Pancasila sebagai dasar negara dijadikan sebagai landasan setiap aspek penyelenggaraan
negara, termasuk segala peraturan perundangan dalam negara, pemerintahan dan aspek-aspek
kenegaraan lainnya.
Sedangkan sebagai ideologi negara, dasar, pandangan bagi sistem kenegaraan untuk seluruh
rakyat Indonesia.
Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain sederhana dengan 2 warna yang
di bagi menjadi 2 bagian secara mendatar. Warna diambil dari warna kerajaan majapahit.
Sebenarnya tidak hanya kerajaan majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai
lambang kebesaran. Sang saka merah putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera
merah putih Negara Indonesia. Bendera pusaka ini dibuat oleh Ibu Fatmawati istri Presiden
Soekarno pada tahun 1944 dan berukuran 276 x 200 cm. Bendera ini berbahan dari katun
Jepang, namun ada juga yang mengatakan terbuat dari kain woll dari London yang saat itu
memang khusus untuk membuat bendera – bendera Negara didunia karena terkenal dengan
keawetannya. Sejak tahun 1946 – 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada saat setiap
HUTRI. Sejak 1969 bendera tersebut tidak pernah di kibarkan lagi, dan sampai saat ini
disimpan di Istana Negara (Istana Merdeka).
Burung Garuda
Perisai
Perisai merupakan tameng yang telah lama dikenal dalam budaya dan peradaban
Nusantara sebagai senjata yang melambangkan perlindungan, pertahanan dan perjuangan diri
untuk mencapai tujuan.
Di tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang menggambarkan garis
khatulistiwa hal tersebut mencerminkan lokasi / Letak Indonesia, yaitu indonesia sebagai
negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa.
Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
Warna dasar pada ruang perisai merupakan warna bendera Indonesia (merah-putih).
dan pada bagian tengahnya memiliki warna dasar hitam.
Makna Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan Perisai hitam dengan
sebuah bintang emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di Indonesia,
Islam, Buddha, Hindu, Kristen, dan juga ideologi sekuler sosialisme.
Makna Sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan Rantai yang disusun atas
gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling
membantu, gelang yang persegi menggambarkan pria sedangkan gelang yang lingkaran
menggambarkan wanita.
Makna Sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan padi
dan kapas di bagian kanan bawah perisai yang berlatar putih.
Indonesia Raya
Indonesia Raya
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia, diperdengarkan pertama kali
pada tanggal 28 Oktober 1928 saat Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta). Sebagai Lagu
Kebangsaan, Indonesia Raya selalu dikumandangkan saat pengibaran bendera diseluruh
upacara resmi kenegaraan, saat akan dimulainya pertandingan kontingen asal Indonesia di
tingkat internasional, pada sidang kenegaraan dan partai politik, dan berbagai acara lain yang
bersifat resmi kenegaraan. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dan penggunaannya diatur
dalam Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 1958.
Sejarah.
Lagu Indonesia Raya mulai disusun oleh Wage Rudolf Supratman pada tahun 1924 pada
waktu itu ia berada di Bandung. Pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan
Kongres Pemuda II, saat malam penutupan kongres, Wage Rudolf Supratman
memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum (secara
intrumental dengan biola atas saran Soegondoberkaitan dengan kondisi dan situasi pada
waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito). Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Mulai
saat itu apabila partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu
dinyanyikan.
INDONESIA RAYA
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Vina