Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KIE PADA REMAJA

PENYULUHAN NYERI HAID (DISMENORE)

Oleh :

PUTRI ARIYANTI

NIM . 202208110

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan KIE dengan judul “Penyuluhan Tentang Nyeri Haid” di Klinik


Kusuma Samarinda telah disetujui oleh pembimbing penyusunan asuhan pada :

Hari/tanggal : Senin 20 Desember 2022

Samarinda 20 Desember 2022

Mahasiswa

Putri Ariyanti

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Wuri Widi Astuti,SST, M. Keb Heni Hermayunita, Amd. Keb


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat


dan bimbingan-Nya, sehingga dapat membuat laporan KIE dengan judul “Penyuluh
an Tentang Nyeri Haid (Dismenore)”.

Laporan KIE ini sebagai kewajiban bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi
Bidan STIKES Karya Husada Kediri yang akan menyelesaikan pendidikan akhir
program. Dengan Laporan Praktik KIE di jadikan syarat dalam menempuh profesi
kebidanan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
tersusunnya Laporan KIE ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh
dari kesempurnaan, unutk itu kami mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan karya tulis ini. Harapan penulis mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini
berguna bagi semua pihak.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Analisa Kebutuhan KIE

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju ke

dewasa, bukan hanya dalam arti psikologis tetapi juga dalam arti fisik.

Perubahan fi sik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan

remaja, sedangkan perubahan psikologis muncul sebagai akibat dari perubahan

fisik. Batasan usia remaja Indonesia adalah 11–24 tahun dan belum menikah.

Proses dalam penyesuaian diri menuju kedewasaan ada tiga tahap perkembangan

remaja, yaitu: remaja awal (early adolescence), remaja madya (middle

adolescence), remaja akhir (late adolescence) (Sarwono, 2013).

Nyeri haid atau dismenore adalah keluhan ginekologis akibat

ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan

timbul rasa nyeri yang paling sering terjadi pada wanita. Wanita yang

mengalami dismenore memproduksi prostaglandin 10 kali lebih banyak dari

wanita yang tidak dismenore. Prostaglandin menyebabkan meningkatnya

kontraksi uterus, dan pada kadar yang berlebih akan mengaktivasi usus besar.

Penyebab lain dismenore dialami wanita dengan kelainan tertentu, misalnya

endometriosis, infeksi pelvis (daerah panggul), tumor rahim, apendisitis,

kelainan organ pencernaan, bahkan kelainan ginjal (Ernawati, 2010).


Nyeri saat haid menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas fisik

sehari-hari. Keluhan ini berhubungan dengan ketidakhadiran berulang di sekolah

ataupun di tempat kerja, sehingga dapat mengganggu produktivitas. Empat puluh

hingga tujuh puluh persen wanita pada masa reproduksi mengalami nyeri haid,

dan sebesar 10 persen mengalaminya hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sekitar 70-90 persen kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja dan remaja yang

mengalami nyeri haid akan terpengaruh aktivitas akademis, sosial dan

olahraganya ( Puji,2010).

Karakteristik nyeri ini sangat khas karena muncul secara reguler dan

periodic menyertai menstruasi yaitu rasa tidak enak di perut bagian bawah

sebelum dan selama haid disertai mual disebabkan meningkatnya kontraksi

uterus. Hal ini dilaporkan sebagai dismenore. Istilah dismenore (dysmenorrhoea)

berasal dari bahasa “Greek”yang artinya dys (gangguan/nyeri

hebat/abnormalitas) – meno (bulan) – rrhea (“flow” atau aliran) sehingga dari

makna tersebut, dismenore adalah gangguan aliran darah haid atau nyeri haid

(Ernawati, 2010).

Di Amerika Serikat, nyeri haid dilaporkan sebagai penyebab utama

ketidakhadiran berulang pada siswa wanita di sekolah. Studi epidemiologi pada

populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, Klein dan Litt

melaporkan prevalensi dismenore mencapai 59,7%. Dari mereka yang mengeluh

nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Studi ini juga melaporkan

bahwa dismenore menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah.


Penelitian tersebut juga menunjukan bahwa tidak ada perbedaan prevalensi yang

signifikan diantara populasi yang berbeda, Puncak insiden dismenore primer

terjadi pada akhir masa remaja dan di awal usia 20- an, insiden dismenore pada

remaja dilaporkan sekitar 92%. Insiden ini menurun seiring dengan

bertambahnya usia dan meningkatnya kelahiran. Sedangkan di Indonesia angka

kejadian dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer

dan 9,36 % dismenore sekunder. Di Surabaya di dapatkan 1,07 %- 1,31 % dari

jumlah penderita dismenore datang kebagian kebidanan (Ernawati, 2010).

