Anda di halaman 1dari 8

SCRIPT PENTAS CLARITY ‘3 NYAWA / TELLU CERA'

Ika (Narator) : Pantun(1), Selamat datang para hadirin yang kami hormati, we are from
clarity organizer. Proudly present PERKUSI ; 3 NYAWA / TELLU CERA' an cultural story
from South Sulawesi. Lighting ready? Audio Ready? All talent on position, show starts in
3…2…1…! Enjoy the show!
Adegan 1 – Pesta Panen (Suasana ramai merayakan hasil panen mereka), Masing-masing
warga on stage membawa hasil panen mereka.
*suara riuh gemuruh*

Meylani : Weh ani, alhamdulillah nya banyaknya hasil panen ku tahun ini, tidak bussuji
lombok - lombokku nah gang! HIGH QUALITY semuaki, kau iyya? Tidak adaji itu ulat -
ulatnya kangkungmu? (ekspresi mengejek)
Hasriani: Tanjanu rong ula’-ula’! Njo mukamu eh sitanjaki tawaro botto! Ih saya gang
kangkung ku diatas na lagi high quality, eh apa bede diatas nya high quality? Semua satu
kampung pasti kalau mau beli kangkung disayaji nah
Aqil : Selamat malam semua warga2 ku malebbi ee… Ini sudah tahun kedua ku, rayakan
pesta panen bersama warga-wargaku yang paling kusayang. Nikmati memang mki acara
malam ini, mudah-mudahan rasa syukurta kepada tuhan tidak akan pernah habis…

Semua warga: AMINNNN


Aqil : Janganmki lama-lama pale nah, tidak sabarmka lihat persembahan hari ini! Mari
bersenang- senang semua…
*Penampilan Tari Sarung – Semua warga bersorak gembira
*Penampilan Selfi sang peyanyi daerah Selfie - Semua warga bersorak gembira
*Gang Adi mulai masuk ke area Pesta Panen
Aqil : Adami tawwa Daeng …., siniki bergembira bersama!
Fida: Agantu kareba ta semua, baji-baji jki semua di’ (sambil memamerkan emas-emas yang
ia gunakan)
Ika: Halo semuanya warga-warga kampung…ngan, ups….siapa yang mau hadiah dari kita???
(jalan sambil membuat story di hp nya) (bagi-bagi uang juga ke warga)
Uya: halo agang-agang ku nakkeee, (sambal lempar-lempar uang)
*Adi bagi-bagi uang ke warga-warga yang ada di Pesta Panen (warga bersorak gembira)
*Penampilan Tari Lontara - Semua warga bersorak gembira & menari bersama
Adegan 2 - Kembang desa masuk ke area pesta membeli salah satu hasil panen. Dia datang
dengan gaya dan pakaian yang sederhana, Adi yang sudah lama jatuh hati kepadanya.
Adi langsung mengambil mic dan memperkenalkan Yanti kepada semua orang.
“Datangmi calon istriku, ini mi nanti calonku.”
Ika : ohhh, ini yah adi yang kamu ceritain yanti si anak kampung ituuu….CANTIK
SIHHHHH
Wiwin: cantikna kauwe yanti uyaaa, sialaka, kassana njo adi kalau berhasilki na dapatkan
hatinya yanti haha

Uya: DEH, andaikan saya itu toh, aih langsungmi ku datangi itu rumahna yanti, nantika ada
lombaiko do’ adi
Fida: Gaggana mamo njo yanti tapi kenapa biar 1 nda ada emas na pake deh, canti’na ji itu
kalau pake emas ki
Ika; ih emang lu udah kaya penjual emas yang kaya dimana lagi tuh, jalan sumbopu.by the
wayyyy aduh, jangan cepet-cepet dong nikahnya, kan gue harus hubungin MUA gue dulu,
jahit baju gue dulu, pesen ini-pesen itu, pesen ini dan itu, aduhhh pusinkkkkk kepala Barbie
deh
Uya: dedede labbumu Ika, dikampungjki ini, ngapana heboh kammako
Fida: Issengi njo bainea, geggerena poe!!! Tanja’na njo ajji-ajjiaaa
Ika: apaan sih, diem aja lo, gw harus cantik pokoknya
Wiwin: we geggerenu, diam-diam mko itu berdua ackckckc (dengan nada bercanda)
Mendengar itu, semua orang langsung bertepuk tangan dan langsung riuh melihat ke Yanti.
