Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA PRAKONSEPSI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAK WEDI SURABAYA

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :

RIZKY YUNITA RAKHMAWATI


NIM. P27824620040

KEMENTRIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Holistik pada Prakonsepsi ini dilaksanakan sebagai dokumen/laporan
praktik Blok 2 yang telah dilaksanakan di Puskesmas Tambak Wedi pada periode praktik
tanggal 12 s/d 24 Oktober tahun 2020

Surabaya, Oktober 2020

Rizky Yunita Rakhmawati


NIM. P27824620040

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan 1 Pembimbing Pendidikan 2

Istiqomah, SST. Dwi Purwanti, S.Kp., SST, M.Kes. Novita Eka K. W., SST., M.Keb.
NIP. 196410281988022002 NIP. 196702061990032003 NIP. 198411302009122001

Mengetahui

Kepala Puskesmas Ketua Program Studi

drg. Ilfin Martiana Evi Pratami, SST, M.Keb.


NIP. 197003112006042004 NIP. 197905242002122001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga Laporan Praktik Asuhan Kebidanan
Holistik pada Prakonsepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya ini
dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis sampaikan terima
kasih yang sangat dalam kepada :

1. drg. Ilfin Martiana selaku Kepala Puskesmas Tambak Wedi Surabaya


2. Istiqomah, SST selaku pembimbing lahan sekaligus Bidan Koordinator Puskesmas
Tambak Wedi Surabaya
3. Evi Pratami, M.Keb. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Surabaya
4. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes. selaku Pembimbing Pendidikan 1 dalam praktik
lapangan Poltekkes Kemenkes Surabaya
5. Novita Eka K, SST, M.Keb. selaku Pembimbing Pendidikan 2 dalam praktik
lapangan Poltekkes Kemenkes Surabaya
6. Serta semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan laporan praktik kerja
lapangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan.


Oleh karena itu diharapkan segala saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini dikemudian hari.

Surabaya, Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat diseluruh dunia. Bahkan
WHO menyebutkan bahwa anemia merupakan 10 masalah kesehatan terbesar, namun
begitu kemajuan dalam penurunan angka kejadian (prevalensi) masih dinilai sangat
rendah. Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia (50-80%). Pada
wanita data prevalensi anemia didunia diperkirakan 46%, sedangkan dari laporan
Depkes prevalensi anemia pada wanita di Indonesia 30% dan pada pria 21% (Briawan,
2015).
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat
besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada wanita yang telah
mengalami pubertas dan akan berencana akan segera mempunyai anak disebut
“potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan calon ibu dan anak).
Oleh karena itulah, anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait
dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2010).
Di Indonesia sendiri menurut data Depkes RI (2017), prevalensi anemia defisiensi
besi yang dialami oleh wanita yaitu 28% (Hayati, 2018). Dari Survey Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2017, menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi besi pada
balita 40,5%, ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri 10-18 tahun 47,1%, dan
usia 19-45 tahun 39,5%. Dari semua kelompok tersebut, wanita yang mempunyai resiko
paling tinggi untuk menderita anemia adalah remaja putri dan kelompok wanita usia
subur. Wanita yang haid cenderung mengalami defisiensi besi karena hilangnya besi
setiap bulan dan diet mungkin kekurangan zat besi.
Bidan sebagai pemegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan
kesehatan sekaligus pelaksana awal terhadap aspek kesehatan wanita sepanjang siklus
hidupnya, selayaknya mampu memberikan pelayanan essensial dalam praktik pelayanan
kebidanan, tak terkecuali berkaitan dengan kesehatan calon pengantin wanita mengingat
keberhasilan dalam mencetak genasi penerus bangsa yang cemerlang berawal dari masa
sebelum kehamilan atau masa prakonsepsi. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan pengkajian terhadap sasaran kelompok calon pengantin (catin) dengan
anemia di wilayah Puskesmas Tambak Wedi Surabaya.

