilan ini tidak diinginkan, "nanti dan
tidak sekarang karena merasa takut dan cemas, merasa ragu-ragu pada peran
yang baru, tidak tertanggulanginya konflik dengan ibu perempuan tersebut atau
ketakutan terhadap hamil/kehamilan dan persalinan. Akibat dari penolakan
memanjang dan lebih sering depresi, ketidaknyamanan fisik, ketidak puasan
dengan bentuk badannya, perubahan perasaan yang drastis dan kesulitan
menerima perubahan akibat hamil/kehamilan. Menurut Miller (1997) perempuan
dengan hamil/kehamilan yang tidak akan mengalami peningkatan depresi,
stress, penurunan dukungan dari ayah dan menurunkan kepuasan hidupnya.
Cemas
Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan
hamil/kehamilan, yang hubungan ini tidak jelas. Camas mungkin emosi positif
sebagai perlindungan menghadapi stresor, yang bisa menjadi masalah apabila
berlebihan. Bidan perlu memastikan
1. Apakah cemas pada ibu hamil/kehamilan benar-benar timbul
2. Apakah cemas bisa meljadi stres
3. Apakah
menurunkan
kecemasan
pada
menguntungkan atau bahkan tidak perlu.
hamil/kehamilan
bias
Antisipasi hamil/kehamilan
Pendidikan hamil/kehamilan
Pengetahuan hamil/kehamilan
Strategi hamil/kehamilan
Penurunan kecemasan
Psikologi 1 A
Fisik `
Lingkungan
Biologi
Pengawasan kecemasan
Strategi koping
Pndekatan
Penghilangan stresor
Menghindari
Penghilangan persepsi
Pengobatan
Relaksasi I
Distraksi
clepresi postpartum. Elliot (1984) mencatat bahwa angka depresi tidak signifikan
pada hamil/kehamilan.
Menerima hamil/kehamilan
Langkah pertama untuk hamil/kehamilan beradaptasi dengan peran sebagai ibu
hamil/kehamilan adalah menerima ide untuk hamil/kehamilan. Tingkat
penerimaan ini digambarkan dengan kesiapan wanita hamil/kehamilan tersebut
untuk
hamil/kehamilan
dan
respons
emosionalnya.
Banyak
wanita
hamil/kehamilan merasa kaget rnendapatkan dirinya hamil/kehamilan.
Penerirnaan terhadap kondisi hamil/kehamilan sejalan dengan penerimaan
tumbuhnya anak secara nyata! Keharnilan yang tidak diterima, tidak sama
dengan menolak seorang anak. Seorang wanita hamil/kehamilan bisa tidak suka
hamil/kehamilan, tetapi mencintai anak yang akan dilahirkan. Wanita yang
berbahagia dan senang dengan hamil/kehamilannya memperlihatkan tidak
adanya kekurangan secara biologis. Mereka rnempunyai harga diri tinggi dan
percaya diri terhadap diri, bayinya, Serta kepada anggota keluarga yang lain,
Walaupun dengan kondisi yang prima, banyak wanita mengalarni kondisi yang
laloil secara emosional, terjadi perubahan perasaan seoara cepat yang tidak
clapat diprediksi. Perubahan hormonal ikut rnemengaruhi perubahan perasaan
seperti menjelang menstruasi atau selama menopause. Penanganan kondisi
hamil/kehamilan ini termasuk intervensi dan dukungan yang rnernerlukan
perhatian dan konseling seputar kelahiran, misalnya cemas dan depresi pada
hamil/kehamilan, baik normal ataupun abnormal. Juga dikaji secara klinis tentang
trauma emosional dan rnedis yang merupakan pengalaman banyak wanita
dalam melahirkan.
Pada trimester hamil/kehamilan kedua adalah relatif tenang yang dialami, yaitu
morning sickness hamil/kehamilan sudah lewat dan ancaman abortus spontan
Murung
Emosi ibu hamil/kehamilan mempunyai bermaam-macam karak teristik
menangis, karena sebab-sebab yang sepel Bila di tanya mengapa, ia akan sulit
memberi jawaban. Siluasi ini mungkin tidak mengenakkan bagi suami dan
Masalah keuangan.
dan senang rnengasuh anak, percaya diri dan rnampu menjadi ayah, membagi
pengalaman tentang hamil/kehamilan dan melahirkan dengan pasangannya.
