Anda di halaman 1dari 21

Pasal 11

PENGERTIAN DASAR AD/ART Gerakan

Pramuka

PENGERTIAN DAN FUNGSI AD/ART GERAKAN PRAMUKA


 PENGERTIAN

1. AD/ART merupakan ketentuan dasar dan ketentuan operasional bagi suatu

organisasi yg mencerminkan aspirasi, visi dan misi Gerakan Pramuka

Indonesia

2. Pengikat persatuan dan kesatuan Gerakan Pramuka dalam prinsip,

idealisme, tindaklaku, baik organisatoris, 1esame, maupun budaya

3. Suluh & landasan gerak organisasi Gerakan Pramuka dalam mencapai

tujuannya

4. Landasan manajemen & pemberdayaan sumberdaya Gerakan Pramuka

 FUNGSI

AD/ART merupakan landasan kerja dan landasan gerak Gerakan Pramuka dalam

mewujudkan visi dan misinya.

LANDASAN HUKUM GERAKAN PRAMUKA


 KEPPRES No 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, dengan

pertimbangan:

1. anak-anak dan pemuda Indonesia perlu dididik untuk menjadi manusia dan

warga Negara Ind. Yg berkepribadian dan berwatak luhur dst.

2. untuk mencapai maksud dan tujuan tsb harus dilakukan dilingkungan anak-

anak dan pemuda di samping lingkungan kel. Dan sek.

3. sesuai Tap MPRS No I/MPRS/1960 ttg GBHN dan Tap MPRS No

II/MPRS/1960 ttg Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta


Berencana Tahapan Pertama ’61-’69 mengenai pendidikan pada umumnya dan

pendidikan kepanduan pada khususnya, perlu menetapkan suatu organisasi

gerakan pendidikan kepanduan tunggal untuk diberi tugas melaksanakan

pendidikan tersebut di atas.

SEJARAH SINGKAT AD/ART GERAKAN PRAMUKA


 Keppres No 12 Tahun 1971

 Keppres No 46 Tahun 1984

 Keppres No 57 Tahun 1988

 Keppres No 34 Tahun 1999

 Keppres No 104 Tahun 2004

POKOK-POKOK PENTING AD/ART GERAKAN PRAMUKA


 Pembukaan memuat dasar filosofis dan historis ketentuan dalam AD GP.

 Eksistensi: Nama, Status dan tempat

 Asas, Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi

 Sistem among, PDK, KH, MK, M dan Kiasan dasar

 Organisasi: anggota, jenjang organisasi, kepengurusan, Saka, DK, Lemdik,

Bimbingan, Pemerikasaan keuangan

 Musyawarah dan Referendum

 Pendapatan, kekayaan

 Atribut GP: bendera, panji, himne dan pakaian seragam serta tanda-tanda

 ART, Pembubaran dan perubahan AD.

TUJUAN GERAKAN PRAMUKA


Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 2004 pasal 4 …. Dan dijabarkan dalam

Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka 2004 pasal 4 …. Melalui Kepramukaan :

1. … Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang

beriman dan bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi…”


2. … Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan

kecakapan serta memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi

manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan

sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama

bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat, bangsa, dan 3esame…”

ALASAN PENYEMPURNAAN AD GP
 AD merupakan landasan kerja GP

 GP dihadapkan pada lingkungan yg berubah serta tantangan baru

 Perkembangan kepanduan di seluruh dunia

 Perlu penyesuaian dengan UU No 22 th 1999, UU No 25 th 1999 dan UU

No 23 th 2002 serta UU Sisdiknas.

PERMASALAHAN
 Penggolongan usia peserta didik

 Keberadaan kelompok usia Pandega-kaderisasi

 Otonomi daerah

 Pembinaan Gudep Berpangkalan di Sekolah/Kampus dan gudep wilayah

serta serta tersedianya pembina yg berkualitas

 Sistem among

 Pengembangan Saka Pramuka

HARAPAN
 Dengan organisasi yang lincah didukung SDM berkualitas yang menjalankan

tugas sesuai prinsip dan metode kepramukaan, GP hadir dan siap untuk

mendidik kader-kader pembangunan yang trampil serta memiliki watak dan

kepribadian mulia.

PENYEMPURNAAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MUNAS 2003


 Alinea 3 Pembukaan, menyesuaikan dgn 3esame3m baru yg menyertakan

kaum muda.
 Alinea 5 Pembukaan, SISTEM AMONG tidak hanya ditempatkan sbg

bagian dari metode kepramukaan krn ia merupakan sisdiknas.

