PASKIBRA
PASUKAN PENGIBAR BENDERA
1
KATA PENGANTAR
Penyusunan Buku Panduan Paskibra ini ditulis dengan maksud agar para
anggota Paskibra SEKOLAH memiliki banyak masukkan materi selain materi praktek
sehari – hari, buku panduan ini di sadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
terutama dalam isi dan sistematika penulisannya. Untuk itu tegur sapa dan koreksi dari
semua pihak, khususnya dari para senior, pembina maupun pihak lain di harapkan
guna perbaikan dan penyempurnaan buku panduan ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita
semua. Amin.
Penulis
November 2012
2
DAFTAR ISI
3
SEJARAH PASKIBRAKA
1. BENDERA PUSAKA
Bendera adalah secarik kain yang berisikan bentukan atau warna yang
dipasangkan pada seutas tali atau tiang yang melambangkan suatu organisasi atau
negara. Undang – undang yang menjelaskan tentang arti bendera adalah PP no. 40
tahun 1958.
Bendera merah putih dijahit pertama kali oleh ibu Fatmawati yang pada waktu
itu beliau adalah istri Presiden Ir. Soekarno. Warna merah putih di ambil dari berbagai
sumber salah satunya banyak gambar atau relief peninggalan prasejarah dan sejarah
yang menggunakan kain berwarna merah putih sebagai simbol atau gambar. Selain itu
juga diambil dari sebuah kejadian yang disebut Peristiwa Bendera atau Tragedi
Bendera, pada saat itu pejuang Indonesia menyerang Belanda di Hotel Yamato dan
pejuang berhasil ke puncak menara hotel tersebut dan merebut bendera Belanda lalu
merobek kain yang berwarna biru sehingga jadilah bendera merah putih yang setelah
itu dikibarkan kembali.
Bendera pusaka berkibar siang dan malam ditengah hujan tembakan sampai
ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Pada tanggal 4 Januari 1946 karena ada aksi teror yang dilakukan Belanda
semakin meningkat, maka presiden dan wakil Presiden Republik Indonesia dengan
menggunakan kereta api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta.
4
Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka itu, terpaksa Bapak Hussein Mutahar
harus memisahkan antara bagian merah dan putihnya.Untuk mengetahui saat-saat
penyelamatan Bendera Pusaka, maka terjadi percakapan yang merupakan perjanjian
pribadi antara Presiden Soekarno dan Bapak Hussein Mutahar yang terdapat dalam
Buku Bung Karno “ Penyambung Lidah Rakyat Indonesia” karya Cindy Adams :
Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan antara Bendera
Pusaka yang telah dijahit tangan Ibu Fatmwati Soekarno berhasil dipisahkan. Setelah
Bendera Pusaka dipisahkan menjadi dua maka masing-masing bagian yaitu merah dan
putih dimasukan pada dasar dua tas milik Bapak Hussein Mutahar, selanjutnya pada
kedua tas tersebut dimasukan seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya. Bendera
Pusaka ini dipisah menjadi dua karena Bapak Mutahar mempunyai pemikiran bahwa
apabila Bendera Pusaka ini dipisah maka tidak dapat disebut Bendera, karena hanya
berupa dua carik kain merah dan putih. Hal ini untuk menghindari penyitaan dari
pihak Belanda.
Sekitar pertengahan bulan Juli 1948, pada pagi hari Bapak Hussein Mutahar
menerima pemberitahuan dari Bapak Sudjono yang tinggal di Oranje Boulevard (
sekarang Jl. Diponegoro ) Jakarta, isi pemberitahuan itu adalah bahwa surat pribadi
5
dari Presiden Soekarno yang di tujukan kepada Bapak Hussein Mutahar. Pada sore
harinya surat itu diambil beliau dan ternyata benar berasal dari Presiden Soekarno
pribadi yang isinya adalah perintah Presiden Soekarno kepada Bapak Hussein Mutahar
supaya menyerahkan Bendera Pusaka yang dibawanya kepada Bapak Sudjono,
selanjutnya agar Bendera Pusaka tersebut dapat dibawa dan diserahkan kepada
Presiden Soekarno di Bangka ( Muntok ).
*) Sebagai penghargaan atas jasa menyelamatkan Bendera Pusaka yang dilakukan oleh
Bapak Hussein Mutahar, Pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan
Bintang Mahaputera pada tahun 1961 yang disematkan oleh Presiden Soekarno.
Pada saat itu Bapak Hussein Mutahar mempunyai pemikiran bahwa untuk
menumbuhkan rasa persatuan bangsa, maka pengibaran Bendera Pusaka sebaiknya
6
dilakukan oleh para pemuda se-Indonesia. Kemudian beliau menunjuk 5 orang
pemuda terdiri dari 3 orang putri dan 2 orang putra perwakilan daerah yang berada di
Yogyakarta untuk melaksanakan tugas tersebut. Lima orang tersebut merupakan
simbol dari Pancasila. Salah seorang dari pengibar bendera tersebut adalah Titik Dewi
pelajar SMA yang berasal dari Sumatera Barat dan tinggal di Yogyakarta.
Pada tanggal 6 juni 1949, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad
Hatta beserta beberapa pemimpin Republik Indonesia lainnya, tiba kembali ke
Yogyakarta dari Bangka, dengan membawa serta Bendera Pusaka. Pada tanggal 17
Agustus 1949, Bendera Pusaka kembali dikibarkan pada upacara peringatan detik-detik
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia didepan Istana Presiden Gedung Agung
Yogyakarta.
Pada peringatan ulang tahun ke 49, tanggal 5 Agustus 1966, Bapak Hussein
Mutahar menerima ” kado ” dari pemerintah : beliau diangkat menjadi Direktur
Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
7
Suatu kegiatan ini sempat diujicobakan 2 kali pada tahun 1966 dan 1967, dan
kemudian dimasukan pula dalam kurikulum ujicoba Pasukan Pengerek Bendera
Pusaka tahun 1967 dan pelatihannya yang menggunakan sistem pendekataan
KELUARGA BAHAGIA yang diterapkan secara nyata dalam gambaran Desa Bahagia.
Didalam kehidupan Desa Bahagia para peserta latihan ( warga desa ) diajak berperan
serta menghayati kehidupan sehari-hari berisi acara penghayatan dan pengamalan
Pancasila. Dimulai dengan Penerimaan Warga Desa, Malam Renungan Jiwa, dan
Upacara Pengukuhan, dilakukan secara unik, penuh semangat kekeluargaan,
demokkratis dan gembira.
