Anda di halaman 1dari 12

NASKAH KERAJAAN

MAJAPAHIT
Setelah Naraya Sanggramawijaya Kertajasa Jayawardhana atau yang
sering disebut Raden wijaya menglahkan Jayakatwang, ia pun
mendirikan kerajaan sendiri bernama Kerajaan Majapahit
RadenWijaya memiliki tiga anak dari selir-
selirnya.Jayanegara,Thribunatunggadewi, dan Rajadewi
Maharajasa.Sementara itu, Dyah Sri Tribhunaneswari(permaisuri)
menjadikan Jayanegara sebagai anak angkat yang mana menjadikan
jayanegara sebagai putra mahkota.
Selama kerajaan majapahit berjalan di bawah pemerintahan Raden
Wijaya, Raden Wijaya mengangkat Ranggalawe sebagai bupati
Tuban, dan menjdikan Nambi sebagai patih.Namun, Ranggalawe
tidak setuju dan mengusulkan pamannya -Lembu Sora- sebagai patih.
Ranggalawe : Wahai baginda raja, mengapa kau
mengangkat Nambi sebagai patih Majapahit? Apakah tidak lebih baik
menjadikan Lembu Sora sebagai patih?
Raden Wijaya : Tidak, aku akan lebih memilih Nambi
sebagai patih.
Ranggalawe : Tolong setujui usulanku baginda, saya
percaya Lembu Sora lebih baik darpada Nambi.
Lembu Sora : Sudahlah Ranggalawe, aku pun lebih
mendukung Nambi sebagai patih.
Ranggalawe : Baiklah kalau begitu, saya menghormati
keputuan baginda.
Setelah pengusulan oleh Ranggalawe, ia pun pulang ke
Tuban.Tetapi tanpa sepengetahuan Raden Wijaya, Ranggalawe
merencanakan pemberontakan atas usulan mahapati.Mahapati lalu
menghasut Nambi untuk memberitahukan Raja bahwa Ranggalawe
merencanakan pemberontakan.
Maka atas izin raja, Nambi didampingi Lembu sora dan Kebo Nabrang
memimpin pasukan Majapahit untuk menghukum
Ranggalawe.Mendengar serangan datang, Ranggalawe pun segera
menyiapkan pasukannya.
Ranggalawe : Prajurit, ayo hadang pasukan Majapahit
di Sungai Tmbak Beras.
Lembu Sora : Siap, tuan!
Peperangan terjadi sangat dahsyat, Sampai akhirnya Ranggalawe
bertanding dengan Kebo Anabrang di dalam sungai.
Ranggalawe : Kau tidak bisa mengalahkan ku Kebo
Anabrang!HYAAT!
Dikarenakan Kebo Anabrang pandai berenang, Ranggalawe pun
terbunuh.Melihat keponakannya terbunuh, Lembu Sora tidak tega.
Lembu Sora : Maafakan aku Kebo Anabrang.Maafakan
aku Majapahit.HYAAATT!
Akhirnya Kebo Anabrang pun terbunuh oleh Lembu Sora dan Lembu
Sora pun diberikan hukuman mati atas perbuatannya.Beberapa
tahun setelahnya, Raden Wijaya meninggak dunia.
Sesuai pesan Raden Wijaya saat masih hidup diselenggarakanlah
acara pewarisan kekuasaan kepada Jaya Negara di depan kerajaan
yang penuh dengan rakyat yg ramai.
Tribuaneswari : Jaya Negara, sebagai putra mahkota
apakah kamu bersedia menjadi Raja Majapahit menggantikan
ayahmu?
Jaya Negara : Saya bersedia ibunda.
Tribuaneswari : Apakah kamu bersedia berjuang demi
kerajaan ini?Apakah kamu bersedia untuk selalu setia kepada
kerajaan ini, melakukan apapun yang harus dilakukan demi
mempertahankan kerajaan ini, apapun bahkan nyawamu sendiri?
Jaya Negara : Saya bersedia ibunda.
Tribuaneswari : Baiklah, mulai detik ini Sri Maharaja
Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara Jaya Negara
telah dinobatkan sebagai raja kedua Kerajaan Majapahit.
Jaya Negara : Terimakasih ibunda, saya berjanji akan
selalu setia dan menanggung semua beban Majapahit.
Karena pada saat dingkat menjadi raja, Jaya Negara masih
sangat kecil ia pun dengan mudahnya dihasut oleh Mahapatih yang
licik.
Mahapati : baginda...baginda!!!( masuk tergesa-gesa)
Jaya Negara : ada apa mahapatih, kenapa kau terlihat
cemas?
Mahapati : Keadaan kerajaaan semakin gawat,
banyak pejabat yang ingin merebut kekuasaan baginda raja.
Jaya Negara : apa?! Kalau begitu, mahapatihku yang
terpercaya, tolong bereskan ini semua secepatnya.
Mahapati : baik baginda ( sambil tersenyum licik)
Dengan berjalannya waktu, semua pejabat yang berpotensi
menjadi penerus Jaya Negara telah dihabiskan oleh
Mahapatih.Denagn berjalannya waktu akhirnya semua pun
terungkap.
Jayanegara : dasar kau manusia licik tak berguna!!!
Berani-beraninya kau menghasutku untuk mendapatkan tahtaku.
Mahapati : Cih, semua orang pun pasti
begitu.Memperebutkan tahta raja.
Jayanegara : Prajurit, cepat penggal kepalanya!!!
Prajurit : Siap laksanakan, Baginda.
Setelah mahapatih tersebut dihukum mati, kondisi kerajaan
mulai normal. Namun dengan berjalannya waktu, pemberontakan-
pemberontakan terus terjadi seperti pemberontakan kuti yang cukup
berbahaya.
Gajah Mada : Baginda raja, saya sebagai pemimpin
pasukan bayangkari akan berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelamatkan kerajaan.
Jayanegara pun menangguk dan setuju.
Perang antara Kuti dan Bhayangkari dimenangkan oleh pasukan
Bhayangkari dan membuat Gajah Mada dijadikan Patih kahuripan lalu
dijaikan patih kediri.
Semasihnya jaya Negara memerintah, Namun tidak disangka jaya
