Anda di halaman 1dari 10

Uttara kanda

Kelas 11 mipa 2

kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya,


Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi
Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera
kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna.
Pada suatu hari, Resi Wiswamitra meminta bantuan Sang Rama
untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para
rakshasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Resi Wiswamitra
dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana.
Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana diberi ilmu
kerohanian dari Resi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya
membunuh para raksasa yang mengganggu upacara para Resi. Ketika
mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang diadakan
Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak
meminang Dewi Sinta, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi
Sinta, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya.
Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada
Rama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati
menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan
kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai penerus
tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama
istrinya dan Lakshmana. Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala
atas nama Sang Rama.
Dikisahkan jika saat pengasingan, sita diculik oleh Rahwana hingga
pada akhirnya ia mampu diselamatkan oleh rama dan kembali menjadi
ratu Ayodya setelah masa pengasingannya berakhir. Singkat cerita…
Sita: Suamiku…
Rama: Ada apa istriku? Apakah ada yang kamu atau calon anak kita inginkan?
Sita: Suamiku, aku hanya ingin pergi ke tepian sungai gangga dan
menghaturkan persembahan kepada para petapa dan maha rsi. Aku juga ingin
bermalam disana beberapa hari, merasakan bagaimana hidup seperti seorang
petapa dan mendapatkan berkat untuk calon anak kita.
Rama: maka terjadilah sesuai yang kamu inginkan, namun karena hari ini aku
masih harus menghadiri siding istana, maka besok aku akan menghantarkan dan
menemanimu ke tempat tujuanmu.
Setelah perbincangan singkat antara pasangan suami istri itu, Sri
Rama pergi menuju ke ruangan sidang istana. Dalam sidang itu Sri Rama
bertanya pada seluruh peserta sidang tentang hal-hal yang terjadi dan
sudah menjadi bahan pembicaraan orang didalam kota Ayodya maupun
diluar kota.
Rama: katakanlah padaku, apa yang sebenarnya telah terjadi? Apa yang aku
tidak ketahui hingga semua orang membicarakan tentang keluargaku?
Mentri Badra: penduduk ayodya sangat mengagumi keagungan anda, tuanku. Di
jalan-jalan, dipasar, ditempat umum pun semua orang mengungkapkan betapa
beruntungnya mereka memiliki raja seperti anda. Namun, setelah anda berhasil
membawa kembali Dewi Sita, mereka mulai membicarakan anda tuanku.
Rama: katakanlah dengan jelas apa maksudmu mentri, berkatalah dengan jujur!
Penasihat: hamba akan menjawab yang mulia, para rakyat merasa heran
bagaimana anda bisa kembali menerima dewi Sita, sedangkan dewi Sita sudah
begitu lama disekap di alenka. Dewi Sita dianggap tidak mungkin masih suci
dan tidak ternodai oleh para raksasa disana termasuk rahwana.
Laksmana: hentikan omong kosongmu itu penasihat! Kakak Sita adalah wanita
paling suci, ia tidak akan seperti itu. Bawalah kemari orang yang menyebarkan
hal tidak berguna itu, aku sendiri yang akan membunuhnya.
Rama: berhenti adikku, katakanlah padaku, apakah kalian juga mendengar hal
itu dari para rakyat?
Semua orang mengiakan apa yang menjadi pertanyaan Rama. Hal
itu sangat menjadi beban bagi Sri Rama, namun ia tetap berusaha untuk
tenang dan melanjutkan sidangnya dengan baik. Setelah sidang
dibubarkan, Rama memanggil adik-adiknya, dan hanuman untuk tetap
diam dan berkumpul untuk membicarakan hal ini. Setelah ruangan sidang
hanya terisi oleh keempat saudara itu serta hanuman, Rama pun berkata.
Rama: apa yang harus aku lakukan, bagaimana caranya untuk meredamkan
desas desus yang sudah menyebar itu?