Direktorat Pembinaan Generasi Muda ( Dit PGM atau Dit Binmud ) inilah yang terus
melanjutkan tradisi pembentukan PASKIBRAKA setiap tahun menjelang Hari
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di DKI Jakarta.
Pada waktu itu dengan kondisi yang ada, beliau melibatkan putra daerah yang
di Jakarta dan menjadi anggota Pandu / Pramuka untuk melaksanakan tugas
pengibaran Bendera Pusaka.
Semula rencana beliau untuk kelompok 45 ( pengawal ) akan terdiri dari para
Mahasiswa AKABRI ( generasi muda ABRI ), tetapi waktu libur perkuliahan dan
transportasi Magelang – Jakarta menjadi kendala, sehingga sulit dilaksanakan.
8
Pada tanggal 17 Agustus 1968, petugas Bendera Pusaka adalah para pemuda
utusan propinsi. Tetapi propinsi – propinsi belum seluruhnya mengirimkan utusan,
sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Tahun 1969 karena Bendera Pusaka kondisinya sudah terlalu tua sehingga
tidak mungkin lagi untuk dikibarkan, maka dibuatlah duplikat Bendera Pusaka. Untuk
di kibarkan di tiang 17 m Istana Merdeka, telah tersedia bendera merah putih dari
bahan bendera ( wool ) yang dijahit 3 potong memanjang kain merah dan 3 potong
memanjang kain putih kekuning-kuningan.
Bendera Merah Putih duplikat Bendera Pusaka yang akan dibagikan ke daerah
idealnya terbuat dari sutera alam dan alat tenun asli Indonesia, yang warna merah dan
putih langsung ditenun menjadi satu tanpa di hubungkan dengan jahitan dan warna
merahnya cat celup asli Indonesia.
Pada tahun itu secara resmi anggota PASKIBRAKA adalah para remaja SMTA
se-tanah air Indonesia. Setiap propinsi diwakili sepasang remaja.
Dari tahun 1967 sampai tahun 1972 anggota yang terlibat masih dinamakan
sebagai anggota “Pengerek Bendera”.
9
Pada tahun 1973 Bapak Inik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk anggota
Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA, PAS dari kata PASUKAN,
KIB berasal dari kata KIBAR mengandung pengertian PENGIBAR, RA berasal dari kata
BENDERA dan KA berarti PUSAKA. Mulai saat itu singkatan anggota pasukan
Pengibar Bendera Pusaka adalah PASKIBRAKA.
10
MOTTO PASKIBRA
JANJI CARAKA
11
LAMBANG PASKIBRA
Lambang tersebut adalah setangkai bunga Teratai yang mulai mekar dan
dikelilingi oleh gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk bulat dan belah ketupat.
Mata Rantai tersebut berjumlah 16 pasang mata rantai bulat dan belah ketupat.
Lambang berupa Bunga Teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan
berkembang di atas air, hal ini mengandung makna atau dianalogikan bahwa anggota
PASKIBRAKA adalah pemuda yang tumbuh dari bawah (orang biasa-red) dari tanah
air yang sedang berkembang (tumbuh-red) dan membangun.
Bunga Teratai berdaun bunga 3 helai ke atas, 3 helai mendatar. 3 helai pertama
bermakna : belajar, berlatih dan bekerja, 3 helai lainnya bermakna : aktif, disiplin dan
gembira.
12
Bagian – bagian Teratai Putih :
1. Teratai : Pohonnya di air dan akarnya di tanah melambangkan
Cinta Tanah Air
4. Enam belas Pasang Mata Rantai : Menunjukkan 16 arah mata angin yang
berarti
bahwa anggota Paskibra berasal dari
seluruh pelosok tanah air.
13
KORPS PASKIBRA
Lambang Korps yang lama sebelum tahun 1973 berupa lencana berupa perisai
dari bahan logam : kuningan, dengan gambar sangat sederhana : ditengah bulatan
terdapat lambang Bendera Merah Putih dan di luar terpampang tulisan “ Pasukan
Penggerek Bendera Pusaka “
Lambang Korps sejak tahun 1973 diganti dengan bentuk Perisai berwarna
hitam dengan garis pinggir dengan huruf berwarna kuning : PASUKAN PENGIBAR
BENDERA PUSAKA DAN TAHUN …….(diujung bawah perisai) berisi gambar (dalam
bulatan putih) sepasang anggota PASKIBRAKA dilatarbelakangi oleh Bendera Merah
Putih yang berkibar ditiup angin dan 3 garis horizontal diasumsikan sebagai awan.
1. Bentuk Perisai bermakna “ Siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah air
Indonesia, warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
2. Sepasang anggota PASKIBRAKA bermakna PASKIBRAKA terdiri dari anggota
putera dan anggota puteri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk
mengabdi dan berkarya bagi pembangunan Indonesia.
3. Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan
utama Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia
termasuk generasi mudanya, termasuk PASKIBRAKA.
4. Garis Horizontal atau awan 3 garis menunjukan ada PASKIBRAKA di 3
Tingkatan ; Tingkat Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota
5. Warna Kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam perilaku dan sikap setiap
anggota PASKIBRAKA
14
Peraturan Baris Berbaris.
15
Kewajiban Pelatih.
2. Persiapan
Persiapan yang baik akan menentukan keberhasilan latihan. Pelatih harus
mempersiapkan program apa yang akan dilatihkan, pembagian waktu, alat –alat
yang diperlukan, tempat dan lain sebagainya.
4. Tidak sombong
Keahlian dan kepandaian melatih bukanlah hal yang harus disombongkan atau
hanya dipamerkan, melainkan wajib diamalkan dan diberikan kepada anak
didiknya dengan kesabaran dan ketelatenan.
5. Adil
Pelatih harus dapat memberikan keseimbangan saat latihan dalam segala hal
dengan cara memberikan pujian atau teguran tanpa membeda-bedakan satu
dengan lainnya.
6. Teliti
Pelatih harus cermat dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Gerakan setiap anak didiknya harus selalu diperhatikan
sehingga dapat menerapkan gerakan sesuai dengan aturan yang benar.
7. Sederhana
16
Dalam memberikan penjelasan setiap gerakan pelatih harus mempergunakan
bahasa dan kalimat yang sederhana sehingga mudah dipahami oelh setiap anak
didik.