KETENTUAN YANG DISEMPURNAKAN


 PASAL 4 AD, penegasan formulasi tujuan dengan menambahkan …guna

mengembangkan dstnya…

 PASAL 5 AD, ditambahkan rumusannya shg menjadi…..serta membangun

dunia yg lebih baik.

 PASAL 8 AD, selain mengatur upaya ditambahkan jg usaha yg dilakukan GP

 Pasal 9, Sistem Among

 Pasal 16, Pandega masuk dalam kualifikasi anggota dewasa muda

 Pasal 18, (a) anggota muda dan angota dewasa……

 Pasal 20, (5) Pergantian pengurus…..terdiri dari unsurpengurus lama dan

pengurus baru

 Pasal 21, SAKA tambah 1 ayat.

 Pasal 22, Dewan Kerja

 Pasal 24, Bimbingan ayat (4)…..Mabiran yg diketuai oleh Camat/Kepala

Distrik

 Pasal 25, BPK ayat (3) ada 2 butir

 Pasal 26, Musyawarah ayat (1) butir c ttg acara pokok Munas

LIMA UNSUR TERPADU DALAM KEPRAMUKAAN


1. Prinsip Dasar Kepramukaan

2. Metode Kepramukaan

3. Kode Kehormatan Pramuka

4. Motto Gerakan Pramuka

5. Kiasan Dasar Kepramukaan

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN


1. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas

yang membedakan Kepramukaan dari pendidikan lain

2. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur

proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.

3. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai

dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat.

(AD Gerakan Pramuka 2004 Pasal 10).

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN


PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN adalah :

1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, 5esame hidup dan alam seisinya;

3. Peduli terhadap diri pribadinya;

4. Taat Kode Kehormatan Pramuka.

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN BERFUNGSI :

1. Norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka

2. Landasarn Kode Etik Gerakan Pramuka

3. Landasan Sistem Nilai Gerakan Pramuka

4. Pedoman dan Arah Pembinaan Kaum Muda

5. Landasan Gerak dan Kegiatan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya

(AD Gerakan Pramuka 2004 pasal 11)

METODE KEPRAMUKAAN
Merupakan cara belajar interaktif progresif melalui :

1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

2. Belajar sambil melakukan

3. Sistem berkelompok

4. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan

yang sesuai dengan perkembangan rokhani dan jasmani peserta didik


5. Kegiatan di alam terbuka

6. Sistem Tanda Kecakapan

7. Sistem satuan terpisah untuk Putera dan Puteri

8. Kiasaan dasar

(AD Gerakan Pramuka 2004 pasal 12)

MOTTO GERAKAN PRAMUKA


1. Merupakan bagian terpadu proses Pendidikan untuk mengingatkan setiap

anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti

mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka

2. Motto Gerakan Pramuka : “SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU

KUBAKTIKAN”

3. Merupakan Motto tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka, sebagai bagian

terpadu proses pendidikan, disosialisasikan baik di dalam maupun di luar

Gerakan Pramuka.

Written By : Ambalan Gajah Mada

Pasal 12

Sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia

BADEN POWELL

Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London, Nama sesungguhnya Robert Stephenson
Smyth, Ayahnya seorang Profesor Geometry di Universitas Oxford, bernama Baden Powell, yang
meninggal ketika stephenson masih kecil.

Pengalaman-pengalaman Baden Powell sejak kecil sangat berpengaruh dengan adanya kegiatan
kepramukaan yang ada sekarang ini. Pengalaman tersebut ditulisnya menjadi sebuah buku berjudul
“Aids To Scouting”, yang sebenarnya memberi petunjuk kepada tentara muda Inggris agar dapat
melakukan tugas penyelidik dengan baik. Buku ini sangat menarik, tidak hanya bagi pemuda bahkan
orang dewasa. Tn. William Smyth sebagai seorang pemimpin Boys Brigade minta agar BP melatih
anggotanya sesuai dengan cerita pengalaman beliau.

Maka dipanggillah 21 orang pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Negeri Inggris, di ajak
berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Tahun 1910 BP
minta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Beliau mendapat titel Lord dari
Raja George pada tahun 1929. BP menikah dengan Olave St.Clair Soames pada tahun 1912, dan di
anugerahi tiga orang anak. BP meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.

