0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
259 tayangan10 halaman
Cerita dimulai dengan latar keluarga Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri dan empat putera. Rama dipaksa meninggalkan istri Sita dan mengasingkan diri ke hutan. Sita diculik Rahwana dan dibebaskan Rama. Rakyat menuduh Sita tidak suci sehingga Rama mengasingkan Sita ke asrama Resi Walmiki. Sita melahirkan dua putra di sana. Kisah berlanjut dengan Lawa dan Kusa yang menemukan kuda
Cerita dimulai dengan latar keluarga Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri dan empat putera. Rama dipaksa meninggalkan istri Sita dan mengasingkan diri ke hutan. Sita diculik Rahwana dan dibebaskan Rama. Rakyat menuduh Sita tidak suci sehingga Rama mengasingkan Sita ke asrama Resi Walmiki. Sita melahirkan dua putra di sana. Kisah berlanjut dengan Lawa dan Kusa yang menemukan kuda
Cerita dimulai dengan latar keluarga Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri dan empat putera. Rama dipaksa meninggalkan istri Sita dan mengasingkan diri ke hutan. Sita diculik Rahwana dan dibebaskan Rama. Rakyat menuduh Sita tidak suci sehingga Rama mengasingkan Sita ke asrama Resi Walmiki. Sita melahirkan dua putra di sana. Kisah berlanjut dengan Lawa dan Kusa yang menemukan kuda
kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya,
Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna. Pada suatu hari, Resi Wiswamitra meminta bantuan Sang Rama untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para rakshasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Resi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana. Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana diberi ilmu kerohanian dari Resi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para raksasa yang mengganggu upacara para Resi. Ketika mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sinta, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sinta, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya. Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama istrinya dan Lakshmana. Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas nama Sang Rama. Dikisahkan jika saat pengasingan, sita diculik oleh Rahwana hingga pada akhirnya ia mampu diselamatkan oleh rama dan kembali menjadi ratu Ayodya setelah masa pengasingannya berakhir. Singkat cerita… Sita: Suamiku… Rama: Ada apa istriku? Apakah ada yang kamu atau calon anak kita inginkan? Sita: Suamiku, aku hanya ingin pergi ke tepian sungai gangga dan menghaturkan persembahan kepada para petapa dan maha rsi. Aku juga ingin bermalam disana beberapa hari, merasakan bagaimana hidup seperti seorang petapa dan mendapatkan berkat untuk calon anak kita. Rama: maka terjadilah sesuai yang kamu inginkan, namun karena hari ini aku masih harus menghadiri siding istana, maka besok aku akan menghantarkan dan menemanimu ke tempat tujuanmu. Setelah perbincangan singkat antara pasangan suami istri itu, Sri Rama pergi menuju ke ruangan sidang istana. Dalam sidang itu Sri Rama bertanya pada seluruh peserta sidang tentang hal-hal yang terjadi dan sudah menjadi bahan pembicaraan orang didalam kota Ayodya maupun diluar kota. Rama: katakanlah padaku, apa yang sebenarnya telah terjadi? Apa yang aku tidak ketahui hingga semua orang membicarakan tentang keluargaku? Mentri