Adi terang – terangan mengatakan itu secara spontan kepada semua orang, tapi hal tersebut
membuat Yanti merasa risih. Dia langsung meninggalkan area pesta dan menghiraukan
orang – orang yang melihatnya. Yanti sudah memiliki kekasih diluar kota dan dia sangat
menyayanginya dan dia sangat menjaga hatinya untuk kekasihnya itu.
Sesampainya dirumah, Yanti langsung menelfon pacarnya ‘Steven’. Meskipun sedang
berjauhan mereka tetap saling berkomunikasi, saling menanyakan kabar, ataupun hanya
bercerita yang tidak penting satu lama lain.
Steven : “Bagaimana kabar kamu hari ini, sayang? Senang ngga?”
Yanti : “Baikji sayang, pergika tadi pasar panen ada acara. Rame sekali banyak juga makanan
sama bahan masak, jadi mauka masak yang enak – enak.”
Steven : “Pasti seru sekali ya sayang. Jadi mau deh makan masakan kita, hehehe…”
Yanti : “Nanti kalo menikah meki ku masakanki makanan enak setiap hari. Haruski kenyang
kalo sama saya”
Steven : “Tunggu aku ya sayang datang kesana melamar doakan selalu. Aku kumpul uang
panai dulu ya sayang.”
Yanti : “Aamiin, ku tungguki sayang”
Melihat itu Adi tak menyerah mengejar Yanti. Dan berencana ingin menikahi Yanti. Adi juga
menyampaikan niatnya kepada orang tuanya dan orangnya juga menyetujui itu. Gang Adi
juga membantu untuk mengumpulkan informasi tentang Yanti ke Adi.
Adi : “Ma, Pak, ada orang mauka nikahiki dan mauka cuman sama dia.”
Mama Adi : “Ohh Karaeng, siapami itu mau kita nikahi nak buru – buru?”
Adi : “Mauka nikah sama Yanti Ma, Pak.”
Mama Adi : “Cocokmi itumi ku tunggu. Langsung meki pesan cathering sekarang, indo
botting yang bagus ini harus dipake, tempatnya juga harus yang besar biar banyak bisa
diundang kah haruski rame acaranya, hubungi itu Clarity Organizer suruh parutussi ini
acaranya Adi.” (Mama Adi melihat kearah Ida salah satu tukang bersih di rumah Adi).
Bapak Adi : “Yanti? Kenapa dia? Nda ada kah baine lain?”
Adi : “Nda adami Pak, mauka nikah sama dia harus sama dia.”
Bapak Adi : “Tidak! Bapak nda setuju!”
Adi : “Ma, setuju jeki toh kita?”
Mama Adi : “Kenapai tawwa, Pak? Biarkan saimi menikah sama Yanti, cantikji juga tawwa
itu Yanti. Setuju sai meki tawwa.” (sambal memperbaiki emas-emasnya)
Bapak Adi melihat Adi dan istrinya, dengan berat hati dia setuju karna melihat keseriusan
anaknya.
Bapak Adi : “Iyee pale, besok datang meki kerumahnya langsung Yanti lamarki.”

Besoknya orang tua Adi serta rombongan mendatangi rumah Yanti dan siap untuk melamar
Yanti.
Bapak Adi : Assalamualaikum..
Bapak Yanti : Wa’alaikumsalam Daeng, kenapaki Daeng? Barusanta datang, rameta lagi.
