Anda di halaman 1dari 2

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
Kampus A Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60131 Telp. (031) 5020251,
5030252, 5030253. Ext. 123 Fax (031) 5022472 website : http://www.fk.ac.id email :
imfo@fk unair.ac.id

LAPORAN REFLEKSI BBL DENGAN HIPOGLIKEMIA

By. Ny. AS lahir pada tanggal 25 November 2019 pukul 03.20 spontan
belakang kepala dengan berat lahir 4000 gram. Ibu mengalami perdarahan pasca
persalinan yang menyebabkan syok hipovolemik dan penurunan kondisi ibu. Bayi
tidak difasilitasi untuk IMD, namun langsung diberikan perawatan bayi baru lahir.
Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan adanya kelainan kongenital pada bayi, namun
pemeriksaan penunjang GDA 40 mg/dl sehingga bayi dinyatakan hipoglikemia.
Konsultasi dengan dokter dengan advis pemberian dekstrosa 5% dengan cara
disendoki untuk mengatasi hipoglikemia. Bayi sudah diberikan imunisasi Hb0
namun belum dilakukan rawat gabung dengan ibunya. Pemberian ASI untuk bayi
dilakukan setelah kondisi ibu membaik yaitu pada pukul 09.00. Bayi tampak
menyusu kuat dan tenang setelah merasa cukup.

Saat memfasilitasi pemberian dekstrosa 5% saya merasa sedih, karena bayi


belum sempat merasakan kolostrum namun yang pertama kali dirasakan setelah
lahir adalah larutan gula. Bayi tampak tenang dan tidak rewel, hal ini membuat saya
terenyuh karena saat itu ibunya dalam keadaan kurang baik. Keadaan bayi baru lahir
dengan hipoglikemia dapat terjadi karena bayi belum mendapatkan asupan
makanan (ASI) sehingga akan terjadi respon ketogenik yaitu mengubah asam lemak
menjadi keton yang berfungsi untuk menyimpan glukosa dan melindungi fungsi
neurologis. By. Ny. AS merupakan bayi dengan besar masa kehamilan (BMK), hal
ini adalah salah satu penyebab hipoglikemia selain ibu dengan diabetes melitus,
bayi KMK, bayi kurang atau lebih bulan, bayi post asfiksia, hingga bayi yang
mengalami perlambatan aliran darah atau polisitemia dan bayi dalam keadaan stress
atau terlambat diberikan asupan nutrisi.

Ketika saya menghadapi masalah yang sama dikemudian hari, saya akan
mencoba untuk tetap memberikan dukungan moral dan memfasilitasi pemberian
ASIP. Namun ibu tetap diberikan pengertian bahwa, tidak ada masalah dengan ASI
hanya saja pemberian suplementasi larutan glukosa ini bersifat sementara.
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
Kampus A Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60131 Telp. (031) 5020251,
5030252, 5030253. Ext. 123 Fax (031) 5022472 website : http://www.fk.ac.id email :
imfo@fk unair.ac.id

Pentingnya dukungan moral karena pada awalnya ASI akan keluar sedikit sehingga
pemberian ASI dapat dilakukan secara bertahap. Pemberian ASI tetap
dipertahankan untuk diberikan sedini mungkin, karena kontak kulit ibu dan bayi
akan meningkatkan respon homeostatis dan menurunkan kejadian hipoglikemia.
Selain itu, pemantauan kadar glukosa darah sebelum pemberian minum dan saat
penurunan pemberian larutan glukosa harus dilakukan secara bertahap sampai
kadar glukosa darah stabil. Berdasarkan penelitian diperlukan waktu 24-48 jam
untuk mencegah hipoglikemia berulang.

Daftar Pustaka

IDAI. Menyusui Bayi dengan Risiko Hipoglikemia. Jakarta: Indonesian Pediatric


Society: Committed in Improving The Health of Indonesian Children. 2013
Lumbantoruan, Regina Paranggian, Ramadanti, Afifa. Hubungan Derajat Asfiksia
dengan Kejadian Hipoglikemia pada Neonatus di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang. Biomedical Journal of Indonesia: Jurnal Biomedik
2017, 3.1: 20-29

Anda mungkin juga menyukai