Badra: penduduk ayodya sangat mengagumi keagungan anda, tuanku. Di jalan-jalan, dipasar, ditempat umum pun semua orang mengungkapkan betapa beruntungnya mereka memiliki raja seperti anda. Namun, setelah anda berhasil membawa kembali Dewi Sita, mereka mulai membicarakan anda tuanku. Rama: katakanlah dengan jelas apa maksudmu mentri, berkatalah dengan jujur! Penasihat: hamba akan menjawab yang mulia, para rakyat merasa heran bagaimana anda bisa kembali menerima dewi Sita, sedangkan dewi Sita sudah begitu lama disekap di alenka. Dewi Sita dianggap tidak mungkin masih suci dan tidak ternodai oleh para raksasa disana termasuk rahwana. Laksmana: hentikan omong kosongmu itu penasihat! Kakak Sita adalah wanita paling suci, ia tidak akan seperti itu. Bawalah kemari orang yang menyebarkan hal tidak berguna itu, aku sendiri yang akan membunuhnya. Rama: berhenti adikku, katakanlah padaku, apakah kalian juga mendengar hal itu dari para rakyat? Semua orang mengiakan apa yang menjadi pertanyaan Rama. Hal itu sangat menjadi beban bagi Sri Rama, namun ia tetap berusaha untuk tenang dan melanjutkan sidangnya dengan baik. Setelah sidang dibubarkan, Rama memanggil adik-adiknya, dan hanuman untuk tetap diam dan berkumpul untuk membicarakan hal ini. Setelah ruangan sidang hanya terisi oleh keempat saudara itu serta hanuman, Rama pun berkata. Rama: apa yang harus aku lakukan, bagaimana caranya untuk meredamkan desas desus yang sudah menyebar itu? Bharata: kak Rama, seperti aturan-aturan terdahulu, sudah wajibnya bagi seorang raja yang istrinya menjadi aib atau membawa aib bagi keluarganya untuk diasingkan menjauh dari keluarga itu. Laksmana: apa maksudmu Bharata?! Kita semua disini tau jika Kakak Sita tidak mungkin seperti itu! Ia suci, apakah kau sendiri juga merasa jika kak Sita seperti itu?! Satrugna: hentikan kak, kita harus mencari titik tengah dari masalah ini bukan malah berdebat. Ini bukan masalah sepele, kak Rama, pikirkanlah yang terbaik untuk semuanya, bukan hanya untuk keluarga kita. Bharata: itu benar, pikirkanlah hal ini sebagai seorang raja, bukan seorang suami. Rama: hahh…laksmana besok bawalah Sita ke tepi sungai gangga untuk mengunjungi para petapa, tinggalkanlah ia dekat pertapaan Rsi Walmiki, ini demi kebaikan kita semua. Sugriwa: tapi raja Rama. Bagaimana dengan Dewi Sita? Rama: ini demi semuanya Sugriwa, tak ada pilihan lain. Semua yang mendengar itu hanya bisa tertunduk. Dengan berat hati dan perasaan kecewa yang mendalam, laksmana akhirnya setuju pergi untuk mengantarkan Sita ke tempat yang ia inginkan. Sesuai dengan perintah Rama akhirnya keesokan harinya Laksmana mengantarkan Sita untuk pergi ke tepian sungai gangga. Sita sangat gembira mengetahui jika permintaannya dituruti, namun sayangnya Sri Rama tidak bisa menemaninya sesuai dengan janjinya. Setibanya ditepian sungai gangga, laksmana tidak bisa lagi membendung kesedihannya, ia berjalan dengan murung dan terus menggumamkan kata maaf kepada Sita. Sita: hei, laksama. Ada apa? Kenapa kau menangis hingga seperti itu? Laksmana: maafkan aku kakak, sebenarnya kak Rama memintaku untuk meninggalkanmu disini, karena rakyat menganggapmu sudah tidak suci lagi. Sita: apa maksudmu adikku? A – aku tidak mungkin seperti itu, aku tidak mungkin menghianati Sri Rama. Laksmana: ini demi kebaikan semuanya kak, aku juga