Mariki masuk. (mempersilakan rombongan Adi masuk). “Yanti, bikinki dulu minum tawwa
nak untuk Daeng”
Rombongan Adi masuk ke rumah Yanti.
Bapak Yanti : Ada apa ini Daeng? Tumbenta datang.
Bapak Adi : Saya dan rombongan punya niat baik ini ke anak gadista. Adi anakku, mauki nah
lamar anak gadista, Yanti.
Mama Adi : “Iyee, ini Adi tawwa lamami nah suka Yanti, jadi nikahkanmi tawwa. Sudahma
juga pesan indo bottingna, wo na, pokoknya semuanya sudahmi ku urus jadi jangan meki
pusing biarmi saya uruski itu, gampangji. Bahasmi panaina Yanti, Pak.”
Bapak Yanti yang mendengar itu terkejut dan melihat kearah istrinya.
Bapak Yanti : “Kenapa tiba – tiba sekali, Daeng?”
Yanti datang membawa minuman ke ruang tamu tempat para rombongan berkumpul.
Mama Adi : “Wehhh cantik betul ini calon mantuku ee.. toh, toh. Nda salah memang ini
anakku memilih.”
Semua orang melihat kearah Yanti, melihat kecantikan gadis yang akan dinikahi oleh Adi.
Melihat itu Yanti semakin risih dengan ucapan dan tatapan orang ke dia.
Setelah mengantar minuman, Yanti langsung masuk ke dalam kamar untuk menelepon
Steven. Yanti langsung menangis mendengar suara sambungan telepon dari Steven.
Steven : “Kenapa sayang?”
Yanti : (Menangis). Sayang, datangki ma’manu keluarganya Adi, adaki sekarang diluar
bicara sama Bapak dan Mama. Nda mauka menikah sama dia.”
Mendengar itu, Steven menjadi tidak tenang akan posisinya sekarang.
Steven : “Tenang ya sayang, tunggu aku pulang. Tidak lamami ini datangka. Sabar yaa.”
Yanti yang mendengar itu, merasa mulai tenang.
Yanti : “Cepatki nah sayang, bapak sama mama takutka setujuki secara kita taumi
keluarganya Adi bagaimana toh.”
Steven : “Iyaa sayang, tunggu ya.”
Setelah percakapan mereka di telepon selesai. Steven memikirkan bagaimana ia harus cepat
mengumpulkan uang panainya agar ia bisa menikahi Yanti secepatnya sebelum Adi.
Tanpa sepengetahuan Yanti, tenyata percakapan di ruang tamu menyetujui pernikahan antara
Adi dan Yanti, dan telah menentukan tanggal pernikahan dalam waktu dekat ini.
Keesokan harinya, orang tua Yanti membahas percakapan kemarin.
Bapak Yanti : “Pergiki ajak Yanti cari erang – erangna untuk Adi nah sekalian kita ajakki
juga bicara soal keputusan kemarin.”
Mendengar omongan bapaknya Yanti langsung memotong percakapan orang tuanya.
Yanti : “Apa? Erang – erang? Kita setujui kah Ma, Pak?”. Dengan nada yang marah.
Mama Yanti : “Iye nak, niat baik tawwa keluarganya Adi buat kita, maafkan Mama sama
Bapak na setujui kemarin.”
Yanti : “Nda mauka Ma, Pak, kita tauji toh Steven juga lagi kerja kumpulkan panaiku.
Kenapaki malah setujui?”
*Yanti berlari menuju kekamar dan jengkel atas keputusan sepihak orang tuanya
Kedua orang tua Yanti tidak bisa menjawab pertanyaan Yanti, mereka paham kekecewaan
Yanti saat ini. Tak lama kemudian, Bapak Yanti memberi saran.
Yanti dengan perasaan cemas & takut dan juga panik, langsung menghubungi Steven untuk
menceritakan keputusan orang tuanya.
Yanti : “Sayang, sayang, dimanaki? Mama sama bapak na setujui lamarannya Adi sayang,
bagaimanama ini? Apa yg harus kubikin sayang, sayang….”
