Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sifilis atau Raja Singa adalah penyakit infeksi yang disebabkan
olehTreponema pallidum yang merupakan penyakit kronis dan bersifat
sistemik.Selama perjalanan penyakit ini dapat menyerang seluruh organ
tubuh. Selain itu penyakit sifilis ini juga bersifat laten dan kronis, juga
dapat kambuh lagi sewaktu-waktu.
Sifilis dimasa lalu merupakan salah satu penyakit yang dikatakan
dalam masyarakat sebagai penyakit kutukan karena tubuh penderita akan
digrogoti oleh kuman sifilis ini dan sulit untuk dilakukan pengobatan jika
sudah terkena. Penyebaran dari penyakit sifilis terjadi dengan kontak
langsung dengan penderita salah satunya adalah dengan seks. Orang-orang
yang termasuk rentan untuk penyakit sifilis adalah para pekerja seks
namun tidak menutup kemungkinan juga pada orang yang sering bergonta-
ganti pasangan.

B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sifilis.?
2. Bagaimanakah mekanisme penyakit sifilis.?
3. Apa saja stadium yang dilalui oleh penyakit sifilis.?
4. Bagaimana penularan penyakit sifilis?
5. Bagaimana cara mencegah penyakit sifilis.?
6. Bagaimana cara penatalaksanaan peyakit sifilis?

C. Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit sifilis
2. Untuk mengetahui mekanisme penyakit sifilis
3. Untuk mengetahui stadium yang dilalui oleh penyakit sifilis
2

4. Untuk mengetahui penularan penyakit ifilis


5. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit sifilis
6. Untuk mengetahui cara penatalaksanaan pada penyakit sifilis.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum.penyakit sifilis adalah


penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun serta dapat menyerang
seluruh organ tubuh termasuk system peredaran darah dan saraf. Dapat
ditularkan oleh ib hamil kepada bayi yang dikandungnya sehingga
menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut.(endang,2015)
Sifilis dikenal juga dengan sebutan “raja singa” penyakit ini sangat
berbahaya. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual atau
penggunaan barang-barang dari seseorang yang tertular (seperti baju, handuk,
dan jarum suntik.) penyebab timbulnya penyakit ini adalah kuman treponema
palladium . Kuman ini menyerang organ-organ penting tubuh lainya seperti
selaput lender, anus, bibir, lidah dan mulut. (Elisabeth,2014)
Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
spirosetTreponema pallidum sub-spesies pallidum. Rute utama penularannya
melalui kontak seksual infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin
selama kehamilan atau saat kelahiran, yang menyebabkan terjadinya sifilis
kongenital. Penyakit lain yang diderita manusia yang disebabkan oleh
4

Treponema pallidum termasuk yaws(subspesies pertenue), pinta (sub-spesies


carateum), dan bejel (sub-spesiesendemicum) (Anonim, 2014).
Sifilis atau penyakit Raja Singa adalah salah satu penyakit menular
seksual (PMS) yang kompleks, disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema
pallidum. Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik.
Hampir semua alat tubuh dapat diserang, termasuk sistem kardiovaskuler dan
saraf. Selain itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat menularkan
penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang dapat
menyababkan kelainan bawaan atau bahkan kematian. Jika cepat terdeteksi
dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotika. Tetapi jika tidak
diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya dan meluas ke bagian
tubuh lain di luar alat kelamin (Hartono Olivia R, 2008: 2).
Asal penyakit ini tidak jelas. Sebelum tahun 1492, penyakit ini belum
dikenal di Eropa. Ada yang berpendapat bahwa penyakit ini berasal dari
penduduk indian yang dibawa oleh anak buah Christopher Colombus sewaktu
mereka kembali ke Spanyol dari benua Amerika pada tahun 1492. Pada tahun
1494 terjadi epidemi di Napoli, Italia. Pada abad ke 18 baru diketahui bahwa
penyebaran sifilis dan gonore terutama disebabkan oleh senggama dan
keduanya dianggap sebagai infeksi yang sama. Dengan berjalannya waktu,
akhirnya diketahui bahwa kedua penyakit itu disebabkan oleh jenis kuman
yang berbeda dan gejala klinisnya berlainan (Hartono Olivia R, 2008: 2-3).
B. Mekanisme Penyakit
5