Negara bermain intrik dengan istri seorang tabib yang bernama tabib
tanca.tanpa sepengetahuan jaya Negara, tabib tanca ternyata telah
mengetahui hal tersebut. Hingga pada akhirnya pada malam saat
semua telah terlelap, tabib tanca memasuki kamar jayanegara.
Jayanegara : hai tanca, ada apa gerangan malam-
malam kau ada di kamarku???
Tanca : tak usah berpura-pura, saya sudah tau
keburukan baginda raja.Sekarang saatnya saya membalas semua
perbuatan baginda raja!!!
Jayanegara : K-Kau tahu darimana?
Tanca : Baginda raja tidak perlu tahu, sekarang
saatnya akau balas dendam!!!
Jayanegara : Baiklah aku mengakuinya, tapi bisakah
kau tidak membunuhku, aku akan menjanjikan mu sesuatu.
Tanca : Saya tak mau menerimanya, sekarang
adalah saatnya kau mati Jayanegara!!! (sambil menusuk jayanegara)
Setelah peristiwa pembunuhan itu terjadi, jayanegara
digantikan oleh saudari tirinya, Tribhuwanatunggadewi jayawardhani.
Dijadikannya Tribhuwanatunggadewi Jayawardhani adalah sebagai
perwakilan ibunya yang seharusnya menggantikan
Jayanegara.Namun dikarenakan Gayatri sudah menjadi pendeta
Buddha, anaknya yang mnggantikannya.Ia dibantu oleh suaminya
kertawardana untuk menjalankan roda pemerintahan.
Pada tahun 1331 ia menumpas pemberontakan daerah Sadeng dan
Keta. Menurut Pararaton terjadi persaingan antara Gajah Mada dan
Ra Kembar dalam memperebutkan posisi panglima penumpasan
Sadeng. Maka, Tribhuwana pun berangkat sendiri sebagai panglima
menyerang Sadeng, didampingi sepupunya, Adityawarman.Dan
peperangan tersebut dimenangkan oleh Kerajaan Mjapahit.
Kertawardana : adinda, gajah mada telah banyak
membantu kita dalam mengalahkan para pemberontak. Menurut
kakanda, akan lebih baik jika adinda mengangkat gajah mada menjadi
patih mangkubumi pada upacara pelantikan.
Tribhuwanatunggadewi : baiklah kakanda, nanti adinda akan
mengangkat gajah mada menjadi patih mangkubumi kerajaan
majapahit sesuai saran kakanda.(dengan tersenyum)
Kertawardana : Semoga Gajah Mada menjadi Mahapatih
yang setia pada kerajaan.
Tribhuwanatunggadewi : iya kakanda, semoga saja.
Tibalah saatnya dimana upacara pelantikan di gelar
Tribhuwanatunggadewi : gajah mada, sebagai patih yang sangat
berbakti dan sangat bisa diandalkan kau telah berhasil membantuku
dalam pemberontakan disadeng dan kuti, aku sangat berterima kasih
untuk semua jasamu.Sebagai apresiasi dari semua pengorbananmu,
aku sebagai ratu Kerajaan Majapahit menjadikanmu Mahapatih
mangkubumi.
Gajah mada : baginda, sungguhkah engkau
menganugrahiku gelar Mahapatih mangkubumi?
Tribhuwanatunggadewi : tentu saja, engkau pantas
mendapatkannya. Ini adalah hasil dar pengorbananmu dan dari
pengabdianmu Gajah Mada.Apakah anda bersedia, Gajah Mada?
Gajah mada : Saya Gajah Mada, Patih Kediri bersedia
untuk memgang tahta Mahapatih Mangkubumi , ini adalah
penghargaan yang sangat besar dari Baginda Ratu
Tribhuwanatunggadewi maka aku berjanji di hadapan para pembesar
kerajaan, aku bersumpah “ LAMUN LUWAS KALAH NUSANTARA ISUM
AMAKTI PALAPA,LAMUN KALAH RING GURUN, RING SERAM,RING
SUNDA, RING PALEMBANG,RING TUMASIK, SAMANA SUN AMUKTI
PALAPA “
Setelah gajah mada mengucapkan janjinya, langkah pertama
yang dilakukannya adalah dengan menundukkan bali pada tahun
1343 dan dilanjutkan menakhlukkan seluruh wilayah nusantara pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk.
Hayam Wuruk : Wahai Gajah Mada, engaku memanglah
Mahapatih yang sangat hebat dan gagah.Kau bahkan sudah
menaklukan Bali.
Gajah mada : terima kasih baginda, ini juga
semuakarena bantuanmu Baginda Raja.
Hayam Wuruk : hahhah, terimakasih kembali
Mahapatihku.
Hayam wuruk, raja majapahit,dan dengan didasari alasan politik,
ingin menjadikan Putri Citra Rashmi (Dyah pitaloka) sebagai istrinya.
Ia adalah anak perempuan Sri Baduga dari Kerajaan Sunda
Hayam Wuruk :mahapatihku, ku kira usiaku kini sudah
cukup dewasa, melihat putri dari sri baduga maharaja, aku ingin
meminangnya, ini akan mempererat hubungan kerajaan kita dengan
kerajaan sunda padjajaran.
Gajah mada : baiklah baginda, hamba akan
menjodohkan baginda dengan dyah pitaloka, namun perjodohan ini
akan kita gunakan sebagai tipu muslihat agar kerajaan sunda
padjajaran mau mengakui kedaulatan kita. Bagaimana, apakah
baginda setuju?
Hayam wuruk : baiklah mahapatihku, ku rasa itu ide yang
bagus, kuserahkan urusan ini padamu.
Patih Madhu, makcomblang dari Majapahit, datang ke kerajaan
Sunda untuk Berbesar hati serta melihat perjodohan ini sebagai
peluang untuk mengikat persekutuan dengan kerajaan Majapahit
yang besar dan jaya, raja Sunda dengan suka cita memberikan
restunya dan ikut pergi mengantarkan putrinya ke Majapahit untuk
dinikahkan dengan Hayam Wuruk.