Steven: “Kok bisa gitu sayang? Kok keputusannya sepihak? Jadi gimana sayang??”
Yanti: “Iya sayang, jujur nda bisama ber word-word sayangg”
Steven: “ Yaudah yah sayang tunggu aku yaaa….” (telefon tiba-tiba terputus)
*Tim penari kelautan on stage mengantarkan dan menggambarkan kedatangan Steven
Steven langsung datang kerumah Yanti untuk membicaraan hal tersebut.
Steven: “Assalamualaikum, permisi Bapak, Ibu….”
Mama Yanti : “Bapak, siapa itu pak, kenapa kayak ada orang pak”
Bapak Yanti: “Ohiyye di’ tunggu mak, coba keluarka” (sambil mengarah keluar menyampiri
tamu tersebut)
Bapak Yanti : “Waalaikumsalam nak, siapa kita cari nak?”
Steven: “Perkenalkan saya steven pak, saya pacar nya Yanti Pak”
Bapak Yanti : “Oh iyye nak, masukki nak kedalam, duduk ki nak. Mamak bikin ki dulu teh
mak” (agak berteriak)
Mama Yanti: “iyye pak tunggumaaa” (jawabnya sambil bergegas membuatkan secangkir teh)
Bapak Yanti: “Yantiiiii, oh nak Yantiiii siniki keluar nak, ada cariki nak” (dengan nada
teriak)
*Yanti kemudian muncul dari arah kamarnya
Yanti: “Iyye pak. Kenapaki… pak??” (terheran-heran kaget melihat kedatangan Steven,
kemudian langsung lari memeluk steven)
Steven: “Jadi beginimi pak, saya ini Pacarnya yanti, kita sudah pacaran selama 7 tahun, saya
merantau ke Surabaya untuk kerja dan lanjutkan S3 saya pak. Saya sudah punya niat nanti
untuk menikahi anaknya bapak, Cuma saya kemarin agak kaget pak, Yanti menelfon dan
berkata bahwa juga nanti akan ada yang melamar Yanti pak”
Bapak Yanti: “Iya Nakk, jadi begini ….kemarin orang tua nya laki-laki itu datang kerumah
untuk melamar Yanti nak….” (dengan perasaan bersalah)
*Bapak yanti menarik yanti dan agak melipir kesamping sambil berbisik*
Bapak Yanti : “Kenapa kau tidak bilang-bilang kalau mau datang ini laki-laki?” (bertanya
dengan nada tinggi)
Yanti: “Kan sudahka kasih tahuki janganki mengambil keputusan sepihak….,liatmki apa
yang terjadi” Sontaknya dengan nada membentak.
Bapak Yanti : “Suruhmi pale Adi sama Steven bertarung untuk tentukanki sama siapako
menikah, biar adilki.”
Karena saran tersebut akhirnya Bapak Yanti menyuruh keluarga Adi untuk bertemu
membahas hal tersebut.
Adegan – Keluarga Adi yang mendengar kabar tersebut menjadi murka dan malu karena
merasa dipermainkan oleh Keluarga Yanti.
Adi : “Bapak, Ma, nda mauka ada pertarungan kayak begitu, mauka langsung saja menikah.
Bayar mahalmi panaina Yanti biar nda ada pertarungan.
Bapak Yanti : “Na bikin malu betulka itu keluargana Yanti, nda terimaka. Batalkanmi saja.”
Ibu Adi : “Janganki begitu Pak, harus terlaksana ini. Sudahma booking semua, sudahma juga
tanya keluarga, maluka ka saya kalo batalki mau di taroh dimana ini mukaku.”
Adi : “Iye Pak, mauja nikah sama Yanti (titik). Kalo bukan Yanti jangan meki nda mauja.”
Bapak Adi : (Berpikir panjang) “Oke, bertarung meko sama pacarnya itu Yanti, kalo mauko
nikah sama dia harusko menang, kalo nda jangan meko tinggal disini, tambah nu bikin
maluja.”