Penelitian Suhartatik (2003) menunjukkan adanya hubungan gejala saat

menstruasi dengan produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta. Penelitian Samsul (1997) melaporkan bahwa 10% pekerja wanita

dengan dismenore mengalami kesakitan yang serius akibat dismenore dan tidak

boleh bekerja. Selain itu menurut Widya dkk. (2001) melaporkan 52% pelajar di

Yogyakarta tidak dapat melakukan aktivitas harian dengan baik selama

mengalami menstruasi. Hasil studi pendahuluan pada sekolah SMK Batik 1

Surakarta didapatkan bahwa siswa perempuan di sekolah tersebut pernah

mengalami nyeri haid (dismenore) dan kadang ada yang sampai meminta ijin

untuk pulang karena tidak tahan terhadap dismenore yang mereka alami

(Ningsih, 2011).

Meskipun keluhan nyeri haid umum terjadi pada wanita, sebagian besar

wanita yang mengalami nyeri haid jarang pergi ke dokter, mereka mengobati

nyeri tersebut dengan obat-obat bebas tanpa resep dokter. Telah diteliti bahwa
sebesar 30-70% remaja wanita mengobati nyeri haidnya dengan obat anti nyeri

yang dijual bebas. Hal ini sangat berisiko, karena efek samping dari obat-obatan

tersebut bermacam-macam jika digunakan secara bebas dan berulang tanpa

pengawasan dokter.

1.2 Tujuan Penyuluhan


1.2.1 Tujuan Teoritik

Tujuan pendidikan kesehatan atau penyuluhanyang pokok adalah

terjadinya perubahan dalam membina individu, keluarga atau masyarakat

dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta

berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Terbentuknya perilaku sehat pada individu, kelompok dan masyarakat

yang sesuai dengan hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga

dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Menurut WHO, tujuan

penyuluhankesehatan adalah untuk merubah perilaku seseorang dan atau

masyarakat dalam bidang kesehatan (Notoadmojo, 2015).

1.2.2 Tujuan Praktis

1.2.2.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan

peserta mengetahui tentang dismenore atau nyeri haid

1.2.2.2 Tujuan Khusus:

1. Para remaja putri memahami tentang definisi dismenore

2. Para remaja putri memahami tentang gejala dimenore


3. Para remaja putri memahami tentang penyebab dismenore

4. Para remaja putri memahami tentangpenatalaksanaan

dismenore

5. Para remaja putri memahami tentang pencegahan dismenore

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis

1) Manfaat Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan, menambah pemahaman dan


pengalaman secara nyata tentang KIE yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.

2) Manfaat Bagi Profesi

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk menambah


pengetahuan tentang tata cara memberikan penyuluhan pada remaja

3) Manfaat Bagi Institusi

Diharapkan dapat menjadi bahan materi kuliah tentang KIE dan


menambah pengetahuan bagi mahasiswa profesi kebidanan STIKes
Karya Husada Kediri mengenai asuhan kebidanan secara
berkesinambungan.

4) Manfaat Bagi Puskesmas

Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan memberikan


kontribusi bagi Puskesmas dengan membantu pelaksanaan KIE

5) Manfaat Bagi Pasien

Meningkatkan pengetahuan serta wawasan pasien


akan pentingnya menjaga kesehatan.
1.3.3 Manfaat Praktis

1) Manfaat Bagi Penulis

Memberikan pengalaman secara nyata tentang KIE pada remaja


sehingga dapat meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan

2) Manfaat Bagi Profesi

Dapat menjadi bahan materi kuliah tentang KIE dan dapat


memberikan pemahaman bagi mahasiswa profesi kebidanan STIKes
Karya Husada Kediri mengenai asuhan kebidanan secara
berkesinambungan.

3) Manfaat Bagi Institusi

Memberikan masukan tentang metode penyuluhan bagi


mahasiswa profesi kebidanan Karya Husada Kediri mengenai pemberian
KIE.

4) Manfaat Bagi Klinik

Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan memberikan


kontribusi bagi Klinik dengan membantu pelaksanaan asuhan kebidanan
untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan.