1.2 Tujuan Praktik


1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penulisan laporan ini adalah untuk memberikan akses
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil yang bertujuan untuk mempersiapkan
pasangan agar sehat, sehingga perempuan dapat menjalankan proses kehamilan,
persalinan yang sehat dan selamat, serta melahirkan bayi yang sehat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan laporan ini diantaranya:
1. Mengidentifikasi wanita sasaran calon pengantin (catin) dengan anemia
2. Mengidentifikasi penyebab anemia pada calon pengantin (catin) wanita
3. Melakukan intervensi kepada calon pengantin (catin) dengan anemia yang
disebabkan defisiensi zat besi

1.3 Lama Praktik


Lama praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Prakonsepsi Calon Pengantin
(Catin) di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya dilakukan dalam rentan
waktu dua minggu yang terhitung sejak tanggal 12 Oktober 2020 hingga 24 Oktober
2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori Anemia


2.1.1 Pengertian Anemia
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah di bawah normal yakni <
12 g/dl untuk perempuan dan < 13 g/dl untuk laki-laki (Cogswell, 2017).
Anemia merupakan peristiwa berkurangnya kadar haemoglobin yang timbul
sebagai akibat kosongnya cadangan besi tubuh, sehingga penyediaan besi untuk
eritropoesis berkurang yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin juga akan
berkurang (Handayani dan Haribowo, 2018).

2.1.2 Klasifikasi Anemia


Menurut Manuaba (2010) diagnosis anemia dapat ditentukan melalui pemeriksaan
kadar Hb sebagai berikut:
1. Hb 12 g% : tidak anemia
2. Hb 9 – 11 g% : anemia ringan
3. Hb 7 – 8 g% : anemia sedang
4. Hb <7 g% : anemia berat

2.1.3 Macam Macam Anemia


Menurut (Prawirohardjo, 2016) macam-macam anemia adalah sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral
Fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan
makanan, karena gangguan absorbsi atau terlampau banyaknya keluar dari badan,
misalnya pada perdarahan (Prawirohardjo, 2016).
Anemia defisiensi zat besi pada wanita bisa disebabkan oleh :
a. Penurunan asupan atau penyerapan zat besi, termasuk defisiensi nutrisi dan
gangguan pencernaan, seperti diare atau hyperemesis.
b. Peningkatan kebutuhan, seperti kehamilan yang sering, banyak atau kembar.
c. Infeksi kronis, terutama pada saluran kemih.
d. Perdarahan akut atau kronis, misalnya menoragia, hemoroid berdarah, atau
hemoragi antepartum atau postpartum (Fraser, 2015).
2. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah gangguan darah di mana ukuran sel lebih besar dari
sel darah merah normal. Anemia ini biasanya disebabkan oleh defisiensi asam folat
dan jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Anemia ini sering ditemukan pada
wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein
tinggi (Proverawati, 2016).
3. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang
belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru. Pada sepertiga kasus
anemia dipisu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukemia, dan gangguan
imunologis (Fraser, 2015).

2.1.4 Etiologi Anemia


Secara umum penyebab dari anemia yang bukan disebabkan karena kehamilan
adalah ketidakmampuan sel darah merah atau haemoglobin untuk mengikat oksigen,
sehingga sel darah tersebut menjadi lisis dan pecah (Prawirohardjo, 2016).
Beberapa pendapat lain menyebutkan bahwa penyebab lain dari anemia yaitu
kehilangan darah berat akibat dari menstruasi, atau parasit infeksi seperti cacing
tambang, ascaris, serta schistosomiasis yang dapat menurunkan konsentrasi
haemoglobin darah (Hb). Infeksi akut dan kronis, termasuk malaria, kanker, TBC, dan
HIV juga dapat menurunkan konsentrasi Hb. Kekurangan mikronutrien lain, termasuk
vitamin A dan B12, folat, riboflavin, dan tembaga juga dapat meningkatkan risiko
anemia (Benoist, 2018).

