Anda di halaman 1dari 15

PUTIH

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
BIODATA

NAMA LENGKAP :

NAMA PANGGILAN :

TEMPAT TANGGAL LAHIR :

ALAMAT :

AGAMA :

HOBBY :

SATUAN :

MOTIVASI :

Serang,

3x4 CAPAS

(....................................................)

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
INDONESIA RAYA

INDONESIA TANAH AIRKU


TANAH TUMPAH DARAHKU
DISANALAH AKU BERDIRI
JADI PANDU IBUKU

INDONESIA KEBANGSAANKU
BANGSA DAN TANAH AIRKU
MARILAH KITA BERSERU
INDONESIA BERSATU

HIDUPLAH TANAHKU HIDUPLAH NEGERIKU


BANGSAKU RAKYATKU SEMUANYA
BANGUNLAH JIWANYA BANGUNLAH BADANNYA
UNTUK INDONESIA RAYA

INDONESIA RAYA MERDEKA MERDEKA


TANAHKU NEGERIKU YANG KUCINTA
INDONESIA RAYA MERDEKA MERDEKA
HIDUPLAH INDONESIA RAYA

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
PERJANJIAN CAPAS

1. mengikuti peraturan tata tertib paskibra / asal sekolah SMA (


satuan masing-masing )
2. Mengikuti kegiatan satuan / gabungan / kegiatan resmi lainya, jika
tidak mengikuti kegiatan berturut-turut tanpa izin atau keterangan
saya siap di SANKSI
3. Melaksanakan tata tertib atau tata krama paskibra sesuai
kemampuannya.
4. bersedia menabung Rp. 500 .- selama menjadi anggota paskibra
selama 1 bulan, dan tabungan tidak akan di ambil jika mengundurkan
diri.
5. ikut aktif dalam kegiatan paskibra dan sedia mewujudkan atau
meningkatkan kegiatan ORGANISASI
6. tidak menyalahkan kegiatan paskibra untuk tidak mengikuti jam-jam
pelajaran sekolah .
7. bersedia meningkatkan PATRIOTISME dan cinta tanah air, bangsa
dan negara.
8. mempererat rasa persatuan dan persaudaraan anggota dan senior

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
MOTO PASKIBRA

PASKIBRA
PASKIBRA
PASKIBRA
TIDAK TAKUT SALAH
TIDAK TAKUT KALAH
TIDAK TAKUT JATUH
TIDAK TAKUT MATI
TAKUT MATI JANGAN HIDUP
TAKUT HIDUP MATI SEKALIAN
KALAU ADA SERIBU KAMI ADALAH SATU
KALAU ADA SERATUS KAMI TETAP SATU
KALAU ADA SEPULUH KAMI YAKIN TETAP SATU
KALAU ADA SATU YA ITULAH KAMI

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
Tanggal :
Tempat :
Judul : ETIKA PASKIBRA
Pemberi Materi :

A. ETIKA BERDIRI
1. Dalam keadaan berdiri tangan harus ada dibelakang (dalam keadaan istirahat)
2. Tidak boleh memasukan tangan ke dalam saku.
3. Hendaklah berdiri apabila berbicara dengan orang yang lebih tua.
4. Apabila memakai PDU hendaklah berdiri di tempat yang layak.
B. ETIKA DUDUK
1. Sopan tidak bertumpang kaki.
2.Apabila dalam keadaan hormat (duduk siap badan ditegakan, tangan dikepal
disimpan diatas paha dan posisi seperti sikap sempurna.
C. ETIKA BERJALAN
1. Ketika berjalan dengan wanita, usahakan wanita berada disebelah kiri.
2. Bila menaiki kendaraan, wanita terlebih dahulu.
3. bila menuruni kendaraan, laki – laki terlebih dahulu.
4. Bila membawa tas harus disebelah kiri.
5. Bila berjalan lebih daripada dua orang, berbanjar ke belakang.
D. ETIKA BERBICARA
1. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Menatap pada orang yang diajak berbicara.
3. Tidak boleh memotong pembicaraan orang lain.
4. Tidak gugup.
5. tidak boleh berbicara kotor atau memakai istilah dan berbisik – bisik.
E. ETIKA MAKAN
1. Duduk tegap tidak berbicara.
2. Alat makan tidak berbunyi.
3. Sendok menghampiri mulut.
4. Sikut tidak diletakan di meja.
5. Tidak boleh makan sambil berjalan.
6. Merapikan diri sebelum makan.
7. Mempersilakan.
8. Bila makan bersama harus ada yang memimpin do’a.
9. Selesai Makan posisi sendok dan garpu ditutup searah jarum jam (pukul 05.00).
F. ETIKA KERAPIHAN
1. Putra rambut pendek disisir rapih model sederhana.
2. Putri rambut disisir rapih dan diikat.
3. Berpakaian rapih dan bersih.
4. Berpakaian sesuai ketentuan.
5. Tidak boleh melipat lengan baju kecuali pakaian bebas.
6. Jika memakai PSAS sebaiknya memakai ikat pinggang hitam, kaos kaki putih,
dan
sepatu hitam
7. Jika menghadiri pertemuan sebaiknya menggunakan kemeja.
G. ETIKA BERTAMU
1. Memberi tahu tuan rumah terlebih dahulu agar mempersiapkan segala
sesuatunya.
2. Memberi salam sebelum masuk.
BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
3. Menjaga kesopanan selama bertamu.
4. Memperhatikan waktu dan lamanya waktu, jangan sampai menggangu jam
istiraht
5. Selesai bertamu mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam.