Bharata: kak Rama, seperti aturan-aturan terdahulu, sudah wajibnya bagi
seorang raja yang istrinya menjadi aib atau membawa aib bagi keluarganya
untuk diasingkan menjauh dari keluarga itu.
Laksmana: apa maksudmu Bharata?! Kita semua disini tau jika Kakak Sita tidak
mungkin seperti itu! Ia suci, apakah kau sendiri juga merasa jika kak Sita seperti
itu?!
Satrugna: hentikan kak, kita harus mencari titik tengah dari masalah ini bukan
malah berdebat. Ini bukan masalah sepele, kak Rama, pikirkanlah yang terbaik
untuk semuanya, bukan hanya untuk keluarga kita.
Bharata: itu benar, pikirkanlah hal ini sebagai seorang raja, bukan seorang
suami.
Rama: hahh…laksmana besok bawalah Sita ke tepi sungai gangga untuk
mengunjungi para petapa, tinggalkanlah ia dekat pertapaan Rsi Walmiki, ini
demi kebaikan kita semua.
Sugriwa: tapi raja Rama. Bagaimana dengan Dewi Sita?
Rama: ini demi semuanya Sugriwa, tak ada pilihan lain.
Semua yang mendengar itu hanya bisa tertunduk. Dengan berat hati
dan perasaan kecewa yang mendalam, laksmana akhirnya setuju pergi
untuk mengantarkan Sita ke tempat yang ia inginkan. Sesuai dengan
perintah Rama akhirnya keesokan harinya Laksmana mengantarkan Sita
untuk pergi ke tepian sungai gangga. Sita sangat gembira mengetahui jika
permintaannya dituruti, namun sayangnya Sri Rama tidak bisa
menemaninya sesuai dengan janjinya.
Setibanya ditepian sungai gangga, laksmana tidak bisa lagi
membendung kesedihannya, ia berjalan dengan murung dan terus
menggumamkan kata maaf kepada Sita.
Sita: hei, laksama. Ada apa? Kenapa kau menangis hingga seperti itu?
Laksmana: maafkan aku kakak, sebenarnya kak Rama memintaku untuk
meninggalkanmu disini, karena rakyat menganggapmu sudah tidak suci lagi.
Sita: apa maksudmu adikku? A – aku tidak mungkin seperti itu, aku tidak
mungkin menghianati Sri Rama.
Laksmana: ini demi kebaikan semuanya kak, aku juga kecewa dengan
keputusan kak Rama, tapi aku tak tau harus bagaimana.
Sita: baiklah laksmana, kembalilah ke Ayodya, jika raja sendiri sudah
memutuskan, lalu apa dayaku untuk melawan? Aku akan menerima segalanya
demi kebaikan Ayodya.
Laksmana: kak sita, kumohon jagalah dirimu dengan baik, demi kami semua…
Sita: aku berjanji padamu, dan juga, jagalah ayodya dan juga Sri Rama
Pada akhirnya laksmana pergi kembali ke Ayodya dengan perasaan
kacau, ia meninggalkan Dewi Sita seorang diri ditepian sungai gangga. Sita
sangat sedih, ia menangis meratapi bagaimana kini nasibnya dan calon
buah hatinya. Ketika itu, ia memilih menyusuri tepian sungai gangga, tak
disangka ada seorang siswa dari pesramaan Rsi Walmiki yang melihatnya
sita dengan keadaan kacau begitu, akhirnya ia pun memutuskan untuk
membawa Sita ke gurunya yang pastinya sudah mengetahui apa yang
terjadi pada dewi sita.
Melihat muridnya datang dengan seorang wanita yang terlihat
sedikit berantakan, Rsi Walmiki pun dengan segera menghampirinya.
Rsi Walmiki: ya tuhan, dewi Sita kau kah ini? hapuslah air matamu anakku, aku
sudah mengetahui apa yang kini kau alami. Tinggallah disini, aku yang akan
menjamin jika kau dan calon anak Sri Rama akan baik-baik saja.