SEJARAH SINGKAT KEPRAMUKAAN SEDUNIA

Pada awal tahun 1908 BP menulis cerita pengalamannya sebagai bungkus acara latihan kepramukaan
yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya itu kemudian terbit sebagai buku “Scouting for Boys”. Buku ini
cepat tersebar ke seluruh negeri Inggris, bahkan ke negara-negara lainnya, dan berdirilah di mana-
mana organisasi kepramukaaan (yang semula hanya untuk anak laki-laki berusia penggalang) yang
disebut Boy Scout. Kemudian disusul berdirinya organisasi kepramukaan putri yang diberi nama Girl
Guides atas bantuan Agnes, adik perempuan Baden Powell, dan diteruskan oleh Ny. Baden Powell.

Tahun 1916 berdiri kelompok Pramuka usia Siaga, yang disebut CUB (anak serigala) dengan buku The
Jungle Book, berisi cerita tentang Mowgli anak didikan rimba (anak yang dipelihara di hutan oleh induk
serigala) karangan Rudyard Kipling sebagai cerita pembungkus kegiatan Cub tersebut.

Tahun 1918 BP membentuk ROVER SCOUT (pramuka usia penegak) untuk menampung mereka yang
sudah lewat usia 17 tahun, tetapi masih senang giat di bidang kepramukaan. Tahun 1922 BP
menerbitkan buku ROVERING TO SUCCESS (mengembara menuju bahagia) yang berisi petunjuk bagi
para Pramuka Penegak dalam menghadapi hidupnya, agar mencapai kebahagiaan. Buku itu
menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya sendiri menuju ke pantai
bahagia.

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore sedunia, di Arena Olympiade, London. BP mengundang


Pramuka dari 27 negara, dan pada saat itu BP diangkat sebagai bapak Pandu sedunia (Chief Scout of
The World).

Gagasan Baden Powell itu jitu, cemerlang, dan sangat menarik sehingga dilaksanakan juga di negara-
negara lain. Di antaranya di Nederland (Padvinder, Padvinderij), yang kemudian oleh orang Belanda di
bawa dan dilaksanakan juga di negara jajahannya, termasuk Indonesia dengan mendirikan organisasi
yang bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-pandu Hindia
Belanda. 

AWAL KEPRAMUKAAN DI INDONESIA

a.   Masa Hindia Belanda

1)   Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam
pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan
kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya
dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.

2)   Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders


Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar
sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV)
pada tahun 1916.

3)   Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse Padvinders
Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

4)   Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas
dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi
"Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam
mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam
Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan
oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan
oleh Pemuda Indonesia.

5)   Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan
terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu
Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

6)   Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah
Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu
Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).
7)   PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)
pada bulan April 1938.

8)   Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama
kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu
Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita
(SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al
Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO),
Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

9)   Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami
beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian
disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan
dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

b.   Masa Bala Tentara Dai Nippon

"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang
Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai
dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya
menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepramukaan tetap
menyala di dada para anggotanya.

c.   Masa Republik Indonesia

1)   Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan
berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia
sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk
seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

2)   Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan
hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan
tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya
organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

3)   Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada
peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan
Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur
sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di
daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya
perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan
Indonesia Muda (KIM).

4)   Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga
bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan
bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat
Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.

5)   Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan
kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali bekas organisasinya masing-masing dan
terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi
kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6
September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-
satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947
itu berakhir sudah.

6)   Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No.
2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organisasi kepramukaan mengadakan konfersensi di Jakarta.
Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia
(IPINDO) sebagai suatu federasi.

d.   Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia

1)   Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri
terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan
Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya
Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
2)   Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore
Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.

3)   Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar
agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar
ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

4)   Seminar Tugu ini menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap
gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan kepramukaan yang ada dapat
dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan November 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini
Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan
Kepanduan".

5)   Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI
menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat.
Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya
ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

6)   Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA 

a.   Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka 

1)   Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya
Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

2)   Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan
di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepadan dengan jumlah seluruh anggota
perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal
3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini
dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah
Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya
diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30).
Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
3)   Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan
kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan
harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka.
Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K
Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan
kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia
Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang
disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

4)   Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.

5)   Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal
11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono
(Menteri Sosial).

