Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
IMD atau Inisiasi Menyusu Dini adalah satu program yang gencar diserukan
pemerintah.Meyusu dan bukan menyusui merupakan gambaranbahwa IMD
bukan program ibumenyususi bayi namun sebaliknyabayi yang harus aktif
menemukan sendiri putting susu ibu. Cara melakukan IMD harus saat bayi baru
lahir,tanpa boleh ditunda denga kegiatan meimbang atau mengukur bayi. Bayi
juga tidak boleh dibersihka, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini
harus berlangsung kulit bersentuha dengan bayi.
Mengingat pentingnya ASI dan keterikatan kasih sayang (Bounding
Attechment) antara ibu dan anak, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat
dengan hal tersebut, maka didalam makalah ini akan dibahas tentang ASI dan
bagaimana cara mewujudkan kasih sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang
bisa terwujud dari janin masih berada didalam kandungan dan untuk
mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD (inisiasi menyusu
dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar juga
sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang
bisa berawal dari sebuah sentuhan,dan dekapan ibu kepada anaknya disaat
dilakukan IMD.

B. Rumusan Masalah
Karena kurangnya pengetahuan ibu atau masyarakat tentang pentingnya
ASI bagi bayi dan perlunya dilakukan sedini mungkin agar bisa terwujud sutu
keterikatan kasih sayang antara ibu dan anak.
Ada beberapa permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian IMD(inisiasi menyusu dini)?
2. Bagaimana IMD serta apa manfaat dari IMD?

1|Page
C. Tujuan
Tujuannya adalah agar ibu nifas atau ibu menyusui mengerti dan bisa
melakukan IMD dengan cara yang benar sehingga bisa terwujudnya Bounding
Attechment antara ibu dan anak serta mengerti dan paham manfaat dari IMD itu
sendiri. Brgitupun dengan tenaga medis bisa mensosialisasikan kembali tentang
IMD kepada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas.

D. Manfaat
Penulisan laporan ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat pada
petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan informasi-informasi
mengenai IMD (inisiasi menyusui dini).
Adapun manfaat itu antara lain :
1. Ibu nifas atau menyusui mengetahui cara atau tehnik untuk melakukan IMD.
2. Ibu nifas atau menyusui mengerti akan manfaat dari IMD.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian IMD ( Inisiasi Menyusu Dini )


Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri
segera setelah lahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang
sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan
waktu sekitar satu hingga dua jam.
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program
yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui
merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi
yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan
dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan
membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk
menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan
kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan,
hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin
antara bayi dan ibu.
Jika bayi baru lahir segera dikeringkan dan diletakan diperut ibu dengan
kontak kulit ke kulit dan tidak dipisahkan dari ibunya setidaknya satu jam,
semua bayi akan melakukan lima tahapan perilaku (pre-feeding behaviuor)
sebelum ia berhasil meyusui.
Berikut lima tahapan perilaku bayi tersebut :
1. Dalam 30 menit pertama: stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga
(rest/quit alert stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka
lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuain
peralihan dari keadaan dalam kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang)
ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana asam.
2. Antara 30-40 menit: mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti ingin minum,
mencium, dam menjilat tangan. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi
untuk menemukan payudara dan putting susu ibu.
3. Mengeluarkan air liur: saat menyadari bahwa ada makanan disekitarnya, bayi
mengeluarkan iar liurnya.

3|Page
4. Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola sebagai sasaran, dengan kaki
menekan perut ibu, ia menjilat-jilat ibu, menghentak-hentakkan kepala ke
dada ibu, menoleh kekanan dan kiri, serta menyentuh meremas daerah
putting susu dan sekitarnya dengan tangannya yang mengigil.
5. Menemukan, menjilat, mengulum putting, memebuka mulut lebar, dan
melekat dengan baik.
Berikut informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dapat mendorong
Anda untuk melakukan IMD sesaat setelah bayi Anda dilahirkan:
1. Percayalah bayi dapat melakukan ini sendiri. Sebenarnya, ada kodrat alami
seorang bayi untuk menyusu dari ibu bahkan saat dia baru lahir. Jadi anda
tidak perlu terlalu menghawatirkan bayi anda. Ini merupakan tahap awal
yang sangat baik bila anda ingin memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan
pertama. Bayi akan menyukai ASI dan ibu tidak akan kekurangan untuk
memberikannya. IMD juga mengurangi rasa nyeri saat harus menyusui.
2. Jangan kuatir bayi anda kedinginan karena tanpa pakaian apapun harus
dibiarkan selama kurang lebih 1 jam untuk mencari puting susu ibu. Karena
kulit ibu dapat menghangatkan bayi secara sempurna. Bila bayi merasa
kedinginan, suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat celcius, sedangkan bila
bayi kepanasan, kulit ibu akan menyesuaikan dengan menurunkan suhu
sebanyak 1 derajat celcius. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat
meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian
bayi yang baru lahir. Gerakan bayi yang merangkak mencari puting susu
dapat menekan rahim dan mengelurkan hormon yang membantu
menghentikan pendarahan ibu.
3. Bila bayi dalam melakukan IMD menangis, jangan cepat-cepat anda
menyerah untuk memberikan ASI. Bayi menangis belum tentu karena
merasa lapar, biarkan bayi anda menemukan susu sendiri.
4. Bila persalinan harus melalui proses Cesar, anda dapat tetap melakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar
50% daripada persalinan normal.
5. IMD membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.

