Anda di halaman 1dari 7

TEKS DRAMA SINGKAT

Kristal Hutan

Narator :

Tokoh :

Putri Arina :
Scarlett :
Cilia :
Pangeran Coral :
Thomas :
Alezo :

Zaman dahulu di sebuah kerajaan yang dikelilingi hutan lebat, hiduplah seorang putri
bernama Arina dan saudaranya Pangeran Coral. Mereka adalah pecinta hutan yang
mengelilingi kerajaan mereka. Hutan itu dipercaya menyimpan sebuah kristal yang
mempunyai kekuatan magis yang dapat melindungi dunia agar tetap menjadi tempat yang
dapat dihuni manusia.
Suatu hari pasukan barbarian dari kerajaan lain menyerang hutan untuk mencari kristal itu.
Pasukan kerajaan tidak berhasil mengalahkan mereka, semua pasukan gugur. Putri Arina
meminta bantuan dari Putri Scarlett dari Kerajaan Avend untuk mencegah pasukan
barbarian itu. Ratu Scarlett segera datang melalui jalur laut agar aman.
Arina : “Scarlett, akhirnya kau datang .. Bagaimana perjalanan mu? Apakah aman?”
Scarlett : “Sangat aman, walaupun badai di tengah laut, kapal kami baik baik saja”
Coral : “Arina, mengapa kau tak ucapkan selamat datang? .. Selamat datang dan terimakasih
kau meluangkan waktumu untuk kami”
Scarlett : “Tak apa, Coral .. terimakasih kembali”
Arina : “Maafkan aku, kau seharusnya beristirahat setelah perjalanan jauhmu”
Scarlett : “Terimakasih, Arina .. Ini pengawal dan penasihatku, Alezo dan Thomas .. ”
Alezo : “Salam kenal Putri Arina dan Pangeran Carol”
Thomas : “Sebuah kehormatan kami dapat membantu anda”
Scarlett : “Para pasukanku sudah berkumpul di bawah tanah bersama pasukanmu, mereka
lebih 20.000 orang, mereka yang terbaik”
Coral : “Benarkah? terimakasih banyak, Putri Scarlett”
Arina : “Aku tahu kaulah yang terbaik.. Cilia, antarkan Scarlett, Pengawal, dan Penasihatnya
ke ruang tamu yang sudah disiapkan”
Cilia : “Baik, Putri”

Malam haripun tiba, pasukan kerajaan berjaga agar istana tetap aman. Semua anggota
kerajaan beristirahat kecuali Arina, Carol, Scarlett, Thomas, dan Alezo masih terjaga, mereka
akan melakukan perlawanan esok pagi. Cilia masih di sana untuk membantu Arina apabila
membutuhkan sesuatu.
Scarlett : “Seribu pasukan berkuda diluncurkan dari arah utara, dan seribu dari timur .. para
barbar sangat banyak dari sana. Sepuluh ribu pasukan pemanah dan pasukan zirah besi dari
barat, disanalah pasukan barbar terkuat dan pemanahnya berkumpul. Lima ribu adalah
pasukan Zirah Baja, mereka bisa mengikuti di belakang karena mereka yang terkuat.. Aku
yakin tidak sampai satu jam, hutan kalian bersih dari penyerang”
Carol : “Aku suka rencana itu, kami mempunyai meriam”
Scarlett : “Utara, Timur, dan Barat masing masing dua, dan lainya ke arah laut.. Pasukan kami
sisanya akan berjaga di istana”

Thomas : “Kau lihat kehebatan Putri kami?”


Alezo : “Kami semua hanya perlu menonton untuk menang”
Scarlett : “Alezo, Thomas, kalian ikut denganku ke hutan”
Alezo : “Tapi, putri..”
Scarlett : “Kau harus menonton kemenangan secara langsung”
Thomas : “Aku akan selalu melindungimu, Putri”
Alezo : “Ba..baiklah..”
Arina : “Aku sudah tahu, sebuah keberuntungan dapat mengenalmu, Scarlett”
Scarlett : “Kami semua sudah siap sejak kau mengirimkan kami surat, Arina”
Arina : “Cilia, berikan kami teh lagi”
Cilia : “Baik, aku akan menyiapkan teh yang terbaik”
Scarlett : “Ide yang bagus, mari minum teh dulu sebelum tidur”

Setelah rapat kecil, mereka minum teh bersama dan segera istirahat untuk pagi yang indah
esok.
Pagi pun hari tiba. Semua pasukan sudah diberi komando dari Scarlett bagaimana strategi
penyerangan. Scarlett juga masuk ke dalam pertempuran itu. Alezo dan Thomas tetap di
belakang Scarlett.
Serangan dimulai dan semua pasukan barbar dapat ditaklukan beberapa lama kemudian.
Putri Arina dan Carol pergi menuju hutan.

