Anda di halaman 1dari 8

Mbok Lampir dan Merapi

Pada zaman dahulu kala di sebuah gua yang sangat gelap di puncak gunung Merapi hiduplah Mbok Lampir bersama cucunya yang bernama Grandong. Selain itu, ada sebuah kerajaan yang sangat megah yang terletak di lereng Gunung Merapi yang dipimpin oleh raja yang mempunyai seorang istri dan seorang putri yang cantik jelita bernama Lokasari Maharani Putri Dinasti. Suatu ketika ada kejanggalan yang terjadi di istana, Kalagandong si penasihat kerajaan ingin menculik sang putri karena ia jatuh cinta pada sang putri dan ia bekerja sama dengan Mbok Lampir yang juga ingin mencari tumbal di desa. Ketika rencana menculik sudah matang, Mbok Lampir dan Grandong bergegas menuju kerajaan untuk menemui Kalagandong. Mbok Lampir : Hihihi. Akulah Mbok Lampir. Grandong dimana Kalagandong menunggu kita? Grandong Mbok Lampir Grandong Mbok Lampir Grandong : Dia mengatakan akan menunggu kita di pintu masuk kerajaan. : Bukankah ini pintu masuknya??? : Iya bener juga loe klis, ehhh Mbok Lampir. : Dasar bodoh. : Aku kan memang bodoh, kalau aku pinter kan sudah jadi bos bukannya jadi anak buah seperti sekarang. Kalagandong Mbok Lampir Grandong Kalagandong : Woi apa yang kalian lakukan disana??? Cepat kemari!!! : Hihihi. : Apa yang harus kita lakukan sekarang? : Lihat putri yang cantik jelita yang berdiri di tengah taman, itulah putri yang akan kita culik. Grandong Kalagandong : Wah cantiknya, mantap kalau dijadikan istri. : Dasar kau ini, tampang jelek begitu mau punya istri cantik, tidak cocok. Aku yang tampan ini baru cocok. Mbok Lampir : Sudah-sudah,, ayo segera kita culik putri itu.

Kemudian mereka berjalan mendekati putri dan dengan sigap membawa putri pergi. Putri Grandong : Aaaaaaahhhhh Mau dibawa kemana aku ini?? Siapa kalian?? : Kau diam saja kita akan segera meninggalkan istana jelek ini dan menuju ke atas gunung Merapi yang indah disana. Putri Kalagandong : Aku tak mau. Stop ! Stop ! Stop engkau menculik diriku, diriku.. Stop ! : Ahihihi.. Tenang saja putri, aku akan menikahimu disana dan kita akan membangun kerajaan baru yang indah dan kita akan hidup bahagia disana. Putri : Kau Kalagandong abdi raja yang setia, tak ku sangka kau berniat jahat seperti ini. Kau hianati ayahku, kau hianati kerajaan yang

membesarkanmu. Mbok Lampir : Hihihihi.kau banyak bicara. Tatap mata mbah..semakin lama terasa berat. Hitungan ketiga kau akan tertidur. 123. Dayang Grandong Dayang Grandong : Kau apakan putri raja??? Mau menculik ya?? : Tutup mulut mu! Jangan banyak bicara! : Kau yang harusnya tutup mulut. Mulutmu selebar buaya kali unda. : Emangnya di kali unda ada buaya?? Pergi kau!!! (sambil mendorong Dayang) Karena didorong terlalu keras dayang pun pingsan. Tak lama kemudian raja dan permaisuri datang. Permaisuri Dayang Raja : Dayangbangun dayang. : mm : Dimana putriku???

Dayang Permaisuri Dayang

: (kebingungan) : Apa yang terjadi padamu??? : Tadi sepertinya Putri telah dibawa lari permaisuri. Tapi hamba lupa oleh siapa. Hamba tak ingat. Maafkan hamba permaisuri..

Permaisuri Dayang Pengawal

: Haaahh... (permaisuri lemas dan jatuh pingsan) : Permaisuriii..... !!! (dayang juga ikut pingsan) : Waaaa.... Kenapa semua pingsan ??? (sambil mencoba menyadarkan dayang)

Raja

: Apa ? Ternyata benar apa yang telah dikatakan oleh Mbah Jerigen. Tapi untuk apa dia menculik putriku ? Panglima Sembara, siapkan pasukan dan kejar mereka.

Panglima

: Baik tuan. Pengawal, ikut aku mencari Tuan Putri ! Hei pengawal ! Selesai dulu berurusan dengan dayang. Ikut aku mencari Tuan Putri.

Pengawal

: Hah.. Eh iya.. Siap Tuanku Raja. Eh maksud saya, Panglima !

Tiba-tiba saja Mbah Jerigen datang dengan membawa kabar yang mengejutkan. Mbah jerigen Raja : Tuan, jangan terlalu tergesa-gesa. Biarkan aku ikut bersama mereka. : Apa maksudmu ? Kau disini saja abdiku, biarlah pasukan istana yang mengejarnya. Aku tak ingin kau terluka. Mbah jerigen : Begiini tuan, jika hanya mereka yang menyelamatkan hamba kira tidak akan berhasil. Karena ada Kalagandong yang terlibat dibalik semua ini.

Raja

: Dasar bedebah ! Pantas saja akhir-akhir ini sikapnya aneh, dia juga jarang sekali terlihat di istana. Ternyata dia mau jadi penghianat. Mau main main dia denganku. Huh !

Mbah Jerigen Raja Semuanya

: Makanya Tuan. Ijinkan saya ikut bersama mereka. : Ok ok okelah kalo bekbekbegitu ! Ayo kita kejar mereka bersama-sama. : Roso !!!!