4|Page
B. Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan
1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin.
2. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak
menggunakan obat kimiawi.
3. Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya, tanpa menghilangkan vernix mulut dan hidung bayi dibersihkan,
talipusat diikat.
4. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi di tengkurapkan di dada-perut ibu
dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu.
Keduanya diselimuti, bayi dapat diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari
puting sendiri.
6. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
7. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak
satu jam, bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu –
bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
8. Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi.
Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi.
9. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau
selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap,
diberi vit k.
10. Rawat gabung bayi: ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan
ibu selama 24 jam.
11. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi
medis. Tidak diberi dot atau empeng.

C. Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar


1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar operasi atau
dikamar pemulihan.
2. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan
secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix, kecuali tangannya.
Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.

5|Page
3. Kalau bayi tak perlu diresusitasi, bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan
kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
4. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki
bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan
ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting.
Biarkan bayi mencari puting sendiri.
6. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama satu jam,
bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam, tetap kontak kulit ibu-bayi selama
setidaknya 1 jam.
7. Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan mendekatkan
bayi ke puting tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam
belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu melekat pada dada
ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
8. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat
didadanya dan dipeluk erat oleh ibu.kemudian ibu dipindahkan dari meja
operasi ke ruang pulih (rr) dengan bayi tetap didadanya.
9. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk
mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
10. Rawat gabung : ibu-bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan
ibu selama 24 jam. Berika asi saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali
atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.

D. Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli


1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin.
2. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan,
talipusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi. Bayi di tengkurapkan di dada-perut
ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting
susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari
puting sendiri.

6|Page
5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada
ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti
pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
6. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya, tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan,
talipusat diikat.
7. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua ditengkurapkan di
dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Letakkan kembali
bayi pertama didada ibu berdampingan dengan saudaranya, ibu dan kedua
bayinya diselimuti. Bayi – bayi dapat diberi topi.
8. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak
satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu –
bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
9. Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi.
Beri waktu 30 menit atau 1 jam lagi kulit melekat pada kulit
10. Rawat gabung bayi :ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan
ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain
kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.

E. Manfaat Menyusui
Berikut ini adalah manfaat yang didapatkan dengan menyusui bagi bayi,
ibu, keluarga, dan negara:
1. Manfaat bagi bayi
a. Komposisi sesuai kebutuhan
b. Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan
c. ASI mengandung zat pelidung
d. Perkembangan psikomotorik lebih cepat
e. Menunjang perkembangan kognitif
f. Menunjang perkembangan penglihatan
g. Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak
h. Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat
i. Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri

7|Page
2. Manfaat bagi ibu
a. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim
kebentuk semula
b. Mencegah anemia defisiensi zat besi
c. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
d. Menunda kesuburan
e. Menimbulkan perasaan dibutuhkan
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium
3. Manfaat bagi keluarga
a. Mudah dalam proses pemberiannya
b. Mengurangi biaya rumah tangga
c. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya
untuk berobat
4. Manfaat bagi negara
a. Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan
b. Penghematan devisa dalam hal pemblian susu formula dan perlengkapan
menyusui
c. Mengurangi polusi
d. Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

F. Posisi dan Perlekatan Menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring.
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti ibu
pascaoprasi cesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan posisi kaki di
atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila
disusui bersamaan, yaitu di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar
(penuh), bayi ditengkurepkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menekan kepala
bayi, sehingga dengan posisi ini bayi tidak terdesak.

