Anda di halaman 1dari 6

NASKAH DRAMA 7 ORANG

Maafkan Aku, Sahabatku

Di saat itu, di sebuah kamar terlihat seorang gadis yang baru saja pulang dari sekolah. Dia
duduk di tempat tidur sambil membuka sepatunya. Gadis itu bernama Anita dia berumur 15
tahun dan baru menduduki kelas 3 SMP ter-favorit se-kota Bogor yaitu SMP Negeri 1 Bogor.
Dia terlahir dari sebuah keluarga sederhana, berkat kepintarannya dia masuk ke SMP
tersebut melalui jalur beasiswa. Anita tergolong anak yang cerdas, cakap, dan baik hati
namun, sejak ayah dan kakaknya meninggal akibat perampokan diapun sedikit berubah
menjadi anak yang pendia. Anita tinggal bersama ibunya yang m engalami kebutaan sejak
lahir. Oleh karena itu, dia menjadi tulang punggung untuk menghidupi ibunya. Di kamar itu
dia termenung dan bicara sendiri meratapi hidupnya yang begitu berat.

Anita : “Ya Allah,,,begitu sulit hidup ini untuk ukuran anak seusiaku. Di saat orang lain
bermain aku harus bekerja, di saat orang lain istirahat aku harus mengusap keringatku. Tapi,
aku terima semua ini Ya Allah,,,karena aku yakin di balik semua ini pasti ada kebahagiaan
yang begitu indah” (Monolog)

Di saat, Anita temenung. Tiba-tiba datang sahabat Anita yaitu Sintia. Dia adalah sahabat
Anita yang manis di bibir tapi pahit di lidah atau baik di depan tapi jahat di belakang. Sintia
adalah sahabat yang selalu menusuk dari belakang, namun Anita tidak pernah mengetahui
siapa Sintia yang sebenarnya. Sintiapun masuk ke kamar Anita dan menyapa Anita.

Sintia : " ( Sambil masuk ke dalam ) Haiiii..Nit lagi apa loh? "

Anita : "(Dengan muka yang lemas ) Keliatannya lagi ngapain?

Sintia : " ( Sedikit kesal ) Ko,ditanya malah balik Tanya sih? "

Anita : " Sintia, aku lagi cape! Jadi jangan banyak Tanya, ngerti! "( Dengan marah )

Sintia : “ Ok, aku ngerti! "

( Dengan Sebal ) Tiba-tiba, Anita batuk dan batuk itu terjadi terus- menerus dan tanpa
sepengetahuan Sintia ternyata batuk itu bercampur darah.

Anita: "(Batuk terus-menerus ) Astagfirullahaladhim ! "( Terkejut )

Sintia :" Anita, kamu kenapa ?"

Anita : " Gak apa-apa kok, paling Cuma batuk biasa kok ! “ ( Sambil menye- mbunyikan
sapu tangan yang terkena darah )
Sintia : " Kamu jangan bohong!!! "(Sedikit curiga )

Anita : " Aku gak bohong, ya udah deh aku mau istirahat mungkin aku keca- pean. Kamu
pulang aja yah...(Sambil mendorong Sintia keluar) dah Sintia..."

Sintia pun pulang tanpa menghiraukan apa yang telah terjadi tadi, dan di depan pintu
mobilnya dia berbicara sinis.

Sintia : "(monolog) Anita-anita ( sambil menggelengkan kepala ) Kenapa kamu gak mampus
aja. Karena lebih cepat jauh lebih baik. "( terse- nyum licik)

Sintia pun pulang dengan mengendarai mobilnya. Keesokan harinya, Anita pergi ke Dokter
untuk memeriksa keadaan dirinya. Setelah di periksa Anita pun berkonsultasi dengan Dokter.

