Anda di halaman 1dari 11

Pemeran Drama

1. Dita : Elvana Ayu Anggraeni


2. Andre : Yusi Trisa Agustina
3. Mama dita : Wahyu Eka Novita
4. Sara : Catur Yuli Sri Maudiddiani
5. Citra : Siti Umairoh
6. Bidan : Inna Muthma’innah
NASKAH DRAMA

Dita dan Andre adalah sepasang remaja SMA yang sedang menjalin cinta.
Keduanya terbelenggu dalam indahnya cinta yang semu. Keduanya berjanji sehidup
semati dan menjaga cinta mereka. Namun dalam perjalanan cinta mereka, terjadilah
hal yang tidak diinginkan. Dita dan Andre melakukan hubungan layaknya suami istri
yang menyebabkan Dita hamil.
Pemain   
Adegan 1
Dita       : “Andre, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”
Andre   : “mau ngomong apa beb?”
Dita terdiam sejenak sambil menundukkan kepala. Lalu dengan keberanian dia
mengatakan hal yang mungkin tidak ingin Andre dengar.
Dita       : “Aku telat 3 bulan” (sambil meneteskan sedikit air mata dipipinya)
Andre   : “Maksud kamu apa beb?”
Dita       : “Aku HAMIL beb!!” (tangis Dita pecah)
Andre   : “haha.. Beb Kamu pasti bercanda kan ?” (merasa tak percaya dan mencoba
meyakinkan apa yang baru saja dia dengar)
Dita       : “aku gak bercanda beb. Ini semua kenyataan.”
Andre   : “tapi itu gak mungkin terjadi. Kita Cuma ngelakuin itu sekali, jadi mana
mungkin kamu bisa hamil secepat itu?”
Dita       : “aku juga gak tau kenapa hal ini bisa terjadi. Aku bingung harus gimana
Ndre.” (Dita terus saja menangis)
Andre   : “aaaaa…kamu jangan menangis terus dong Ta, aku jadi tambah pusing.”
Dita       : “Aku gak mau anak ini, Ndre. Aku gak ingin semua ini terjadi. Kamu harus
tanggung jawab.” (sambil menangis didepan Andre)
Andre   : “Ini bukan cuma tanggung jawabku tapi ini tanggung jawab kita berdua.”
Mereka berdua terdiam tanpa kata dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Andre   : “kita gugurin aja janin itu.”
Dita       : “apa? Gila kamu ya Ndre? Kamu harusnya tanggung jawab bukannya
malah membunuh anak kamu sendiri.”
Andre   : “loh..bukannya kamu sendiri yang bilang kalau kamu gak mau anak itu?
Aku Cuma nurutin kanu karna aku juga gak mengharapkan anak itu ada.”
Dita       : “tapi kan bukan seperti itu caranya Ndre!”
Andre   : “sekarang kamu pikir baik-baik. Kita masih kelas 2 SMA, kita masih harus
sekolah dan apa kamu mau kita berdua dikeluarin dari sekolah kalau kamu ketahuan
hamil? Apa kamu juga mau merelakan waktumu untuk main hanya untuk mengurus
anak yang gak kita harapkan itu?”
Dita hanya terdiam sambil menangis tersedu-sedu mendengar kata-kata Andre.
Andre   : “kamu pikirin baik-baik dan ambil keputusan sebelum perutmu membesar.
Tapi aku mau kamu gugurin kandungan itu.” (Andre pergi meninggalkan Dita yang
masih duduk terdiam tanpa tau harus bagaimana)
Setelah andre pulang ditapun mengurung diri dikamar
Dari dapur terlihat Mama dita berjalan ke arah kamar dita dan kemudian mengetuk
pintu kamar dita
Mama dita : tok tok tok nak keluar makan siang dulu yok mama udah masakin
makanan kesukaan kamu ni
(dita tidak menjawab )
Mama dita : nak kamu dikamar kah (sambil membuka pintu kamar dan melihat dita
yang sedang menangis tersedu-sedu)
Mama dita pun menghampirinya dan berkata
Mama dita : nak kamu kenapa ? ( dita tetap menangis dan tidak menjawab)
Mama dita : jangan diam aja nak cerita sama mama , kamu habis diapain andre
Dita : ma ada yang mau aku omngin sama mama tapi mama mama janji jangan
marah ya
Mama dita : iya mama janji gak akan marah
Dita : ma sebenarnya dita udah telat 3 bulan
Mama dita : kamu ada gangguan apa ?