8. Teladan
Pelatih sebaiknya banyak memberikan dengan contoh-contoh gerakan,
memberikan teladan dan selalu mengoreksi setiap anak didiknya sehingga mereka
dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar. Jika dilapangan pelatih
sebaiknya tidak usah terlalu banyak bercerita atau memberikan pengarahan-
pengarahan yang tidak perlu sebab yang diperlukan adalah pengulangan latihan-
latihan setiap gerakan sehingga anak didik benar-benar memahami setiap gerakan
dan dapat melaksanan dengan benar.
Perbandingan Pelatih
Untuk latihan baris berbaris maka kualitas dan kemampuan pelatih sangat
menentukan ratio pelatih dan anak didik. Untuk latihan baris berbaris maka ratio 1 : 15
atau 1 : 20 adalah ratio yang ideal, kalau terlalu banyak pelatih akan membuat anak
didik menjadi bingung. Dalam melatih harus ditunjuk 1 orang pelatih yang akan
mengatur pembagian-pembagian kelompok kecil, pemberian aba-aba gerakan dan lain
sebagainya.
17
Program Latihan
3. Gerakan berjalan.
Dalam latihan berjalan maka tahap latihan sebaiknya dibagi dalam kelompok-
kelompok kecil antar 10 – 15 orang per kelompok karena akan lebih mudah untuk
memperhatikan dan mengoreksi gerakan setiap anggota, setelah anggota pasukan
dianggap mampu baru digabung menjadi kelompok yang besar.
1. Langkah Biasa
Yaitu membiasakan peserta untuk melakukan gerakan-gerakan langkah biasa,
hal ini juga dimaksudkan agar dapat diberikan dasar-dasar penyeragaman
langkah.
2. Langkah Tegap
Gerakan langkah tegap akan gerakan baris berbaris dengan sikap yang
tegap baik ayunan tangan dan kaki, termasuk hentakan kaki sehingga dapat
menimbulkan irama yang tegap, kompak dan mantap. Dalam langkah tegap
kekompakan dan keseragaman ayunan tangan harus benar-benar
diperhatikan karena ayunan tangan akan menunjukkan keindahan dalam
dalam berbaris.
18
menyeragamkan langkah sesuai dengan tempo lagu yang diputar. Dalam
latihan tempo dapat dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan masing-
masing kelompok bergantian melakukan gerakan kombinasi jalan ditempat
dan langkah biasa atau langkah tegap. Dengan latihan kombinasi ini akan
mempermudah saat melakukan formasi pengibaran bendera, karena saat
melakukan formasi biasanya gerakan jalan ditempat dan langkah tegap akan
saling mengisi sehingga tempo langkah setiap anggota harus sama dan
kompak
19
MACAM - MACAM PBB
PBB DASAR
a. Sikap Sempurna h. Sikap lari dan henti
b. Istirahat di tempat i. Berhimpun
c. Hormat j. Menghitung
d. Hadap Kanan atau Kiri k. Bubar
e. Hadap Serong Kanan/ Kiri l. Periksan Kerapihan
f. Lencang Kanan/ Kiri m. Meluruskan Barisan
g. Setengah Lencang Kanan/ Kiri n. Izin Keluar/ masuk barisan
PBB I
a. Jalan di tempat e. Langkah Biasa
b. Langkah Ke Depan f. Langkah Tegak
c. Langkah ke Kanan/ Kiri g. Langkah Merdeka/ Langkah Biasa
d. Langkah ke Belakang h. Gerakan Kombinasi
PBB II
1. Hadap kanan/ kiri maju jalan
2. Hadap kanan/ kiri langkah tegap
3. Jalan di tempat hadap kanan/ kiri maju jalan/ langkah tegap
PBB III
1. Belok Kanan/ Kiri ( Diam – Jalan, Jalan – Jalan )
2. Balik Kanan ( Diam – Jalan, Jalan – Jalan )
3. Hadap Kanan/ Kiri (( Diam – Jalan, Jalan – Jalan, Jalan – Diam )
4. Dua kali belok kanan/ kiri
PBB IV
1. Buka Tutup Barisan
2. Tiap – tiap banjar dua kali belok kanan
3. Haluan kanan/ kiri
PBB Variasi
1. Lintang Kanan/ Kiri
2. Hiperklip
3. Formasi
4. Langkah Perlahan
20
TATA CARA PBB
1. Pengertian Baris Berbaris
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara
hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan
tertentu.
3. Aba - aba
a. Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya,
untuk di laksanakan secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
1. Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba
peringatan/ pelaksanaan.
2. Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
21
c. Aba-aba pelaksanaan
1. Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk/
peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
2. Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
a. GERAK
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan
kaki atau anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
b. JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan
tempat. Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak
terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ”
maju ”.
c. MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
d. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar
1. Sikap Sempurna
a. Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki
merupakan sudut 60o
2) Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
3) Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke
belakang dan tidak di naikan.
4) Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari
tangan menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha.
5) Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
6) Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata
lurus ke depan, bernafas wajar.
1. Istirahat
a. Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak
kaki ( ±30cm ).
2) Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah
pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan
kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan
kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari
dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
3) Dapat bergerak.
22
3. Lencang Kanan / Kiri
a. Hanya dalam bentuk bersaf.
b. Aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
c. Pelaksanaan :
1) Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan
kanan / kiri menggenggam, punggung tangan menghadap
ke atas.
2) Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri,
kecuali penjuru kana / kiri.
3) Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada
orang di sebelah kanan / kiri-nya.
4) Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan /
kirinya.
Catatan :
1. Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke
depan, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat
tangan.
2. Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus
menurunkan tangan.
3. Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan
dan memalingkan muka kembali ke depan.
5. Lencang Depan
a. Hanya dalam bentuk banjar.
b. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
c. Pelaksanaan :
1) Penjuru tetap sikap sempurna.
2) Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan
mengangkat tangan ke depan.
23
3) Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung
tangan menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu
lengan dan di tambah dua kepal.
4) Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak
menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna.
6. Berhitung
a. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
b. Pelaksanaan :
1) Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan
muka ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru
menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan.
3) Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4) Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-
turut ke belakang.
5) Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
7. Perubahan Arah
1. Hadap kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki
kanan / kiri berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan
berpindah ke kaki kanan / kiri.
2) Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan /
kiri.
2) Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
3. Balik kanan
a. Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan )
di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3) Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.
4)
24
8. Membuka / Menutup Barisan
1. Buka barisan
a. Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah
ke samping kanan / kiri, sedangkan regu tengah tetap.