kecewa dengan keputusan kak Rama, tapi aku tak tau harus bagaimana. Sita: baiklah laksmana, kembalilah ke Ayodya, jika raja sendiri sudah memutuskan, lalu apa dayaku untuk melawan? Aku akan menerima segalanya demi kebaikan Ayodya. Laksmana: kak sita, kumohon jagalah dirimu dengan baik, demi kami semua… Sita: aku berjanji padamu, dan juga, jagalah ayodya dan juga Sri Rama Pada akhirnya laksmana pergi kembali ke Ayodya dengan perasaan kacau, ia meninggalkan Dewi Sita seorang diri ditepian sungai gangga. Sita sangat sedih, ia menangis meratapi bagaimana kini nasibnya dan calon buah hatinya. Ketika itu, ia memilih menyusuri tepian sungai gangga, tak disangka ada seorang siswa dari pesramaan Rsi Walmiki yang melihatnya sita dengan keadaan kacau begitu, akhirnya ia pun memutuskan untuk membawa Sita ke gurunya yang pastinya sudah mengetahui apa yang terjadi pada dewi sita. Melihat muridnya datang dengan seorang wanita yang terlihat sedikit berantakan, Rsi Walmiki pun dengan segera menghampirinya. Rsi Walmiki: ya tuhan, dewi Sita kau kah ini? hapuslah air matamu anakku, aku sudah mengetahui apa yang kini kau alami. Tinggallah disini, aku yang akan menjamin jika kau dan calon anak Sri Rama akan baik-baik saja. Sita: terimakasih atas kebaikanmu maha Rsi, jika tidak bertemu dengan salah satu siswamu, akupun tak tau harus pergi kemana lagi Rsi Walmiki: janganlah berterimakasih padaku, anakku. Sudah seharusnya kita saling membantu antar manusia. Akhirnya Sita menghabiskan waktunya dalam pengasingan di asrama maha rsi Walmiki, iamenjalankan swadarmanya sebagai manusia dengan membantu kegiatan dalam asrama itu bahkan juga memberi makan para petapa, hingga banyak yang menyebutnya sebagai “ibu sita”. Beberapa bulan telah berlalu, Sita sudah melahirkan kedua putra kembarnya yang diberi nama Lawa dan Kusa oleh maha rsi Walmiki. Setelah kedua bayi itu lahir, Rsi Walmiki pun mulai menuliskan sloka-sloka tentang kisah RAMAYANA. Bertahun-tahun sudah sloka itu ditulisnya hingga Lawa dan Kusa sudah memasuki masa Brahmacari. Rsi Walmiki: Lawa, Kusa. Aku sudah selesai menuliskan sebuah cerita tentang Ramayana, dan kali ini tugas kalianlah untuk mempelajarinya. Kusa: tapi guru, mengapa kami harus mempelajari tentang kisah Ramayana? Lawa: apakah ini ada hubungannya dengan pendidikan kami atau yang lainnya guru? Rsi Walmiki: kalian akan segera mengetahuinya, karena nantinya kalianlah yang akan menjadi penghantar bersatunya dua insan kembali. Kini dikisahkanlah jika Sri Rama akan mengadakan acara pemujaan Aswameda. Rama mengutus ketiga adiknya beserta Hanuman untuk pergi ke hutan Naimisa tempat acara itu berlangsung dan juga untuk menjaga kuda yang memang sengaja dilepas oleh Sri Rama. Lawa dan Kusa yang sedang berlatih dengan busur tak sengaja melihat jika ada seekor kuda yang berlari dengan kencang kearah mereka, mereka pikir kuda itu terlepas dan menjauh dari pemiiknya sebab itu mereka pun menahannya. Hanuman: hei kalian! Mengapa kalian menahan kuda itu? Lawa: kera besar, kami hanya menjaga kuda ini, karena kuda ini pasti lepas dari pemiliknya Hanuman: kau salah, itu adalah kuda yang dilepas oleh Sri Rama untuk acara aswameda. Kusa: bagaimana kami bias mempercayaimu? Bias saja kau berbohong, jika benar ini milik Sri Rama maka mintalah Sri Rama sendiri yang mengambilnya. Hanuman: dasar