Patih Madhu : Wahai baginda raja, aku sebagai patih setia Kerajaan
Majapahit mengusulkan perjodohan atas anakmu Putri Dyah Pitaloka
dengan Raja Majapahit, Baginda Raja Hayam Wuruk.Apakah baginda
bersedia ?

Sri Baduga : Baiklah patih, demi kejayaan dan untuk menguatkan


kerajaan ku aku bersedia menjadikan anakku sebagai permaisuri Raja
Majapahit.

Dyah Pitaloka : Ada apa ini?

Patih Madhu : Selamat siang putri, atas persetujuan Baginda raja dan
usulanku, kami akan menjadikan putri sebagai permaisuri Raja
Majapahit

Dyah Pitaloka : Apakah benar ayahanda ?

Sri Baduga : Iya benar, kami akan mejodohkanmu dengan Raja


Majapahit demi kejayaan dan kekuatan kerajaan ini.

Dyah Pitaloka : Baiklah ayahanda, saya bersedia.


Pada tahun 1357 rombongan kerajaan Sunda tiba di Majapahit
setelah melayari Laut Jawa. Rombongan kerajaan Sunda mendirikan
pesanggrahan di Lapangan Bubat di bagian utara Trowulan, Ibu Kota
Majapahit.Kerajaan Sunda mengharapkan penyambutan yang
layak.Tetapi gajah mada mengumumkan bahwa Dyah Pitaloka dari
Kerajaan Sunda hanya akan menjadi selir sebagai persembahan untuk
raja daripada sebagai permaisuri.Mendengar hal tersebut Sri Baduga
pun murka.

Gajah mada : Wahai Baginda Raja Sri Baduga, rajaku


hayam wuruk ingin meminang putrimu, namun untuk itu kau harus
mengakui kedaulatan Kerajaan Majapahit dan menjadikan Putri Dyah
Pitaloka sebagai selir.Apakah kau setuju?
Sri baduga : Tidak, aku tidak akan pernah setuju untuk
itu.Aku juga tidak akan mau putriku menjadi permainan politikmu!