2. Tutup Barisan
a. Aba –aba : ” Tutup Barisan - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah
ke samping kanan / kiri, sedangkan regu tengah tetap.
9. Bubar
a. Aba-aba : ” Bubar jalan ”
b. Pelaksanaan :
1) Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat
(sesuai PPM)
2) Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik
kanan,menghitung dua hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki
kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu lengan
kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar.
10. Berhimpun
a. Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ”
b. Pelaksanaan :
1) Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri
bebas,dengan jarak tiga langkah
2) Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.
11. Berkumpul
1. Berkumpul bersaf
a. Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
b. Pelaksanan :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk
berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
2) Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan
berturut-turut meluruskan diri ( lencang kanan )
3) Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus, memberi isyarat
dengan perkataan ” Lurus ”
4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan
kembali bersikap sempurna
5) Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di
pundak kiri terlebih dahulu.
25
2. Berkumpul Berbanjar
a. Aba- aba : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
b. Pelaksanaan :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri
kurang lebih 4 langkah di depannya.
2) Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut
meluruskan diri.
3) Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus
memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”
4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan
kembali ke sikap sempurna.
5) Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri
terlebih dahulu.
26
B. Maju Jalan
1. Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Maju Jalan ”
b. Pelakasanaan :
1) Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar
dengan tanah setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak
setengah langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2) Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke
depan 90o lengan kiri 30o
3) Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke
depan 45o dan ke belakang 300
4) Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.
C. Langkah Biasa
1. Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
2. Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki
tidak di seret ).
3. Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
4. Langkah kaki seperti jalan biasa.
5. Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
6. Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
7. Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari
menghadap ke atas.
D. Langkah Tegap
1. Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti
jalan biasa dengan cara kaki di hentakan terus menerus.
2) Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh
dianggat tinggi.
3) Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka,
hingga jari-jari lurus dan rapat.
4) Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.
27
a. Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah satu
langkah.
2) Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan kembali
menggenggam.
3) Catatan : Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba
peringatan : Langkah tegap / biasa jalan pada perubahan langkah.
4) E. Langkah Perlahan
1. Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.
a. Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di
susul dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di
sebelah mata kaki kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan
kaki kiri.
2) Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.
2. Berhenti dari langkah perlahan
a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu
langkah.
2) Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri
menurut irama langkah biasa dan kembali sikap sempurna.
28
2) Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan menghentakan kaki
setengah langkah dan selanjutnya lari menurut panjang langkah.
2. Dari Langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Lari – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas.
Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah
di tambah satu langkah.
3. Kembali ke langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Langkah biasa – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga lankah
kemudian berjalan biasa, di mulai dengan kaki kiri di hentakan, bersamaan
dengan itu kedua lengan di lenggangakan.
4. Berhenti dari berlari
1. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah tiga
Langkah, selanjutnya kaki di rapatkan, kedua di turunkan, kembali bersikap
sempurna.
H. Ganti Langkah
1. Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ”
2. Pelaksanaan :
1) Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap.
2) Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu
langkah.
3) Ujung kaki kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan dengan
tumit kaki sebelahnya.
4) Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di rapatkan di
paha.
5) Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru.
6) Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan.
I. Jalan di Tempat
1. Dari sikap sempurna :
a. Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti diangkat hingga
paha rata-rata.
2) Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa.
3) Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan
pada badan ( tidak melenggang )
29
2. Dari Langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu
langkah kemudian jalan di tempat.
J. Berhenti
a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah satu
langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan.
30
1) Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu
langkah, langkah berikutnya di hentakan.
2) Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali
melenggang, pandangan kembali kedepan.
31
b. Pelaksanaan :
1) Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah.
2) Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai jalan
ke arah yang baru.
3) Anggota lainnya mengikuti.
Catatan :
1. Dua Kali Belok Kanan
a. Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) # Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
2) # Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok
kanan / kiri – jalan.
32
1) Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di
tempat,dengan merubah arah secara perlahan-lahan sampai 900.
2) Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya,
hingga merubah arah 900, kemudian berjalan di tempat.
3) Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi
isyarat ” LURUS ”.
4) Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – Gerak .
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
1) Gerakan seperti tersebut di atas
2) Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba
di berikan Komandan ).
3. Berjalan ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ”
b. Pelaksanaan :
1) Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
2) Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi
isyarat ”LURUS”.
3) Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ”
4. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ”
b. Pelaksanaan :
1) Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
2) Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi
isyarat ”LURUS”.
3) Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ”
4) Seluruhnya melaksanakan berjalan.
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ”
33
b. Pelaksanaan :
1) Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri
kemudian barisan membuat gerakan haluan kanan / kiri.
2) Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
3. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ”
b. Pelaksanaan :
1) Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan
melakukan haluan kiri / kanan.
2) Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
4. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
1) Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan
melakukan haluan kiri / kanan.
2) Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke sikap sempurna
34
ETIKA – ETIKA DALAM PASKIBRA
A. Etika Berdiri
1. Dalam keadaan berdiri tangan harus berada dibelakang (dalam keadaan
istirahat).
2. Tidak boleh memasukkan tangan kedalam saku.
3. Hendaklah berdiri apabila berbicara dengan orang yang lebih tua.
4. Apabila memakai PDU hendaklah berdiri di tempat yang layak
B. Etika Duduk
1. Sopan, tidak bertumpang kaki.
2. Apabila dalam keadaan hormat ( duduk siap, badan ditegakkan, tangan dikepal,
disimpan di atas paha dan posisi seperti sikap sempurna)
C. Etika Berjalan
1. Ketika berjalan dengan wanita, usahakan wanita di sebelah kiri.
2. Bila menaiki kendaraan, wanita terlebih dahulu.
3. Bila menuruni kendaraan, laki – laki terlabih dahulu.
4. Bila membawa tas harus disebelah kiri.
5. Bila berjalan lebih dari dua orang, berbanjar kebelakang.
D. Etika Berbicara
1. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Menatap pada orang yang diajak bicara.
3. Tidak boleh memotong pembicaraan orang lain.
4. Tidak gugup.
5. Tidak boleh berbicara kotor atau memakai istilah dan berbisil – bisik .
E. Etika Makan
1. Duduk tegak, tidak berbicara.
2. Alat makan tidak berbunyi.
3. Sendok menghampiri mulut.
4. Siku tidak diletakkan di atas meja.
5. Tidak boleh makan sambil berjalan.
6. Merapihkan diri sebelum makan.
7. Mempersilahkan putri terlebih dahulu.
8. Bila makan bersama harus ada yang memimpin doa.
9. Selesai makan posisi sendok dan garpu ditutup searah jarum jam pukul 05.00.
F. Etika Kerapihan
1. Putra : rambut pendek, disisir rapih model sederhana.
2. Putri : rambut disisir rapih dan diikat.
3. Berpakaian rapih dan bersih.
35
4. Berpakaian sesuai dengan ketentuan.
5. Tidak boleh melipat lengan baju, kecuali baju bebas.
6. Jika memakai PSAS sebaiknya memakai sabuk hitam, kaos kaki putih dan sepatu
hitam.
7. Jika menghadiri pertemuan sebaiknya menggunakan kemeja.
G. Etika Bertamu
1. Memberitahu tuan rumah agar mempersiapkan segala sesuatunya.
2. Memberi salam sebelum masuk.
3. Menjaga kesopanan selama bertamu.
4. Memperhatikan waktu dan lamanya bertamu, jangan sampai mengganggu
istirahat.
5. Selesai bertamu mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam.
J. Etika Melayat
1. Melayat sebelum jenazah dikuburkan.
2. Hiburlah keluarga yang ditinggalkan.
3. Janganlah membuat beban terhadap keluarga yang ditinggalkan.
L. Etika Mandi
1. Gayung di tangan kanan.
2. Handuk ditangan kiri.
3. Pada saat menuju kamar mandi, langkah disamakan ( berdua atau lebih ).
36
M. Etika Bersama Rekan
1. Berjabat tangan apabila bertemu dengan rekan seangkatan.
2. Hormat jika bertemu dengan senior, dilanjutkan dengan berjabat tangan.
N. Etika Berkenalan
1. Tidak boleh secara langsung.
2. Berjabat tangan dengan seseorang hendaknya diperlakukan dengan perhatian,
ramah, dan sopan serta menyebutkan nama dengan jelas.
ETIKA BERPAKAIAN
KODE KEHORMATAN
1. Pemakai tidak boleh berlari pada saat mengenakannya ( PDH, PDU, PDP )
2. Pemakai tidak boleh jongkok kecuali duduk di kursi ( PDH, PDU, PDP )
3. Jika ingin melakukan BAB, BAK maka pakaian harus di buka terlebih
dahulu ( PDH, PDU, PDP ) beserta perlengkapannya
4. Sebelum makan serta melakukan kegiatan yang tidak seharusnya pakaian
itu digunakan maka Ivolet, Lencana Kepemimpinannya harus dibuka
terlebih dahulu.
37
PETUNJUK PELAKSANAAN TUB
(TATA UPACARA BENDERA)
A. Maksud
Maksud dilaksanakannya upacara bendera di sekolah adalah untuk mengusahakan dan
memantapkan pencapaian tujuan pendidikan nasional di sekolah dalam pemantapan
sekolah sebagai wiyatamandala.
B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan upacara di sekolah adalah :
1. Membiasakan bersikap tertib dan disiplin
2. Membiasakan berpenampilan rapi
3. Meningkatkan kemampuan memimpin
4. Membiasakan kesediaan dipimpin
5. Membina kekompakkan dan kerjasama
6. Mempertebal rasa semangat kebangsaan
C. Sasaran
Sasaran petunjuk pelaksanaan upacara bendera ini diperuntukkan bagi :
1. Siswa
2. Guru dan aparat sekolah
38
UNSUR PELAKSANA
A. Pejabat Upacara
Pejabat upacara terdiri dari Pembina Upacara, Pemimpin Upacara, Pengatur
Upacara dan Pembawa Acara.
1. Pembina Upacara
Pembina upacara adalah pejabat upacara yang menerima penghormatan
tertinggi dari peserta upacara.
Tugas pokoknya adalah :
a) Mensahkan rencana acara upacara
b) Menerima laporan pengatur upacara sebelum upacara di mulai
c) Menerima penghormatan dari peserta upacara
d) Menerima laporan pemimpin upacara
e) Memimpin mengheningkan cipta
f) Membacakan teks Pancasila untuk di ikuti oleh peserta upacara
g) Menyampaikan pesan/ pesan amanat
h) Penanggung jawab terakhir pelaksanaan upacara
2. Pemimpin Upacara
Pemimpin upacara adalah pejabat yang bertugas memimpin upacara
Tugas pokoknya adalah :
a) Menerima penghormatan dari pemimpin kelompok/ peserta upacara.
b) Memimpin penghormatan dari peserta kepada pembina upacara.
c) Menyiapkan dan mengistirahatkan peserta upacara
d) Menyampaikan laporan kepada pembina upacara.
e) Bertanggung kepada pembina upacara
f) Membubarkan peserta upacara, bila upacara selesai
Pemimpin upacara adalah siswa yang benar – benar mampu
3. Pengatur Upacara
Pengatur upacara adalah pejabat yang bertugas menyiapkan rencana acara
upacara (secara tertulis) serta segala sesuatu yang bertalian dengan upacara.
Tugas pokoknya adalah :
a) Mengajukan rencana acara upacara kepada pembina upacara untuk
memperoleh pengesahan
b) Menentukan/ menunjuk petugas – petugas upacara
c) Menyiapkan/ memeriksa tempat dan perlengkapan upacara
39
d) Melapor atau memberikan informasi kepada pembina upacara tentang
segala sesuatunya sesaat sebelum upacara di mulai.
e) Memeriksa, mengatur serta mengendalikan jalannya upacara, dan
f) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pembina
upacara.
Pengatur upacara adalah :
a. Guru bagi SD, atau
b. Siswa bagi SLTP/SLTA di bawah bimbingan guru pembina
4. Pembawa Acara
Pembawa acara adalah pejabat yang membacakan urutan tata upacara.
Tugas pokoknya adalah :
a) Membaca acara upacara sesuai urutan acara pada saat yang telah di
tentukan, dan
b) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pengatur
upacara
Pembawa acara adalah siswa di bawah bimbingan guru/ pembina.
B. Petugas Upacara
Petugas upacara yaitu Pembawa Naskah Pancasila, Pembaca Teks Pembukaan
Undang – undang Dasar 1945, Pembaca Doa, Pemimpin lagu, dan kelompok
pengibar/ penurun bendera.