Mendengar itu, Adi menjadi ragu dan khawatir apabila ia akan kalah. Ia tidak mau kehilangan
Yanti dan menjadi bahan olokan warga karna kekalahannya dengan orang yang bukan dari
Sulawesi.
Pertarungan yang dipilih yaitu Tarung Sarung. Dalam budaya masyarakat Bugis dan
Makassar tradisi tarung sarung digunakan untuk menyelesaikan masalah atau pertikaian.
Ketika ada pertikaian antara dua pihak dan keduanya menemui jalan buntu untuk berdamai,
maka jalan terakhir adalah dengan cara bertarung. Tradisi tarung sarung membawa makna
filosofi hidup orang Bugis yang menyangkut kehormatan diri yakni “narekko siri kuh
mo'lejja-lejja, copponna mih kawalie ma'bicara”, yang artinya “jika kamu menginjak-injak
rasa malu saya, maka ujung badik yang bertindak".
2 hari kemudian ~ Pertarungan siap dilaksanakan.
Steven dan Adi telah diberi waktu untuk berlatih sebelum akhirnya siap bertarung. Banyak
warga yang datang untuk menyaksikan pertarungan pemuda yang akan memenangkan hati
kembang desa mereka. Hal ini juga menjadi pertarungan yang sengit bagi Adi untuk
memenangkan hati dan martabatnya di depan Yanti. Sedangkan Yanti yang berada disana,
mata dan doanya tidak pernah lepas untuk Steven, dia hanya menginginkan Steven
memenangkan pertarungan ini.
Pertarungan dimulai, riuh – piuh dari warga mulai menghiasi suasana pertarungan. Terpancar
wajah Adi dan Steven yang siap memenangkan pertarungan ini.
Pertandingan berlansung~~
Keduanya telah sekarat, tinggal satu langkah lagi maka pemenang akan ditemukan. Namun,
keduanya tidak ada yang ingin menyerah. Masing – masing masih mau berjuang sampai titik
darah penghabisan. Suasana semakin mencekam, mata penonton tidak lepas dari keduanya.
Hingga akhirnya, pertarungan dimenangkan oleh Steven dengan keadaan yang sudah sangat
sekarat. Dia mampu membuat Adi terkapar tak berdaya di atas tanah. Steven tak bisa berhenti
melihat Yanti sambal tersenyum akan kemenangannya. Ia berhasil membuktikan bahwa ia
mampu menikahi Yanti.
Penonton yang melihat itu langsung bertepuk tangan dan berteriak gembira, beberapa orang
berlari menolong Adi yang sudah tak berdaya. Yanti berlari memeluk Steven, ia merasa
bangga dan senang akhirnya harapannya terkabulkan. Ia sangat bangga dengan pacarnya itu
yang mampu menyelamatkan dirinya dari pernikahan yang tidak ia inginkan.
Ada banyak sekali ekspresi yang ada pada saat itu, kedua orang tua Adi tidak menerima
dengan hasil yang ada. Wajah Bapak Adi sangatlah murka dan merasa malu, Ibu Adi juga
merasa tak terima dengan ini semua, tak hanya itu kedua orang tua Yanti juga merasa malu
atas kejagian ini.
Bapak Yanti mendatangi Yanti dengan wajah yang kesal.
Bapak Yanti : “Yanti!” Panggilnya dengan suara lantang.
Yanti yang mendengar itu terkejut mendengar Bapaknya meneriakinya dengan suara yang
lantang.
Yanti : “Kenapaki Pak?” Tanya Yanti dengan heran.
Bapak Yanti : “Kau bikin maluka di keluarganya Daeng kalo begini, malu betul Bapak kalo
begini Yanti.”
Yanti yang mendengar itu tak terima dengan ucapan Bapaknya, menurutnya Steven menang
secara adil bukan karena hal lain. Dan semua orang juga sudah menyaksikan pertarungan ini
dilakukan secara adil.