Dita : bukan gangguan mama tapi dita HAMIL ma!!! (sambil memeluk mamanya)
Mama dita pun terkejut dan naik pitam
Mama dita : (mendorong dita) kamu dihamilin siapa?
Dita : dita dihamil andre ma
Mama dita : mama MALU dita, mau di taroh dimana muka mama sekarang dit?
Pokoknya andre harus bertanggung jawab dan menikahi kamu sekarang juga !!!
Mama gak mau tau
Dita : tapi kami masih kelas 2 SMA mama, lagian andre belum ada kerjaan ma gmana
caranya dia menafkahi dita ma
Mama dita : pokonya mama gak mau tau dan mama gak mau punya cucu yang gak
ada bapaknya.
Adegan 2
Keesokan harinya. Dita menangis sendiri di dalam kelas dan datanglah dua sahabat
terdekatnya yaitu Sara dan citra.
Sara dan citrapun mendekati Dita yang sedang menangis.
Sara     : “Dita, kamu kenapa menangis?”
Citra : gak kayak biasanya lu kayak gini dit, biasanya lu ceria ?
Dita     : “Aku gak apa-apa kok .”
Sara       : “gak mungkin kamu menangis tanpa sebab. Aku kenal kamu udah lama dan
aku tau gimana kamu kalau lagi ada masalah. Jangan coba bohong sama aku Ta.
Citra : ayo cerita aja sama kita dit, siapa tau kami gak ada solusi
Sara : ih kamu ini (sambil menepuk bahu citra) dimana-mana seharusnya
masalahnya itu ada solusinya ini malah gak ada.
Citra : ih ya maaf salah atuh
Dita       : “ kalian bener,. Aku lagi ada masalah dan aku gak punya jalan keluarnya.”
(Dita menangis sambil menundukkan kepala)
Sara       : “gak ada masalah yang gak ada jalan keluarnya Ta. Ceritalah sama kami,
siapa tau kami bisa bantu kamu.”
Dita       : “aku malu mau cerita sama kalian. Aku merasa udah gak pantes jadi
sahabat kalian lagi .”
Citra : ah udah ceritain aja sama kita dit.
Sara       : “apa yang bikin kamu malu? Certain aja semuanya. Kami bisa terima
apapun keadaan kamu dan kita bakal tetep jadi sahabat selamanya.”
Dita       : “aku gak tau harus mulai dari mana untuk menceritakan semua ini.” (sambil
terus menangis)
Citra    : “pelan-pelan aja dit ceritanya. Kami akan dengerin baik-baik kok.”
Dita pun terdiam sejenak dan mengatur nafasnya agar ia bisa menceritakan apa yang
telah terjadi kepada sahabatnya itu. Dan perlahan Ditapun mulai bercerita.
Dita     : “aku melakukan itu.” (dita memulai ceritanya dengan sisa air matanya)
Sara     : “melakukan apa Ta?” (ekspresi bingung)
Citra : lu hamil ya dit.
Sara       : “maksud kamu, dia udah melakukan hubungan sex?” (melihat citra)
Dita       : “ iya (diam sejenak) aku melakukan itu sama Andre. Aku melakukan hal
yang seharusnya gak kita lakukan sebelum menikah.”
Sara dan citra terkejut
Citra : lu yakin ngelakukan kayak gitu, padahal kan gue cuma nebak doang
Dita       : “iya cit. Aku khilaf, aku terbujuk rayuan setan, aku gak sadar udah sejauh
itu dan sekarang aku udah telat 3 bulan.”
Sara       : “apa? Telat 3 bulan Ta?” (sedikit berteriak)
Citra : maksud lu, lu gak dapet 3 bulan
Sara       :”pelan-pelan dong cit, nanti pada tau.