Sita: terimakasih atas kebaikanmu maha Rsi, jika tidak bertemu dengan salah
satu siswamu, akupun tak tau harus pergi kemana lagi
Rsi Walmiki: janganlah berterimakasih padaku, anakku. Sudah seharusnya kita
saling membantu antar manusia.
Akhirnya Sita menghabiskan waktunya dalam pengasingan di
asrama maha rsi Walmiki, iamenjalankan swadarmanya sebagai manusia
dengan membantu kegiatan dalam asrama itu bahkan juga memberi
makan para petapa, hingga banyak yang menyebutnya sebagai “ibu sita”.
Beberapa bulan telah berlalu, Sita sudah melahirkan kedua putra
kembarnya yang diberi nama Lawa dan Kusa oleh maha rsi Walmiki.
Setelah kedua bayi itu lahir, Rsi Walmiki pun mulai menuliskan
sloka-sloka tentang kisah RAMAYANA. Bertahun-tahun sudah sloka itu
ditulisnya hingga Lawa dan Kusa sudah memasuki masa Brahmacari.
Rsi Walmiki: Lawa, Kusa. Aku sudah selesai menuliskan sebuah cerita tentang
Ramayana, dan kali ini tugas kalianlah untuk mempelajarinya.
Kusa: tapi guru, mengapa kami harus mempelajari tentang kisah Ramayana?
Lawa: apakah ini ada hubungannya dengan pendidikan kami atau yang lainnya
guru?
Rsi Walmiki: kalian akan segera mengetahuinya, karena nantinya kalianlah
yang akan menjadi penghantar bersatunya dua insan kembali.
Kini dikisahkanlah jika Sri Rama akan mengadakan acara
pemujaan Aswameda. Rama mengutus ketiga adiknya beserta Hanuman
untuk pergi ke hutan Naimisa tempat acara itu berlangsung dan juga
untuk menjaga kuda yang memang sengaja dilepas oleh Sri Rama. Lawa
dan Kusa yang sedang berlatih dengan busur tak sengaja melihat jika ada
seekor kuda yang berlari dengan kencang kearah mereka, mereka pikir
kuda itu terlepas dan menjauh dari pemiiknya sebab itu mereka pun
menahannya.
Hanuman: hei kalian! Mengapa kalian menahan kuda itu?
Lawa: kera besar, kami hanya menjaga kuda ini, karena kuda ini pasti lepas dari
pemiliknya
Hanuman: kau salah, itu adalah kuda yang dilepas oleh Sri Rama untuk acara
aswameda.
Kusa: bagaimana kami bias mempercayaimu? Bias saja kau berbohong, jika
benar ini milik Sri Rama maka mintalah Sri Rama sendiri yang mengambilnya.
Hanuman: dasar anak-anak nakal, aku adalah Hanuman, kesayangan dari Sri
rama dan juga ibu Sita
Terjadilah sedikit pertempuan antara hanuman dan kedua anak-
anak Sita hingga membuat Hanuman kalah dan berakhir terikat disebuah
pohon besar. Saat kembali ingin berbicara dengan Hanuman, Lawa dan
Kusa terhentikan saat ada anak panah yang jatuh menancap tepat didepan
kaki mereka. Yang tak lain dan tak bukan adalah milik dari adik Sri
Rama, Laksmana. Mereka semua kaget saat melihat Hanuman yang
perkasa terikat disebuah pohon besar.
Bharata: apa yang terjadi padamu hanuman? Siapa yang berani melakukan hal
ini padamu?
Kusa&Lawa: kami berdua yang melakukannya pangeran.
Satrugna: anak muda, apa yang membuat kalian melakukan hal ini?
Kusa: kami kesal saat ia menyalahkan kami karena menahan kuda itu
Lawa: padahal hami hanya berniat menghentikan kuda itu dan menunggu
pemiliknya mencarinya.
