Di saat itu, di sebuah kamar terlihat seorang gadis yang baru saja
pulang dari sekolah. Dia duduk di tempat tidur sambil membuka
sepatunya. Gadis itu bernama Anita dia berumur 15 tahun dan baru
menduduki kelas 3 SMP di SMP terfaforite se-Kota Bogor yaitu SMP
Negeri 1 Bogor. Dia terlahir dari sebuah kelurga sederhana, berkat
kepintarannya dia dapat masuk ke SMP tersebut melalui jalur beasiswa.
Anita tergolong anak yang cerdas, cakap, dan baik hati namun, sejak
Ayah dan Kakanya meninggal akibat perampokan diapun sedikit berubah
menjadi anak yang pendiam. Anita tinggal bersama Ibunya yang
mengalami kebutaan sejak lahir. Oleh karena itu, dia menjadi tulang
punggung untuk menghidupi Ibunya. Di kamar itu dia termenung dan
berbicara sendiri meratapi hidupnya yang begitu berat.
Anita : “ Sintia, aku lagi cape! Jadi jangan banyak Tanya, ngerti! “ (
Dengan marah )
Tiba-tiba, Anita batuk dan batuk itu terjadi terus- menerus dan
tanpa sepengetahuan Sintia ternyata batuk itu bercampur darah.
Anita : “ Gak apa-apa kok, paling Cuma batuk biasa kok ! “ ( Sambil
menye- mbunyikan sapu tangan yang terkena darah )
Anita : “ Aku gak bohong,ya udah deh aku mau istirahat mungkin
aku keca- pean . Kamu pulang aja yah…..( Sambil mendorong Sintia
keluar ) dah Sintia…..”
Sintia pun pulang tanpa menghiraukan apa yang telah terjadi tadi,
dan di depan pintu mobilnya dia berbicara sinis.
Dokter : “ Ade, harus optimis. Ade harus yakin kalau Ade bisa
sembuh, karena jodoh, hidup, dan mati semuanya ada di tangan Allah
SWT. “ ( Meyakinkan Anita )
Dokter : “ Wa’alaikumsalam. “
Anita pun pulang dan di rumah dia bertemu Radit teman SMP nya
yang menyukainya semenjak kelas 1 hingga Sekarang.
Ibu : “ Iya nak, dia dari tadi nungguin kamu katanya ada sesuatu
yang mau dibicarakan. Kamu dari mana sayang ? “
Ibu : “ Ooh,,,,ya sudah Ibu tinggal dulu yah, kamu temani radit.
Nak Radit? “
Radit : “ Iya bu. “ Ibu : “ Ibu tinggal dulu yah ? “ Radit : “ Iya bu,
terima kasih. “
Radit : Enggak, kenapa kamu gak sekolah. Tapi kok pake baju
seragam ? “
Anita : “ Tadi aku ke Dokter, tapi aku gak mau Ibu ku tau. “
Anita : ( Bingung ) “ Radit aku gak suka ama kamu, aku anggap
kamu seba- gai sahabatku. Masih ada yang lebih mencintai kamu! “
Radit : “ Siapa Nit ? Tapi aku yakin kalau kamu itu sayang ama
aku.“
Anita : “ Orang itu sahabatku yaitu Sintia, kenapa kamu bisa
seyakin itu ? “
Anita : “ Aku gak pantas buat kamu, karena aku…” (batuk secara
terus-me nerus )
Radit : “ Baik Nit, jika itu membuat kamu bahagia dan terbaik aku
rela. Tapi satu hal yanh harus kamu tau, Aku, akan selalu sayang ama
kamu sampai kapanpun ! “ ( pergi meninggalkan Anita )
Rasti : Yaiyalah jelas , jadi kamu jangan mimpi deh bisa memiliki
Radit, ngerti loh ? “
Ibu pun terjatuh dan terkena tembok, dengan seketilka itu juga
ibu menghembuskan nafas terakhir dan meninggal dengan tergeletak
bercucuran darah.
Sintia : “ Eh, Anita…..rasain loh! gue udah dapetin semua yang gue
mau da- ri mampusnya Ibu loh, Perampokan yang gue rencanain buat
mam- pusin Ayah dan Kakak loh, sekarang Radit jadi milik gue, rasain loh
!!!” ( Sambil tersenyum licik )
Rasti : “ Ini semua kita lakuin karena kita gak suka kalo loh bahagia
tau !!!”
Hari : “ Sintia, Rasti, Loh berdua jahat banget sih, persis kaya setan
tau gak.” ( Dengan rasa kesal )
Anita : “ Sin, kenapa kamu ngelakuin itu sama aku. Apa salah aku
ama kamu ? Aku rela ngasih semuanya ama kamu tapi ini balasan kamu
buat aku sahabat kamu!!! “
Lalu, ketika Radit mengarahkan pisau kea rah Sintia tiba-tiba Anita
menghalanginya dan akhirnya pisau itu pun terkena kepada Anita.
Radit : “ Heh, Nit asal loh tau yah Anita ini rela mertaruhin
cintanya buat loh, dia minta am ague untuk mencintai loh, dan aku turuti
karena aku tau ini permintaan terakhirnya. “
Hari : “ Asal loh tau sin, kalo Anita itu terkena kanker stadium
lanjut dan umurnya ydah gak panjang lagi!!!( Sambil membentak )