Dita :. Aku positif hamil.” (menangis tersedu-sedu dan memeluk citra)
Citra       : “ya ampun Ta, kenapa bisa jadi kayak gini? Terus apa yang mau kamu
lakukan?”
Dita       : “Andre nyuruh aku gugurin kandungan ini, Sar.”
citra     : “What?? Gila tu anak, udah dapet enaknya sekarang gak mau tanggung
jawab.”
Sara : jangan itu bahaya loh buat kamu
Dita       : “aku bingung ni, aku gak tau harus gimana sama janin ini. Aku gak
mengharapkan dia ada dirahim aku secepat ini tapi aku juga gak mau membunuh
dia.”
Sara       : “gimana ya? Kalau udah kayak gini kamu harus cepat mengambil
keputusan dan aku harap itu keputusan yan tepat untuk kamu, Andre dan juga janin
kamu.”
Citra : ya udah sih nikah aja kn gak repot.
Dita       : “aku benar-benar bingung. Andre gak mau nikahin aku dan dia tetap ngotot
minta aku gugurin kandungan ini.”
Sara       : “kamu jangan Cuma manut sama dia, kamu harus pikirin ini baik-baik.
Kalau menurut aku, kamu harus tetap lanjutin kehamilanmu walaupun resikonya
masa depanmu terancam.”
Dita       : “tapi Andre maksa aku Sar.”
Citra : lu mau mati gara-gara gugurin kandungan lu sendiri sama aja lu bunuh anak
lu sendiri.
Sara       : “udah gak usah ikutin kata dia. Besok kamu ikut aku ketempat tetanggaku,
dia seorang bidan, insyaallah dia bisa bantu kamu menyelesaikan masalah ini.”
Citra : nanti kita temenin deh ke rumah bidannya
Dita       : “iya . Makasih banget ya.”
Sara       : “iya Ta, sama-sama. Kami udah anggep kamu kayak saudaraku sendiri jadi
apapun kesulitanmu jangan sungkan ngomong sama kami.”
Merekapun berpelukan dan bel masukpun berbunyi tanda dimulainya pelajaran hari
itu.
Adegan 3
Keesokan harinya adalah hari minggu. Sara dan citra mengajak Dita pergi ke rumah
seorang bidan yang rumahnya tidak jauh dari rumah Sara. Awalnya Dita ragu, namun
Sara dan citra berusaha untuk meyakinkan Dita dan akhirnya Dita mau menuruti
saran dari mereka..
Dita       : “kalian yakin ngajak aku kesini?”
Citra : ya yakin banget lah
Sara       : “yakin banget Ta. Kamu gak usah malu dan canggung sama bidan Mala.”
Kemudian Sara mengetuk pintu rumah bidan Mala.
Sara       : “selamat siang bu bidan.”
Bidan    : “selamat siang Sara. Ayo silahkan masuk.”
Sara       : “iya bu.”
Citra : sar gue diluar aj ya (berbisik ke sara)
Sara : iya cit
Bidan    : “sini silahkan duduk.”
Sara       : “terimakasih bu.”
Bidan    : “bagaimana Sara, apa yang bisa ibu bantu?”
Sara       : “begini bu, sebenarnya teman saya yang ingin konsultasi sama ibu. Dia
baru ditimpa masalah bu.”
Bidan    : “oyaya…siapa namanya mbak?”
Dita       : “nama saya Dita, bu bidan. Saya teman sekolahnya Sara.”
Bidan    : “bagaimana mbak Dita, apa yang bisa ibu bantu? Ada keluhan apa?”
Dita       : “saya malu bu mau cerita sama ibu. Masalah saya ini terlalu memalukan
untuk diceritakan.”
Sara       : “Dita, jangan bilang kayak gitu dong. Udah cerita aja sama bu bidan.
Beliau lebih tau hal yang kamu alami sekarang.”
Dita       : “iyaiya,Sar. Sebentar to, aku belum siap.”
Bidan    : “yasudah kalian jangan ribut. Sekarang minum dulu dan tenangin pikiran
kamu, saya bisa menunggu sampai kamu siap untuk cerita sama ibu.”
Dita       : “iya bu, terima kasih.”