anak-anak nakal, aku adalah Hanuman, kesayangan dari Sri rama dan juga ibu Sita Terjadilah sedikit pertempuan antara hanuman dan kedua anak- anak Sita hingga membuat Hanuman kalah dan berakhir terikat disebuah pohon besar. Saat kembali ingin berbicara dengan Hanuman, Lawa dan Kusa terhentikan saat ada anak panah yang jatuh menancap tepat didepan kaki mereka. Yang tak lain dan tak bukan adalah milik dari adik Sri Rama, Laksmana. Mereka semua kaget saat melihat Hanuman yang perkasa terikat disebuah pohon besar. Bharata: apa yang terjadi padamu hanuman? Siapa yang berani melakukan hal ini padamu? Kusa&Lawa: kami berdua yang melakukannya pangeran. Satrugna: anak muda, apa yang membuat kalian melakukan hal ini? Kusa: kami kesal saat ia menyalahkan kami karena menahan kuda itu Lawa: padahal hami hanya berniat menghentikan kuda itu dan menunggu pemiliknya mencarinya. Laksmana: apakah kalian tau jika itu adalah kuda milik Sri Rama? Dengan lancagnya kalian berani menahan kuda itu. Lawa; jika itu kuda milik Sri Rama maka mintalah ia sendiri yang dating untuk mengambilnya. Laksmana: kalian benar-benar anak yang nakal,jika memang kalian merasa tangguh karena sudah berhasil mengalahkan hanuman, maka kini berhadapanlah denganku. Pertempuran kembali terjadi antara Laksmana dan kedua putra kembar Sita, semua orang menyaksikan bagaimana Lawa dan kusa mampu menghadang bahkan membalas kekuatan laksmana. Bharata dan Satrugna yang mencoba membantupun dibuat tumbang, hingga hanuman sadar jika kedua anak itu seperti Sri Rama, ia menitikkan air mata dan berteriak menghentikan pertarungan itu. Hanuman: hentikan itu pangeran Laksmana, mereka adalah kedua putra Sri Rama dan juga ibuku, ibu Sita. Bharata: apa yang kau maksud hanuman? Itu tidak mungkin. Hanuman: aku yakin pangeran Bharata, aku sangat mengenal kekuatan Sri Rama, dan kekuatan itu bisa aku lihat di kedua anak yang bahkan bisa mengalahkanku dan pangeran Laksmana, seperti Sri Rama. Tepat saat pertarungan itu terhentikan, Rsi walmiki dan juga Sita datang karena ada siswa yang mengatakan jika Lawa dan Kusa sedang berhadapan dengan pasukan Sri Rama. Rsi walmiki juga menjelaskan sejujurnya tentang siapa kedua anak kembar itu, hingga membuat seluruh pasukan rama tak bisa membendung rasa bahagianya. Singkat cerita, karena mendengar berita jika ada hal yang terjadi di hutan Naimisa, dan juga mendengar jika Sita muncul dengan dua anak kembar serta Rsi walmiki, akhirnya Sri Rama memerintahkan agar mereka secepatnya dibawa ke ayodya. Namun, nyatanya mereka tak juga disambut baik di Ayodya. Rakyat: hei lihatlah, dewi Sita kembali namun siapakah 2 orang anak yang bersamanya itu? Rakyat 2: aku yakin jika itu anaknnya dengan raksasa yang ada di alenka. Rakyat 3: kau benar, aku percaya jika rumor itu pasti benar. Kusa: jaga mulutmu itu tuan, ibuku adalah wanita yang suci, bahkan maha Rsi Walmiki bahkan seluruh duniapun tau hal itu. Rakyat 2: bagaimana kami bisa percaya? Bahkan Raja Rama pun tak percaya dengan istrinya sendiri. Lawa: ibu kami tidak perlu kepercayaan kalian, karena nanti fakta akan menunjukan dimana ia harus dipercayai. Tepat disaat itulah Rsi walmiki meminta Lawa dan Kusa menyanyikan seluruh kisah Ramayana yang sudah ia ajarkan pada mereka. Tak banyak rakyat yang muai goyah dengan hal yang selama ini mereka dengar, namun tetap