6)   Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran
Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

b.   Kelahiran Gerakan Pramuka

Kelahiran Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi
kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan
Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang
ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta
mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan
bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari
Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak
sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PERMULAAN TAHUN KERJA.

Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam
organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

2.   Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk
diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan
Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

c.   Gerakan Pramuka Diperkenalkan

1)   Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi
Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI
No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

2)   Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis
Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan
Kwartir Nasional Harian.

3)   Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-45,
yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan
dalam Kwarnari 8 orang.

4)   Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961,
tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu
17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi
anggota Kwarnari.

5)   Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

6)   Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI
Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
7)   Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14
Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta
sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai
pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

8)   Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di
Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji
Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada
Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

9)   Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA
yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran

Kisi SKU Penegak Bantara Baru


BANTARA KISI-KISI POINT
Islam

1. a Dapat menjelaskan makna Rukun Iman dan Rukun     Mampu  menberikan penjelasan secara rinci dan 15
Islam tersetruktur tentang rukun Islam dan rukun Iman

Mampu  menjelaskan  makna Sholat berjamaah dan    Bisa memberikan penjelasan terkait makna Sholat 10
dapat mendirikan Sholat sunah secara individu berjamaah, pengaturan Shaf, Syarat sahnya Sholat,
Rukun Sholat.

    Mendirikan Sholat secara berjamaah di Rumah, di


Masjid, di Sekolah dibuktikan dengan tanda tangan Imam
30
Sholat – kurun waktu selama 1 bulan penuh.

    Mampu menjelaskan macam-macam Sholat Sunnah dan


dapat menegakkannya secara Istiqomah minimal 3 Sholat
Sunnah setiap hari.

Mampu  menjelaskan  makna berpuasa serta jenis -    Mampu  menjelaskan makna berpuasa serta jenis-jenis 10
jenis Puasa puasa secara rinci dan benar terstruktural.

Tahu  tata cara merawat jenazah     Mampu  menjelaskan tata cara merawat Jenazah secara 15
teori dan lisan

Dapat membaca doa Ijab Qobul Zakat     Mampu melafalkan dengan diluar kepala doa Ijab Qobul 10
Zakat, terutama Zakat Fitrah beserta makanya secara
benar.

Dapat menghafal sebuah hadist dan menjelaskan     Mampu menjelaskan Hadist utamanya Hadist Arbain 10
hadist tersebut Nawawi diluar kepala baik lafal maupun maknanya
secara benar.

Khatolik

1.b Tahu dan paham makna dan arti Gereja Katolik

Dapat memimpin doa dan membangun membuat


gerakan  cinta pada keberagaman agama di luar
gereja katolik

Protestan

1.c Mendalami hukum Kasih dan mengamalkannya


dalam kehidupan sehari-hari

Hindu

1.d Dapat menjelaskan sejarah perkembangan agama


Hindu di Indonesia

 Dapat menjelaskan  makna dan hakikat  dari tujuan


melaksanakan persembahyangan sehari-hari dan
hari besar keagamaan Hindu

Dapat menjelaskan maksud dan tujuan kelahiran


menjadi manusia menurut agama Hindu.

Dapat menjelaskan makna dan hekekat ajaran Tri


Hita Karana dengan pelestarian alam lingkungan.

Dapat mempraktekkan  bentuk gerakan Asanas dari


Hatta Yoga

Dapat melafalkan dan mengkidungkan  salah satu


bentuk Dharma Gita.

Dapat mendeskripsikan  struktur , fungsi dan


sejarah pura dalam cakupan Sad Kahyangan

Buddha

1.e  Saddha: Mengungkapkan Buddha Dharma sebagai


salah satu agama

Merumuskan dasar-dasar keyakinan dan cara


mengembangkannya

Menjelaskan sejarah Buddha Gotama

Menjelaskan Tiratana sebagai pelindung

2 Berani menyampaikan kritik dan saran yang     Dapat mempraktekkan secara langsung dalam 75
membangun dengan sopan dan santun kepada memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
sesama teman sesama teman dengan benar dan sungguh-sungguh
dengan niatan memberikan solusi.

    Memahami batasan-batasan kritikan dan saran secara


sopan santun

25

3 Dapat mengikuti jalannya diskusi dengan baik     Mampu menjalaskan macam-macam diskusi 30

    Dapat mempraktekkan diskusi dengan masalah-masalah 70


yang diambil dari setiap kali latihan atau program kerja
Ambalan.