2.1.5 Tanda Gejala Anemia


Menurut (Rukiyah, 2015) anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala sebagai berikut:
1. Letih, sering mengantuk, malaise
2. Pusing, lemah
3. Nyeri kepala
4. Luka pada lidah
5. Kulit pucat
6. Membran mukosa pucat (misal, konjungtiva)
7. Bantalan kuku pucat
8. Tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah

2.1.6 Patofisiologis Anemia


Anemia defisiensi besi ditandai dengan produksi sel darah merah (mikrositik) dan
kadar hemoglobin dalam darah yang kurang. Anemia mikrositik ini adalah tahap
terakhir dari defisiensi besi, dan ini merupakan titik akhir dari periode kekurangan zat
besi yang lama. Ada banyak penyebab anemia defisiensi besi (stropler, 2017).
Menurut Iuchi Yoshihito tahun 2012 bahwa anemia dapat disebabkan oleh adanya
Reactive Oxygene Species (ROS) dalam sel darah merah. ROS dalam sel darah merah
dapat menimbulkan stress oksidatif. Keseimbangan zat besi sangat penting untuk
mempertahankan eritropoiesis normal. Keseimbangan optimal sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan wanita hamil. Stres oksidatif merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan
antara prooksidan dan antioksidan yang dapat menimbulkan kerusakan. Oksidan dapat
terbentuk di dalam sel darah merah yaitu dalam bentuk superoksida, hidrogren, radikal
peroksil, peroksida lipid. Superoksida yang terbentuk di dalam sel darah merah karena
adanya proses autooksidasi hemoglobin (Hb) yang akan menjadi methemoglobin (met-
Hb). Kondisi stres oksidatif atau pertahanan antioksidan yang terganggu akan
meningkatkan produksi met-Hb dan ROS. Kerusakan yang ditimbulkan oleh adanya
ROS akan meningkatkan stres oksidatif sel darah merah dengan cara menginduksi
peroksidasi lipid (Iuchi, 2012).
Menurut penelitian dari Neeta Kumar bahwa ada banyak jenis radikal bebas yang
terbentuk di dalam tubuh dan zat besi memiliki kemampuan untuk mengalami
kerusakan. Kerusakan zat besi dapat dipengaruhi oleh adanya lipid yang teroksidasi.
Lipid yang mengalami oksidasi yaitu asam lemak tak jenuh ganda akibat dari reaksi
yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Radikal hidroksil (OH-) yang mengektraksi satu
hidrogen dari lemak tak jenuh ganda sehingga membentuk radikal lemak. Peringkatan
hidroperoksida menyebabkan kerusakan sel darah merah dan akhirnya menyebabkan
kematian sel darah merah tersebut (Sari, 2016).          
                                            
2.1.7 Komplikasi Anemia
Menurut (Benoist, 2018) komplikasi atau kemungkinan jelek yang dapat
ditimbulkan dari peristiwa anemia sebelum terjadinya pembuahan atau kehamilan
diantaranya:
1. Sulit focus terhadap sesuatu yang dilakukan
2. Sulit memiliki keturunan
3. Berpotensi memiliki penyakit imunitas karena sering merasa lelah dan letih ketika
mengerjakan pekerjaan yang ringan
4. Berpotensi melahirkan bayi dengan BBLR, yakni berat bayi lahir < 2500 gram atau
prematuritas
5. Berpotensi untuk mengalami komplikasi selama persalinan, seperti perdarahan
pasca salin