Gajah mada : Cih, jika kau tidak ingin prajurit dan


kerajaanmu runtuh dan hancur , lebih baik kau menerima penawaran
ini.Sekali lagi aku peringatkan, KAU SEBAIKNYA MENERIMA
PENAWARAN INI!!
Dyah pitaloka : (sambil berlari) tidak!! Aku akan setia
pada kerajaan, aku tidak akan mau menikah dengan rajamu !!
Gajahmada : jika itu mau mu, akan terjadi peperangan
besar, kau akan menyesal seumur hidupmu bila tak mau menerima
penawaran ku.Maka dari itu menihkahlah dengan rajaku.
Dyah pitaloka : Tidak, tidak akan pernah terjadi , aku tidak
mau hidup bersama rajamu, lebih baik aku mati dari pada harus
mengakui kedaulatan kerajaanmu!! Aku tidak sudi, aku akan bunuh
diriku sebagai tanda aku akan tetap setia pada kerajaanku.
Sri baduga : jangan anakku!! ayah tidak ingin kau
mati, terimalah perjodohan itu, ayah rela anakku…
Dyah pitaloka : tidak ayah… maafkan aku ( sambil
menusuk tubuhnya dengan pedang )
Sri baduga tidak sempat menghalangi keinginan putrinya,
dan Dyah Pitaloka pada saat itu juga meninggal atas bukti
kesetiaanya. Terjadilah sebuah peperangan besar yang melibatkan 2
kerajaan tersebut yang dikenal dengan peristiwa bubat.Pada
perperanagn tersebut Gajah Mada dengan tingkah ambisiusnya
membunuh Raja Sunda, Sri Baduga dan para prajuritnya. Akibat
tindakan gegabah tersebut, Gajah Mada dijauhkan oleh Hayam
Wuruk atau mengundurkan diri dari urusan politik istana Majapahit.
Hayam wuruk : Wahai Gajah Mada, aku berterima kasih
atas semua perjuanganmu untuk Majapahit.Apakah engkau akan
selalu membela Majapahit wahai Gajah Mada?
Gajah mada : (sambil mengangguk) saya akan tetap dan
selalu membela kerajaan majapahit.Terimakasih Baginda Raja, untuk
segalanya.(sambil membungkuk)
Setelah beberapa lama majapahit Berjaya, ternyata tibalah
masa keruntuhannya.
Karena kematian gajah mada dan ibunya Tribhuwana
Tungga Dewi, hayam wuruk kehilangan penasehatnya dan
menyebabkan kerajaan menjadi gunjang-ganjing. Persaingan Dan
intrik politik diantaranya keluarga kerajaan pun terjadi setelah Hayam
Wuruk meninggal pada tahun 1389.
Yang tercatat sebagai penguasa Majapahit selanjutnya bernama
Kusumawardhani yaitu anak dari Hayam Wuruk. Wikramawardhana
adalah anak dari adik Hayam Wuruk, Dyah Nertaja, yang kemudian
menikahi putri sang raja, Kusumawardhani. Dengan demikian,
Wikramawardhana merupakan keponakan sekaligus menantu Hayam
Wuruk.
Diakuinya Wikramawardhana sebagai raja membuat putra Hayam
Wuruk yang bernama Bhre Wirabhumi tidak terima dan melakukan
perlawanan. Maka, terjadilah perseteruan besar di kalangan sesama
anggota istana yang dikenal dengan nama Perang Paregreg yang
dimulai sejak 1404.
Bhre Wirabhumi : Kusumawardhani, kaulah yang
pantas menjadi pemimpin, bukan suami mu.Dia tak pernah pantas
menjadi seorang raja!!!
Kesumawardhani : kak, bukan maksudku menolak tahta
kerajaan tetapi aku belum siap menjadi pemimpin Majapahit.
Bhre Wirabhumi : Sebagai putri mahkota kau
seharusnya siap menerima tahta tersebut.