5) Manfaat Bagi Pasien

Mendapatkan pendampingan secara berkala sehingga remaja


bisa mengikuti perkembangan pada tahapannya.
BAB 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

2.1 Identitas Kegiatan

Topik : Pemahaman tentang dismenore

Sasaran : Remaja Putri di Wilayah Kerja Klinik Kusuma

Waktu Pelaksanaan: 20 Desember 2022

Waktu : 60 menit

Tempat : Klinik Kusuma

2.1.1 Karakteristik Peserta

2.1.1.1 Jumlah Peserta : 13 Remaja Putri

2.1.1.2 Tingkat Pendidikan : SMP

2.1.2 Tujuan Penyuluhan

2.1.2.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan

peserta mengetahui tentang dismenore

2.1.2.2 Tujuan Khusus:

1. Para remaja putri memahami tentang definisi dismenore

2. Para remaja putri memahami tentang gejala dismenore

3. Para remaja putri memahami tentang penyebab dismenore

4. Para remaja putri memahami tentang

penatalaksanaan dismenore
2.1.3 Materi Penyuluhan

2.1.3.1 Dismenore

1) Definisi Dismenore

2) Gejala Dismenore

3) Penyebab Dismenore

4) Pencegahan Dismenore

2.1.4 Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

2.1.5 Media

1. Leaflet

2.1 Proses Kegiatan

2.1.1 Rincian Kegiatan

Tabael 2.1 Rincian Kegiatan Penyuluhan

Media dan
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta alat Waktu
penyuluhan
1 Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam 5 mnt
Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan tujuan Memperhatikan

2 Pengembang an Menggali Pengetahuan Mengisi pre test Leaflet 10


peserta tentang dismenore

Membagikan leaflet Menerima Leaflet


3 Penyajian Menjelaskan tentang : Memperhatikan - 30
penjelasan
1) Definisi Dismenore
2) Gejala Dismenore
3) Pencegahan Dismenore
4) Penyebab Dismenore

Memberikan kesempatan
4 Evaluasi Post test - 10
kepada peserta untuk
mengajukan pertanyaan

5 Penutup Bertanya tentang materi Memperhatikan 5


dan menjawab salam

2.1.1 Materi Penyuluhan

2.1.1.1 Definisi Dismenore

Dismenore adalah gangguan sekunder menstruasi yang

paling sering dikeluhkan adalah nyeri sebelum, saat atau

sesudah menstruasi. Nyeri seperti itu dise-but dismenore.

Nyeri tersebut timbul akibat adanya hormon prostaglandin

yang membuat otot uterus (rahim) berkontraksi (Celik et al.,

2009; Durham et al., 2010). Bila nyerinya ringan dan masih

dapat beraktivitas berarti masih wajar. Namun, bila nyeri

yang terjadi sangat hebat sampai mengganggu aktivitas

ataupun tidak mampu melakukan aktivitas, maka termasuk

pada gangguan. Nyeri dapat dirasakan di daerah perut bagian

bawah, pinggang, bahkan punggung (Harel, 2002; Endif,

2008).
Dismenore atau nyeri menstruasi adalah karakteristik

nyeri yang terjadi sebelum atau selama menstruasi, terjadi

pada hari pertama sampai beberapa hari selama menstruasi.

Hal ini adalah satu dari sekian banyak masalah ginekologi,

mempengaruhi lebih dari 50% wanita dan menyebabkan

ketidakmampuan beraktivitas selama 1-3 hari tiap bulan pada

wanita tersebut. Absensi pada wanita dewasa saat sekolah

akibat dismenore mencapai 25% (Suhartatik, 2003).

2.1.1.2 Gejala Dismenore

Dismenore dibedakan menjadi dua yaitu dismenore

primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer adalah

nyeri menstruasi tanpa disertai adanya kelainan pada organ

reproduksi. Biasanya, dismenore primer timbul pada masa

remaja, yaitu 2-3 tahun setelah menstruasi pertama kalinya.

Sedangkan untuk dismenore sekunder adalah dismenore yang

biasanya timbul pada usia 20 tahun dan disebabkan karena

adanya kelainan pada organ reproduksi (Manan, E. 2013).

2.1.1.3 Pencegahan Dismenore

Salah satu faktor yang dapat mencegah timbulnya

dismenore primer adalah dengan olahraga atau kebugaran

fisik. Kebugaran fisik adalah suatu kemampuan untuk

melakukan aktivitas sehari-hari yang diberikan kepadanya


tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. 5 Menurut

American College of Sport Medicine (ACSM) kebugaran

fisik adalah kemampuan jantung, paru-paru, pembuluh darah

dan otot untuk bekerja secara optimal dan efisien (Anonim.

2013).