Anita : "Dok, saya sakit apa yah? "(Dengan penuh penasaran)

Dokter: "Saya berharap, ade bisa sabar dan tawakal setelah mendengar apa yang saya
katakana? “ Anita : “ Insya allah,,saya siap mendengarya dok. "(Dengan rasa tegang )

Dokter : " Ade, terkena penyakit kanker stadium lanjut yang harus segera di obati. Namun
jika tidak cepat diobati kemungkinan usia Ade sudah tidak lama lagi. "

Anita : "(Terkejut ) Astagfirullahaladhim, dok kalau saya meninggal siapa yang akan
merawat ibu saya, dok? "

Dokter : “ Emang, Ibu Ade kenapa?"

Anita : " Ibu saya buta dok ! *

Dokter : “ Ade, harus optimis. Ade harus yakin kalau Ade bisa sembuh, karena jodoh, hidup,
dan mati semuanya ada di tangan Allah SWT." (Meyakinkan Anita)

Anita : " Terima kasih Dok? " ( sambil berjabatan tangan )

Anita : " Permisi, Assalamu'alaikum ! "( Sambil keluar)

Dokter : “ Wa'alaikumsalam. "

Anita begitu terpukul dan sedih setelah mendengar apa yang dokter katakan kepadanya.
Lalu, Anita pun pergi ke TPU di mana Ayah dan Kakaknya dimakamkan, dia menangis dan
bercerita di atas tanah pemakaman Ayah dan Kakaknya. Karena, dikala Anita sedih atau pun
bahagia dia selalu bercerita di atas pemakaman Ayah dan Kakanya.

Anita : "Ayah, Kakak, maafin Anita. Anita datang ke sini membawa kabar yang
menyedihkan. Yah...Kak...Anita terkena penyakit kanker sta- dium lanjut. Anita
takut...jikalau Anita meninggal nanti siapa yang akan merawat Ibu....Maafin Anita
yah....Maafin Anita Kak..." (Sambil menangis) Beberapa menit kemudian....
Anita : " Yah...Kak...Anita pamit pulang dulu. Anita janji Anita akan men- jaga Ibu hingga
akhir hidup Nita. Nita janji-Nita janji!!! "(Sambil pergi meninggalkan pemakaman) Anita pun
pulang dan di rumah dia bertemu Radit teman SMP nya yang menyukainya semenjak kelas 1
hingga Sekarang.

Anita : “ Assalamu'alaikum ? "(Sambil Masuk )

Radit : “ Wa'alaikumsalam. "

Ibu : “ Wa'alaikumsalam, nak.." Anita langsung mencium tangan Ibunya.

Anita : " Bu, kok ada Radit ? "

Ibu : “ Iya nak, dia dari tadi nungguin kamu katanya ada sesuatu yang mau dibicarakan.
Kamu dari mana sayang ?"

Anita : “ aku dari TPU bu, makannya telat. "

Ibu : “ Ooh.,. ya sudah Ibu tinggal dulu yah, kamu temani radit. Nak Radit? **

Radit : "Iya bu. “

Ibu : " Ibu tinggal dulu yah ? "

Radit : “ Iya bu, terima kasih. "

Ibu : " Iya sama-sama. "(Sambil pergi menuju kamar )

Anita : “ Bu, Biar nita antar ke kamar. "( Sambil Memegang Ibu)

Ibu : “ Ya sudah, makasih sayang. " Anita pun mengantarkan Ibunya ke kamarnya. Lalu. dia
kembali ke ruang tamu untuk menemui Radit.

Anita : “ Maaf, nunggu lama ?"

Radit : “ Gak apa-apa kok ! "(Dengan Canggung)

Anita : “ Ada apa yah ? "( Dengan penasaran )

Radit : Enggak, kenapa kamu gak sekolah. Tapi kok pake baju seragam ? "

Anita : “ Tadi aku ke Dokter, tapi aku gak mau Ibu ku tau. "

Radit : " ( Penuh kekhawatiran ) kamu sakit apa ? Kenapa kemu gak bilang, kan bisa aku
anterin ! "

Anita : " Gák perlu, makasih atas tawarannya. " ( Dengan cuek )

Radit : " Kedatangan aku ke sini, aku mau ngomong sesuatu sama kamu ! "
Anita : “ Ngomong apa ? *

Radit : Mungkin kamu udah tau sebelumnya, tentang isi hati ku ama kamu!"