Perkembangan pengalaman ayah dibagi sesuai fase-fase dalam hamil/kehamilan
istrinya:
Saat ini, anaknya adalah bayi yang potensial. Ayah sering dibayangkan
yang akan berinteraksi dengan anaknya yang dibayangkan berumur 5
atau 6 tahun hamil/kehamilan, walaupun hamil/kehamilan istrinya belum
kelihatan. Dimester kedua
Ayah menjadi lebih nyaman dengan peran yang baru. Dengan melihat
anaknya. Pada USG adalah pengalaman yang penting dalam menerirna
kenyataan istrinya hamil/kehamilan.
Seorang ayah ingin meniru atau membuang perilaku sebagai ayah sesuai
keinginannya. Bisa juga timbul konflik pada pasangan tentang bagaimana
menjadi ayah. Dalam peran ayah sebagai pencari nafkah yang oleh
istrinya dirambah dengan terlibat secara aktif dalam mempersiapkan
perawatan anak, maka stresnya akan meningkat. Untuk itu perlu
persetujuan bersama pembagian peran. Di satu sisi ibu ingin dominan,
disisi lain ayah ingin lebih banyak menghabiskan waktunya bekerja,
melakukan hobinya atau dengan teman-temannya.
Cauvade
Secara tradisional, cuuwzde adalah ritual atau tabu oleh laki-laki dalam transisi
menjadi ayah. Ini berhubungan secara biofisik dan psikososial dengan istri dan
anak. Misalnya, dilarang makan makanan tertentu, dilarang membawa senjata
sebelum anaknya lahir, timbul gejala-gejala hamil/kehamilan fisik berupa lelah,
nafsu makan meningkat, susah tidur, depresi, sakit kepala, sakit punggung.
Penelitian menujukkan bahwa laki-laki yang memperlihatkan sindrom cauade,
ingin mempersiapkan peran sebagai ayah yang lebih tinggi dan terlibat lebih
aktif dalam persiapan mempunyai anak.
memberi cukup peran oleh orang tuanya agar tidak berperilaku regresif atau
agresif.
Peran dari bantuan kakek/nenek ketika bayi dibawa pulang, perlu diperjelas
untuk memberikan situasi yang nyaman di rumah. Kadang-kadang diperlukan
pendidikan dalam kelas bagi kakek/ nenek, agar bisa mernberi nasihat atau
dukungan kepada orang tua baru.
Menyiapkan Kelahiran
Banyak aktivitas yang dilakukan untuk menyambut kelahiran dengan membaca
buku, melihat film, mengikuti kelas-kelas pendidikan menjadi orang tua, dan
berdiskusi dengan wanita-wanita lain. Mereka mencari tahu cara perawatan yang
rnemungkinkan.
1.
Fase Prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa prequickening pada trimester kedua, ibu
hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalamnya dengan ibunya
yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala
hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi basis/dasar bagaimana
ia mengembangkan hubungannya dengan anak yang akan dilahirkannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan
identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang
(persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi
ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang
kepada anak yang akan dilahirkannya.
2.
Fase Postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul.
Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru
sebagi seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran
lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali
dan wanita karir.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya
adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini meyebabkan perubahan fokus
pada bayinya. Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,
yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan
yang normal dialami saat hamil.
Respon psikologis triwulan kedua: konsep abstrak kehamilan menjadi identitas
nyata: perut membesar, gerakan janin terasa (quickening) gerakan ini merupakan
peristiwa penting karena gerakan janin yang lembut ini, bahwa kehidupan terjadi
dalam rahim. Dokter atau bidan mendengar denyut jantung janin, wanita sudah
dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan, ia mulai memikirkan janin merupakan
kehamilannya dan menjalin percakapan dengan ibunya atau teman teman lain
yang pernah hamil.
Kehamilan adalah suatu krisis yang mematangkan dan dapat menimbulkan
stress tetapi imbalannya dalah wanita tersebut siap memasuki suatu fase baru
untuk bertanggung jawab dan memberi perawatan. Konsep dirinya berubah, siap
menjadi orang tua dan menyiapkan peran barunya, secara bertahap ia berubah
dari memperhatikan dirinya sendiri, punya kebebasan menjadi suatu komitmen
untuk bertanggung jawab kepada makhluk lain.