2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Varney pada Kasus Anemia


Management kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan dengan urutan logis dan
perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan dengan berdasarkan bukti ilmiah,
penemuan, dan keterampilan dalam tahapan yang logis guna mengambil keputusan yang
berfokus pada klien. Adapun langkah-langkah tersebut terdiri sebagai berikut :
1. Langkah 1 : Pengkajian
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap yang meliputi;
1) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari klien itu sendiri melalui proses
kegiatan wawancara atau tanya jawab.
Data subjektif diantaranya meliputi;
a. Biodata pasien sebagai penanggung jawab.
Biodata mencakup nama lengkap pasien, usia, agama, suku, pendidikan,
pekerjaan, serta alamat pasien. Dalam hal ini usia pasien menjadi sorotan
utama guna untuk mengetahui adanya risiko apabila usia kurang dari 20
tahun (alat reproduksi belum matang) dan usia lebih dari 35 tahun atau
mendekati menopause.
b. Alasan Datang
Mengetahui keluhan utama / alasan dating ke pelayanan kesehatan.
Biasanya pada pasien anemia mengeluh sering pusing, mengantuk, dan
sering kehilangan focus ketika mengerjakan sesuatu.
c. Riwayat Menstruasi
Meliputi menarche atau usia pertama saat haid, siklus haid atau keteraturan
haid, banyaknya haid, keluhan lain yang dirasakan oleh pasien. Pada
pasien anemia sering ditemukan jumlah pembalut yang digunakan
cenderung lebih banyak yakni lebih dari 3 kali dalam sehari.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sebagai penjelasan dari keluhan utama yang berisikan saat pertama kali
pasien mengalami keluhan hingga mendatangi fasilitas kesehatan dan
didalamnya memuat adakah obat-obatan yang pernah dikonsumsi, riwayat
TT, hingga keinginannya untuk menunda / memiliki anak secara langsung.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Mengetahui riwayat terperinci dari semua penyakit yang pernah dialami
seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, TBC, asma, epilepsy, hati,
malaria, ginjal, HIV / AIDS.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Mengetahui adakah penyakit turunan yang diwariskan dari keluarga seperti
jantung, hipertensi, diabet, ginjal, hepatitis, kanker, HIV / AIDS, hingga
riwayat kembar.
g. Riwayat Sosial Ekonomi
Berisikan riwayat pekerjaan dan riwayat perilaku yang beresiko. Dalam
hal ini juga dapat diperoleh informasi status ekonomi keluarga pasien
untuk mengetahui keterkaitannya kemampuan ekonomi dengan
permasalahan gizi.
h. Aktivitas Seksual
Mengetahui adakah perilaku seksual pranikah yang kemungkinan akan
terjadi kehamilan yang tidak diinginkan hingga potensi untuk terjadinya
IMS / HIV.
i. Riwayat Pernikahan
Biasanya diisi oleh catin yang sudah pernah menikah sebelumnya
kemudian bercerai. Catin yang sudah pernah menikah ditambahkan data
usia pertama saat menikah, lama menikah, jumlah anak.
j. Riwayat Obstetrik
Biasanya diisi oleh catin yang sudah pernah menikah dan memiliki anak
dari pernikahan terdahulu. Bagi catin yang sudah pernah menikah dan
memiliki anak wajib diisi riwayat kehamilan, persalinan, jumlah anak yang
dilahirkan/keguguran.
k. Aktivitas Sehari-hari
Mengetahui kebiasaan pola makan, istirahat, eliminasi, aktivitas fisik, dan
personal hygiene pada klien. Beberapa kasus dari anemia memiliki pola
makan yang tidak seimbang seperti cenderung tidak menyukai sayur.
2) Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilakukan pengukuran
oleh petugas kesehatan. Berikut adalah salah satu contoh data objektif dari
kasus anemia;
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : Pada kasus anemia sering ditemukan tekanan
darah rendah atau bahkan normal
(120 / 80 mmHg atau 110 / 70 mmHg)
Suhu : 36,5 hingga 37,5 ˚C
Nadi : 80 hingga 100 x / menit
Respirasi : 18 hingga 24 x / menit
c. Pemeriksaan Antropometri
Berisikan Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), IMT, dan LiLA.
d. Pemeriksaan Fisik
a) Mata : Konjungtiva pucat, sklera putih, tidak ada oedem
pada kedua palpebra, tidak terdapat gangguan
visus pada kedua mata
b) Telinga : Tidak ada cairan / serumen yang keluar dari
kedua
telinga
c) Hidung : Fungsi penciuman baik, tidak ada polip / sinus
d) Mulut : Bibir tidak sianosis namun sedikit kering, tidak
ada bercak putih / jamur, tidak ada
pembengkakan gusi, tidak ada caries gigi
e) Leher : Tidak ada bendungan vena jugolaris, tidak ada
pembesaran pada kelenjar tyroid maupun kelenjar
lymfe
f) Dada : Bentuk dada normal / normochest, tidak ada
kelainan bentuk tulang belakang
g) Payudara : Pada kasus oligomenorrhea tidak ditemukan
adanya massa abnormal pada payudara
h) Abdomen : Pada kasus oligomenorrhea tidak ada nyeri tekan
pada perut, tidak ada pembesaran hepar dan tidak
pula ada massa abnormal
i) Genitalia : Pada kasus oligomenorrhea tidak ditemukan
adanya luka lecet, kondiloma, ataupun keputihan
abnormal
j) Anus : Pada kasus oligomenorrhea tidak ditemukan luka
ataupun haemorroid
k) Ekstrimitas Atas: Tidak ada oedem, tidak ada gangguan
keterbatasan gerak
l) Ekstrimitas Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada
gangguan keterbatasan gerak
e. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus anemia, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah
pemeriksaan laboratorium darah berupa kadar Hb. Seseorang akan
dikatakan anemia apabila kadar Hb nya < 10 gr%.
2. Langkah 2 : Analisa Data
Data dasar yang sudah dikumpulkan, diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan
diagnosa suatu masalah kemudian dapat dilakukan asuhan sesuai kebutuhan.
Contoh diagnosa kebidanan dalam kasus anemia adalah sebagai berikut :
“Wanita usia …. tahun dengan anemia sedang”
3. Langkah 3 : Diagnosa Potensial
Pada Langkah ini diagnosa merupakan tindakan segera yang dapat menimbulkan
kegawatdaruratan pada pasien. Pada kasus anemia diagnose potensial yang dapat
terjadi dikemudian hari adalah berpotensi melahirkan anak BBLR atau prematuritas
dan mengalami komplikasi berupa perdarahan ketika persalinan.