Laksmana: apakah kalian tau jika itu adalah kuda milik Sri Rama? Dengan
lancagnya kalian berani menahan kuda itu.
Lawa; jika itu kuda milik Sri Rama maka mintalah ia sendiri yang dating untuk
mengambilnya.
Laksmana: kalian benar-benar anak yang nakal,jika memang kalian merasa
tangguh karena sudah berhasil mengalahkan hanuman, maka kini berhadapanlah
denganku.
Pertempuran kembali terjadi antara Laksmana dan kedua putra
kembar Sita, semua orang menyaksikan bagaimana Lawa dan kusa
mampu menghadang bahkan membalas kekuatan laksmana. Bharata dan
Satrugna yang mencoba membantupun dibuat tumbang, hingga hanuman
sadar jika kedua anak itu seperti Sri Rama, ia menitikkan air mata dan
berteriak menghentikan pertarungan itu.
Hanuman: hentikan itu pangeran Laksmana, mereka adalah kedua putra Sri
Rama dan juga ibuku, ibu Sita.
Bharata: apa yang kau maksud hanuman? Itu tidak mungkin.
Hanuman: aku yakin pangeran Bharata, aku sangat mengenal kekuatan Sri
Rama, dan kekuatan itu bisa aku lihat di kedua anak yang bahkan bisa
mengalahkanku dan pangeran Laksmana, seperti Sri Rama.
Tepat saat pertarungan itu terhentikan, Rsi walmiki dan juga Sita
datang karena ada siswa yang mengatakan jika Lawa dan Kusa sedang
berhadapan dengan pasukan Sri Rama. Rsi walmiki juga menjelaskan
sejujurnya tentang siapa kedua anak kembar itu, hingga membuat seluruh
pasukan rama tak bisa membendung rasa bahagianya. Singkat cerita,
karena mendengar berita jika ada hal yang terjadi di hutan Naimisa, dan
juga mendengar jika Sita muncul dengan dua anak kembar serta Rsi
walmiki, akhirnya Sri Rama memerintahkan agar mereka secepatnya
dibawa ke ayodya. Namun, nyatanya mereka tak juga disambut baik di
Ayodya.
Rakyat: hei lihatlah, dewi Sita kembali namun siapakah 2 orang anak yang
bersamanya itu?
Rakyat 2: aku yakin jika itu anaknnya dengan raksasa yang ada di alenka.
Rakyat 3: kau benar, aku percaya jika rumor itu pasti benar.
Kusa: jaga mulutmu itu tuan, ibuku adalah wanita yang suci, bahkan maha Rsi
Walmiki bahkan seluruh duniapun tau hal itu.
Rakyat 2: bagaimana kami bisa percaya? Bahkan Raja Rama pun tak percaya
dengan istrinya sendiri.
Lawa: ibu kami tidak perlu kepercayaan kalian, karena nanti fakta akan
menunjukan dimana ia harus dipercayai.
Tepat disaat itulah Rsi walmiki meminta Lawa dan Kusa
menyanyikan seluruh kisah Ramayana yang sudah ia ajarkan pada
mereka. Tak banyak rakyat yang muai goyah dengan hal yang selama ini
mereka dengar, namun tetap saja ada api yang membuat panas kembali
suasana disana.
Rakyat: cerita bisa dikarang, nyanyian bisa hanya sekedar dinyanyikan tapi aib
akan tetap menjadi aib. Sadarlah jika kalian pasti anak yang tidak diharapkan
Sita: hentikan! Kalian bisa menghinaku tapi jangan menghina anakku.
Mereka yang ada disana terkejud mendengar bagaimana kemarahan
dewi Sita, adik-adik Rama yang semula hanya bisa diam kini dengan
segera membawa Sita, Rsi walmiki beserta anak kembar Sita untuk
menuju ke istana. Saat sampai di istana, mereka disambut dengan sangat
baik.