Kusumawardhani : Aku hanya tidak ingin kerajaan in runtuh
akibat ketidaksiapanku menjadi pemimpin kerajaan ini.
Wikramawardhana : istriku, jika memang kau tak siap menjadi
ratu, aku siap menggantikan mu.
Bhre Wirabhumi : Berani sekali kau mengatakan itu.Kau
bukan putra mahkota, kau tidak bisa menjadi raja!!!
Wikramawardhana : Bukan seperti itu kak, hanya saja apakah
tidak lebih baik jika aku yang memimpin terlebih dahulu? Jika
memang istriku belum siap bukankah hanya akan mebebankan dan
merepotkan?
Bhre Wirabhumi : Tidak,tidak bisa! Kau tidak pantas menjadi
raja, tidak akan pernah pantas !
Akhirnya kerajaan dibagi menjadi 2 bagian, bagian timur dan
barat.Wikramawardhana memimpin bagian barat sedangkan Bhre
Wirabhumi memimpin bagian timur.Pertempuran selalu terjadi
anatara istana timur dan barat, pihak yang menang pun silih berganti.
Sampai akhirnya, Wikramawardhana menyerbu istana timur pada
tahn 1406.
Wikramawardhana : Prajurit, kita akan menyerbu istana
timur dan memastikan Bhre Wirabhumi kalah.Apakah kalian siap?
Prajurit : Siap, Baginda!
Wikramawardhana : Bagus.Sekarang SERBUUU!
Prajurit : SERBUUUUU!
Istana Timur akhirnya kalah namun Bhre Wirabhumi berhasil kabur,
namun ia berhasil dikejar dan dibunuh oleh Raden
Gajah.Wikramawardhana pun memerintah kerajaan majapahit
sepenuhnya. Kemudian pada tahun 1429 M Wikramawardhana pun
meninggal dunia dan menyerahkan kekuasaannya pada Dyah Suhita,
anaknya.
Terjadinya Perang Paregreg menyebabkan Kerajaan Majapahit
semakin melemah.Raja terakhir Majapahit yatu Brawijaya V menikah
dengan Putri Campa dari Kerajaan Champa keturunan Tiongkok-
Palembang yang beragama Islam tetapi hanya dijadikan selir.Mereka
pun dikaruniai anak bernama Raden Patah.Raden Patah pun
diberikan kekuasaan di Kerajaan Demak
Brawijaya :Wahai anakku, kerena kau sudah dewasa aku
berikan kau kekuasaan di Kerajaan Demak.
Raden Patah : Benarkah ayahanda? Kalau benar begitu saya
sangat berterimakasih kepada ayahnda
Brawijaya : Benar, kau akan pegi ke Demak besok sekarang
kau sebaiknya bersiap dan istirahat untuk perjalanan besok.
Raden Patah : Siap ayahanda, sekali lagi terimakasih (sambil
menunduk)
Setelah diberikan kekuasaan di Demak, Raden Patah berhasil
menjadikan Kerajaan Demak semakin maju.Hal tersebut dapat
dibuktikan dari keberhasilannya mengalahkan
majapahit.Penyerangan terjadi akibat adanya perebutan kekuasaan
Pulau Jawa.
Raden Patah : SERBUUUU MAJAPAHITT!!!
Prajurit : SERBUUU!
Pada perperangan tersebut Raja Majapahit, Brawijaya V.Berhasil
kabur namun, berhasil disusul oleh Sunan Kalijaga.Sunan Kalijaga pun
berhasil membuat Brawijaya V pindah agama menjadi Agama
Islam.Pengkut Brawijaya V yang tidak bersedia pindah agama pun
melanjutkan perjalanan ke Bali.Brawijaya V ditangkap dan dibawa ke
Demak secara hormat dan tak lama kemudian ia meninggal dan
dimakamkan secara Islam.Sebelum meninggal ia sempat menuliskan
surat kepada Adipati Pengging dan adipati pranaraga untuk
menerima kekalahan majapahit.

Anda mungkin juga menyukai