Anda di halaman 1dari 3

RORO JONGGRANG

Alkisah pada zaman dahulu kala, ada dua kerajaan yang sama besar yaitu kerajaan
Prambanan dan kerajaan Pengging. Bandung Bandawasa dari kerajaan Pengging telah
berhasil membunuh Prabu Baka, raja dari kerajaan Prambanan. Kerajaan Penggingpun
menguasai kerajaan Prambanan.

Pada suatu hari, Bandung Bandawasa melihat wanita cantik jelita yang bernama Roro
Jonggrang. Ia adalah putri dari Prabu Baka. Bandung Bandawasapun jatuh hati padanya.

Bandawasa : wahai roro jonggrang, maukah kau menjadi permaisuriku ?

Roro Jonggrang : tidak !!! saya tidak mau kau peristri. Karna kau telah
membunuh ayahku.

Bandawasa : kalau kau tidak mau, akan ku bunuh kau!!!

Roro Jonggrang : baiklah. Aku mau menjadi istrimu, tetapi ada satu syarat.

Bandawasa : apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?

Roro Jonggrang : buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu
satu malam.

Bandawasa : Ya, saya sanggup. Akan saya buatkan.

Pada malam harinya, Bandawasa mulai bekerja membuat candi. Untuk menggagalkan
pekerjaan itu, Roro Jonggrang menghampiri warga untuk meminta bantuan.

Roro Jonggrang :Hai, para penduduk ! Saya mohon bantuan agar kalian
memukul lesung dan membakar jerami.

Penduduk : baiklah putri, kami akan membantumu.

Hai para warga, mari kita bantu putri Roro


Jonggrang!!!
Beberapa saat kemudian, Roro Jongrang kembali menyaksikan pekerjaan
Bandawasa.

Bandawasa : Hai roro jonggrang! kenapa kau tadi pergi ?

Roro Jonggrang : Mari kita hitung ada berapa candi !

Ohh,ternyata hanya ada 999 candi.

Bandawasa : Hai Roro Jonggrang. Hanya kurang satu saja.

Roro Jonggrang : saya tidak mau! Tidak mau ! Harusnya 1000 candi.

Bondowoso :Hai, Roro Jonggrang, ku kutuk kau menjadi batu untuk


melengkapi 1000 candi.

Roro Jonggrang : Tidaaaaaakkkkk....................!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Akhirnya, Roro Jonggrang dikutuk menjadi sebuah batu untuk melengkapi seribu candi.
Candi tersebut bernama candi Prambanan yang terletak di yogyakarta.

Pesta Siaga
Puisi Bertema Cinta Orangtua

BUNDA

Bunda....
disetiap kerut garis wajahmu
tersimpan berjuta deritamu
kau tetap ukir senyum
sembunyikan segalanya

Bunda....
kau abaikan bahagiamu
kau pertaruhkan nyawamu
demi buah hatimu
seluas samudera
setinggi langit diangkasa
takkan mampu menebus deritamu

Bunda....
ku tahu batinmu menangis
akan tingkah polah
keegoisan anakmu
kau hanya mengelus dada
kau tetap tersenyum bersahaja
terima kasih bunda...
tanpamu semua tiada arti

PESTA SIAGA

Anda mungkin juga menyukai