Yanti : “Apa maksudta Pak? Steven menang dengan adilji disini, kenapa haruski malu?”
Emosi Yanti mulai terpancing karena tidak menerima ucapannya Bapaknya.
Bapak Yanti : “Harusko tetap menikah sama Adi apapun alasannya. Nda boleh menolak.”
Yanti : “Nd setujuka Pak.” Suara Yanti dengan lantang.
Orang – orang yang berada disana langsung melihat kearah mereka.
Yanti : “Kita tonji yang sarankan ini pertarungan dan adami pemenangnya baruki bilang
begitu. Nda terimaka Pak. Janganki begitu. Percumaji kita adakan beginian kalo kita yang
mau tentukan. Saya yang mau menikah Pak, bukan kita. Nda saya suka juga itu Adi, jadi
percuma jeka menikah sama dia”
Bapak Yanti tetap tak mendengar ucapan Yanti, ia berjalan kearah Bapak Adi.
Bapak Yanti : “Daeng, minta maafka sebesar – besarnya, tenang meki menikahji Yanti sama
Adi, mauji Yanti.” Sambal bersujud memohon.
Yanti yang melihat itu semakin tidak menerima keadaan. Bukan seperti ini yang Yanti
inginkan. Dengan perasaan yang sangat emosi, ia mengambil badik yang dipakai bertarung
tadi yang kebetulan berada didekatnya. Tanpa pikir panjang, Yanti menusuk badik tersebut
kearah belakang Bapaknya.
Semua orang berada disana sangat terkejut dan berteriak dengan kejadian yang terjadi, Steven
yang melihat itu juga sangat marah terhadap Yanti akan sikapnya seperti itu.
Ibu Yanti : “Yanti!” Teriak Ibu Yanti sambal berlari kearah suaminya.
Yanti : “Minta maafka Pak, beginimi cara yang terbaik supaya selesai ini masalah. Kita yang
buatki separah ini, maafka.” Ucap Yanti sambil menangis.
Dengan sekuat tenaga, Steven berlari kearah Yanti untuk menyingkirkannya dari kabut emosi
Yanti.
Steven : “Sayang!!! Sayang!!! (sambil berteriak dengan nafas yang tidak cukup)
Bapak Yanti: “Nak, mungkin dengan tidak adanya bapak bisa buatko bahagia, jalanimi saja
hidupmu nak. Mulai sekarang nak, ku dukung ji semua keputusanmu. Tolong jaga mama nah
nak’ karena itu mami yang kau punya nak” (dengan nafas yang terputus-putus hingga
menghembuskan nafas terakhirnya)
Steven: “Sayang, kamu kenapa melakukan ini semua, aku kan udah menang. Kamu gaperlu
melakukan ini semua sayang, kasihan papa kamu” (sambil menghela nafas yang sudah sangat
ingin terputus)

Yanti: “BAPAK!!!! BAPAK!!! Kenapaki tidak dari awal dukung ka pak, kenapaki harus
terima ki pak, BAPAK!! BANGUNKIIII, PAKKKK! Tidak bisa begini bapakk” (sambil
menangis dan menyesali perbuatannya)
Mama Yanti: “Daengku……kenapa kodong begini akhirnya semua nakkkk, bangunki
Daengkuuuu, tidak bisaka daeng kalau tidak adaki. Daeng bangunki…” (menangis tersedu-
sedu melihat kondisi suaminya sekarat)
*Bapak yanti menghembuskan nafas terakhirnya*
Yanti: Bapak!!!!!!!!(berteriak dengan sangat kencang)
Mama Yanti: DAENGKUUUUU!!!!!!! (Menangis tersedu-sedu sambil memeluk kepala
suaminya)
Steven: “Sayang, aku ngga kuat. Maafkan ka sayang….tidak bisa wujudkan maunya kita,
hidup sama-sama, bahagia sama-sama. Sayang….”

Anda mungkin juga menyukai