4 Dapat hidup bersama antara umat beragama dan     Dibuktikan dengan sedikitnya memiliki masing-masing 2 80
toleransi dalam bakti orang sahabat dengan berlatar belakang Agama yang
berbeda dan menjalin komunikasi secara berkelanjutan,
baik berteman secara langsung, jejaring sosial atau
sahabat pena.

    Pernah melakukan kerja sama didalam menjalankan


sebuah kegiatan dibuktikan dengan pernyataan dari
sahabat yang melakukan kerja sama tersebut.

20

5 Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya    Dibuktikan dengan foto copy daftar hadir latihan dengan 50
3 kali setiap bulan tercantum nama peserta tersebut sekurang-kurangnya 3
kali pertemuan secara berturut-turut.

    Bukti catatan dan tulisan rapi dan dapat dibaca dari
setiap materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

50

6 Setia membayar iuran kepada Gugusdepan, dengan    Secara rutin membayar iuran kepada gugus depan 70
uang yang seluruh atau sebagian diperolehnya dari melalui pengurus Dewan Ambalan dengan toleransi
usaha sendiri keterlambatan pembayaran maksimal 5 kali berturut-
turut.

    Sedapatnya uang yang digunakan untuk membayar iuran


tersebut adalah uang hasil dari usaha sendiri dengan
dibuktikan surat pernyataan dari pemberi kerja/usaha.
30

7 Dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar     Mengerti dan memahami sejarah bahasa Nasional 45
dalam pergaulan sehari-hari Indonesia dan periode ejaannya

    Biasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan


benar setiap kali pertemuan dengan sesama anggota 55
Pramuka

8 Telah membantu mengelola kegiatan di Ambalan.      Dibuktikan dengan pengesahan sebagai Pengurus Dewan 65
Ambalan dan atau Panitia kegiatan (Sangga Kerja
Kegiatan)

    Bekerja dengan sungguh-sungguh dalam pelaksanaan


tugas seperti pada point 1.
35

9 Telah ikut aktif kerja bakti di masyarakat minimal 2     Mampu menunjukkan bukti dokumentatif (Foto, Surat 75
kali Keterangan, Video) bahwa yang bersangkutan telah
melaksanakan kerja bakti dilingkungannya.

    Pernah melaksanakan kerja bakti di masyarakat yang di 25


tugaskan oleh Pembina Pramuka.

10 Dapat menampilkan kesenian daerah di depan     Praktek dalam menampilkan kesenian daerah di depan 65
umum minimal satu kali. umum dan mampu memberikan hiburan yang dapat
menambah manfaat dan kegembiraan.

    Bukti dokumentasi secara Surat Pernyataan, Foto, Video


dalam menampilkan kesenian daerah di depan umum.
35

11 Mengenal, Mengerti dan Memahami  isi AD & ART     Mempunyai dan memiliki sendiri buku dan atau foto 25
Gerakan Pramuka copy AD & ART Gerakan Pramuka.

    Telah membaca sedikitnya 1 kali buku AD & ART Gerakan


Pramuka. 25

    Membuat resume atau ringkasan AD & ART Gerakan


Pramuka
50

12 Dapat menjelaskan sejarah Kepramukaan Indonesia    Mampu menjelaskan Sejarah Kepramukaan Indonesia 25
dan Dunia dan Dunia di depan teman-temannya sesama Pramuka
Penegak

    Sedikitnya memiliki buku Scouting for Boys, Rovering to


Succes, atau buku-bukunya Baden Powell baik berupa
75
Hard Copy atau ebook dan telah diterjemahkan ke dalam
bahasa yang mudah dipahaminya.

13 Dapat menggunakan jam, kompas, tanda jejak dan     Mampu memberikan penjelasan cara membaca jam, 20
tanda-tanda alam lainnya dalam pengembaraan. kompas, tanda jejak, tanda-tanda alam di depan teman-
temannya sesama Pramuka Penegak.

    Mampu mempraktekkan pada point 1 dalam medan


pengembaraan Pramuka Penegak.
30
    Dapat membuat Bivak, Api tanpa menggunakan korek
api, dan memahami Survival

50

14 Dapat menjelaskan bentuk pengamalan  Pancasila     Hafal dan mengerti ke lima sila Pancasila 25
dalam kehidupan sehari-hari.
    Mampu memberikan penjelasan di depan teman- 50
temannya  sesama Pramuka Penegak erkait point 1
diatas.

    Memberikan contoh-contoh bentuk pengamalan 25


Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
15 Dapat menjelaskkan tentang organisasi ASEAN dan     Mengerti dan memahami tentang ASEAN, PBB dan 70
PBB anggota kedua Organisasi tersebut serta mampu
memberikan penjelasan terkait pernah keluarnya
Indonesia dari PBB.

    Dapat memberikan penjelasan pada point 1 di atas 


30
kepada teman-teman sesama Pramuka Penegak dan
Organisasi lain yang semisal.

16 Dapat menjelaskan tentang kewirausahaan     Dapat membuat sebuah konsep produk yang akan dijual 10
dengan harga dibawah Rp. 10.000,-

    Mempraktekkan konsep tersebut sendiri atau bersama-


sama teman-teman sesama Pramuka Penegak lainnya. 20

    Mampu menjual produk tersebut seminimalnya dengan 50


mendapatkan keuntungan Rp. 25.000,-

    Berhemat dan menabung dengan dibuktikan buku


20
tabungan dan atau alat lain yang semisal dengan
tabungan tersebut.

17 Dapat mendaur ulang barang tidak terpakai menjadi    Mempunyai konsep rencana membuat daur ulang 10
barang yang bermanfaat. barang tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat
baik sendiri maupun dengan teman sesama Pramuka
Penegak lainnya.

    Mempraktekkan konsep tersebut dan mampu


30
mengajarkan kepada orang lain minimal 5 orang.

    Mampu menjual barang hasil daur ulang tersebut dan


kemudian hasil dari pada penjualannya dapat
60
dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
Ambalan dan atau Iuran Ambalan.

18 Dapat menerapkan pengetahuannya tentang tali     Memahami dan mampu memberikan penjelasan tentang 20
temali dan pionering dalam kehidupan sehari-hari. tali temali dan pioneering kepada teman-temannya
sesama Pramuka Penegak.

    Dapat mempraktekkan tali temali dan pioneering 50


tersebut dalam setiap kegiatan dan kehidupan sehari-
hari.
30
    Mampu mengajarkan sedikitnya 5 simpul kepada orang
lain, teman dan ataupun adik-adik Pramuka Penggalang.

19 Selalu berolahraga, mampu melakukan olahraga     Mampu melakukan olah raga renang dan dapat 65
renang gaya bebas dan menguasai 1 (satu) cabang menjelaskan macam-maca gaya pada olah raga
olahraga tim. dimaksud.
    Sedikitnyapernah melakukan dan dapat melakukan serta 35
memahami ketentuan, peraturan olah raga tim.

20 Dapat menjelaskan perkembangan fisik antara laki-    Mampu menjelaskan dan memahami KESPRO atau 60
laki dan perempuan Kesehatan Reproduksi secara gender baik lisan maupun
tulisan didepan teman-temannya sesama Pramuka
Penegak.

    Dapat membedakan cirri-ciri fisik perkembangan laki-laki


40
dan perempuan yang baligh atau menuju ke dewasa.

21 Dapat memimpin baris berbaris sangganya, dapat     Mampu menjelaskan kepada teman-temannya sesama 35
menjelaskan tentang gerakan baris berbaris kepada Pramuka Penegak tentang peraturan dan gerakan baris
anggota sangganya yang terdiri atas gerakan di berbaris.
tempat, berpindah tempat dan berjalan minimal 15
    Mampu mempraktekkan langsung dengan memimpin 65
gerakan.
barisan dalam melakukan baris berbaris.

22 Dapat menyebutkan beberapa penyakit infeksi,     Mampu menjelaskan beberapa penyakit infeksi, 20
degeneratif dan penyakit yang disebabkan perilaku degeneratif dan penyakit yang disebabkan perilaku tidak
tidak sehat. sehat.

    Melakukan pencarian data terkait point 1 kepada tenaga


medis ataupun paramedis, kemudian membuat resume
80
atau ringkasan data tersebut dengan ditanda tangani dan
di stempel oleh tenaga tersebut.

23 Ikut serta dalam perkemahan selama 3 hari berturut


    Mampu menyusun dan merencanakan persiapan 20
- turut sebelum perkemahan.

    Praktek berkemah selama 3 hari berturut-turut sesuai


dengan rencana yang telah disusun seperti pada poin1 80
diatas.

SKU PENEGAK TERBARU

Anda mungkin juga menyukai