Scarlett : “Barbarian yang lemah, mereka tidak berguna”


Arina : “Aku tahu kau yang terhebat, namun jangan mencela mereka seperti itu”
Carol : “Anda mengatakan hal yang kurang baik”
Scarlett : “Lihat mereka, bagaimana semua pasukanmu gugur dengan mereka?”
Arina : “Scarlett, banyak darah di pakaianmu”
Scarlett : “Inilah pertempuran, Arina”
Carol : “Sepertinya anda perlu istirahat”
Scarlett : “Tidak perlu, aku harus mendapatkan kristal itu”
Arina : “Apa katamu?”
Scarlett : “Aku harus lanjutkan pencarian kristal itu”
Carol : “Jadi, kau juga mengincar kristal itu?”
Scarlett : “Ayolah, barbarian itu sebenarnya ingin melindungi hutan ini .. kalian yang salah”
Arina : “Jadi kau…”
Scarlett : “Kau tahu apa, arina?”
Carol : “Barbarian itu tahu Scarlett akan menyerang kami, Barbarian mencoba melindungi
hutan, dan kau mengirim surat, Arina .. Pantas saja mereka sampai sangat cepat”
Scarlett : “Aku sudah bilang bahwa kami semua sudah siap saat kau mengirimkan surat,
Arina … Hahaha, Tom, Alezo, bawa mereka”

Scarlett melanjutkan pencarian kristal hutan itu. Dan akhirnya ia menemukan kristal itu.

Scarlett : “Lihatlah benda ini, begitu indah .. bagaimana jika benda ini hancur? hutan akan
hancur? dunia akan hancur? apa yang terjadi? .. Aku begitu penasaran dengan benda ini ..
ahahaha, it don’t matter, aku sudah memilikinya.. aku bisa lakukan apa saja”
Cilia : “Jangan sentuh benda itu”
Scarlett : “Kau? Siapa namamu? Cilia? Dan kenapa aku tidak boleh menyentuh kristal ini ?"
Cilia : “Jika benda itu kau sentuh, semuanya di kerajaan ini akan hancur”
Scarlett : “Kau pasti berbohong”
Cilia : “Aku serius, tuan putri”
Scarlett : “Terimakasih”
Cilia : “Untuk apa?”
Scarlett : “Berkatmu aku tahu cara menghancurkan kerajaan ini dengan mudah, dan aku
akan memperluas kerajaanku sampai di sini.. hahaha..."(mengambil kristal)
Cilia : “Maksudku .. semuanya akan hancur, kau juga, tuan putri begitu juga aku”
Scarlett : “Apa!? Kau benar benar bodoh”

Semua tumbuhan menjadi hitam seperti kristal yang kehilangan kilaunya. Kerajaan
tenggelam dan semuanya sirna. Scarlett yang serakah ikut tenggelam. Arina dan Coral yang
berprssangka buruk pada barabarian ikut hancur dengan kerajaan itu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kita tidak boleh berprasangka buruk pada semua orang,
namun malah mempercayai orang yang serakah. Mereka semua, baik orang yang suka
berprasangka buruk maupun orang yang serakah tidak akan bahagia dalam hidupnya dan
juga merugikan orang – orang tak bersalah.

The End..

Naskah Drama

BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH

Pemain:

1. Bawang Merah
2. Bawang Putih

3. Ibu Bawang Merah

4. Bapak Bawang Putih

5. Pangeran

6. Pengawal I, II, dan III

NASKAH DRAMA

Alkisah disebuah desa hiduplah satu keluarga yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih, yang
dalam hidupnya Bawang Putih penuh dengan siksaan dan hinaan serta omelan, hingga suatu
ketika si Bawang Merah memanggil Bawang Putih dengan penuh amarah.

Babak I

Bawang Merah: Putih Putih!! kesini kamu. Kamu harus membersihkan ruang tamu ini sampai
bersih, jangan sampai ada debu-debu yang masih menempel. (sambil berkacak pinggang).
Ingat ya! (menjitak kepala Bawang Putih) kalau sampai aku datang ruangan ini tidak bersih
tahu sendiri nanti akibatnya! (mencebir dan membuang muka).