saja ada api yang membuat panas kembali suasana disana. Rakyat: cerita bisa dikarang, nyanyian bisa hanya sekedar dinyanyikan tapi aib akan tetap menjadi aib. Sadarlah jika kalian pasti anak yang tidak diharapkan Sita: hentikan! Kalian bisa menghinaku tapi jangan menghina anakku. Mereka yang ada disana terkejud mendengar bagaimana kemarahan dewi Sita, adik-adik Rama yang semula hanya bisa diam kini dengan segera membawa Sita, Rsi walmiki beserta anak kembar Sita untuk menuju ke istana. Saat sampai di istana, mereka disambut dengan sangat baik. Kini tibalah saatnya untuk kembalinya ratu ayodya, kini istana sudah dipenuhi oleh anggota istana bahkan para rakyat. Rama sedikit merasa janggal saat melihat kedua anak kembar yang berada disisi Rsi walmiki. Rsi Walmiki: mereka ada putramu, Rama. Dan itu istrimu yang tak pernah ternoda. Rama: benarkah mereka adalah anakku, Sita? Sita: itu benar suamiku, itu adalah anakmu, Lawa dan Kusa. Rsi Walmiki: rama, kini mintalah istrimu sita untuk membuktikan kesuciannya saat ini didepan semua orang agar tak ada lagi kesalah pahaman dan berita buruk tentang kalian. Rama: baiklah untuk membuktikan jika sita suci dan kedua anak itu adalah anakku, aku memerintahkan sita untuk berjalan di atas api suci dan membuktikan kesuciannya. Sita: jika itu perintahmu maka itulah yang akan aku lakukan, yang mulia. Semua orang menyaksikan bagaimana Sita dengan mudahnya berjaan diatas api suci bahkan tanpa luka sedikitpun. Banyak yang kembali mulai merasa percaya pada kesucian dewi sita. Rama: kalian semua sudah melihatnya bukan, Sita itu suci. Lawa dan kusa juga adalah anak-anakku, kini setelah Sita berhasil membuktikan kesuciannya maka aku akan kembali menerimanya sebagai istriku dan juga ratu dari ayodya. Rakyat a: tunggu dulu Raja Rama! jangan dengan mudahnya percaya dengan hal itu, bisa saja itu hanya ilusi yang dibuat-buat oleh Sita, dan juga bisa saja anak-anak itu memang bukan anakmu Raja, ia selama ini ada bersama Rsi walmiki, bisa saja itu memang ilusi yang dibuatnya Rakyat b: yaa itu benar, bagaimana kita bisa percaya jika ia masih suci hanya dengan mampu melewati api suci tanpa luka. Laksmana: dasar manusia tak berguna, hentikan perkataan kalian atau aku sendiri yang akan memenggal kepala kalian. Rama: berhenti Laksmana, dan perlu kalian ketahui jika sebelum diasingka, sita memang sudah dalam keadaan mengandung anakku, aku menyembunyikannya agar taka da hal buruk yang menimpa calon anakku saat itu. Hanuman: aku sendirilah yang menjadi saksi saat tau jika ibu Sita sedang mengandung anak raja Rama, Karena saat itu aku tak sengaja mendengar keinginan ibu Sita saat mengidam. Desas desus kembali bersahutan, keadaan menjdi ricuh. Mendengar penolakan semua orang, Sita pun maju menuju tengah-tengah aula siding istana dan tersenyum kepada semua orang dan meminta izin pada Rama untuk kembali membuktikan jika memang ia tidak pernah dinodai. Ketiga Ibu Ratu merasa terkejud dan sudah bisa menebak apa yang dimaksud oleh Sita. Sita: yang mulia, jika memang semua orang tak percaya dengan kesucianku, maka izinkanlah aku untuk membuktikan kesucianku lagi saat ini. Rama: jika itu yang kau inginkan maka lakukanlah. Ratu pertama: tidak anakku, jangan lakukan itu, kami percaya jika kau tidak pernah ternodai oleh siapapun Ratu kekayi: Rama, hentikanlah