H. ETIKA MENERIMA TAMU


1. Bersikap ramah
2. Jangan menerima tamu di depan pintu atau pagar.
3. Memberikan hidangan disesuaikan dan tidak berlebihan atau yang menjadi
pantangan tamu tersebut
4. Mengantarkan tamu sampai pintu, jika mengendarai kendaraan umum tungg
sampai naik.
I. ETIKA MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
1. Tidak boleh mengganggu orang sakit
2. Bila membawa makanan hendaknya yang diperbolehkan oleh dokter.
3. Harus memperhatikan waktu.
J. ETIKA MELAYAT
1. Melayat sebelum jenazah dikuburkan
2. Hiburlah keluarga yang ditinggalkan.
3. Jangan memuat beban terhadap keluarga yang ditinggalkan.
K. ETIKA MEMAKAI PDU
1. PDU harus dipakai lengkap
2. Tidak boleh duduk sembarangan kecuali dikursi.
3. PDU digunakan sesuai dengan ketentuan.
4. Tidak boleh menengok lebih dari 450
L. ETIKA MANDI
1. Gayung dipegang sebelah kanan
2. Handuk diletakan di tangan kiri.
3. Pada saat menuju kamar mandi, langkah disamakan (berdua / lebih).
M. ETIKA BERSAMA REKAN
1. Berjabat tangan apabila bertemu dengan rekan seangkatan.
2. Hormat jika bertemu dengan senior, dilanjutkan dengan berjabat tangan.
N. ETIKA BERKENALAN
1. Tidak bole secara langsung
2.Berjabat tangan dengan seseorang hendaknya diperlakukan dengan perhatian,
ramah dan sopan serta menyebutkan nama dengan jelas.

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
Tanggal :
Tempat :
Judul : SEJARAH LAGU INDONESIA RAYA
Pemberi Materi :

Lagu Indonesia Raya pertama kali dikumandangkan pada tanggal 28 Oktober


1928 pada saat istirahat KONGRES PEMUDA ke II pada sidang terakhir. Dalam
perkembangannya lagu tersebut dilarang diperdengarkan oleh penjajah (Belanda)
dikarenakan takut timbulnya rasa nasionalisme yang tinggi dikalangan masyarakat
Indonesia, sehingga akan semakin menuntut kemerdekaannya. Setelah Belanda
menyerah kepada Jepang pada tahun 1943, bangsa Jepang memperbolehkan untuk
mengumandangkan lagu Indonesia Raya, tetapi tidak diperkenankan mengibarkan
bendera Merah Putih. Kemudian dikarenakan banyak pemberontakan terhadap Jepang,
sehingga mereka dalam perang Asia Timur (PD II), maka pada akhirnya diakhir tahun
1944 bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya diperkenankan untuk
dikumandangkan kembali bersama lagu kebangsaan Jepang dan bendera Inomaru.
Perlu diketahui, bahwa teks lagu Indonesia Raya pada saat KONGRES
PEMUDA kedua itu berbeda dengan lagu Indonesia Raya yang sekarang
dikumandangkan saat Upacara, perubahan ini dilakukan oleh panitia peninjau
Indonesia Raya pada akhir tahun 1943, sebelum lagu Indonesia Raya dilarang
dikumandangkan.
Untuk mengatur penggunaan lagu Indonesia Raya dibuatkan peraturan
pemerintah yaitu PP. No. 40 tahun 1958, tanggal 16 Juni 1958 dan dimasukan dalam
lembaran negara No. 72 tahun 1958.
Dasar Hukum :
Berdasarkan peraturan pemerintah tgl 26 Juni 1958 No. 44 ditetapkan lagu Indonesia
Raya yang diciptakan oleh W.R. Supratman.
Aturan memperdengarkan/menyanyikan lagu indonesia Raya :
1. Pada kesempatan dimana diperdengarkan lagu kebangsaan dengan alat musik
maka lagu itu dinyanyikan/dibunyikan lengkap satu kali yaitu satu tetap dengan
dua kali ulang.
2. Pada kesempatan dimana lagu kebangsaan dinyanyikan maka lagu itu
dinyanyikan lengkap satu kali yaitu satu tetap dengan dua kali ulangan.