Bawang Putih : Baik, Bawang Merah! (merunduk dan pergi mangambil sapu).

Ibu & B. Putih : Lho, kok sepi. Bawang Putih kemana ya, kok ngak kelihatan! (sambil melihat
kanan kiri) Putih Putih Putih! kemana ya anak itu dipanggil-panggil gak nyaut!

Bapak & B. Putih: Ada apa sih bu! (dengan perasaan tanda tanya).

Ibu & B. Merah : Eh! Bapak, lho kapan Bapak yang datang kok Ibu nggak dengar Bapak
ngetok-ngetok pintu. (sambil memegang tangannya).

Bapak dan B. Putih : E tadi bu, memang Bapak sengaja nggak ngetok-ngetok pintu, soalnya
bapak dengar Ibu berteriak-teriak memanggil-manggil Bawang Putih, Emangnya si Bawang
Putih kemana bu? Dan kenapa dia? (dengan penuh keheranan).

Ibu & B. Merah : Oh tidak ada apa-apa pak (sambil mengelus-ngelus tangan suami) Ibu takut
Bawang Putih kenapa-napa, e tak tahunya lagi istirahat dikamarnya, pak. (sambil merebah
kepundaknya).

Bapak & B. Putih : Terima kasih ya bu, Bapak bangga sekali punya istri sebaik Ibu, dan saya
sayang sekali sama Ibu juga anak kita berdua (mengelus rambut istri) kalau begitu Bapak
berangkat berdagang lagi ya bu, paling disana saya 1 minggu. Ibu jaga diri baik-baik ya dan
juga anak kita baik-baik, oh ya ini ada sedikit uang buat belanja (sambil menyodorkan uang).
Baiklah bu Bapak berangkat dulu ya. (mengulurkan tangannya).

Ibu B. Merah : Iya pak (sambil mencium tangan Bapak) hati-hati dijalan, da! Hem dasar suami
bodoh, kamu kira saya betul-betul mencintai kamu apa! Tidak ya, saya hanya mencintai uang
dan rumah kamu ini ha ha ha (sambil menepuk-nepuk uang). Putih putihputih kesini kamu!
(berkacak pinggang).

Bawang Putih : Ya ya bu, ada apa bu?

Ibu B. Putih : Kemana aja sih kamu ha kaman aja? (sambil menarik dan mendorong Putih)
dipanggil-panggil dari tai nggak ada jawaban, kamu tuli ya (sambil membuang muka).

Bawang Putih : Baik bu! (dengan nada ketakutan).

Ibu B. Merah : Ya bagus, (sambil mengangguk-ngangguk kepala) sekarang kamu cuci baju itu
sampai bersih mengerti? Ingat Bawang Putih, sebelum Ibu datang cucian ini dan lantai ini
sudah harus bersih! Dengar.! (nada keras membentak).

Maka berangkatlah Bawang Putih ke sungai untuk mencuci baju itu, sambil menangis
Bawang Putih Berkata!

Bawang Putih : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Ibu tiriku, berikanlah kekuatan dalam
menghadapi cobaan ini. Ya Allah bukakanlah pintu hati Ibu tiriku dan saudara tiriku agar dia
mau menyayangiku. (sambil menangis)

Pengawal I : Maaf tuan, e lihat disana tuan, sepertinya ada seorang wanita. (sambil
menunjuk).

Pengawal II : Ya benar tuan, sepertinya lagi mencuci pakaian tuan! (dengan penuh
semangat).

Pangeran : Iya, betul-betul, tapi sama siapa ya dia? Apa dia sendirian pengawal? (dengan
penuh keheranan dan melihat kearah wanita itu, sambil berfikir) pengawal coba kalian lihat
kesana! (sambil menunjuk).

Pengawal I & II : Baik tuan! (sambil mengangguk).

Pengawal I : Tuan, ternyata perempuan itu sendirian!

Pengawal II : Perempuan itu cantik tuan dan kelihatannya orang baik-baik!

Pangeran : (Sambil mengangguk-ngangguk) Mari pengawal kita kesana! (sambil menunjuk).

Pengawal I & II : Baik tuan!

Pangeran : E e nona! (dengan gugup dan malu). Kalau boleh saya tahu nama nona siapa?
Dan nona berasal dari mana? Dan kenapa pula sendirian di sungai yang sangat sepi ini?

Bawang Putih : Maaf tuan! (sambil menjinjing rok dan mau berlari pergi).