1. Tahap 1 : 9-90 hari setelah terinfeksi


Timbul : luka kecil, bundar dan tidak sakit chancre tepatnya pada kulit
yang terpapar/kontak langsung dengan penderita. Chanre tempat
masuknya penyakit hamper selalu muncul di dalam sekitar genitalia, anus
bahkan mulut. Pada kasus yang tidak diobati( sampai 1 tahun berakhir),
setelah beberapa minggu, chancre akan menghilang tapi bakteri tetap
berada di tubuh penderita.
2. Tahap 2 : 1-2 bulan kemudian
Muncul gejala lain : sakit tenggorokan,sakit pada bagian dalam mulut,
nyeri otot, demam, lesu,rambut rontok dan terdapat bintil. Beberapa
bulan kemudian aan menghilang.
3. Tahap 3 : tahap terakhir sifilis
Menimbulkan kerusakan fatal dalam tubuh penderita. Muncul gejala :
kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung, kerusakan hati,
lumpuh dan gila.
C. Stadium Sifilis
Penyakit sifilis memiliki empat stadium yaitu primer, sekunder, laten
dan tersier. Tiap stadium perkembangan memiliki gejala penyakit yang
berbeda-beda dan menyerang organ tubuh yang berbeda-beda pula.
1. Stadium Dini (primer) Tiga minggu setelah infeksi, timbul lesi pada
tempat masuknya Treponema pallidum. Lesi pada umumnya hanya satu.
Terjadi afek primer berupa benonjolan-benonjolan kecil yang erosif,
berkuran 1-2 cm, berbentuk bulat, dasarnya bersih, merah, kulit
disekitarnya tampak meradang, dan bila diraba ada pengerasan. Kelainan
ini tidak nyeri. Dalam beberapa hari, erosi dapat berubah menjadi ulkus
berdinding tegak lurus, sedangkan sifat lainnya seperti pada afek primer.
Keadaan ini dikenal sebagai ulkus durum. Sekitar tiga minggu kemudian
terjadi penjalaran ke kelenjar getah bening di daerah lipat paha. Kelenjar
tersebut membesar, padat, kenyal pada perabaan, tidak nyeri, tunggal dan
dapat digerakkan bebas dari sekitarnya. Keadaan ini disebut sebagai sifilis
stadium 1 kompleks primer. Lesi umumnya terdapat pada alat kelamin,
6

dapat pula di bibir, lidah, tonsil, putting susu, jari dan anus. Tanpa
pengobatan, lesi dapat hilang spontan dalam 4-6 minggu, cepat atau
lambatnya bergantung pada besar kecilnya lesi.
2. Stadium II (sekunder) Pada umumnya bila gejala sifilis stadium II muncul,
sifilis stadium I sudah sembuh. Waktu antara sifilis I dan II umumnya
antara 6-8 minggu. Kadang-kadang terjadi masa transisi, yakni sifilis I
masih ada saat timbul gejala stadium II. Sifat yang khas pada sifilis adalah
jarang ada rasa gatal. Gejala konstitusi seperti nyeri kepala, demam,
anoreksia, nyeri pada tulang, dan leher biasanya mendahului, kadang-
kadang bersamaan dengan kelainan pada kulit. Kelainan kulit yang timbul
berupa bercak-bercak atau tonjolan-tonjolan kecil. Tidak terdapat
gelembung bernanah. Sifilis stadium II seringkali disebut sebagai The
Greatest Immitator of All Skin Diseases karena bentuk klinisnya
menyerupai banyak sekali kelainan kulit lain. Selain pada kulit, stadium
ini juga dapat mengenai selaput lendir dan kelenjar getah bening di seluruh
tubuh.
3. Sifilis Stadium III Lesi yang khas adalah guma yang dapat terjadi 3-7
tahun setelah infeksi. Guma umumnya satu, dapat multipel, ukuran milier
sampai berdiameter beberapa sentimeter. Guma dapat timbul pada semua
jaringan dan organ, termasuk tulang rawan pada hidung dan dasar mulut.
Guma juga dapat ditemukan pada organ dalam seperti lambung, hati,
limpa, paru-paru, testis dll. Kelainan lain berupa nodus di bawah kulit,
kemerahan dan nyeri.
4. Sifilis Tersier Termasuk dalam kelompok penyakit ini adalah sifilis
kardiovaskuler dan neurosifilis (pada jaringan saraf). Umumnya timbul 10-
20 tahun setelah infeksi primer. Sejumlah 10% penderita sifilis akan
mengalami stadium ini. Pria dan orang kulit berwarna lebih banyak
terkena. Kematian karena sifilis terutama disebabkan oleh stadium ini.
Diagnosis pasti sifilis ditegakkan apabila dapat ditemukan Treponema
pallidum. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop lapangan gelap
sampai 3 kali (selama 3 hari berturut-turut) (Hartono Olivia R, 2008:3-4).
7