8|Page
Macam-macam posisi

1. Posisi cradle/madona
2. Posisi football/bawah lengan
3. Posisi double football/bawah lengan tangan dan kiri
4. Posisi cross cradle/transisi.
5. Posisi tidur miring
6. Posisi crisscross

Posisi normal saat menyususi bayi

Sebelum menyusui :
 Ibu terlebih dahulu mencuci kedua tangan dengan sabun sampai bersih.
 Kedua puting susu ibu dibersihkan dengan kapas yang telah direndam
terlebih dahulu dengan air hangat

9|Page
Posisi menyusui :
 Posisi berbaring dan duduk.
 Duduk dengan bantal untuk menyangga punggung dan menahan tubuh bayi.
 Angkat bayi menyamping dengan tubuh menghadap ke payudara ibu.
 Tumpukan kepala dan leher bayi pada lengan ibu.
Cara Menyusui :
 Posisikan bayi agar nyaman dalam dekapan ibu. Bantu bayi menemukan
puting susu ibu dengan cara menyentuhkan puting pada bibir atau
hidungnya.
 Usap pipi bayi hingga berpaling ke arah ibu dan siap menghisap.
 Gendong bayi rapat ke arah ibu.
 Posisi mulut harus sejajar dengan putting susu.Punggung bayi harus berada
dalam satu garis lurus, dan sangga dengan lengan.
 Pada saat bayi membuka mulutnya, masukkan puting susu ibu sehingga
bayi dapat langsung menghisap.
 Mulut bayi harus menutup seluruh areola, membentuk penutup yang
kencang.
 Ibu harus merasakan lidah bayi menekan puting susu dan melihat rahangnya
bergerak ketika menghisap
 Bila bayi merasa cukup, dia akan menghentikan hisapan tetapi mulutnya
tetap menempel.
 Ibu merasa payudara sudah kosong, tetapi bayi masih menghisap
 Tekan areola ibu di daerah samping mulut bayi dengan jari kelingking
sehingga puting terlepas dari hisapan bayi.
 Sebelum memindahkan bayi ke payudara yang lain, bantu bayi bersendawa
dengan cara menggendongnya pada posisi tegak di pundak ibu.

Posisi saat meyususi bayi kembar berbarengan


1. Jangan panik.
2. Sediakan dua buah bantal untuk menahan dan mengalasi tubuh si kembar.
3. Akan lebih baik jika salah seorang baby sitter membantu mendekap salah
seorang bayi sehingga lebih aman dan nyaman untuk si kecil.

10 | P a g e
4. Football Hold. Susui bayi A pada payudara kanan sementara tubuh dan
kakinya mengarah ke bawah ketiak kanan anda. Susui bayi B pada
payudara kiri sementara tubuh dan kakinya mengarah ke bawah ketiak kiri
anda.
5. Dekaplah mereka masing-masing dengan tangan kanan anda memegangi
kepala bayi A dan tangan kiri anda menahan bantal yang mengalasi kepala
dan tubuh bayi B.
6. Combination Hold. Susui bayi A pada payudara kanan, dengan tubuh dan
kakinya mengarah ke kanan. Sementara bayi B anda susui pada payudara
kiri dengan posisi tubuh dan kakinya mengarah ke kanan pula. Dekaplah
bayi A dengan tangan kanan anda. Dan tangan kiri anda menahan kepala
bayi B hingga bokongnya dengan bantuan sebuah bantal pada belakang siku
kiri Anda.
7. Cradle Hold. Susui bayi A pada payudara kanan sementara tubuh dan
kakinya mengarah ke kiri. Bayi B menyusui pada payudara kiri, tubuh dan
kakinya mengarah ke kanan. Biarkan tubuh bayi B ‘di bawah ‘ tubuh bayi
A, namun jangan terlalu ketat.

G. Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar


Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan di
sekitar putting, kemudian duduk dan berbaring dengan santai.
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi menyanggah seluruh
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja. Kepala dan tubuh bayi lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting
susu. Dekatkan tubuh bayi ke tubuh ibu, menyentuh bibir bayi keputing susunya,
dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Segera dekatkan bayi ke payudara sedangkan sedemikian rupa, sehingga
bibir bawah bayi terletak di bawah putting susu. Cara melekatkan mulut bayi
dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar,
dan bibir bawah bayi membuka lebar.
Apabila bayi telah menyusu dengan benar, maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang

11 | P a g e
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5. Sebagean areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang
masuk
6. Bayi tampak mengisap dengan ritme perlahan-lahan
7. Putting susu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Kepala bayi agak menengadah

Latch-on
Posisi yang tepat (Lach-on) adalah elemen kunci dalam kesuksesan proses
menyusui. Proses menyusui dapat ditingkatkan dengan menempelkan payudara ke
tengah-tengah bibir bayi . Ini akan menstimulasi bayi untuk membuka mulutnya
lebar-lebar. Saat hal ini muncul, dorong bayi lurus kedepan menuju putting susu
(nipple) dan areola (lingkaran cokelat/gelap di sekeliling putting susu). Saat posisi
bayi sudah tepat (latch-on), putting susu dan sebagian besar dari areola akan
masuk di dalam mulut bayi.
Bibir bayi dan gusinya harus berada disekeliling areola payudara, tidak
hanya pada putting susu saja. Oleh karena itu, penting untuk membuat mulut bayi
terbuka lebar sebelumnya.
Ibu dapat memebantu bayi untuk latch-on dengan memegang/menyangga
payudara menggunakan tangan dalam posisi bebas (tidak dalam sedang posisi
menggending bayi). Tempatkan jari-jari di bawah payudara dan letakkan ibu jari
pada bagian atas (di belakang areola-C position). Pastikan bayi berada setinggi
payudara dan pastikan juga tangan yang memegang payudara berada di belakang
areola, sehingga tidak mengganggu mulut bayi.
Saat bayi pertama menyusu akan ada sensasi/perasaan tersedot/tertarik
(tugging sensation). Jika proses latch-on menimbulkan rasa sakit, maka ada
kemungkinan proses latch-on belum tepat. Hentikan sementara proses latch-on
dengan cara memasukan jari kemudian susupkan jari ke arah sudut dari mulut
bayi, reposisi ulang, dan coba lagi. Hal ini dilakukan agar:
a. Aliran ASI lebih lancar

12 | P a g e
b. Mencegah lecet pada putting susu ibu
c. Menjaga bayi agar puas dalam menyusui
d. Menstimulasi produksi Asi yang kuat
e. Menjaga agar tidak terjadi pembengkakan payudara
Bayi menggunakan bibir, gusi, dan lidah untuk mengisap ASI dari
payudara. Proses menghisap putting susu yang sederhana (simple suckling) tidak
akan mengeluarkan ASI, tetapi malah akan melukai putting susu. Proses
mengisap yang baik ditandai dengan ciri-ciri berikut ini:
a. Lidah bayi berada di bawah putting susu
b. Periode jeda dalam proses mengisap dengan ditandai dengan adany proses
menelan yang dapat dilihat dan didengar
c. Pergerakan sendi rahang (temporomandibular joint) yang aktif terlihat selama
proses menyusui berlangsung
Sebagian besar bayi akan aktif menyusu dalam keadaan lapar dan dalam
posisi yang tepat. Pada periode minggu pertama setelah melahirkan sampai
menyusui berjalan dengan lancar, bayi-bayi tidak perlu diberi suplemen apapun
(air, gula, garam, dan lain-lain) kecuali dengan alasan medis. Bayi yang mendapat
ASI secara teratur dan efektif akan mendapat asupan air dan nutrisi yang
dibutuhkan. Perkenalan botol susu dan putting buatan dapat menimbulkan
“binging putting” pada bayi dan mengakibatkan gangguan dalam proses
menyusui.

Let-down
Tanda-tanda dari refleks let-down berbada antara satu ibu dengan yang
lainnya. bayi menyusu, ibu dapat merasa geli atau sedikit nyeri pada payudara
atau ASI mulai keluar dari payudara yang tidak digunakan untuk menyusui.
Perasaan dan keluarnya ASI ini merupakan tanda dari let-down.
Ibu juga dapat merasakan kram/kontraksi pada rahim (uterus), karena
hormon dalam refleks-down berupa oksitosin, selain menstimulasi aliran asi juga
menyebabkan kontraksi otot otot rahim. Untuk itu proses menyusui membantu
rahim anda untuk kembali ke ukuran awal sebelum melahirka. Proses kram ini
merupakan proses normal dan salah satu tanda berhasilnya proses meyusui. Rasa
kram ini aka menghilang dalam satu minggu dan selanjutnya.