4. Langkah 4 : Tindakan Segera


Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Data-data terbaru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi. Sebagian data
menunjukan satu situasi yang memerlukan tindakan segera. Pada kasus anemia
tindakan segera adalah melakukan kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan
rujukan pemberian terapi sesuai dengan penyebab dari anemia yang ditimbulkan.
5. Langkah 5 : Rencana Tindakan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan, tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap kebutuhan klien.
Asuhan kebidanan pada kasus anemia yang dapat diberikan diantaranya :
1) Pastikan penyebab anemia pada seseorang yang belum menikah atau wanita
yang tidak hamil dengan kondisi wanita yang sedang hamil.
2) Anjurkan istirahat yang cukup serta hindari stress
3) Pengubahan pola nutrisi, terutama perbanyak konsumsi sayur
4) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi tablet tambah darah
5) Anjurkan control secara berkala untuk mengecek kadar Hb
6) Kolaborasi dengan dokter apabila dicurigai anemia hemolitik
6. Langkah 6 : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh seperti yang
diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan
disesuaikan dengan rencana tindakan yang akan dilakukan. Pelaksanaan asuhan
pada anemia sesuai dengan perencanaan.
1) Memastikan penyebab anemia pada seseorang berdasarkan hasil pemeriksaan.
2) Menganjurkan klien untuk perbanyak konsumsi sayur
3) Menganjurkan klien untuk istirahat yang cukup serta hindari stress
4) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi tablet tambah
darah
5) Melakukan kolaborasi dengan dokter apabila dicurigai anemia hemolitik
6) Menganjurkan control secara berkala untuk mengecek kadar Hb

7. Langkah 7 : Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
dilakukan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali
proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.
Evaluasi dari kasus anemia adalah diketahui penyebab pastinya anemia pada kasus
dan kadar Hb akan segera normal sebelum terjadinya kehamilan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 1 Oktober 2020
Pukul : 13.04 WIB
No. Register : 117XXX
Oleh : Rizky Yunita Rakhmawati