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
Tanggal :
Tempat :
Judul : SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
Pemberi Materi :

Bendera adalah secarik kain yang merupakan lambang kemerdekaan atau


kedaulatan suata negara, dimana dapat diartikan sebagai suatu Negara yang telah
merdeka dan mempunyai aturan serta tata cara tersendiri atau khusus.
Menurut sejarawan Prof. H Muhammad Yamin, Merah Putih mempunyai jejak
sejarah sepanjang 6000 tahun. Berdasarkan kajiannya, bukti sejarah menunjukan bahwa
nenek moyang kita sejak millennium yang lalu telah melakukan pemujaan terhadap
matahari dan bulan. Matahari diwakili dengan warna merah dan bulan diwakili dengan
warna putih.
Kajian Prof. H Muhammad Yamin menunjukan tentang kehadiran merah putih
dibumi indonesia, yaitu adanya ukiran pada dinding Candi Borobudur (dibangun pada
abad ke-9) yang menggambarkan tiga orang hulu baling membawa umbul-umbul
berwarna gelap dan terang diduga melambangkan warna merah putih. Keterangan
untuk ukiran itu menyebutkan sebagai petaka atau bendera. Catatan lain sekitar
Borobudur juga sering menyebutkan bunga tunjung mabang (Merah) dan tunjung
maputeh (Putih), ukiran bunga tunjung mabang dan maputeh juga dapat kita temui
dicandi mandut.
Warna merah putih tidak hanya sebagai lambang penting oleh kerajaan Mataram.
Pada abad ke-16, dua bilah cincin berpermata merah dan putih diwariskan oleh raja
mataram kepada ratu jepara yang bernama ratu Kalinyamat.Dikerajaan Mataram sendiri
warna merah putih diwariskan oleh kiai Ageng Tarub, dan seteruskan dimuliakan oleh
sultan Ageng serta Raja-raja yang meneruskan. Adapun peristiwa-peristiwa sejarah
merah putih lainnya diantara :
1. Tahun 1292, Jaya K Kalaung Raja Kediri memberontak terhadap singosari
menggunakan lambang pemberontakan berwarna merah putih.
2. Kerajaan Mataram (1575-1700) memuliakan bendera merah putih (Gelap-
Kelapa).
3. Tahun 1625 Sultan Agung menyerang Surabaya (dengan bantuan belanda)
bendera yang dikibarkan merah putih sebagai lambang perjuangan
kemerdekaannya.
4. Tanggal 9 Juni 1925 Pangeran diponegoromemulai perang rakyat yang
mendukungnya menggunakan bendera merah putih.
5. Tahun 1920 Mahasiswa-mahasiswa indonesia yang tergabung dalam
perhimpunan indonesia (Indische Vereeniging) mengibarkan bendera merah
putih untuk menyatakan cita-cita Indonesia merdeka.
6. Pada tahun 1927 TRI sudah menggunakan bendera Merah Putih dengan kepala
banteng.

Merah – Putih berkibar sebagai lambang kebangsaan pertama kali pada 28 Oktober
1928, pada waktu itu Indonesia belum menjadi Negara. Pada kongres pemuda tersebut
bersepakat mengikrarkan sumpah kebangsaan yang kenal dengan sumpah pemuda.
Merah putih dan lagu indonesia raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman,
keduanya lambang kebangsaan yang sudah disepakati 17 tahun sebelum Kemerdekaan
Republik Indonesia.