Perkembangan ini membutuhkan suatu tugas perkembangan yang pasti dan
tuntas yang mencakup menerima kehamilan, mengidentifikasi peran sebagai ibu,
membangun kembali hubungan dengan ibunya, dengan suaminya, dengan bayi
yang dikandungnya serta menyiapkan kelahiran anaknya (Wayland & Tate,
1993 ; Zachariah, 1994). Dukungan suami secara emosional adalah faktor yang
penting untuk keberhasilan tugas perkembangan ini.
memotivasinya untuk berperan sebagai ibu (Mercer, 1995). Rasa cintanya itu
akan meningkatkan komitmennya untuk melindungi fetusnya termasuk secara
lahir.
d. Menyiapkan Kelahiran. Banyak aktivitas
Ia
menjadi
sangat
sensitif
dan
cenderung
bereaksi
sangat
berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka pada dirinya sendiri dan
suka berbagi kepada orang lain. Ia merenungkan mimpi tidurnya, angan-angan,
fantasinya dan arti kata-katanya, objek, pariwisata, konsep abstrak, seperti
kematian, kehidupan, keberhasilan dan kebahagiaan. Ia dapat mengidentifikasi
bentuk-bentuk fisik yang berhubungan erat dengan masa usia subur atau
mencukupkan diri dengan kehidupan atau makanan.
Wanita hamil memiliki kondisi yang sangat rapuh. Mereka sangat takut akan
kematian baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya. Mereka cemas akan
hal-hal yang tidak mereka pahami karena mereka merasa tidak dapat
mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang berada
dalam suatu proses yang tidak berubah kembali. Hal ini membuat sebagian
besar wanita menjadi tergantung dan sebagian lainnya menjadi tidak menuntut.
Saat ini merupakan saat yang tepat untuk memberikan saran selaras dengan
uasaha
mereka
mencari
sumber
pendukung
baru
dan
arahan
dalam
berikut. Respon psikologi umum terhadap kehamilan yang baru dibahas dan
proses maupun proses psikologi lain dapat terulang lagi pada kehamilan
berikutnya.
a.
dilakukan
wanita
adalah
terhadap
kenyataan
bahwa
ia
sedang
mengandung. Penerimaan terhadap kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya
merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester pertama
kehamilan.
Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa
ia
hamil.
Kurang
lebih
80%
wanita
mengalami
kecemasan,
penolakan,
kekecewaan, depresi dan kesedihan. Hingga kini masih diragukan bahwa seorang
wanita lajang bahkan yang telah merencanakan dan menginginkan kehamilan
atau telah berusaha keras untuk hamil tidak mengatakan pada dirinya sendiri
sedikitnya satu kali bahwa dirinya bahwa sebenarnya berharap tidak hamil.
Keseragaman kebutuhan ini perlu dibicarakan dengan wanita karena ia
cenderung menyembunyikan ambivalensi atau perasaan negatifnya ini karena
perasaan tersebut bertentangan dengan apa yang menurutnya semestinya ia
rasakan. Jika ia dibantu memahami dan menerima ambivalensi dan perasaan
negatif tersebut sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan, maka ia akan
merasa sangat bersalah jika nantinya bayi yang ia kandung meninggal saat
dilahirkan atau terlahir cacat atau abnormal. Ia akan mengingat pikiran-pikiran
yang ia miliki selama trimester pertama dan merasa bahwa ia adalah penyebab
tragedi tersebut. Hal ini dapat dihindari bila ia dapat menerima pikiran tersebut
dengan baik.
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri. Dari fokus pada dirinya sendiri ini,
timbul ambivalensi mengenai kehamilannya seiring usahanya menghadapi
pengalaman kehamilan yang buruk, yang pernah ia alami sebelumnya, efek
kehamilan untuk kehidupannya kelak (terutama apabila ia memiliki karier).