1) Data Subjektif
a. Biodata
Nama : Nn. L
Umur : 21 Tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Salon Kecantikan
Alamat : Wonosari Lor Baru 18
Nomor Telepon : 089524266XXX

b. Keluhan
Sering merasa lelah dan pusing

c. Riwayat Haid
a) Menarche : 12 tahun
b) Siklus : 30 hari
c) Lama Haid : 5 hari
d) Banyaknya Darah Haid : 4 kali ganti pembalut / hari
e) Keluhan : Tidak ada nyeri saat haid, mengalami
keputihan bening tetapi tidak gatal saat
menjelang menstruasi.

d. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :


Klien mengeluh sering pusing akhir-akhir ini dan sering kehilangan
konsentrasi ketika menstruasi dating. Klien tidak pernah konsumsi obat-
obatan ataupun jamu apabila haidnya datang. Untuk status TT klien
mengatakan bahwa telah lengkap dan terakhir kali suntik saat berada pada
kelas 5 di sekolah dasar. Setelah menikah, klien berencana untuk langsung
segera memiliki anak.
e. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Klien tidak memiliki penyakit jantung, hipertensi, diabetes, TBC, asma,
epilepsy, hati, malaria, ginjal, HIV / AIDS, ataupun trauma fisik.

f. Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :


Klien mengatakan tidak memiliki penyakit jantung, hipertensi, diabet,
ginjal, hepatitis, kanker, HIV / AIDS, ataupun riwayat kembar dari
keluarganya.

g. Riwayat Sosial Ekonomi :


Saat ini klien bekerja sebagai pekerja tidak tetap disebuah salon kecantikan
rambut. Dimasa pandemi Covid-19 ini klien mengatakan salonnya tidak
begitu ramai dan jumlah pendapatan menurun dibandingkan waktu-waktu
sebelum pandemi, oleh karena itu klien juga sering membantu ibunya untuk
berjualan dikala waktu senggang. Klien tidak pernah menggunakan alcohol
atau obat-obatan terlarang sebelumnya serta jauh dari lingkungan perokok.

h. Riwayat Aktivitas Seksual :


Klien mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual sebelum
menikah (meskipun dulu sering ganti-ganti pacar) dan klien mengatakan
tidak pernah mengalami kekerasan seksual hingga saat ini.

i. Aktivitas Sehari-hari
a) Pola Makan : Makan 3 kali sehari dengan porsi nasi, lauk
(jarang
suka sayur) dan tidak ada pantangan kecuali
udang (riwayat alergi).
Minum sehari sekitar 1200 ml air putih
b) Istirahat : Sehari beristirahat 4-5 jam
c) Eliminasi : Tidak ada gangguan miksi
BAK 3-4 kali / hari dengan konsentrasi urine
kuning sedikit pekat.
BAB 1-2 kali / hari dengan konsentrasi feses
lembek dan warna kuning kecoklatan.
d) Aktivitas Fisik : Klien masih aktif bekerja, menyapu, mengepel,
hingga membantu ibunya untuk berjualan
e) Personal Hygiene : Klien mandi 2 kali sehari dengan rutin
menggosok
gigi pada pagi dan malam hari, keramas 2-3 kali
tiap minggu, rutin tiap hari ganti celana dalam,
serta rutin ganti pembalut apabila dirasa penuh
saat menstruasi

2) Data Objektif
a. Keadaan Umum
a) Kesadaran : Composmentis
b) Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110 / 60 mmHg
Suhu : 36,6 ˚C
Nadi : 84 x / menit
Respirasi : 21 x / menit

b. Pemeriksaan Antropometri
a) Tinggi Badan : 154 cm
b) Berat Badan : 55 kg
c) IMT : 23,19 kg/m² (Normal)
d) LiLA : 28 cm

c. Pemeriksaan Fisik
a) Mata : Konjungtiva pucat, sklera putih, tidak ada oedem
pada kedua palpebra, tidak terdapat gangguan
visus pada kedua mata
b) Telinga : Tidak ada cairan / serumen yang keluar dari
kedua
telinga
c) Hidung : Fungsi penciuman baik, tidak ada polip / sinus
d) Mulut : Bibir tidak sianosis namun sedikit kering, tidak
ada bercak putih / jamur, tidak ada
pembengkakan gusi, tidak ada caries gigi
e) Leher : Tidak ada bendungan vena jugolaris, tidak ada
pembesaran pada kelenjar tyroid maupun kelenjar
lymfe
f) Dada : Bentuk dada normal / normochest, tidak ada
kelainan bentuk tulang belakang
g) Payudara : Tidak dikaji
h) Abdomen : Tidak dikaji
i) Genitalia : Tidak dikaji
j) Anus : Tidak dikaji
k) Ekstrimitas Atas : Tidak ada oedem, tidak ada gangguan
keterbatasan gerak
l) Ekstrimitas Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada
gangguan keterbatasan gerak

d. Data Penunjang
Hb : 9,3 gr%
Golongan Darah :B
HbSAg : NR
HIV : NR

2. Analisa
Wanita usia 21 tahun kelompok sasaran calon pengantin dengan anemia ringan

3. Penatalaksanaan
1. Menjalin komunikasi interpersonal,
Klien mengetahui maksud dan tujuan dari pengkajian yang akan dilakukan
2. Melakukan pemeriksaan dan menjelaskan hasil dari pemeriksaan klien,
Klien mengerti kondisinya saat ini
3. Menjelaskan kepada klien mengenai anemia, penyebab anemia, dan
komplikasi yang dapat ditimbulkan dari anemia,
Klien mengerti penjelasan yang disampaikan petugas dan sesekali terlihat pro
aktif bertanya
4. Memberikan edukasi dan motivasi kepada klien untuk mau mencoba makan
sayur walaupun sedikit,
Klien mengerti penjelasan petugas dan berusaha untuk mencoba makan sayur
5. Menganjurkan klien untuk istirahat yang cukup,
Klien mengerti penjelasan petugas
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi,
Dokter memberikan advice Tablet Fe 10 (1 x 1) untuk diminum malam hari
BAB IV
PEMBAHASAN

5.1 Data Subjektif


Data subjektif menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Berdasarkan teori (Rukiyah, 2015) bahwasannya salah satu keluhan
yang sering dirasakan oleh klien dengan anemia adalah mudah pusing, mudah lelah /
letih ketika mengerjakan pekerjaan yang ringan sekalipun, serta tak jarang sulit
berkonsentrasi.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan data subjektif
berupa keluhan klien yang sering mengatakan pusing dan lelah ketika setelah
mengerjakan aktivitas. Klien yang kesehariannya bekerja di Salon Kecantikan,
semenjak pandemi Covid-19 pendapatanya menurun oleh karena itu dia juga bekerja
membantu ibunya untuk berjualan di dekat pasar. Disamping itu klien mengaku jarang
suka makan sayur dan frekuensi istirahat hanya 5 jam perhari.
Berdasarkan keluhan yang disampaikan klien, penyebab pusing yang dialami bisa
karena klien kurang istirahat karena terlalu capek atau dugaan anemia, oleh karena itu
perlu dilakukan pengkajian selanjutnya yakni data objektif.

5.2 Data Objektif


Data objektif menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium, dan tes diagnostik lainnya yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan yang akan diberikan. Menurut (Manuabba, 2010) data objektif yang
dapat terlihat dari seseorang yang mengalami anemia diantaranya didapatkan tekanan
darah dibawah normal atau < 110 / 70 mmHg, dan yang paling khas dari seseorang yang
anemis adalah kondisi konjungtiva yang pucat serta didukung dengan pemeriksaan Hb <
12 gr% bagi wanita dewasa yang tidak sedang hamil.
Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, ditemukan tekanan darah klien dibawah
normal yakni 110 / 60 mmHg. Sedangkan pada pemeriksaan fisik ditemukan
konjungtiva pucat serta pemeriksaan laboratorium Hb = 9,3 gr%.
Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diperoleh, maka kuat diduga
klien mengalami anemia ringan akibat defisiensi zat besi.
5.3 Analisa
Analisa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan (Tustiyani, 2015).
Berdasarkan data subjektif dan objektif dari hasil pengkajian,maka diagnosa yang dapat
ditegakkan dari kasus tersebut adalah wanita usia 21 tahun kelompok sasaran calon
pengantin dengan anemia ringan.