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
Bendera Merah-Putih berukuran 2x3 meter yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945
di Jl. Pegangsaan Timur 56, Jakarta.adalah bendera yang kini disebut bendera Pusaka.
Pada saat pengibaran, bendera yang masih terlipat diberikan oleh SK Trimurti
diserahkan kepada pengibar bendera, bendera dipegang oleh pemuda Suhuddan dikerek
oleh pemuda Latief Hedradiningrat yang berseragam PETA. Karena sering dicuci
dimasa lalu, Bendera itu mengkerut menjadi 196 x 274 cm.Bendera itu dibuat dan
dijahit oleh Fatmawati, istri bung Karno, ketika keluarga itu baru pulang dari
pengasingan di bengkulu, dan baru mulai tinggal di Jakarta. “Bikin bendera yang paling
besar ya?” kata shimizu, seorang perwira jepang yang menjabat sebagai kepala barisan
propaganda di Gunseikanbu (pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Sumatra).
Permintaan shimizu untuk membuat bendera yang besar itu sesungguhnya sesuai
dengan “janji kemerdekaan” yang telah diberikan jepang secara terbuka pada
September 1944. Kemudian Shimizu memerintahkan perwira jepang untuk
memberikan kain dan diberikan kepada Fatmawati. Dua blok kain merah dan putih dari
katun halus itu (setara dengan jennis primissima untuk batik tulis halus) diperoleh dari
sebuah gudang di Jl. Pintu air, Jakarta pusat,dan diantarkan ke pegangsaan oleh
Chaerul.
Ketika membuat bendera besar itu, ibu fatmawati sedang hamil tua mengandung
bayinya yang pertama, ia menjahit bendera itu di muka kamar tidurnya, yaitu di ruang
makan dan bendera tersebut dapat selesai dalam dua hari. Ibu Fatmawati mungkin tidak
menduga bahwa bendera yang dijahitnya pada akhir tahun 1944 itu, ketika ia berusia
22 tahun, kelak mengukir sejarah dan menjadi pusaka bagi bangsa Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1967, karena kondisinya yang sudah rapuh, Mutahar
memasukan seutas tali kapas di sisi tegak dalam Bendera Pusaka dan kemudian
menjahitnya. Dengan penguatan tali ini Bendera Pusaka tidak dikhawatirkan terkoyak
ketika dikibarkan untuk terakhirkalinya.
Bendera Pusaka masih dikibarkan sekali lagi di Istana Merdeka pada tahun
1968, pada tahun 1969 dibuatkan Duplikat Bendera Pusaka dari sutera alam. Bendera
Pusaka yang rapuh ditempatkan dalam sebuah peti berukir, dan dipakai untuk
mengiringi pengibaran Duplikat Bendera Pusaka Setiap tanggal 17 Agustus. Duplikat
Bendera Pusaka dibuat di Pabrik PT. Ratna, Bogor dibawah penyeliaan Balai Penelitian
Tekstil Bandung. Pada tanggal 5 Agustus 1969, Presiden Soeharto menyerahkan
Duplikat Bendera Pusaka dan Duplikat Naskah Proklamasi kepada gubernur seluruh
Indonesia . adapun Duplikat Bendera Pusaka disesuaikan dengan banyaknya ibu kota
provinsi dan daerah tingkat II.
Dasar Hukum Bendera Merah-Putih terdapat dalam Peraturan Pemerintah
tanggal 26 Juni 1958 No. 40 dan Lembaran Negara tahun 1958 no.68 dan penjelasannya
terdapat dalam tambahan Lembaran Negara No.1633, serta dalam UUD 45 pasal 35.
Perlakuan terhadap bendera :
1. Apabila kita sedang berjalan atau berkendaraan kita melihat bendera
sedang dikibarkan sebaiknya kita berhenti untuk memberi hormat dan
lebih baik lagi kita turun serta hormat.
2. Bendera dikibarkan mulai pukul 06.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB.
3. Pengibaran pada saat upacara harus diiringi lagu Indonesia Raya.
4. Bendera tidak boleh menyentuh tanah.
5. Dalam penaikan bendera, apabila bendera telah dibentang kemudian hujan
turun maka bendera tetap dinaikan. Dan apabila bendera belum dibentang
maka pengibaran ditunda sampai cuaca membaik.