Anita : "Aku gak ngerti ! "

Radit: "Sebenarnya..aku....aku...aku...sayang sama kamu. *

Anita : (Bingung) " Radit aku gak suka ama kamu, aku anggap kamu seba- gai sahabatku.
Masih ada yang lebih mencintai kamu!

Radit : " Siapa Nit ? Tapi aku yakin kalau kamu itu sayang ama aku.

Anita : “ Orang itu sahabatku yaitu Sintia, kenapa kamu bisa seyakin itu

Radit : “ Aku sih udah tau, aku yakin banget."

Anita : “ Aku gak pantas buat kamu, karena aku..." " (batuk secara terus-me nerus ) Anita
batuk terus-menerus dan mengeluarkan darah. Batuk Anita bercampur darah.

Radit : " (Khawatir ) Nit, kamu kenapa ? nih, kamu minum dulu. “(Sambil memberikan
minum )

Anita : " (meminum air) Makasih, Radit aku terkena penyakit kanker stadi- um lanjut
umurku udah gak lama lagi. Jadi tolong kamu, jika kamu mau membahagiakan aku. Cintailah
sahabatku, tolong...tolong... Radit ! " (Memohon kepada Radit)

Radit : " Baik Nit, jika itu membuat kamu bahagia dan terbaik aku rela. Tapi satu hal yanh
harus kamu tau, Aku, akan selalu sayang ama kamu sampai kapanpun ! "(pergi meninggalkan
Anita )

Radit pun pergi. Keesokan harinya Anita di undang oleh sahabatnya Sintia untuk datang ke
syukuran kecil-kecilan bersama Ibunya dalam rangka merayakan hari jadinya Sintia dan
Radit. Karena Ibu dan Ayah Sintia sedang ke luar negeri jadi yang datang hanya Anita,
Ibunya, dan Hari temannya Radit. Di syukuran itu juga ada kakaknya Sintia yaitu Rasti,
tentunya ada Sintia beserta Radit di sana. Lalu, Sintia pun membuka syukuran itu.

Sintia : " Bismillahirrahmanirahim, terima kasih atas kedatangan kalian sem- ua di hari jadi
Aku dan Radit, aku senang sekali karena akhirnya aku bisa bersanding dengan Radit, begitu
juga Radit. Iya kan Radit?"

Radit : (Hanya mengangguk )

Rasti : "Heh, Anita liatin tuh Ade gue panteskan ama Si Radit ? "

Anita : " Iya kak. "

Rasti : Yaiyalah jelas , jadi kamu jangan mimpi deh bisa memiliki Radit, ngerti loh ? "
Radit: "Kakak, kakak gak boleh ngomong begitu. Kakak jaga ucapan kakak "(dengan nada
tinggi ) Hari: " Bro..santai..bro.... itu emang nyata kali!!!" ( membela Rasti)

Sintia :Eh..udah-udah ini tuh hari bahagia gue jadi jangan ngerusak dong!!!" ( Meredakan
suasana)

Anita : " Maaf. Aku mau ke toilet dulu. " ( Sambil bergegas pergi ke toilet)

Di dalam toilet, Anita pun menangis.

Anita : “ Ya Allah...Kenapa hati ini begitu sakit ya allah...bukan sakit kar- ena sindiran Kak
Rasti tapi karena melihat Radir bersama Sintia. Radit andai aja kamu tau kalau aku tuh
sayang...banget ama kamu . Tapi biarlah rasa ini aku simpan dalam hati dan akan selalu ku
jaga hingga akhir waktu nanti. Biarkanlah aku menderita asalkan sahaba- tku bahagia. "
(monolog)

Lalu, setelah beberapa menit kemudian Anita kembali ke Ruang Tamu.