Ketika raja dan pasukan kerajaan mengejar, terlihat Mbok Lampir, Grandong dan Kalagandong sedang berdiskusi kelompok di gerbang kerajaan. Mbak Lampir, : Pssst.. pssstt.. psstt... (pisssss) Grandong, dan Kalagandong Panglima : Heh!!!, kau Mbok Lampir, mau kemana kau??!!! Pengawal, segera hadang mereka ! Pengawal : Siap Panglima ! Hei nenek tua, mau kemana kau ? Mbok Lampir Pengawal : Hihihihihi, aku mau pulang.. Sudah tak ada urusan lagi aku disini. : Tak semudah itu kau bisa pergi dari istana setelah apa yang telah kau lakukan. Kalagandong : Diam kau anak ingusan. Jangan ikut campur. (kalagandong menghipnotis pengawal hingga tak berkutik) Hei siapa yang kentut ?

Raja

: Kembalikan anakku!!!(sang raja mencoba mengambil anaknya, tetapi diserang oleh Kalagandong)

Panglima

: Raja, anda tidak kenapa? Dasar penghianat ! apa tujuanmu menculik Tuan Putri Lokasari ?

Kalagandong

: Hahahaha. Mau apa kau ? Aku menculiknya karena aku mencintainya. Dan aku akan menjadikan dia istriku. Hahahahaha.. Lihat saja nanti !

Mbok Lampir

: Hihihihihihi dan aku, akan membantunya. Tapi Putri Lokasari akan kujadikan tumbal untuk Merapi. Hihihihihihi.

Kalagandong Mbok Lampir

: Hei, diperjanjian kita tidak seperti itu. Kau menipuku. Dasar nenek tua ! : Diam kau. Kau tidak tahu apa-apa, dasar anak kecil ! Plak !! (Mbok Lampir memukul kalagondang hingga tak sadarkan diri)

Panglima Mbok Lampir

: Hei kau apakan Kalagandong ? : Hihihihi.. Aku hanya membuatnya pingsan sementara waktu. Karena dia hanyalah penghambat jalanku. Dan kalian juga sebentar lagi akan kubinasakan !

Panglima

: Omong besar kau bedebah ! Hadapi aku jika memang nyalimu sebesar omonganmu !

Mbok Lampir

: Hihihihihi.. aku tidak takut padamu. Ciiiaaaaaaaaattttttttt. Cucuku, lawan dia ! hihihihihi.

Grandong

: Eh ? Kenapa harus aku ?

Mbok Lampir

: Sudahlah jangan banyak tanya. Ikuti saja perintahku. Aku harus menjaga Putri Lokasari.

Grandong Panglima

: Hah baiklah. Ciiaaaaaaattttttttttttt. : Jangan banyak bicara kalian. Cepat serang aku !

Pertarungan yang hebat antara Grandong dan Panglima pun terjadi. Dengan bantuan dari Mbah Jerigen Panglima Sembara mengeluarkan jurus saktinya. Panglima : Dengan meminjam kekuatannya Mbah Jerigen dengan ini saya menyatakan akan mengeluarkan jurus Semburan Wedhus

Gembel.!!!!!!!!!!!! Grandong Mbok Lampir : Tidaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkk..!!!!!!!!!!!! (mati terbujur kaku) : Wah bahaya !!! aku harus segera pergi !

Karena mengetahui kepergian Mbok Lampir, Mbah Jerigen langsung menyerangnya dengan keris sakti miliknya. Mbah jerigen Mbok Lampir : Hei ! mau kemana kau ? Roso !!! : Arrrrrggggggggggghhhhhhhhhhhhh..

Mbok Lampir kaku bersimbah darah dan tiba-tiba lenyap entah kemana. Sang Raja menghampiri Kalagandong yang sudah tersadar. Raja : Kalagandong, kau tidak apa-apa ?

Kalagandong

: Ah.. ah.. Tak apa tuan. Tu.. tu.. tuan.. hamba minta maaf. Hamba khilaf telah melakukan ini semua.

Raja Kalagondang

: Yah baiklah. Aku memaafkanmu. Jangan lakukan itu lagi. : Terimakasih tuan.

Setelah itu Sang Raja langsung menghampiri putrinya yang sudah diselamatkan oleh Panglima. Raja Putri Panglima Raja Putri : Putriku. : Ayah. (tetapi putrid malah memeluk Panglima Sembara) : (merasa malu) : Hei.. Ayahmu disini. : Ohh.. maafkan aku Sembara. (dengan muka merah) Ayah. (mereka berdua saling berpelukan) Untuk mensyukuri kemenangannya Mbah Jerigen bersujud dan berdoa. Namun tibatiba, ada suara gemuruh dari Merapi dan gempa yang dahsyat. Saat itu juga terjadilah Gunung Merapi meletus karena tidak mendapatkan tumbal. Kerajaan menjadi luluh lantah dan mbah Jerigen mati bersujud dengan keadaan kaku.

Kelompok 2
Wayan Ewin Octariana Putu Eka Novitri Ketut Diana Sari A.A. Md. Bgs. Putra Semara Wayan Suastika Kd. Angga Permana Putra Ida Ayu Utari Wasundari Tjok Gede Agung Surya Putra Tjok Gede Agung Friska A. Kd. Trisna Primandari Agus Wahyu Arya Damana sebagai Raja sebagai Permaisuri sebagai Putri Lokasari sebagai Panglima Sembara sebagai Mbah Jerigen sebagai Kalagandong sebagai Dayang sebagai Pengawal Sebagai Pengawal sebagai Mbol Lampir sebagai Grandong

Anda mungkin juga menyukai