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
Tanggal :
Tempat :
Judul : SEJARAH PASKIBRAKA
Pemberi Materi :

Setiap tahun secara meriah sekaligus khidmat, bangsa Indonesia merayakan


Hari Proklamasi Kemerdekaan. Upacara yang berpusat di halaman Istana Merdeka itu
dipuncaki dengan acara pengibaran Bendera Pusaka. Tradisi ini sudah dimulai sejak
tahun 17 Agustus 1950, yaitu peringatan Proklamasi Kemerdekaan yang pertama
dilakukan setelah Presiden Republik Indonesia kembali hijrah ke Yogyakarta.
Dalam skala kecil, upacara serupa sebetulnya sudah dilakukan di halaman
Gedung Agung Yogyakarta ketika Republik Indonesia merayakan ulang tahun
kemerdekaan yang pertama, 17 Agustus 1946.
Husein Mutahar yang ketika itu sudah menjadi salah seorang ajudan presiden,
dan dikenal sebagai pandu yang aktif, diberi tugas untuk menyusun upacara pengibaran
bendera. Pada saat itu ia sudah mempunyai pemikiran bahwa untuk menumbuhkan rasa
persatuan bangsa, maka pengibaran bendera Merah-Putih sebaiknya dilakukan oleh
para pemuda yang mewakili daerah-daerah Indonesia.
Mutahar kemudian memilih lima orang yang bermukim di yogyakarta, terdiri
dari tiga laki-laki dan dua orang perempuan yang mewakili daerahnya. Lima orang
tersebut merupakan symbol Pancasila.
Upacara di halaman Gedung Agung itu diulang lagi pada tahun
1947,1948,1949, masing-masing secara bergiliran dari daerah Indonesia.
Setelah pemerintah Republik Indonesia kembali ke Jakarta, sejak 17 Agustus
1950 upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dipusatkan di halaman Istana
Merdeka.
Berdasarkan foto dokumentasi, jumlah pengibar bendera pada upacara 17
Agustus 1950 telah lebih dari lima orang, mereka masih mengenakan seragam putih-
putih dengan peci hitam, menggunakan selempang Merah-Putih di dada, sebagai
pasukan intinya anggota pasukan pengibar bendera menggunakan syal berwarna
Merah-Putih.
Antara tahun 1950-1966 tidak diketahui perkembangan upacara pengibaran
Bendera Pusaka, karena kelangkaan narasumber yang mengetahui. Selama periode
tersebut upacara pengibaran Bendera Pusaka di tangani oleh Rumah Tangga
kepresidenan.
Pada tahun 1967, Husain Mutahar, ketika itu menjabat sebagai direktur
Jendral urusan Pemuda dan Pramuka pada Depertemen Pendidikan dan kebudayaan,
dipanggil oleh presiden Soeharto dan diberi tugas untuk menyusun tata upacara
Pengibaran Bendera Pusaka.
Sesuai dengan perkembangan keadaan, Mutahar mengembangkan tatacara
pengibaran Bendera Pusaka menjadi satu pasukan yang terdiri atas tiga kelompok, yaitu
:
a. Kelompok 17, Bertindak sebagai pengiring depan atau pemandu
b. Kelompok 8, Bertindak sebagai inti pembawa bendera
c. Kelompok 45, Bertindak sebagai pengawal
Ketiga kelompok tersebut merupakan symbol tanggal proklamasi
kemerdekaan republik indonesia.
Pada tahun 1973, Idik Sulaiman yang tahun 1967 telah terlibat sebagai
Pembina pasukan pengibar Bendera, mengusulkan sebuah nama baru. Sebelumnya
BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
Pasukan pengibar Bendera itu disebut sebagai PASUKAN PENGEREK BENDERA
PUSAKA. Usulah Idik adalah sebuah nama PASUKAN PENGIBAR BENDERA
PUSAKA yang disingkat PASKIBRAKA.Usulan itu diterima hingga
sekarang”Pasukan elit” ini mengusung nama yang anggun dan berwibawa.Adapun
untuk anggota PASKIBRAKA yang telah melaksanakan tugasnya mendapat julukan
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA (PPI).

Dalam perkembangannya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka tidak hanya


sebatas pengibaran di Hari Proklamasi, tetapi lebih ke Pembinaan Nasionalisme dan
Budi Pekerti. Karena itu lambang dari PASKIBRA adalah Bunga Teratai.
Bunga Teratai Putih karena di anggap suci, hidup di tengah-tengah danau atau
telaga sehingga tidak bisa dijamah, Akarnya tertancap di dalam tanah sedangkan
hidupnya di air, jadi diibaratkan sebagai tanah air, jadi bunga teratai juga dapat di
artikan sebagai generasi muda yang ingin berkembang untuk tanah airnya.