Sara : dita aku keluar aja ya nemenin citra diluar kasian dia sendirian.
Dita : iya sar
Sara pun keluar dan hanya ada dita dan bidan dalam ruangan pemeriksaan tersebut,
Setelah dita meminum minuman yang diberikan Bidan Mala dan menenangkan
pikiran, akhirnya Dita siap untuk menceritakan masalah yang sedang dihadapinya
kepada bidan Mala.
Bidan    : “gimana Dita, udah agak tenang?”
Dita       : “iya bu, sudah lumayan tenang.”
Bidan    : “bagaimana, apa yang sedang kamu alami?”
Dita       : “jadi begini bu, saya sudah telat 3 bulan dan kemarin saya cek ternyata
positif.” (Dita mulai menitikan air mata)
Bidan    : “ya,lanjutkan ceritamu Dita.”
Dita       : “saya sebenarnya tidak ingin anak ini ada di rahim saya secepat ini bu,
walaupun saya tau ini karena kekhilafan saya dan pacar saya, tapi saya tetap tidak
ikhlas menerima kehadiran anak ini. Saya masih ingin sekolah bu, saya masih ingin
melanjutkan masa depan saya.” (Dita sesenggukan karena tangisannya tertahan)
Bidan    : “iya, saya tau bagaimana perasaan Dita. Tapi Dita tidak boleh menolak
kehadiran anak itu.”
Dita       : “sebenarnya saya sedang bingung bu, kemarin pacar saya meminta saya
menggugurkan kandungan ini dan dia sangat ngotot bu. Saya tidak ingin jadi
pembunuh tapi saya juga tidak ikhlas menerima dia, saya masih ingin menikmati
masa muda saya seperti Sara dan teman-teman saya yang lain bu. Sekarang saya
harus bagaimana bu? Saya bingung dan gak tau harus bagaimana.”
Bidan    : “sabar Dita, saya paham betul apa yang sedang kamu alami sekarang.
Jangan bingung dan jangan putus asa. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan
keluarnya. Tuhan memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya.Semua
ini sudah terjadi dan kenyataan ini harus kamu hadapi dengan ketegaran hati.
Sekarang, apa kamu udah memikirkan apa yang terjadi bila anak dalam kandungan
itu kamu gugurkan seperti keinginan pacarmu dan juga apa yang terjadi bila kamu
mempertahankan anak itu?” (sambil duduk mendekati Dita)
Dita       : “iya bu, saya sedang berusaha tegar dengan kesabaran saya. Saya belum
memikirkan semua itu bu, saya masih bingung mengambil keputusan yang terbaik.”
Bidan    : “begini Dita, mungkin sekarang kamu sedang dalam posisi yang sulit tapi
kamu bisa mengatasi semua ini dengan berbagai pertimbangan yang dapat membuat
keadaan lebih baik. Semua ini sudah terjadi, telah ada janin dalam rahim kamu dan
sudah selayaknya kamu harus merawat janin itu hingga ia lahir. Walaupun kamu
masih berusia cukup muda tapi sekarang kamu sudah menjadi calon ibu dan janin
dalam rahim kamu itu sudah mempunyai hak untuk hidup. Jika kamu ingin
menggugurkannya, maka kamu akan merebut hak hidupnya dan hal itu sangatlah
tidak disukai atau bahkan diharamkan oleh Tuhan. Menurut kesehatanpun hal itu
sangat tidak dianjurkan karena banyak resiko fisik dan mental bagi seseorang yang
melakukan aborsi.”
Dita       : “lalu saya harus bagaiman ibu? Saya belum ikhlas menerima anak ini. Saya
juga takut orang tua saya tau dan akhirnya kecewa.”
Bidan    : “Dita, ibu hanya memberikan sedikit penjelasan yang ibu harapkan bisa
membantu kamu dalam mengambil keputusan. Kalau kamu tetap ingin
menggugurkan kandunganmu, maka akan ada resiko untuk kesehatan fisik dan
mentalmu. Kamu bisa saja mengalami kematian akibat perdarahan yang hebat atau
pembiusan yang gagal. Bukan hanya itu, kamu juga bisa mengalami rahim yang
sobek, kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada  anak berikutnya,
kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita) , kanker
indung telur, kanker leher rahim, kanker hati, kelainan pada placenta/ari-ari yang
akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat
kehamilan berikutnya dan bisa juga menjadi mandul, infeksi rongga panggul, dan
juga infeksi pada lapisan rahim.”