13 | P a g e
Untuk membantu proses let-down dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Duduk menggunakan kursi yang nyaman, sehingga dapat menyongkong
punggung dan lengan anda.
2. Pastikan bayi dalam posisi yang tepat (latch-on)
3. Dengarkan musik yang menenangkan dan siapkan minuman bergizi untuk
anda selama proses menyusui.
4. Gunakan bra untuk menyusui dan pakaian yang memudahkan anda dalam
proses menyusui.

H. Persiapan Memperlancar Pegeluaran ASI


Berikut ini adalah persiapan yang perlu dilakukan untuk memperlancar
pengeluaran ASI.
1. Membersihkan putig susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas
tidak menumpuk.
2. Putting susu ditarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahka isapan
bayi.
3. Bila putting susu belum meojol, dapat menggunakan pompa susu atau degan
jalan operasi.
Keberadaan putting susu dalam mulut bayi mempunyai keuntuga tersendiri,
yaitu sebagai berikut :
1. Ragsangan putting susu lebih mantap, sehingga refleks pengeluaran ASI lebih
sempurna.
2. Meghidari kemungkinan lecet pada putting susu.
3. Kepuasan bayi saat mengisap ASI lebih besar.
4. Semprotan ASI lebih sempurna dan menghindari terlalu banyak udara masuk
ke dalam lambung bayi.
Ternyata, hanya ada dua tanda yang menujukan bayi kurang mendapat
cukup ASI, seperti yang dijelaskan dibawah ini:
1. Air seni berwarna kunig pekat, berbau tajam, dan jumlahnya sedikti. Bayi
buang air kecil kurang dari 6 kali sehari. Ini menunjuka bahwa bayi kekuragan
cairan, sehingga menunjukan bahwa bayi kurang mendapat cukup ASI.
2. Perkembangan berat badan bayi kurang dari 500 gram per bula dan ini
menunjukan bahwa bayi kurang mendapat asupan yang baik selama 1 bulan

14 | P a g e
terakhir. Apabila diberikan ASI secara eksklusif (0-6 bula) dapat mencukupi
semua kebutuhan bayi.

I. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI


Upaya bidan dalam pemberian ASI pada bayi adalah salah satunya
menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan menyususi pada sarana kesehatan,
dibawah ini adalah 10 langkah tersebut :
1. Sarana pelayanan kesehata mempunyai kebijakan tertulis mengenal pemberian
ASI yang dikomunikasikan secara rutin.
2. Lakukan pelatiha pada petugas dalam hal pegetahuan dan keterampilan untuk
menerapkan kebijakan tersebut.
3. Beri informasi pada semua ibu hamil tentang manfaat ASI dan bagaimana cara
menyusui.
4. Bantu ibu untuk menyususi setengah jam setelah melahirkan.
5. Bantu ibu cara meyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski
dipisahkan dari bayi atas idikasi medis.
6. Jangan memberi makanan/minuman apapu pada bayi baru lahir kecuali ada
indikasi medis.
7. Laksanakan rawat gabung ibu dan bayinya.
8. Batu ibu menyususi semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama da
frekuesi meyususi.
9. Jangan beri dot atau kempen pada bayi yag sedang diberi ASI.
10.Upayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI da rujuk ibu kepada
kelompok itu ketika pulang dari tempat bersalin
Bidan juga dapat melakukan asuhan dengan membiarkan bayi bersama
ibunya segera sesudah dilahirka selama beberapa jam pertama. Ajarkan cara
merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yag
timbul, bantulah ibu pada waktu pertama kali memberi ASI, harus dilakukan
rawat gabung, memeberikan ASI pada bayi sesering mungkin, hanya berikan ASI
saja pada bayi seserig mungkin, hidari susu botol dan dot empeng.

15 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
IMD atau Inisiasi Menyusu Dini adalah satu program yang gencar
diserukan pemerintah.Meyusu dan bukan menyusui merupakan
gambaranbahwa IMD bukan program ibumenyususi bayi namun
sebaliknyabayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Cara
melakukan IMD harus saat bayi baru lahir,tanpa boleh ditunda denga kegiatan
meimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihka, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung kulit bersentuha
dengan bayi.
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri
segera setelah lahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang
sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan
waktu sekitar satu hingga dua jam.

B. Saran
Adapun saran yang bisa kami sampaikan yaitu:
 Agar ibu bisa mempraktikan apa yang telah diberitahukan oleh
petugas kesehatan (Bidan) tentang IMD.
 Di usahakan petugas kesehatan (Bidan) untuk selalu menerapkan
dan memberitahukan mengenai IMD karena dengan hal itu akan
tercipta keterikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai