Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASKEB NEONATUS

“IMUNOLOGI”

Dosen Pembimbing:
Heni Elmiani Sari, SST., M.PH

Disusun Oleh :
Kelompok VII

Elma Clarayana 032401D15513


Inna Muthmainnah 032401D15519

YAYASAN MITRA HUSADA


AKADEMI KEBIDANAN KUTAI KARTANEGARA
TAHUN AJARAN
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami  panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah Askeb Neonatus dengan
judul “ IMUNOLOGI ” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb
Neonatus.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah
ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara
moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada
kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang.
Akhir kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Tenggarong, Oktober 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian imunologi............................................................ 3
B. Sistem Imunitas janin dan neonatus...................................... 4
C. Perubahan sistem imunitas pada Bayi Baru Lahir................ 6
BAB III PENUTUP.
A. Kesimpulan........................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing
seperti mikroorganisme (bakteria, kulat, protozoa, virus dan parasit), molekul-
molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau
malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan
peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali
terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan
tertingkat. Keimunan merujuk kepada keupayaan sesuatu individu yang telah
sembuh dari sesuatu penyakit untuk kekal sehat apabila terdedah kepada penyakit
yang sama untuk kali kedua dan seterusnya. Imunologi ialah cabang bidang
perubatan yang berkaitan dengan gerak balas tubuh terhadap antigen.(Sriharti,
2015)
Sistem Imunitas Antenatal Pada kehamilan dimana antibodi yang dihasilkan
janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari
minggu ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat.
Respon  janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan
ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif
yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai dari
pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat janin
terpajan dengan mikroorganisme baru. Candida alicans, gonococcus dan herpes
virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus inf eksi herpes yang diketahui,
pelahiran pervaginam tidak diperbolehkan. Begitu lahir, bayi cenderung akan
bertemu dengan Staphylococcus aureus, suatu mikroorganisme dimana resisten
bayi tehadapnya sangat kecil. (Sriharti, 2015)
1
2
Untuk mengimbangi status imunologi yang belum berkembang dengan
baik pada bayi baru lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat, pemeriksaan
untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi atau terapi untuk mengatasi inf eksi, teknik-teknik
melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan mikroorganisme dan perawatan
yang cermat dengan memperhatikan segala aspek dalam penanganan bayi baru
lahir, semuanya ini merupakan tindakan yang sangat penting.
Sistem Imunitas Intrauterin Dalam perkembangannya, Janin dapat
terlindung dari lingkungan yang  berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya
kuman patogen atau bibit  penyakit tidak dapat menembus barier placenta. Bayi
yang baru lahir, tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinfeksi. Bayi yang
mature telah memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu terhadap jenis-jenis
tertentu dalam waktu 6 minggu atau lebih sebelum dilahirkan. (Cunningham,
2013)
Setelah persalinan, air susu bersifat proaktif terhadap sebagian infeksi,
meskipun proteksi ini mulai menurun pada usia 2 bulan. Perubahan system imun
bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentang
terhadap infeksi dan alergi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari imunologi ?
2. Apa itu sistem imunitas pasca uterin ?
3. Bagaimana perubahan sistem imunitas pada bayi baru lahir ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian imunologi
2. Untuk mengetahui apa itu imunitas pasca uterin
3. Untuk mengetahui perubahan sistem imunitas pada bayi baru lahir
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang imunitas Kekebalan
tubuh dan reaksi imun dalam tubuh terhadap antigen.
Imunitas atau kekebalan atau imunity merupakan respon spesifik terhadap
invasi organisme asing atau substansi lain.
Ada 2 kategori respon imun yaitu
1. Respon imunologis non spesifik= natural =innate =alamiah merupakan
respon yang diturunkan secara genetik / herediter: tidak tergantung pada
kontak antigen sebelumnya atau pengenalan spesifik.respon secara langsung
terhadap antigen: terjadinya sesudah pemaparan awal dan dan selanjutnya
terhadap antigen.
2. Respon imunologis spesifik = adaptive = acquired =didapat respon yang
membutuhkan waktu pengenalan antigen baru terjadi respon ; diperoleh
sebagai akibat kontak dengan antigen dan tergantung pada pemaparan.
(Sriharti, 2015)
Fungsi respon imunologis:
1. Sebagai pertahanan ( defense), untuk mencegah dan melawan invasi
mikroorganisme ke dalam tubuh, meliputi sistem integumentary, sistem
retikuloendotelial, dan sistem imun.
2. Keseimbangan (homeostatis), untuk memenuhi kebutuhan secara internal
dan eksternal.
3. Pengawasan dini (survailance), untuk mengenal dan mengawasi invasi
antigen dan menghilangkan sel-sel yang mengalami mutasi. (Sriharti, 2015)

3
4
B. Sistem imunitas pada Janin dan Neonatus

IMUNITAS

Imunitas Intrauterin Imunitas ekstrauterin


Janin akan tetap Terdapat pada air susu
yang bersifat proaktif
terlindungi selama terhadap sebagian
dalam kandungan infeksi. Proteksi ini
mulai menurun pada
karena umumnya usia 2 bulan. Perubahan
kuman pathogen atau system imun bayi baru
lahir masih belum
bibit penyakit tidak matang, sehingga
dapat menembus barier menyebabkan neonatus
rentang terhadap infeksi
plasenta. dan alergi
(Cunningham, 2013) (Cunningham, 2013)

Sistem Imunitas Antenatal Pada kehamilan dimana antibodi yang dihasilkan


janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari
minggu ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat.
Respon  janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan
ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif
yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai dari
pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat janin
terpajan dengan mikroorganisme baru. Candida alicans, gonococcus dan herpes
virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus inf eksi herpes yang diketahui,
pelahiran pervaginam tidak diperbolehkan. Begitu lahir, bayi
5
cenderung akan bertemu dengan Staphylococcus aureus, suatu mikroorganisme
dimana resisten bayi tehadapnya sangat kecil. Untuk mengimbangi status
imunologi yang belum berkembang dengan  baik pada bayi baru lahir, maka
pengawasan antenatal yang cermat,  pemeriksaan untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi atau terapi untuk mengatasi infeksi, teknik-teknik
melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan mikroorganisme dan perawatan
yang cermat dengan memperhatikan segala aspek dalam penanganan bayi baru
lahir, semuanya ini merupakan tindakan yang sangat penting.
Sistem Imunitas Intrauterin Dalam perkembangannya, Janin dapat
terlindung dari lingkungan yang  berbahaya selama dalam kandungan.
Umumnya kuman patogen atau bibit  penyakit tidak dapat menembus barier
placenta. Bayi yang baru lahir, tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinf
eksi. Bayi yang mature telah memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu
terhadap jenis-jenis tertentu dalam waktu 6 minggu atau lebih sebelum
dilahirkan imunitas intra uterine dan ekstra uterine
Setelah persalinan, air susu bersifat proaktif terhadap sebagian infeksi,
meskipun proteksi ini mulai menurun pada usia 2 bulan. Perubahan system imun
bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentang
terhadap infeksi dan alergi.
Infeksi neonatus, khususnya pada tahap-tahap awal mungkin sulit di
diagnosis karena neonatus sering tidak memperlihatkan tanda-tanda klasik
penyakit. Jika janin terinfeksi in utero, mungkin tidak mau makan, muntah, atau
mengalami distensi abdomen. Dapat terjadi insufisiensi pernapasan, yang
mungkin memberikan gambaran serupa dengan sindrom distrest pernapasan
idiopatik. Bayi tersebut mungkin idiopatik dan mudah terangsang (Cunningham,
2013)
Infeksi yang dirperoleh dirumah sakit berbahaya bagi neonatus kurang
bulan dan orang yang merawat mereka adalah sumber utama infeksi. Sistem
6
ventilasi dan kateter vena dan arteri umbilikalis dapat menyebabkan infeksi yang
mengancam nyawa. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang bertahan hidup
selama beberapa hari pertama tetap beresiko tinggi meninggal akibat infeksi
yang berjangkit diruang perawatan intensif. (Cunningham, 2013)
Infeksi ascendens, yang disebabkan oleh bakteri misalnya, Escherichia coli,
streptococcus B, adalah penyebab tersering mortalitas perinatal akibat infeksi.
(Cunningham, 2013)

C. Perubahan sitem imunitas pada bayi baru lahir


a. Imunitas alami
Sel-sel tubuh memberikan fungsi imunitas yang terdapat pada saat lahir
guna membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tiga sel
yang berfungsi dalam fagositosis (menelan dan membunuh) mikroorganisme
yang menyerang tubuh ketiga sel darah ini adalah:
1) Neutrofil polimorfonuklear
2) Monosit
3) Makrofag
Sedangkan sel-sel yang lain disebut sel pembunuh alami natural killer).
Akibatnya neutrofil polimorfonuklear akan menjadi fagosit primer dalam
pertahanan penjamu (host), tetapi pada neonatus neutrofil polimorfonuklear
ini mengalami gangguan baik pada kemampuan untuk bergerak pada arah
yang benar dan dalam kemampuannya untuk melekat pada tempat-tempat
peradangan. Kekurangan fungsi ini memyebabkan suatu kelemahan utama
system imunitas neonatus yang tidak mempunyai kemampuan mencari dan
membatasi lokasi infeksi
b. Imunitas didapat
Neonatus dilahirkan dengan imunitas pasif terhadap virus yang berasal
dari ibunya, janin mendapatkan imunitas ini melalui berbagai IgG yang
7
melintas melalui transplasenta. Neonatus tidak memiliki imunitas pasif
terhadap penyakit.
Oleh Karena itu, pencegahan terhadap infeksi mikro seperti praktik
persalinan yang aman dan menyusui ASI dini serta deteksi dini terhadap
penyakit infeksi perlu dilakukan.
1) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi
2) Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup
tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri
pathogen (E. Coli dan simonella) dan berbagai virus pada saluran
pencernaan.
3) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan
4) Lysosim, enzyme yang melindungi bayi terhadap bakteri E. coli dan
virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu
sapi.
5) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per
mil. Terdiri dari 3 macam, yaitu : Brochus-Asociated Lymphocyte
Tissue (BALT) antibody pernapasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue
(GALT) antibody saluran pernapasan, dan Mammary Asociated
Lympocyte Tissue (MALT) antibody jaringan payudara ibu.
6) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandug nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini
menjaga keasaman usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Imunitas Antenatal Pada kehamilan dimana antibodi yang dihasilkan
janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari
minggu ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat.
Respon  janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan
ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif
yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai dari
pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat janin
terpajan dengan mikroorganisme baru.
Sistem imunitas pasca uterin Setelah persalinan, air susu bersifat proaktif
terhadap sebagian infeksi, meskipun proteksi ini mulai menurun pada usia 2
bulan. Perubahan system imun bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentang terhadap infeksi dan alergi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Behrman.,Kliegman & Arvin. 2013. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 1. Jakarta
ECG
Cunningham, et all. 2013. Obstetric Williams Edisi 23 Volume 1. Jakarta : ECG
Cunningham, et all. 2013. Obstetric Williams Edisi 23 Volume 2. Jakarta : ECG
Sriharti,agnes.2015.Mikrobiologi kesehatan.yogyakarta.CV. ANDI OFFSET.

Anda mungkin juga menyukai