Kini tibalah saatnya untuk kembalinya ratu ayodya, kini istana
sudah dipenuhi oleh anggota istana bahkan para rakyat. Rama sedikit
merasa janggal saat melihat kedua anak kembar yang berada disisi Rsi
walmiki.
Rsi Walmiki: mereka ada putramu, Rama. Dan itu istrimu yang tak pernah
ternoda.
Rama: benarkah mereka adalah anakku, Sita?
Sita: itu benar suamiku, itu adalah anakmu, Lawa dan Kusa.
Rsi Walmiki: rama, kini mintalah istrimu sita untuk membuktikan kesuciannya
saat ini didepan semua orang agar tak ada lagi kesalah pahaman dan berita
buruk tentang kalian.
Rama: baiklah untuk membuktikan jika sita suci dan kedua anak itu adalah
anakku, aku memerintahkan sita untuk berjalan di atas api suci dan
membuktikan kesuciannya.
Sita: jika itu perintahmu maka itulah yang akan aku lakukan, yang mulia.
Semua orang menyaksikan bagaimana Sita dengan mudahnya
berjaan diatas api suci bahkan tanpa luka sedikitpun. Banyak yang
kembali mulai merasa percaya pada kesucian dewi sita.
Rama: kalian semua sudah melihatnya bukan, Sita itu suci. Lawa dan kusa juga
adalah anak-anakku, kini setelah Sita berhasil membuktikan kesuciannya maka
aku akan kembali menerimanya sebagai istriku dan juga ratu dari ayodya.
Rakyat a: tunggu dulu Raja Rama! jangan dengan mudahnya percaya dengan
hal itu, bisa saja itu hanya ilusi yang dibuat-buat oleh Sita, dan juga bisa saja
anak-anak itu memang bukan anakmu Raja, ia selama ini ada bersama Rsi
walmiki, bisa saja itu memang ilusi yang dibuatnya
Rakyat b: yaa itu benar, bagaimana kita bisa percaya jika ia masih suci hanya
dengan mampu melewati api suci tanpa luka.
Laksmana: dasar manusia tak berguna, hentikan perkataan kalian atau aku
sendiri yang akan memenggal kepala kalian.
Rama: berhenti Laksmana, dan perlu kalian ketahui jika sebelum diasingka, sita
memang sudah dalam keadaan mengandung anakku, aku menyembunyikannya
agar taka da hal buruk yang menimpa calon anakku saat itu.
Hanuman: aku sendirilah yang menjadi saksi saat tau jika ibu Sita sedang
mengandung anak raja Rama, Karena saat itu aku tak sengaja mendengar
keinginan ibu Sita saat mengidam.
Desas desus kembali bersahutan, keadaan menjdi ricuh. Mendengar
penolakan semua orang, Sita pun maju menuju tengah-tengah aula siding
istana dan tersenyum kepada semua orang dan meminta izin pada Rama
untuk kembali membuktikan jika memang ia tidak pernah dinodai. Ketiga
Ibu Ratu merasa terkejud dan sudah bisa menebak apa yang dimaksud
oleh Sita.
Sita: yang mulia, jika memang semua orang tak percaya dengan kesucianku,
maka izinkanlah aku untuk membuktikan kesucianku lagi saat ini.
Rama: jika itu yang kau inginkan maka lakukanlah.
Ratu pertama: tidak anakku, jangan lakukan itu, kami percaya jika kau tidak
pernah ternodai oleh siapapun
Ratu kekayi: Rama, hentikanlah Sita, maafkanlah kesalahanku yang
menyebabkan semua ini. Namun percayalah, aku sebagai seorang ibu juga tau
jika sita adalah wanita yang sangat suci.
Ratu kedua: Sita, hentikanlah itu, jangan menyakiti kami yang hanya bisa diam
disini dengan keputusanmu.
Sita: ibu, biarkanlah aku melakukan ini, aku hanya ingin membuktikan pada
semua orang yang sebenarnya dan memperbaiki kesan buruk yang didapat oleh
suamiku.