Pangeran : Jangan jangan nona, jangan lari, saya bermaksud baik, saya lihat nona sendirian,
jadi saya memberanikan diri menghampiri nona! (dengan senyuman).

Bawang Putih : Nama saya Bawang Putih tuan, saya berasal dari desa seberang, e tapi maaf
tuan, saya tidak bisa berlama-lama disini, saya takut dimarahi Ibu saya tuan!
Pangeran : Tunggu tunggu! tunggu nona! (sambil berteriak) mari pengawal kita ikuti Bawang
putih itu, dimana sebenarnya rumahnya!

Kemudian berangkatlah Pangeran dan 2 pengawalnya untuk menuju rumah Bawang Putih,
Pangeran merasa dialah wanita yang selalu diidam-idamkan, kemudian si Pangeran bergegas
pergi ke rumah si Bawang Putih.

Ibu Bawang Merah : Anakku coba lihat disana, siapa itu yang datang? (dengan penuh
keheranan).

Bawang Merah : Iya bu, sepertinya yang datang Pangeran. Aduh betapa gagahnya dan
gangteng Pangeran itu. (dengan senyuman).

Ibu Bawang Merah : Tenang sayang, Ibu tahu kedatangan Pangeran itu ingin mencari
permaisuri. (sambil memegang pundaknya).

Bawang Merah : Benarkah itu bu? Tolong saya bu, saya mau menjadi permaisuri Pangeran
itu bu. (berloncat kegirangan).

Pangeran : Permisi, permisi!

Ibu Bawang Merah : Tuan! (dengan terkejut). E ada apa gerangan tuan datang kegubuk kami
ini, apa tuan mau mempersunting anak kami, yang cantik dan manis ini tuan? (sambil
memegang dagu Bawang Merah).

Pangeran : Tidak! (dengan lantang)

Saya kesini hanya untuk melamar anak ibu si Bawang Putih untuk menjadi permaisuriku.
(dengan penuh senyuman).

Bawang Merah : Kenapa sih Pangeran lebih suka Bawang Putih dari pada saya, padahal
Pangeran Bawang Putih orangnya licik sekali dan suka mempermainkan lelaki, tidak seperti
saya yang baik, patuh dan setia. (sambil senyum gembira).

Lagian Pangeran Bawang Putih itu orangnya jelek tidak seperti saya cantik, manis, dan
menarik, ia kan Pangeran?

Pangeran : E iya-ya betul, kamu juga cantik, manis dan menarik nona, tapi sayang hati saya
sudah terpikat sama si Bawang Putih, saya mohon tolong panggilkan Bawang Putih segera!

Bawang Merah : Huuuh! Bawang Putih, Bawang Putih lagi, emangnya nggak ada orang lain
selain Bawang Putih, huuuh sebel!! (sambil menghentakkan kaki). Putih! Puith!!

Bawang Putih : Iya, mbak!!!

Bawang Merah : Kesini kamu lihat ini ada Pangeran mau mempersunting kamu menjadi
istrinya. (dengan mimik yang sinis penuh kebencian).

Pangeran : Bawang Putih, maukah kamu menjadi permaisuriku? (memberikan senyuman).

Bawang Putih : (Merunduk penuh senyuman dan malu-malu, berarti dia mau).
Ibu Bawang Merah : Maaf tuan, itu berarti tandanya Bawang Putih setuju menjadi
permaisuri tuan!

Pangeran : Mari kesini Bawang Putih, ikutlah kamu keistanamu kamu akan aku persunting
menjadi permaisuriku! (mengulurkan tangan dan menggandeng Bawang Putih pergi).

Bawang Putih : Ibu! (menghampiri Ibu dan memeluknya).

Bawang Merah! (menghampiri Bawang Merah dan memeluknya).

Pangeran : Baiklah bu, saya akan membawa Bawang Putih ke istanaku dan akan aku jadikan
permaisuriku. (dengan senang hati).

Kalau begitu kami berangkat dulu bu, permisi! (berjalan keluar rumah).

Ibu Bawang Merah : Ya tuan!

Maka berangkatlah Pangeran dan Bawang Putih beserta pengawalnya untuk menuju istana
kerajaan dan dijadikanlah Bawang Putih sebagai permaisuri, samapai akhirnya Pangeran dan
Bawang Putih bahagia selamanya

Kejahatan tidak bisa mengalahkan kebaikan, dan manusia memang mahluk paling sempurna
di muka bumi, namun karna kesempurnaan itu kadang mereka lalai pada apa yang membuat
mereka menjadi sempurna.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai