Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO WAYANG ORANG LAHIRNYA GATOT KACA

Adegan 1:
Latar negara giling wesi
Prabu kolopracono menyuruh patih sekipu untuk melamar dewi Suprobo ke kahyangan untuk dijadikan
istri. 4 prajurit masuk dengan membawa senjata gada sambal menari berputar2 diatas panggung.
Parabu kolopracono berada di tengah dan bercakap2.
Kolopracono : Patih sekipu, aku utus dirimu untuk melamar dewi Suprobo. Jika lamaran ditolak,
maka hancurkanlah kayangan dengan kekuatanmu bersama para prajurit
Sekipu : OK, siapa takut! Akan aku lamar dewi Suprobo untukmu Prabu
Wahai prajuritku. Mari kita berangkat ke kayangan untuk melamar dewi Suprobo.
Bawa perlengkapan senjata kalian

Sekipu dan para prajurit yang berwujud raksasa berangkat menuju kahyangan
Sekipu : Dewi Suprana yang cantik, ayu rupawan, ayo ikuti aku ke negaraku Giling Wesi, untuk
dipersunting rajaku Prabu Kolopracana. Kamu bakal hidup berkecukupan harta dan
bahagia Suprana.
Dewi Suprana : saya tidak mau bersuami raksasa, saya sudah merasa bahagia hidup di khayangan
bersama keluarga, jangan kamu paksa aku untuk menerima lamaranmu

Sekipu dan para prajurit kemudian bertemu dengan menemui Bethara Brahma
Sekipu : saya datang ke kahyangan untuk melamar dewi Suprobo yang akan dipersunting oleh
Prabu kolopracono dari negara giling wesi
Brahma : wahai sekipu, ketahuilah bahwa berdasarkan kodrat bahwa para dewa akan beristri
bidadari. Para satria beristrikan putri, dan para raksasa beristrikan rasaksi. Apakah kamu
akan melanggar tata aturan perjodohan di jagad raya ini?
Sekipu : kalau lamaranku tidak kamu ijinkan, maka rawe-rawe lantas malang-malang putung.
Mengapa para dewa membeda-bedakan makhluk. Para dewa tidak adil. Maka demi
keadailan, akan aku rusak kahyangan tempat para dewa bersemayam (Adegan Perang
para raksasa menyerang Brahma: berputar-putar di panggung, perang diakhiri
bersamaan dengan masuknya 5 gunungan)

Adegan 2:
Suasana negara Jodipati
Werkudara dan Arimbi menggendong bayi. Mereka ditemani oleh Puntadewa, Arjuna, Kresna, Semar
Kresna : Adekku Werkudara. Mengapa setelah kamu memiliki anak, kamu malah bersedih hati.
Semestinya kamu bersyukur karena para dewa telah mengaruniai anak buatmu
Werkudara : Kakakku Kresna, ketahuilah bahwa usia anakku sudah 1 tahun , tetapi ari-ari anakku
belum bisa diputus, sehingga istriku Arimbi setiap hari menangis dan meratapi nasib
anakku. Bahkan semua senjata sakti di dunia ini tidak mampu memutuskan ari-ari si bayi
ini
Arimbi : kakang Mas Werkudara, ponang Jabang bayi sudah bertambah besar, namun tak ada
tanda tanda tali pusar belum terputus,
Werkudara : Istriku Arimbi, yang tabah, jangan bersedih hati, biar adikku Arjuna mencari pusaka
sakti sehingga dapat memutus tali pusar jabang bayi .

Adegan 3
Prabu Karno bertapa untuk mendapatkan wahyu dari kahyangan agar hidupnya kelak bahagia. Tetapi
mendapat godaan dari Harimau, singa, ular, monyet dan binatang buas lainnya. Berbulan-bulan bertapa
dengan banyak rintangan dan godaan, akhirnya Bathara Surya datang menghampiri Prabu Karno.

Bathara Surya : Prabu Karno, apa tujuanmu bertapa berbulan2 di tempat ini?
Prabu Karno : Aku bertapa untuk mengetahui siapa orang tuaku yang sesungguhnya. Aku juga
menginginkan agar kehidupanku bahagia dan bisa mendapatkan kesempurnaan hingga
selamat dunia dan akhirat
Bathara Surya : Prabu Karno, ketahuilah bahwa Sumping yang menempel di telingamu itu adalah
pemberianku dari kahyangan. Maka akulah ayahmu yang sebenarnya. Akulah Bathara
Surya. Terimalah pusaka Puntawijaya Danu ini. Rawatlah baik2 sebagai bekal
kesejahteraanmu hidup di dunia. Yang harus kamu ingat adalah bahwa pusaka
Puntawijaya Danu ini hanya bisa dipakai 1 kali untuk menghadapi musuhmu yang
paling hebat dan kuat. Siapa saja yang terkena pusaka Puntawijaya Danu ini pasti mati.
Setelah itu, pusaka ini akan kembali lagi kepadaku
Prabu Karno : Terima kasih pikulun Bathara Surya, semoga pemberianmu dapat memberi manfaat
kepadaku

Adegan 4
Punakawan menari di atas panggung diiringi lagu perahu layar. Lalu Gunungan naik panggung lalu turun
Semar : tole, Gareng Petruk LAN Bagong. Saat ini kesatriyan jodopati lagi berduka tole, bendaramu
Werkudara dan Dewi Arimbi sedang Sungkowo tole.
Petruk : bagaimana Romo kalau bendara kalau kita tetembangan bareng dengan para siswa Nasima
lagunga duwe ora jamu
Bagong : cocok truk aku sing mimpin Yo kang
Gareng : iya Gong Aya nyanyi bareng.
Bagong : teman teman SD Nasima ayo nembang bareng suwe ora jamu dan perahu layar. 1.. 2....3......
(Siapkan instrumen lagu suwe ora jamu dan perahu layar)

Arjuna keluar mencari pusaka untuk memotong ari-ari bayinya. Arjuna pun bertemu Bathara Narada di
Kahyangan
Narada : Arjuna, mengapa kamu datang ke Kahyangan tanpa kuminta? Apakah tujuanmu?
Arjuna : Saya hadir di kahyangan untuk mencari Pusaka terhebat di sini yang bisa digunakan
untuk memotong ari2 putera Kakakku Werkudara
Narada : ketahuilah Arjuna, bahwa beberapa hari yang lalu, pusaka sudah kuberikan kepada
Prabu Karno. jika kamu membutuhkan pinjam Maka pinjamlah kepada Prabu Karno

Adegan 5
Gunungan naik
Prabu Karno memegangi pusaka yang baru diudapatnya dari Kahyangan. Tiba2 Arjuna datang dengan
maksud meminjam senjata itu
Arjuna : Prabu Karno, saya diutus oleh para Pandawa untuk meminjam Pusaka Puntawijaya
Danu yang baru kamu peroleh dari Kahyangan. Untuk memotong ari2 putra Kakak sya
werkudoro yang sudah berumur 1 tahun tetapi ari2nya belum putus
Prabu Karno : Apa? Mau meminjam Pusaka Puntawijaya Danu? Saya sudah lama memimpikan
pusaka ini dengan bertapa selama berbulan2 yang penuh rintangna dan cobaan.
Setelah aku mendapatkannya lalu kamu mau meminjam pusaka Puntawijaya Danu
iniApakah ini rekayasamu untuk merebut pusaka Puntawijaya Danu dariku?
Arjuna : diijinkan atau tidak, aku harus membawa Pusaka itu untuk menolong keluarga
kakakku
Prabu Karno : Pusaka ini boleh kamu pinjam apabila kamu bisa merebut Pusaka ini dari tanganku

Akhirnya Arjuna dan Prabu Karno berperang untuk memperebutkan pusaka Puntawijaya Danu.
Inti adegan : Prabu karno berhasil merebut bilah pusaka, dan Arjuna berhasil merebut warangka lalu
membawanya ke Jodipati

Adegan 6
Gunungan Masuk lalu diikuti oleh Arimbi menggendong bayi, Werkudara, Kresna, Semar dan
Puntadewa, kemudian Arjuna datang dengan membawa Warangka Punta Wijaya Danu
Kresna : Adekku Arjuna, kehadiranmu sudah ditunggu2 oleh semua saudara.
Puntadewa, Semar, Werkudara dan Arimbi khawatir karena menunggumu
terlalu lama
Arjuna : Maaf Kakakku Kresna, oleh para Bathara Naradha, saya diminta untuk
menemui Prabu Karna untuk meminjam Pusaka Punta Wijaya Danu. Namun ,
Prabu Karna tidak mengijinkan, hingga diantara kami terjadi perang. Hanya
warangka kayu inilah yang dapat aku persembahkan untuk memotong ari-ari
putra kakakku werkudara
Werkudaraa : Arjuna, kamu jangan bercanda. Itu warangka kayu..kakak tidak yakin itu bisa
memutus ari2 putra kami. Kuku Pancanaka yang tajamnya lebih tajam dari 7 silet
saja tidak mempan. Apalagi Warangka kayu ini? Aku tidak percaya
puntadewa : Adekku Werkudara. Sabarlah. Hargailah kerja keras adekmu Arjuna.
Kresna : Adekku Werkudara. Benar apa yang disampaiakn oleh Prabu Puntadewa.
Sebaiknya warangka ini perlu dicoba untuk memutus ari2 putramu sebab
walaupun berupa kayu, namun warangka berasal dari kahyangan dan pusaka
tersebut dari Bathara Surya. Adekku Werkudara, jangan sombong,
mengunggulkan kekuatan kamu. Karena semua kekuatan berasal dari Tuhan
yang maha kuasa
Werkudara : Jika semua sudah sependapat, maka aku ijinkan warangka ini memotong ari2
putraku
Kresna : Arjuna, segeralah kamu potong ari2 jabang bayi itu dengan pusaka Warangka
yang kamu bawa

Lalu Arjuna maju mendekati jabang bayi dan memotong ari2 dengan pusaka Warangka lalu putuslah ari2
bayi tersebut. Tetapi tiba2 Warangka pusaka itu masuk ke dalam perut bayi sehingga werkudara marah.

Werkudara : Apa2an ini Arjuna. Kayu itu masuk ke dalam perut putraku. Jika terjadi hal yang
tidak diinginkan. Maka kamu harus bertanggung jawab.
Semar : tuanku werkudara, keadaan bayimu Bagas Waras selamat dan sehat. Jadi,
kamu harus bersyukur
Tiba2 Narada datang ke Jodipati dan berdiri di tengah2 kerumunan mereka
Semar : Naradha, ada apa kamu tiba-tiba datang ke Jodipati? Apakah ada peristiwa
penting di kahyangan
Narada :Aku datang untuk meminjam dan mengambil bayi Werkudara yang akan aku
jadikan Jagonya para dewa di kahyangan, karena di kahyangan sedang porak
poranda. Kahyangan dihancurkan oleh Patih Sekipu utusan dari Prabu
kolopracono dari negara giling wesi. Bayi ini akan aku pinjam selama 3 tahun
Werkudara ; haaaah, Arimbi, segera berikan bayimu kepada Narada, semoga kelak jadi
Satriya yang kuat gagah perkasa dan bijaksana.
Arimbi : silakan putraku kau didik dengan baik, semoga pada Dewa menjaga
keselamatan putra kesayanganku ini..
Narada ; klonthong klonthong waru doyong kanggo lenggah wong wudele bodhong,
jangan khuwatir, kelak putramu digladi oleh para dewa di kawah candra dimuka,
dan kelak putramu jadi raja khayangan selama 3 tahun ...itu sudah ketentuan
para dewa
Lalu Arimbi menyerahkan bayi kpd Naradha. Oleh Naradha, bayi tersebut dibawa dan dimasukkan ke
kawah Candradimuka (Latar: api yang berkobar)

Adegan 7
Gatotkaca keluar dari kobaran api
Gatotkaca : kamu siapa, kakek??? Kenapa ada disini?
Naradha :Saya adalah Dewa Naradha dari kahyangan
Gatotkaca : lalu nama saya siapa, kek?
Naradha : Kamu aku beri nama Gatotkaca
Gatotkaca : Terima kasih kek..namaku Gatotkaca…namaku bagus sekali
Naradha :Gatotkaca, kakek minta tolong untuk menjadi perwakilan para dewa di kahyangan yang
sekarang sedang dirusak oleh Patih Sekipu utusan dari Prabu kolopracono dari negara
Giling wesi. Tubuhmu kamu sudah aku tempa selama 3 tahun di kawah candradimuka
sehingga kesaktianmu menjadi luar biasa. Apakah kamu sanggup melawan prabu
Kolopracono beserta para prajuritnya?
Gatotkaca : Siapa takut?? Prabu Kolopracono dan para prajuritnya akan aku kalahkan. Doakan aku
ya kek semoga aku menang
Naradha : Gatotkaca, ketahuilah bahwa tubuhmu sudah menjadi otot kawat balung wesi, jadi
senjata sudah tidak mempan untuk melukai badanmu.
Gatotkacapun pamit dan berangkat ke kahyangan.

Adegan 8
Gunungan masuk
 Kolopracono, Sekipu , dewi Suprobo berada Di panggung,
 Kolopracono merayu dewi Suprobo untuk menjadi istrinya.

Kolopracana : Dewi supraba, mari kita hidup berdua dengsnku. Aku Kolopracana raja Negara Giling
Wesi.
Aku kaya raya, negeriku banyak tambang emas, perak, dan tambang minyak. Ayo
dewiku
Supraba ikut aku..
Supraba : gak mau gak mau.. kamu walau kaya raya namun dirimu raksasa. Sumpah aku tidak
mau kau jadikan isterimu

 prajurit raksasa masuk ke panggung,


 Gatotkaca masuk ke panggung lalu berperang melawan Kolopracono, Sekipu dan Prajurit
Raksasa.
 Scene berakhir dengan kemenangan Gatotkaca dan kematian Kolopracono, Sekipu dan Prajurit
Raksasa
 Semua pemain masuk panggung dengan menari riang gembira dan membopong Gatot kaca

Anda mungkin juga menyukai