Ibu : " Nak, kamu lama sekali. *

Anita : " Maaf bu. *

Sintia : "Heh, Anita disini juga, sekarang juga aku ingin persahabatan kita sampai di sini alias
putus!!!" ( Sambil berdiri)

Anita : "Maksud kamu apa ? "(Sambil berdiri dan terkejut)

Rasti : " Kamu tuh bonge yah ? kata ade gue persahabatan loh sama dia itu sampai di sini atau
putus!!! " (Sambil membentak dan mendorong)

Anita : "Auuuu...(Terjatuh)

Ibu : " Jangan sakiti anakku!!!" ( Sambil berdiri)

Sintia : " Ah,diem loh nenek tua !" ( Sambil mendorong)

Ibu pun terjatuh dan terkena tembok, dengan seketika itu juga ibu menghembuskan nafas
terakhir dan meninggal dengan tergeletak bercucuran darah.

Anita : “ Ibu,,Ibu,jangan tinggalin Anita Bu,,Ibu,,„Ibu,,,"(sambil berteri- ak histeris dan


merangkul ibunya)

Sintia : “ Eh, Anita....rasain loh! gue udah dapetin semua yang gue mau da- ri mampusnya
Ibu loh, Perampokan yang gue rencanain buat mam- pusin Ayah dan Kakak loh, sekarang
Radit jadi milik gue, rasain loh !" (Sambil tersenyum licik )

Rasti : " Ini semua kita lakuin karena kita gak suka kalo loh bahagia tau !!!"

Hari : " Sintia, Rasti, Loh berdua jahat banget sih, persis kaya setan tau gak." (Dengan rasa
kesal)
Radit : (Diam penuh kemarahan)

Anita : ( Terkejut )" Apa jadi ini rencana kalian ? "

Sintia : "Kalo iya loh mau apa!!!"

Anita : " Sin, kenapa kamu ngelakuin itu sama aku. Apa salah aku ama kamu ? Aku rela
ngasih semuanya ama kamu tapi ini balasan kamu buat aku sahabat kamu!!! "

Sintia : “ Gue gak minta!!! "

Radit : "Sintia,brengsek loh..." ( Sambil mengarahkan pisau ke arah sintia) Lalu, ketika Radit
mengarahkan pisau kea rah Sintia tiba-tiba Anita menghalanginya dan akhirnya pisau itu pun
terkena kepada Anita.

Radit : " Anita...maafin aku nit? "

Anita : " Gak apa-apa kok, radit,,a.a,aku,sa,sa,yang,..kamu. "( Sambil meng- hembuskan
nafas terakhir )

Radit : "Anita.........(Menjerit histeris ) jangan tinggalin aku, aku juga sayang ama kamu nit...

Sintia : " Anita, Maafin aku...maafin aku..." (Sambil duduk lemas tak berdaya di hadapan
Anita)

Radit : “ Heh, Nit asal loh tau yah Anita ini rela mertaruhin cintanya buat loh, dia minta am
ague untuk mencintai loh, dan aku turuti karena aku tau ini pemintaan terakhimya.

Sintia : “ Maksud loh ? “

Hari : " Asal loh tau sin, kalo Anita itu terkena kanker stadium lanjut dan umumya ydah gak
panjang lagi!!!( Sambil membentak )

Sintia : " Kalian bohong. "(Tidak percaya)

Radit : " Ini kenyataannya!!! “( Dengan penuh rasa amarah)

Sintia : “ Enggak, Enggak mungkin ! Anita maafin aku...maafin aku sahabatku...!

Akhirnya, Anita pun meninggal " ( Sambil memeluk Anita dengan begitu eratnya)
pengorbanan kepada sahabatnya, dan dengan rasa cinta yang begitu dalam. Anita dan
Ibunya meninggal dengan penuh keikhlasan dan ketulusan meskipun telah di hianati oleh
orang tersebut. Walaupun Orang tersebut sahabatnya sendiri namun Anita rela asalkan
sahabatnya bahagia. Sintia pun sadar bahwa begitu berartinya seorang sahabat di matanya
dan dia pun meminta maaf kepada Anita dengan setulus hatinya melewati permohonan yang
ia berikan melewati doanya kepada Allah SWT. Radit pun akan selalu mencintai Anita
Sampai kapanpun.

Anda mungkin juga menyukai