Keterangan :
B = Belajar
B = Bekerja
B = Berbakti
D = Disiplin
A = Aktif
G = Gembira

Seseorang bila ingin berhasil harus belajar sesuai dengan apa yang dicita-
citakan dan bekerja serta berlatih dengan giat untuk mendapatkan pekerjaannya,
Seorang anggota paskibra dituntut harus aktif, giat, disiplin, karna ketiga hal itu
merupakan cirri khusus anggota paskibra.

Lambang Putra berjumlah 16 orang.

Lambang Putri berjumlah 16 orang.

Lambang paskibra yang artinya 16 putra-putri yaitu berasal dari 16 penjuru arah mata
angin.

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
Tanggal :
Tempat :
Judul : ARTI LAMBANG NEGARA
Pemberi materi :

Lambang negara Indonesia adalah burung garuda, sejarah penggunaan


lambang burung garuda tidak dapat diketahui secara pasti akan tetapi dengan
bersumber terhadap bukti dari museum jakarta terhadap beberapa rancangan lambang
negara
sekitar tahun 1994 diketahui adanya suatu peristiwa LENCANA NEGARA
yang anggotanya :
1.MUHAMAD YAMIN
2. SULTAN HAMID DUA
Diketahui secara pasti bahw tanggal 8, februari 1950 terhadap sesuatu
rancangan lambang negara yang dibuat oleh M.Yamin yang mana telah di simpulkan
di istana Bambir dalam rangka rapat panitia lambang negara bersama dengan paduka
yang mulia presiden Ir. Soekarno-Hatta dan yang mulia sultan hamid II, tetapi setelah
itu tidak di ketahui lagi perkembangan selanjutnya. Rancangan yang manakah yang
akan di pilih menjadi lambang Negara RI.

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
Tanggal :
Tempat :
Judul : PAKAIAN PASKIBRA
Pemberi Materi :

1. PDU
Adalah pakaian Dinas Upacara dipakai oleh anggota paskibra ketika akan
mengibarkan bendera merah – putih pada upacara proklamasi. Semula PDU ini
awalnya hanya baju putih lengan panjang dengan dua saku tutup di dada, baju
dikenakan dimasukan ke celana. Tetapi sejak tahun 1983 potongan seragam ini di
rubah menjadi model safari dengan empat saku tutup yang dikenakan di luar celana.
Perubahan ini mengorbankan the youth look, tetapi tidak mengurangi kegagahannya,
PDU ini dilengkapi dengan atribut evolet, papan nama dan kendit ketika dikukuhkan.

2. PDH
Adalah pakaian Dinas Harian, dipakai pada kegiatan-kegiatan PASKIBRA,
pakaian ini dipakai menjadi senior. Potongan pakaian PDH bagian atas adalah baju
putih lengan panjang dengan kantong tutup dan dimasukan ke dalam celana hitam.
PDH dilengkapi Dasi yang diberi Garuda, Evolet, LK, Papan Nama, LekBid, Wing
Angkatan serta Topi PDH. PDH terdiri dari :
a. PDH 1 yaitu PDH lengkap
b. PDH 2 yaitu PDH lepas Dasi
c. PDh 3 yaitu PDH tanpa atribut, tangan digulung .

3. PDL
Adalah pakaian Dinas Lapangan, latihan dipakai untuk kegiatan lapangan.
Bagian atas adalah kaos. PDL terdiri dari :
a. PDL 1 yaitu putih polos, abu-abu
b. PDL 2 yaitu putih polos, pramuka / coklat

4. PDP
Pakaian Dinas Pesta, dipakai untuk kegiatan Pesta atau perayaan kegiatan non
resmi.

5. PDB
Pakaian Dinas Batik, dipakai untuk pesta atau perayaan kegiatan resma / non
resmi.

6. PDK
Pakaian Dinas Kotak-kotak, untuk kegiatan Paskibra seperti rapat, LATGAB
dan LATSAT.

7.PAKAIAN KECABANGAN
Pakaian kecabangan sesuai bidangnya seperti BINLAT, PASPAMPAS,
KESPAS dan PROTOKOLER.

BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG
BIDANG SDM SEKSI BINA LATIHAN
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. SERANG

Anda mungkin juga menyukai