D. Penularan penyakit sifilis


Penularan biasanya melalui kontak seksual, kontak langsung, dan
congenital sifilis ( penularan melalui ibu ke anak dalam uterus). Luka terjadi
terutama pada alat kelami eksternal, vagina , anus. Luka juga terdapat terjadi
di bibir dan dalam mulut, wanita hamil dengan penyakit ini dapat terbawa ke
bayi. spirochaeta penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang
yang lin melalui hubungan genito-genitalia(kelamin-kelamin) maupun oro
genital ( seks oral).
E. Pecegahan
Sifilis dapat divegah dengan cara melakukan hubungan eksual hanya
dengan pasangan yang sah serta menghindari penggunaan jarum suntik yang
tidak steril dan transfuse darah yang sudah terinfeksi.
F. Penatalsanaan pentakit sifilis
Penisilin G merupakan obat yang sangat efektif, aman dan murah.
Cara penggunaannya sangat sederhana, penyembuhan mudah dan cepat.
Respon masing-masing jenis sifilis terhadap penisilin G tidak sama. Tindak
lanjut terhadap perkembangan penyakit perlu dilakukan selama maupun
setelah pengobatan dengan pemeriksaan serologik darah. 

Sifilis Pengobatan Pemantuaan


serologic

Sifilis primer 1. penisilin G benzatin dosis 4,8 Pada bulan I, III,


juta unit secara IM 2,4 juta) VI, dan XII dan
dan diberikan satu kali setiap enam
seminggu unit. bulan pada tahun

2. penisilin G prokain dalam akua ke dua


dosis total 6 juta, diberi 0,6
juta unit/hari selama 10 hari

3. PAM (penisilin prokain +2%


aluminium monostrerat) dosis
8

4,8 juta unit, diberikan 1,2 juta


unit/kali 2 kali seminggu.

Sifilis sekunder Sama seperti sifilis primer

Sifilis latent Penisilin G benzatin, dosis total


7,2 juta unit

Penisilin G prokain dalam akua,


dosis total 12 juta unit (0,6 juta
unit/hari)

PAM dosis t

Sifilis stadium III Penisilin G benzatin dosis total


9,6 juta unit

Penisilin G prokain dalam akua,


dosis total 18 juta unit (0,6 juta
unit/hari)

PAM dosis total 9,6 juta unit (1,2


juta unit/kali, 2 kali seminggu)
Pada pasien yang alergi penisilin dapat diberikan tetrasiklin, eritromisin,
doksisiklin. Lama pengobatan 15 hari untuk sifilis stadium I dan II, 30 hari untuk
sifilis stadium laten.Dapat juga digunakan sefaleksin 15 hari, seftriakson 2 gram
dosis tunggal setiap hari selama 15 hari, azitromisin dosis tunggal selama 10 hari
untuk sifilis stadium I dan II.

BAB III
9

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sifilis atau penyakit Raja Singa adalah salah satu penyakit menular
seksual (PMS) yang kompleks, disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema
pallidum. Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik.
Hampir semua alat tubuh dapat diserang, termasuk sistem kardiovaskuler
dan saraf. Selain itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat menularkan
penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang dapat
menyababkan kelainan bawaan atau bahkan kematian. Jika cepat
terdeteksi dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotika. Tetapi
jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya dan meluas
ke bagian tubuh lain di luar alat kelamin.
B. Saran
Kepada pembaca diharapkan dapat mengerti dan memahami isi dari
makalah ini dan dapat menjadikan makalah ini sebagai panduan belajar.

Anda mungkin juga menyukai