(---TARI PEMBUKAAN---)
Suatu hari, ada dua orang pemuda, bernama Rama dan adiknya Laksmana yang
sedang melaksakan misi untuk menumpas para raksasa. Sampai akhirnya mereka
mendengar kabar bahwa Raja Wideha mengadakan sayembara. Gadis
yang cantik sudah saatnya menikah dengan salah satu pangeran terbaik.
Musik Karawitan..................................
ADEGAN 1
Laksmana : “Kakanda aku dengar kerajaan Wiedha mengadakan sayembara
mencari pangeran untuk putri Wiedha.Kau harus ikut serta, Kakanda.”
Rama : “Astaga, kau ingin kakakmu ini mendapatkan jodoh melalui sebuah
sayembara? Itu jelas bukan awal kisah cinta sejati.” ( menggeleng)
Laksmana : “Setidaknya Kakanda bersedia melihat dulu puteri itu, menurut kabar,
wangi kulitnya semerbak hingga ratusan meter. Matanya mampu meruntuhkan dinding
kesombongan. Dan hatinya, bahkan bisa menaklukkan senjata paling hebat di dunia.
Setelah dilihat, nanti baru Kakanda putuskan sendiri apakah akan menulis kisah cinta
sejati dari sebuah sayembara atau bukan. Ayolah, apa salahnya dicoba, bukan ? “
Rama :Baiklah, seperti apa omong kosong kecantikan gadis itu.
Rama mendengus, memasang busur dan anak panah di punggung,berangkat menuju
ibukota Wideha.
ADEGAN 2
Laksamana : “Kita sudah terlambat kakanda.”
Rama : “Ayo kita lewat sini.”
Ketika seluruh pangeran sudah berkumpul di balai agung ibukota Wideha, Rama
justeru salah memasuki ruangan. Rama terpesona saat melihat Shinta sedang
membantu dayang – dayang yang tidak sengaja menumpahkan nampan berisi
buah-buahan.
Dayang1 : “Maafkan kami,tuan Puteri!” ( merasa bersalah)
Dayang 2 : “ Ia tuan Puteri,maafkan kami.”
Shinta : “Tidak usah dipikirkan. Tidak apa -apa.” ( menenangkan dayang –
dayang sambil memunguti buah-buahan yang berserakan di lantai )
Dayang1 : “Kami tiadak sengaja tuan Puteri.”
Rama memperhatikan Shinta.
Rama : “Siapakah gadis itu?” ( berbisik pada Laksmana)
Laksmana : “Gadis itu adalah Shinta Kakanda.”
Shinta dan Dayang sangat terkejut ketika melihat lelaki memasuki bangunan khusus
perempuan.
Rama : “Maaf, sungguh maafkan kami. Kami sedikitpun tidak bermaksud
buruk, kami tidak sengaja, kami salah masuk ruangan.”
Shinta : “Siapa kalian ?”
Rama : “Maaf tuan Putri,kami adalah pemuda yang ingin melihat sayembara.”
Sinta : “Dayang,tolong antarkan pemuda -pemuda ini ketempat
sayembara.”
Dayang 1,2 : “Baik tuan Puteri.” Mari (sambil menunjukan jalan )
Shinta : “Pemuda gagah itu pastilah salah-satu petualang seperti
banyak pengunjung yang ikut hadir meramaikan Ibukota.(berbicara sendiri)
Rama : “Ah, andaikata dia bukan puteri seorang Raja, yang harus
memperoleh jodoh melalui sebuah sayembara, akan menyenangkan bisa berpetualang
melihat dunia luas.”(Berbicara dengan Laksamana).
Laksmana : “Kakanda sayembara itu mudah sekaligus rumit.”
Rama : “Mengapa Laksmana?”
Laksmana : “ Mereka hanya diminta menarik busur, pusaka kerajaan Wideha.
Busur itu bukan busur biasa kakanda, busur itu milik Dewa Siwa yang dihadiahkan ke
bumi, jangankan menarik talinya, bahkan mengangkat busur itu saja banyak
yang tidak mampu Kakanda.”
Rama : “Jangan kau remehkan kakandamu ini dinda.”
Ketika Rama mulai mengangkat busur itu, ia menoleh ke Laksmana adiknya,Laksmana
pun menjawab lirikan itu dengan anggukan kepala. Rama mulai memanah dan
sssssiiiittt tepat jatuh di tengah lingkaran yang telah di siapkan. Tepuk tangan semarak
mengiringi langakah kaki Rama.