1. Pembawa Naskah Pancasila bertugas :
a) Membawa naskah Pancasila
b) Menyerahkan naskah Pancasila kepada pembina upacara dan
menerima kembali naskah tersebut pada saat yang telah di tentukan
c) Pembawa naskah Pancasila adalah siswa yang di tunjuk secara
bergilir
2. Pembaca Teks Undang – Undang Dasar 1945 bertugas :
a) Membawa serta membaca teks tersebut pada saat dan tempat yang
telah di tentukan
b) Pembaca teks adalah siswa yang di tunjuk secara bergilir
3. Pembaca Doa
a. Membaca doa pada saat dan tempat yang telah di tentukan
b. Pembaca doa adalah
1. Guru bagi SD, atau
2. Siswa bagi SLTP/SLTA di bawah bimbingan guru pembina
4. Pemimpin Lagu/ Dirigen bertugas ;
a) Memimpin kelompok paduan suara menyampaikan Lagu
5. Kelompok pengibar/ penurun bendera bertugas :
a) Menyiapkan bendera
b) Mengibarkan atau menurunkan bendera serta menyimpannya ke
tempat semula.
40
c) Kelompok pengibar/ penurunan adalah siswa yang telah di tunjuk
secara bergilir
6. Kelompok pembawa lagu/ Paduan Suara
a) Kelompok pembawa lagu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu
Mengheningkan Cipta pada saat yang telah di tentukan.
b) Kelompok pembawa lagu ialah siswa yang ditunjuk secara bergilir.
C. Peserta Upacara
Peserta upacara yaitu peserta yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
upacara.
Peserta upacara terdiri dari :
1. Siswa
2. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru dan Staf Tata Usaha.
FORMASI
A. Bentuk Barisan
Untuk melaksanakan upacara bendera di pergunakan bentuk – bentuk/ formasi
barisan sebagai berikut :
1. Bentuk Segaris
Bentuk segaris ialah suatu bentuk barisan yang disusun dalam satu baris dan
menghadap ke pusat upacara.
2. Bentuk U atau Angkare
Bentuk U atau Angkare ialah bentuk barisan yang disusun dan berbentuk
huruf U atau Angkare dan menghadap ke pusat upacara.
Dari kedua bentuk barisan tersebut dapat di pergunakan formasi – formasi barisan
sebagai berikut :
1. Formasi saf bersaf
2. Formasi saf berbanjar
3. Formasi banjar bersaf
4. Formasi banjar berbanjar
Dalam pelaksanaannya bentuk dan formasi barisan tersebut di sesuaikan dengan
keadaan sekolah dan lapangan upacara yang tersedia, namun tetap berpedoman
pada bentuk formasi barisan sesuai dengan ketentuan di atas.
B. Susunan Barisan
Pada dasarnya susunan barisan pada upacara bendera ditentukan dari kiri ke
kanan (dilihat dari posisi pembina upacara saat berhadapan peserta upacara ),
sehingga penempatan dalam susunan tersebut di mulai dengan kelompok
pembawa lagu/ paduan suara, kelompok kelas III/6-5, kelompok kelas II/4-3,
41
kelompok kelas I/ 2-1 dan kelompok tata usaha. Sedangkan kelompok guru di
tempatkan sedemikian rupa, agar berada di luar jangkauan “Komando” pemimpin
upacara.
Dalam upacara bendera selain kelancaran jalannya acara, yang juga harus di
perhatikan dan di pegang teguh adalah kedisiplinan, ketertiban dan kekhidmatan.
Bentuk serta kombinasi yang sering di pakai adalah sebagai berikut :
1. Bentuk barisan segaris dengan formasi :
a. Saf bersaf
b. Banjar berbanjar
2. Bentuk U/ Angkare dengan formasi :
a. Saf bersaf
b. Banjar berbanjar
KELENGKAPAN
A. Sarana
Sebelum melaksanakan upacara bendera, perlu disiapkan sarana sebagai berikut :
1. Bendera
a. Ukuran
Ukuran bendera kebangsaan untuk upacara selalu dengan perbandingan
lebar dan panjang = 2 : 3 dengan ukuran terkecil 1 m x 1.5 m dan terbesar
2m x 3m.
b. Cara melipat dan merentang
1. Cara melipat
a) Ujung warna merah bertali/ berkait harus di pegang dengan
tangan kanan dan warna putih bertali/ berkait harus di pegang
dengan tangan kiri.
b) Melipat menurut panjang bendera, dilipat menjadi dua bagian,
yaitu warna merah di pegang tangan kanan bagian atas dan
warna putih di pegang tangan kiri bagian bawah
c) Dilipat menjadi dua bagian lagi sehingga warna putih berada di
bagian dalam, sedangkan warna merah berada di bagian luar
yang sekaligus berfungsi untuk melindungi warna yang putih.
d) Dilipat lagi menjadi 3 atau 4 bagian, sampai ujung/ tepi warna
merah selalu berada di bagian luar.
2. Cara Merentang
Cara merentang sesaat sebelum pengibaran bendera kebangsaan.
a) Ujung – ujung yang bertali/ berkait selalu berada di atas tangan
kiri.
42
b) Ujung bendera yang bertali/ berkait warna merah diikat/
dikaitkan pada tali kait/ kaitan yang atas, sedangkan ujung
bendera warna putih yang bertali/ berkait diikat/ diikatkan
pada tali/ kaitan yang bawah.
c) Ujung/ tepi bendera warna merah di pegang dengan tangan
kanan, lengan kanan di atas lengan kiri dan ujung/ tepi bendera
warna putih di pegang dengan tangan kiri, lengan kanan di
arahkan ke atas, sedangkan lengan kiri di arahkan ke bawah.
d) Bendera di tarik/ direntangkan ke arah kanan pembawa
bendera.
2. Tiang Bendera
Tiang bendera hendaknya di buat dari bahan yang baik (tidak mudah lapuk)
dan dapat berdiri tegak ( tidak condong dan lengkung) serta kokoh.
3. Tali bendera
Tali bendera warna putih, bahan yang terbaik adalah tali layar jangan
menggunakan tali plastik.
Besar kecilnya ukuran bendera, tiang dan tali yang di gunakan harus di
sesuaikan dengan keadaan gedung, halaman, lapangan dan tempat dimana
bendera itu di kibarkan.
4. Naskah – naskah
a. Naskah Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945
b. Naskah Pancasila
B. Pakaian
Pakaian upacara bendera pada setiap hari Senin/ Sabtu.
a) Siswa : Mengenakan pakaian seragam sekolah di tambah dengan topi pet (
sesuai dengan Kep. Dirjen Dikdasmen No. 100/C/Kep/D/1991 ).
b) Guru dan perangkat sekolah: mengenakan pakaian yang telah di tentukan
oleh daerah/ sekolah masing –masing.