5.4 Penatalaksanaan
Menurut (Sondakh, 2013) penatalaksanaan menggambarkan pendokumentasian saat
dilakukannya tindakan dan evaluasi perencanaan, implementasi berdasarkan
pengumpulan data subjektif, objektif, dan analisa yang tepat agar sesuai dengan
kebutuhan klien. Penatalaksanaan pada kasus ini penulis memberikan penjelasan secara
singkat mengenai anemia yang dialami oleh klien, penyebab anemia, dan komplikasi
yang dapat dialami oleh klien jika anemia masih terus berlanjut, memberikan edukasi
mengenai pola gizi seimbang utamanya sayuran agar kondisi tersebut tidak semakin
berlanjut, menganjurkan istirahat yang cukup serta menghidari stress, serta melakukan
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi tablet tambah darah (Tablet Fe) 1 x 1
untuk diminum pada malam hari.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam melakukan asuhan kebidanan prakonsepsi dengan sasaran calon pengantin
(catin) pada Nn. L usia 21 tahun dengan anemia ringan didapatkan kesimpulan bahwa
Nn. L mengeluh sering merasakan pusing dan sering merasa lelah ketika setelah
beraktivitas. Nn. L juga mengatakan bahwa dirinya jarang suka makan sayur. Semenjak
pandemi Covid-19 muncul, penghasilan Nn. L untuk keluarga menurun dari biasanya.
Alhasil Nn. L bekerja membantu ibunya hingga waktu untuk istirahat berkurang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan bahwa tekanan darah Nn. L 110 / 60
mmHg serta konjungtiva terlihat pucat. Hal tersebut didukung oleh hasil pemeriksaan
laboratorium kadar Hb = 9,3 gr%. Sehingga dapat ditetapkan bahwasannya Nn. L
mengalami anemia akibat defisiensi zat besi.
Intervensi yang dapat diberikan kepada Nn. L dengan diagnose anemia defisiensi
zat besi diantaranya adalah memberikan penjelasan secara singkat mengenai anemia
yang dialami oleh klien, penyebab anemia, dan komplikasi yang dapat dialami oleh
klien jika anemia masih terus berlanjut, memberikan edukasi mengenai pola gizi
seimbang utamanya sayuran agar kondisi tersebut tidak semakin berlanjut,
menganjurkan istirahat yang cukup serta menghidari stress, serta melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian terapi tablet tambah darah (Tablet Fe) 1 x 1 untuk
diminum pada malam hari.

5.2 Saran
1. Bagi Bidan
Untuk tenaga kesehatan yang bekerja di dalam lingkungan kebidanan khususnya,
dapat meningkatkan kegiatan promosi kesehatan yaitu dengan pemberian KIE gizi
atau nutrisi seimbang pada masyarakat (tak terkecuali bagi sasaran calon pengantin)
untuk meningkatkan kualitas hidupnya agar terhindar dari anemia dan dapat
melahirkan calon generasi penerus bangsa yang berkualitas.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan mengetahui permasalahan yang sering disepelekan yaitu tentang anemia
pada calon pengantin dan diharapkan mahasiswa dan instansi pendidikan dapat
bekerjasama dengan pihak Puskesmas Tambak Wedi dalam meningkatkan
kesejahteraan calon ibu sekaligus memberikan pengalaman nyata terkait penerapan
asuhan kebidanan prakonsepsi serta dapat dijadikan referensi pelengkap bagi
instansi pendidikan di kemudian hari.
3. Bagi Puskesmas
Bagi Puskesmas Tambak Wedi, diharapkan lebih peduli terhadap kesehatan atau
keluhan-keluhan lain yang mungkin sering dianggap sepele karena sebagaimana
yang diketahui kesehatan calon ibu sangatlah penting dan menjadi perhatian khusus
agar menghasilkan generasi-generasi cerdas penerus bangsa.
LAMPIRAN

Bukti Dokumentasi Foto

Anda mungkin juga menyukai