Ratu kekayi: tidak sita, kumohon berhenti, jangan sampai kata-katamu malah
akan menjadi akhir dari kisah ini
Sita: “Om Basundari Dewi ya namah. Ya dewi bumi, aku memohon
dihadapanmu, kabulkanlah permintaanku ini. Apabila aku memang benar tidak
pernah ternodai oleh laki-laki lain, maka terimalah anakmu ini.”
Sita: “Om Basundari Dewi ya namah. Ya dewi bumi, aku memohon
dihadapanmu, kabulkanlah permintaanku ini. Apabila aku memang benar tidak
pernah ternodai oleh laki-laki lain, maka terimalah anakmu ini.”
Sita: “Om Basundari Dewi ya namah. Ya dewi bumi, aku memohon
dihadapanmu, kabulkanlah permintaanku ini. Apabila aku memang benar tidak
pernah ternodai oleh laki-laki lain, maka terimalah anakmu ini.”
Setelah menucap doa itu sebanyak 3kali, tiba-tiba bumi bergetar,
tanah terbelah dihadapan semua orang. Dewi Bumi muncul dihadapan Sita
lalu memeluk Sita dengan kasih sayang.
Ibu pertiwi: aku sudah datang sesuai panggilanmu anakku, aku akan
membantumu untuk membuktikan jika kau adalah wanita yang sangat suci
Sita: ibu… bantulah aku, aku sudah tak tau harus bagaimana lagi
Ibu pertiwi: kemarilah anakku, hampirilah ibumu, sudah saatnya kau kembali ke
inti bumi, ayo pergilah bersamaku.
Semua orang menyaksikan bagaimana interaksi sita dengan dewi
bumi atau ibu pertiwi hingga Sita dibawa oleh dewi bumi hingga ia masuk
dan tertelan didalam bumi. Semua yang ada disana berteriak dan menjerit
histeris.
Rama: wahai dewi bumi, kembalikanlah sita kepadaku atau bumi ini akan aku
hancurkan sekarang juga.
Hanuman: tak ada gunanya Raja Rama, ibuku sudah berhasil membuktikan
kesuciannya, ia sudah kembali kepelukan ibu Pertiwi, ibunya.
Lawa dan Kusa menangis melihat ibunya pergi meninggalkan
mereka, Bharata, Satrugna, Sugriwa dan hanggada berusaha
menenangkan mereka. Bahkan dewi kekayi sampai terduduk lemas
melihat apa yang sudah terjadi dihadapannya.
Ratu Pertama: anakku rama, kini tugasmulah untuk menjaga kedua anakmu
dengan Sita. Ikhlaskanlah sita kembali ke ibunya, jagalah kedua cucuku hingga
mereka nantinya akan menjadi raja sepertimu. Jadilah raja yang baik, tapi kau
juga harus menjadi ayah yang baik bagi anakmu dan juga rakyatmu.
Bertahun-tahun kemudian. Ibunda Sri Rama, dewi Kosala
meninggal dunia, disusul oleh dewi sumitra dan juga dewi kekayi. Rama
mendengar suara dari langit jika tugasnya didunia sudah selesai, akhirnya
ia memutuskan untuk pergi ketengah hutan setelah membagi kerajaan
menjadi dua bagian untuk kedua anaknya, Lawa dan Kusa. Serta meminta
pada Hanuman untuk tetap dibumi dan sampai jaman kaliyuga.
Rama: hanuman, hanggada. Tetaplah dibumi, jagalah alam semesta ini dari
segala jenis kejahatan hingga zaman Kaliyuga.
Hanuman: kami akan tetap menjaga bumi ini sesuai arahanmu tuanku.
Kini saatnya Rama, ditemani oleh ketiga adiknya pergi ke tepian
sungai sarayu dan akhirnya kembali ke wujudnya sebagai dewa wisnu.
Inilah akhir kisah dari cerita Ramayana.

TAMAT.

Anda mungkin juga menyukai