Sita, maafkanlah kesalahanku yang menyebabkan semua ini. Namun percayalah, aku sebagai seorang ibu juga tau jika sita adalah wanita yang sangat suci. Ratu kedua: Sita, hentikanlah itu, jangan menyakiti kami yang hanya bisa diam disini dengan keputusanmu. Sita: ibu, biarkanlah aku melakukan ini, aku hanya ingin membuktikan pada semua orang yang sebenarnya dan memperbaiki kesan buruk yang didapat oleh suamiku. Ratu kekayi: tidak sita, kumohon berhenti, jangan sampai kata-katamu malah akan menjadi akhir dari kisah ini Sita: “Om Basundari Dewi ya namah. Ya dewi bumi, aku memohon dihadapanmu, kabulkanlah permintaanku ini. Apabila aku memang benar tidak pernah ternodai oleh laki-laki lain, maka terimalah anakmu ini.” Sita: “Om Basundari Dewi ya namah. Ya dewi bumi, aku memohon dihadapanmu, kabulkanlah permintaanku ini. Apabila aku memang benar tidak pernah ternodai oleh laki-laki lain, maka terimalah anakmu ini.” Sita: “Om Basundari Dewi ya namah. Ya dewi bumi, aku memohon dihadapanmu, kabulkanlah permintaanku ini. Apabila aku memang benar tidak pernah ternodai oleh laki-laki lain, maka terimalah anakmu ini.” Setelah menucap doa itu sebanyak 3kali, tiba-tiba bumi bergetar, tanah terbelah dihadapan semua orang. Dewi Bumi muncul dihadapan Sita lalu memeluk Sita dengan kasih sayang. Ibu pertiwi: aku sudah datang sesuai panggilanmu anakku, aku akan membantumu untuk membuktikan jika kau adalah wanita yang sangat suci Sita: ibu… bantulah aku, aku sudah tak tau harus bagaimana lagi Ibu pertiwi: kemarilah anakku, hampirilah ibumu, sudah saatnya kau kembali ke inti bumi, ayo pergilah bersamaku. Semua orang menyaksikan bagaimana interaksi sita dengan dewi bumi atau ibu pertiwi hingga Sita dibawa oleh dewi bumi hingga ia masuk dan tertelan didalam bumi. Semua yang ada disana berteriak dan menjerit histeris. Rama: wahai dewi bumi, kembalikanlah sita kepadaku atau bumi ini akan aku hancurkan sekarang juga. Hanuman: tak ada gunanya Raja Rama, ibuku sudah berhasil membuktikan kesuciannya, ia sudah kembali kepelukan ibu Pertiwi, ibunya. Lawa dan Kusa menangis melihat ibunya pergi meninggalkan mereka, Bharata, Satrugna, Sugriwa dan hanggada berusaha menenangkan mereka. Bahkan dewi kekayi sampai terduduk lemas melihat apa yang sudah terjadi dihadapannya. Ratu Pertama: anakku rama, kini tugasmulah untuk menjaga kedua anakmu dengan Sita. Ikhlaskanlah sita kembali ke ibunya, jagalah kedua cucuku hingga mereka nantinya akan menjadi raja sepertimu. Jadilah raja yang baik, tapi kau juga harus menjadi ayah yang baik bagi anakmu dan juga rakyatmu. Bertahun-tahun kemudian. Ibunda Sri Rama, dewi Kosala meninggal dunia, disusul oleh dewi sumitra dan juga dewi kekayi. Rama mendengar suara dari langit jika tugasnya didunia sudah selesai, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ketengah hutan setelah membagi kerajaan menjadi dua bagian untuk kedua anaknya, Lawa dan Kusa. Serta meminta pada Hanuman untuk tetap dibumi dan sampai jaman kaliyuga. Rama: hanuman, hanggada. Tetaplah dibumi, jagalah alam semesta ini dari segala jenis kejahatan hingga zaman Kaliyuga. Hanuman: kami akan tetap menjaga bumi ini sesuai arahanmu tuanku. Kini saatnya Rama, ditemani oleh ketiga adiknya pergi ke tepian sungai sarayu dan akhirnya kembali ke wujudnya sebagai dewa wisnu. Inilah akhir kisah dari cerita Ramayana.