Pakaian upacara bendera pada hari besar nasional
a) Siswa: mengenakan pakaian seragam sekolah di tambah dengan topi pet.
b) Petugas upacara: mengenakan pakaian yang telah di tentukan oleh
sekolah.
Guru dan perangkat sekolah: mengenakan pakaian yang telah di tentukan oleh daerah/
sekolah masing – masing.
43
SUSUNAN UPACARA BENDERA
Upacara pengibaran bendera merah putih hari senin tanggal … bulan … tahun …
siap dimulai.
44
SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
Penggunaan arti merah putih dalam sejarah INDONESIA terbukti bahwa bendera
merah putih dikibarkan pada tahun 1292 oleh tentara jaya patwang ketika berperang
melawan kekuasaan tata negara di Singosari (1222-1262) sejarah ini disebut tulisan
sejarah kuno 1216 saka 1294 masehi.
Pengertian
Asal kata · Bandira / Bandir yang artinya umbul-umbul· Bandiera dari Bahasa Itali
Rumpun Romawi Kuno. Dalam Bahasa Sangsakerta untuk Pataka, Panji, Dhuaja.
Bendera adalah lambang kedaulatan kemerdekaan. Dimana negara yang memiliki dan
mengibarkan bendera sendiri berarti negara itu bebas mengatur segala bentuk aturan
negara tersebut.
Menurut W.J.S. Purwadarminta, Bendera adalah sepotong kain segi tiga atau segi
empat diberi tongkat (tiang) dipergunakan sebagai lambang, tanda dsb, panji tunggul.
Sejarah
Bangsa Indonesia purba ketika masih bertempat di daratan Asia Tenggara + 6000 tahun
yang lalu menganggap Matahari dan Bulan merupakan benda langit yang sangat
penting dalam perjalanan hidup manusia. Penghormatan terhadap benda langit itu
disebut penghormatan Surya Candra. Bangsa Indonesia purba menghubungkan
Matahari dengan warna merah dan Bulan dengan warna putih. Akibat dari
penghormatan Surya Candra, bangsa Indonesia sangat menghormati warna merah
putih. Kedua lambang tersebut melambangkan kehidupan yaitu : Merah
45
melambangkan darah, ciri manusia yang masih hidup, Putih melambangkan getah, ciri-
ciri tumbuhan yang masih hidup,
1. Tidak boleh menyentuh tanah Logika : Bendera akan kotor Kiasan : Tanah
merupakan tempat berpijak, maka bila bendera jatuh, seolah-olah menginjak bendera.
2. Tidak boleh dibawa balik kanan Kiasan : Karena negara seperti mundur /
kemunduran.
46
SEJARAH ATIRBUT PASKIBRA
Pada tahun 1973, Idik Sulaeman melahirkan nama Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (Paskibraka). Bukan itu saja, Idik juga menciptakan seluruh atribut yang sampai
sekarang dapat dilihat dalam seragam Paskibraka. Atribut itu mulai dari pakaian
seragamnya sendiri, sampai Lambang Anggota Paskibraka, Lambang Korps Paskibraka
dan Tanda Pengukuhan. Sebelum tahun 1973, Paskibraka tidak mempunyai Lambang
Anggota maupun Lambang Korps yang dapat dibanggakan. Berikut ini penjelasan
tentang bentuk dan makna setiap atribut.
BENTUK SERAGAM
47
48
LAMBANG ANGGOTA
49
Lambang anggota Paskibraka adalah setangkai bunga teratai yang mulai
mekar dan dikelilingi oleh sebuah gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk bulat
dan belah ketupat. Mata rantai bulat berjumlah 16, begitu pula mata rantai belah
ketupat.
Bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di atas
permukaan air bermakna bahwa Anggota Paskibraka adalah pemuda yang tumbuh
dari bawah (orang biasa), dari tanah air yang sedang berkembang (mekar) dan
membangun. Tiga helai kelopak bunga tumbuh ke atas bermakna “belajar, bekerja dan
berbakti”, sedang tiga helai kelopak ke arah mendatar bermakna “aktif, disiplin dan
gembira”.
50
TANDA PENGUKUHAN
Tanda pengukuhan berupa kendit atau pita/sabuk dibuat dari kain. Kendit
adalah tanda ksatria pada zaman dahulu yang mengikrarkan kesetiaannya kepada
kerajaan. Sebagai pemegang kendit, para peserta latihan pun diharapkan memiliki sifat
ksatria dalam pemikiran,perkataan dan perbuatannya sehari-hari.
Motif tersebut berupa gambar rantai bulat dan belah ketupat seperti pada
Lambang Anggota, dengan jumlah masing-masing 17 untuk rantai bulat dan rantai
belah ketupat. Setiap matarantai bulat maupun belah ketupat diisi dengan huruf yang
membentuk kalimat ”PANDU INDONESIA BER-PANCA-
SILA”.
51
Semula, ukuran lebar dan panjang kendit adalah 5 cm dan 17 dm, untuk
melambangkan angka tanggal 17 (dari 17 Agustus 1945) dan 5 (jumlah sila dalam
Pancasila). Namun, karena kesulitan teknik pencetakan motifnya, ukuran kendit baru
dengan motif rantai dan huruf diubah menjadi lebar 5 cm dan panjang 14 dm (140 cm).
52
SEJARAH PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
53
keputusan itu tidak ”mencederai hati” para Purna Paskibraka yang telah lebih dulu
mendirikan PEP, RPP dan EPP, maka ditetapkanlah bahwa PPI adalah organisasi
binaan Depdikbud yang bersifat regionalprovinsial. Artinya, organisasi itu ada di tiap
provinsi namun tidak mempunyai Pengurus di tingkat pusat. Itu, sebenarnya sebuah
pilihan yang sulit, bahkan ”absurd”.