Dita : tapi bu saya ini sedang dalam masa sulit, orang tua saya menyuruh saya untuk
menikah sedangkan saya dan pacar saya masih kelas 2 SMA dan kami belum siap
untuk berumah tangga, tolong bantu saya bu bidan, berapapun yang bu bidan mau
akan saya berikan asalkan janin ini tidak berkembang di dalam rahim saya.
Bidan :maaf ya dita saya tidak mempunyai wewenang untuk melakukan aborsi ini
dan jika saya melakukannya tidak menutup kemungkinan akan terjadi resiko yang
saya sebutkan tadi.
Dita : tidak apa-apa ibu apapun resikonya saya akan terima ibu!!
Bidan : baik saya akan bantu dita akan tetapi dita harus menandatangani surat
pernyataan bahwa dita menyetujui akan dilakukan tindakan aborsi.
Dita : baik bu saya bersedia dan setuju (dita menandatangani surat pernyataan
setuju)
Setelah menandatangi surat pernyataan bidan dan dita pun masuk ke ruang
tindakan.
Bidan : dita silahkan buka pakaian bagian bawah kemudian naik ke ranjang.
Dita : baik bu
Bidanpun menyipkan alat-alat untuk melakukan tindakan aborsi.bidan memasukkan
alat-alat aborsi tetapi karena bidan tidak memiliki kompetensi untuk melakukan
aborsi tersebut sehingga dita pun mengalami perdarahan yang hebat hingga dita pun
meninggal dunia. Bidanpun panik dan memanggil sara dan citra dengan wajah panik.
Bidan : mbak bisa masuk sebentar
(sara dan citra masuk kedalam dan melihat dita yang berlumur darah)
Sara : ada apa bu (dengan wajah yang terkejut)
Citra : apa yang terjadi sama dita bu kenapa banyak darah seperti ini??
Bidan : (bidan menncari alasan) maaf dek teman adek tadi tidak mengikuti instruksi
saya sehingga terjadi seperti ini.
Citra pun keluar dari ruangan dan berlari menuju ke rumah dita untuk memberi tahu
mama dita tentang apa yang terjadi pada dita.
Citra : tante..tente (sambil memencet bel)
Mama ditapun keluar dari rumah
Mama dita : ada apa citra kok terlihat cemas begitu
Citra :anu tente itu si dita tante.....(sambil menangis)
Mama dita : anu apa citra , yang jelas dong ngomongnya
Citra : anu dita berdarah tante....... Darah banyak tante...banyak benget tante
Mama dita : dita kecelakaan, kecelakaan dimana dita, dimana ditanya sekarang citra
Citra : bukan kecelakaan tante tapi di rumah bidan ditanya tante, ayo tante ikut citra
sekarang tante cepetan.......(memaksa mama dita untuk ikut)
Sesampainya dirumah bidan mama dita pun masuk dan melihat kondisi anaknya yang
berlumur darah dan tidak bernyawa lagi. Mama ditapun menagis histeris dan tanpa
berpikir panjang lagi mama dita menelpon polisi dan melaporkan bidan ke polisi
bahwa bidan tersebut melakukan aborsi ilegal,
Mama dita : halo pak polisi disini ada bidan yang melakukan aborsi ilegal dan
pasiennya meninggal.
Bidan : jangan ibu saya sudah ada bukti bahwa dita sudah menyetujui tindakan
aborsi tersebut.
Mama dita : saya tidak mau ada alasan apapun anak saya sudah meninggal dan kamu
harus tanggung jawab.
Akhirnya polisi pun datang dan langsung menangkap bidan tersebut. Karena bidan
tersebut melakukan yang sangat fatal sehingga bidan tersebut langsung dimasukkan
ke dalam penjara dan mendapatkan hukuman seberat-beratnya.

Anda mungkin juga menyukai