Tanggung
jawab
yang
baru
atau
tambahan
yang
akan
ditanggungnya,
untuk
mulai
mengungkapkan
perasaan-perasaan
yang
Wanita
merasa
pertambahan
berat
badan
tersebut
berada
dalam
dan terbuka
pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya
sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Menjelang akhir trimester pertama dan selama porsi pra-quickening trimester
kedua
berlangsung,
wanita
tersebut
akan
mengalami
lagi,
sekaligus
ini menimbulkan
kebutuhan akan sejumlah proses duka cita, yang kemudian menjadi katalis
dalam memperkirakan peran barunya. Duka cita tersebut timbul karena ia harus
merelakan hubungan, kedekatan, dan peristiwa maupun aspek tertentu yang ia
miliki dalam peran sebelumnya yang akan terpengaruh dengan hadirnya bayi
dan peran barunya. Hal ini tidak berarti bahwa ia harus meninggalkan semua
hubungan dan ikatan yang ia miliki, tetapi yang jelas terjadi perubahan dan
ikatan tersebut. Terkadang, seorang wanita hamil berada di lingkungan kerja
tanpa seorang pun memahami kehamilannya atau orang-orang dalam kontak
sosialnya tidak sedang mengandung ataupun mereka memiliki anak remaja
sehingga memiliki masalah yang berbeda.
Pada situasi seperti ini, wanita tersebut dapat mengalami kesulitan untuk
menemukan wanita hamil lain untuk diajak berbicara dan membandingkan
perubahan-perubahan fisik yang dialaminya. Memanfaatkan kesempatan, seperti
bergabung dengan kelas latihan kehamilan, dapat memberi wanita tersebut
kontak sosial baru dengan wanita hamil lain seperti yang ia harapkan. Bagi
wanita multipara, hal ini mencakup terputusnya hubungan yang telah terbina
dengan anak-anak lain seiring ia mempersiapkan kondisi rumah dan keluarganya
untuk menyambut perubahan yang dihadirkan oleh bayi baru mereka nanti.
Sebagian besar perubahan peran dan peran baru wanita tersebut diuji coba,
dikembangkan, dan dimurnikan dalam fantasi, imajinasi, dan angan-angan.
Quickening memudahkan wanita mengonseptualisasi bayinya sebagai individu
yang terpisah dari dirinya sendiri. Kesadaran baru ini memulai perubahan dalam
fokusnya dari diri sendiri kepada bayi yang ia kandung. Secara bertahap
perubahan ini terlihat dari pengalaman mimpi bahwa orang lain, biasanya orang
yang tidak dikenal, sedang terluka. Mimpi-mimpi ini umumnya diartikan sebagai
ekspresi kewaspadaan ibu mengenai ancaman terhadap bayinya. Pada saat ini
jenis kelamin sang bayi bukan hal yang penting. Perhatian ibu adalah pada
kesejahteraan bayi dan menyambutnya menjadi anggota keluarga.
Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang
lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual
mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua
relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita
belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini,
kecemasan, kekhawatiran dan masalah-masalah yang sebelumnya menimbulkan
ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia telah mengalami perubahan
dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya menjadi seorang yang mencari
kasih sayang dari pasangannya, dan semua faktor ini turut mempengaruhi
peningkatan libido dan kepuasan seksual.
Mimpi-mimpi
yang
dialaminya
merefleksikan
rasa
penasaran
dan
ketakutannya. Ia mengalami mimpi yang sebagian besar mengenai bayi, anakanak, persalinan, kehilangan bayi, atau terperangkap dalam sebuah ruangan
yang sangat kecil dan tidak mampu keluar. Ia kemudian menyibukkan diri agar
tidak memikirkan hal-hal yang menakutkan atau hal-hal lain yang tidak
diketahuinya.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya
perhatian dan hak istimewa khusus lain selama ia hamil, perpisahan antara ia
dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena
uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut
menjadi kosong. Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan wanita
dapat menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup
diri karena perasaan rentannya.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat
menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan
memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada
pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada
trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin
besar halangan. Alternatif posisi dalam berhubungan seksual dan metode
alternatif untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan
perasaan bersalah jika ia merasa nyaman dengan cara-cara tersebut. Berbagi
perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan anda
menjadi penting.
Posted by Merry Liana at 09:41
Reaction
s:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)
No comments:
Post a Comment
Links to this post
Create a Link
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Entri Populer
I.
PENGERTIAN P alpasi artinya mengukur denyut nadi. Denyut
nadi adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh d...
Pengukuran Suhu
I.
Pengertian Suhu Suhu adalah pernyataan tentang
perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula dikatakan sebagai...
Pengunjung
529,555
Search This Blog
Followers
Categories
Mikrobiologi (5)
Motivasi (11)
Psikologi (4)
Blog Archive
2015 (15)
2013 (22)
o
April (2)
March (1)
February (19)
2012 (53)
2011 (4)