Raja : “Saya umumkan wahai rakyatku bahwa pemenang sayembara ini
adalah Rama.” (sambil mengangkat tangan kanan Rama)
ADEGAN 3
Sayembara telah berakhir, pernikahan antara Rama dan Shinta segera
dilangsungkan.Rama yang tampan berjalan dengan Shinta yang jelita (tersenyum
bahagia). Sementara itu Raja dan Ratu berbincang berdua.
(---TARI KIJANG---)
Shinta : “ Kakanda,lihatlah kijang itu Kakanda. Aku ingin kau menangkapnya.”
Rama : “ Baiklah Dinda. Laksmana,tetaplah kau disini.”
Laksmana : “ Baik kakanda”
Kijang itu bukan kijang biasa, melainkan anak buah Rahwana yang sedang
menyamar.Setelah masuk ke dalam hutan yang lebih lebat, Rama berhasil
memanahnya, dan kijang itu berubah wujud, berseru meminta tolong, menirukan
suara Rama.
Kijang : “Tolong, tolong.”
Mendengar teriakan itu, Shinta panik. Dia cemas suaminya terluka, meminta Laksmana
menyusul.
Shinta : “Laksmana,kau dengar itu ? Susulah Kakandamu.”
Laksmana : “ Tapi ku harus menjagamu Nimas.”
Shinta : “ cepatlah laksmana, jangan khawatirkan aku.”
Laksmana : “ Baiklah.” (membuata lingkaran dari tanah dan beranjak pergi
mininggalkan shinta)
Laksmana meninggalkan Shinta yang berlindung dalam lingkaran.
Tetapi Rahwana cerdik, dia menyamar menjadi seorang pertapa tua, berjalan
terbungkuk, yang kehausan. Rahwana tidak bisa masuk ke dalam lingkaran, tapi
dia bisa membujuk Shinta agar melangkah keluar mengulurkan kendi air minum.
Rahwana : “ Nak, bolehkah kiranya kakek meminta air barang sedikit ? Kakek
benar-benar haus.”
Shinta : “ Tentu boleh kek, tuggu sebentar ! “ (mengambilkan minum) Ini Kek
silahkan. (Menyodorkan kendi air minum)
Shinta tak menyadari bahwa tanganya
telah keluar dari lingkaran, Rahwana pun menyambar tangan
Shinta dan membawanya lari. Rahwana tertawa puas, rencana
besarnya telah berhasil.
Rahwana : “Hahahahaha.”(Rahwana tertawa lepas)
Shinta : “Tolong lepaskan aku, Tolong.”
Rama dan Laksmana sedih melihat Shinta telah diculik Rahwana. Karna
tidaklah mudah merebut Shinta dari Rahwana. Rama memutuskan meminta
bantuan bangsa Wanara(manusia kera) dipimpin oleh panglima Hanoman.
(---TARI HANOMAN---)
Rama : “ Hanoman, bantulah aku merebut kembali Shinta istriku dari
Rahwana.”
Hanoman : “ Apa yang akan kamu berikan pada kami, jika kami mau membantu.”
Rama : “ Seperempat kebun pisang Alengka akan jadi milik bangsa wanara.”
Hanoman : “ Baiklah kami bersedia.” (memulai perjalanan)
Masalah pertama menghadang rombongan itu, adalah menyeberangi Sungai.
Tidak semua anggota pasukan manusia kera bisa terbang.
B.winara : “ ak ak ak uk uk aaak uuuk.”
Hanoman : “ Tuan, kita tidak mungkin menyebrangi sungai ini. Apakah ada jalan
lain? “
Rama : “Tidak ini adalah satu –satu nya jalan menuju Alengka.”
Rama meminta bantuan Baruna, dewa yang mengurus air. Baruna
menolaknya, karna dia tidak mau terlibat dalam pertempuran.
Rama : “ Bantu aku untuk melewati sungai ini Baruna.”
Baruna : “ Maaf Rama aku tidak bisa membantumu.”
Rama habis kesabaran, Rama mengangkat busur Dewa Siwa, berdiri penuh rasa
marah, menghadap sungai yang menghambat mereka. Anak panah ditarik, dan
Rama berseru lantang
Rama : “Jika kau tidak mau membantuku, wahai Baruna, akan aku keringkan
seluruh sungai ini dengan anak panahku.”
Baruna gemetar berpikir, pilihannya terbatas, binasa seluruh air, atau membantu
penyerbuan Rama. Maka Baruna menawarkan membangun sebuah jembatan. Dan
dalam waktu singkat, jembatan itu terwujud, membentang panjang atas nama
cinta. Pasukan manusia kera menyerbu kerajaan Alengka, dan pertempuran besar tidak
dapat dihindarkan lagi.