Saat ini usaha preventif (pencegahan) pada dismenore

primer kurang dilaksanakan, orang-orang lebih banyak

melakukan tindakan kuratif (pengobatan). Karena itu perlu

peran fisioterapi dalam tindakan preventif (pencegahan) pada

dismenore primer. Menurut KEPMENKES 1363 tahun 2001

tentang registrasi dan izin praktik fisioterapi, salah satu fungsi

fisioterapi adalah mengembangkan, memelihara dan

memulihkan gerak dan fungsi tubuh (Menteri Kesehatan

Republik Indonesia 2001)

Seorang fisioterapis juga berperan penting dalam

permasalahan wanita salah satunya dismenore primer. Health

promotion dan health education yang diberikan fisioterapi

juga berguna untuk meningkatkan kualitas kesehatan wanita

2.1.1.4 Penyebab Dismenore

nyeri menstruasi pada daerah panggul akibat

peningkatan produksi prostaglandin. Kadar prostaglandin


pada wanita tidaklah sama, dimana wanita yang mengalami

dismenore memiliki kadar prostaglandin 5 – 13 kali lebih

tinggi dibandingkan wanita yang tidak mengalami dismenore.

3 Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam dinding rahim.

Sebelum menstruasi terjadi zat ini meningkat sehingga

membuat dinding rahim berkontraksi dan pembuluh darah

sekitarnya terjepit (vasokontriksi) yang menimbulkan iskemia

jaringan. Intensitas kontraksi ini berbeda-beda tiap individu

dan bila berlebihan akan menimbulkan dismenore

(Proverawati, A 2009).
BAB 3

HASIL KEGIATAN

3.1 Peran serta masyarakat dan tingkat kehadiran

Peserta yang hadir dalam penyuluhan sebanyak 13 remaja Putri

dengan latar belakang pendidikan semuanya SMA

3.2 Tingkat pemahaman setelah KIE

Tabel 3.1 Evaluasi pelaksanaan penyuluhan

No Uraian Jumlah (%)


1 Hasil Pre Test
Dari 5 sasaran
a. Pengetahuan Baik 7
b. Pengetahuan Cukup 4
c. Pengetahuan Kurang 2
2 Hasil Post Test
Dari 5 sasaran
a. Pengetahuan Baik 13 100%
b. Pengetahuan Cukup 0
a. Pengetahuan Kurang 0

Penjelasan hasil penyuluhan menunjukkan dari 13 sasaran yang

diberikan penyuluhan mendapatkan hasil pengetahuan remaja putri

sebelum diberikan penyuluhan adalah memiliki pengetahuan baik

sebanyak 7, memiliki pengetahuan cukup 4 remaja dan yang

berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang. Setelah diberikan konseling

yang berpengetahuan baik sebanyak 13.

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Evaluasi pelaksanaan program penyuluhan menunjukkan adanya

peningkatkan pengetahuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penyuluhan sangat signifikan dalam meningkatkan pemahaman atau

pengetahuan

4.2 Saran

4.2.1 Bagi penulis

Diharapkan lebih meningkatkan wawasan, pengetahuan,

pemahaman, dan dapat mempraktikan teori yang didapat secara

langsung melalui program KIE.

4.2.2 Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswanya

dengan penerapan pendidikan kesehatan serta dapat menjadi bahan

referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan asuhan

kebidanan dengan memberikan KIE

4.2.3 Bagi Klinik Kusuma Samarinda

Diharapkan dapat sebagai masukan agar dapat meningkatkan

mutu pelayanan kebidanan melalui pendekatan menejemen asuhan

kebidanan pada remaja putri

DAFTAR PUSTAKA
Manan, E. 2013. Kamus Cerdik Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Flash Books
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2001. KEPMENKES RI 1363 Tentang
Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis.
Suhartatik. 2003. Hubungan Gejala Saat Menstruasi Dengan Produktivitas Kerja
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. UGM.
Yogyakarta
Endif. 2008. Waspadai Nyeri Menstruasi. http://media-ilmu.com
Proverawati, A dan Misaroh S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Calis. 2011. Dysmenorrhea. Tersedia di http:// emedicine.medscape.com. Diaksesk
tanggal 30 Oktober 2013.
Ernawati. 2010. Terapi relaksasi terhadap nyeri dismenore pada mahasiswi
Universitas muhammadiyah semarang. Tersedia di http:// jurnal
unimus.ac.id.vol 1 no 1. Diakses tanggal 27 Oktober 2013.
Ningsih. 2011. Efektivitas Paket Pereda Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja
Dengan Dismenore ai SMAN Kecamatan Curup. Tersedia di
http://lontar.ui.ac.id. Diakses tanggal 2 November 2013.
Puji. 2011. Efektivitas senam dismenore Dalam mengurangi dismenore pada remaja
putri di SMUN 5 Semarang. Tersedia di http:// eprints.undip.ac.id. Diakses
tanggal 27 Oktober 2013.
DOKUMENTASI
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2022

Anda mungkin juga menyukai