Bagaimana sebuah organisasi bernama sama dan ada di tiap provinsi tapi tidak
mempunyai forum komunikasi dan koordinasi di tingkat pusat. Ternyata, hal itu dipicu
oleh kekhawatiran organisasi kepemudaan ”tunggal” asuhan pemerintah yang melihat
PPI adalah sebuah ancaman. Namun, dengan kegigihan para Purna Paskibraka yang
ada di Jakarta, akhirnya kebekuan itu dapat dicairkan. Empat tahun harus menunggu
dan bekerja keras untuk dapat menghadirkan Pengurus PPI daerah dalam sebuah
Musyawarah Nasional (Munas). Tanggal 21 Desember 1989, melalui Munas I di
Cipayung, Bogor, terbentuklah secara resmi PPI Pusat, lengkap dengan perangkat
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
54
LAMBANG PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
Lambang berupa bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di
atas air, hal ini bermakna bahwa anggota Paskibraka adalah pemuda dan pemudi yang
tumbuh dari bawah (orang biasa) dari tanah air yang sedang berkembang dan
membangun.
Bunga teratai berdaun bunga 3 (tiga) helai tumbuh ke atas (mahkota bunga), bermakna
belajar, bekerja, dan berbakti.
Bunga teratai berkelopak 3 (tiga) helai mendatar bermakna aktif, disiplin, dan gembira.
Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi
muda Indonesia yang ada di berbagai pelosok penjuru (16 penjuru arah mata angin)
tanah air.
Rantai persaudaraan ini tanpa memandang asal suku, agama, status sosial, dan
golongan, akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan yang kokoh dan kuat.
Sehingga mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat ketahanan
nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam
dalam dada setiap anggota Paskibraka.
55
LAGU-LAGU PASKIBRA
Mars paskibra
SI KINA
Sikina jamalika alenaja………
Sikina jamalika alenaja………
Alee…….. naja ale….. naja ale…. Naja alam Huuu Ha…..
Sikina jamalika
Sikina jamaliki
Alee…….. naja ale….. naja ale…. Naja alam Huuu Ha…..
56
TINGGALKAN AYAH TINGGALKAN IBU
Tinggalkan ayah tinggalkan ibu (ayah ibu)
Izinkan kami pergi berjuang (berjuang)
Dibawah kibaran merah putih (Merah putih)
Majulah, ayo maju menyerbu (serbu)
Tidak kembali pulang (tak kan pulang)
Sebelum Paskibra yang menang (pasti menang)
Walau mayat terdampar dimedan perang
Demi bangsa kurela berjuang (berjuang)
Maju……. Ayo maju……. Ayo terus maju……….
Seingkirkan dia………. Dia…….. dia……..
Kikis habislah mereka demi Negara Indonesia
Wahai kawanku, para remaja
Dimana saja berada….
Teruskan perjuangan para pahlawan
Demi bangsa kurela berjuang…… (berjuang)
Maju……. Ayo maju……. Ayo terus maju……….
Seingkirkan dia………. Dia…….. dia……..
Kikis habislah mereka demi Negara Indonesia
Wahai kawanku, para remaja
Dimana saja berada….
Teruskan perjuangan para pahlawan
Demi bangsa kurela berjuang…… (berjuang)
GEMBIRA
57
Hoho…4x
Lala…4x
Tuk jadi paskibra yang jaya…
Ha…ha…ha…
OTO BEMO
Oto bemo (bemo oto)
Tiga beroda (beroda tiga)
Tempat berhenti (berhenti di tempat)
Kota ditengah-tengah (ditengah-tengah kota)
Panggil nona (nona panggil)
Naik segera (segera naik)
Bilang nona (nona bilang)
Uang tidak punya (tidak punya uang)
Kaki jalan saja (jalan kaki saja)
Oh… kasihku (kasihku oh..)
Oh… sayangku (sayangku oh..)
Relakanlah (relakanlah)
Daku pergi (pergi daku)
Kekota serang (serang ke kota)
Dibikin item (item dibikin)
Dibikin jelek (jelek dibikin)
Tapi tetap keren (keren tapi tetap)
Tapi tetap ganteng (ganteng tapi tetap)
KAPAL SELAM
Kapal selam tangkinya bocor
Timbul tenggelam di perbatasan (hooooi) 2x
Buat apa susah hati, susah hati
Buat apa sedih hati, sedih hati
Paskibra tak pernah bersedih
Hanya dongkol dalam hati
Putih-putih pakaiannya, pakaiannya
Macam-macam atributnya, atributnya
Peci hitam dikepalanya
Teratai putih dipundaknya, hooi….hoi……..
LAGU BERLARI
Pagi-pagi berlari
Tinggalakan ayah ibu
Tinggalkan sijantung hati
Demi sang Merah putih
58
Heeeeyyy……… Heeeeyyy………
Heeeeeoooo……. Heeeeeoooo…….
Ma ma ma ma can you See??? (Ma ma ma ma can you See???)
Paskibra is number one
Paskibranya keren-keren
Seniornya lebih keren
Heeeeyyy……… Heeeeyyy………
Heeeeeoooo……. Heeeeeoooo…….
LAGU MAKAN
Bila makan telah tiba
Segera menuju ruang makan
Bangkitkan semangatmu paskibra
Siapkan perut untuk diisi
Jangan lupa habiskan nasi
Juga dengan lauk-pauknya
Sayur mayur juga disikat
Hindarkan bicara dengan teman
Derap langkah
Derap langkah nan gagah perkasa
Seirama dan satu suara
Sambil bernyanyi lagu Paskibraka
Itulah langkah pasukan paskibra
Ayun kakimu kiri dan kanan
Atur jarak jaga kerpaihan
Jangan sampai merusak barisan
Banjar dan shafnya harus di luruskan… 2x
Holesio manise
Gadis pandeglang aduh manise
Mama tinggal di rumah
Bapak cari ABG
Holesio…sio maniseee…
FORGET TO ME
Saya tunggu engkau, saya tunggu engkau
Rupanya engkau forget to me
Saya taha sakit-sakit
Jungkir balik di paskibra
Rupanya engkau forget to me
Disini aku jadi tambah senang (cihuuuyyy……)
59
Andai aku burung aku lepas terbang
Cita-citaku ingin jadi paskibraka
Bangun pagi-pagi menuju medan latihan
Untuk mengikuti latihan dasar paskibra
Disinilah aku dibina dan ditempa
Para pelatih perkasa…………..
Mau makan jalan jongkok
Sudah makan lompat kodok
Dicaci dimaki dan dibentak-bentak
Wahai pelatihku betapa majam matamu
Wahai pelatihku betapa sayang padaku
Andaikan kau tahu isi dihatiku
Kucinta padamu………
Kusayang padamu……
DOLEWAH KICAK
Dolewah kicak waduk
Duka waduk saha
Anget keneh pisan santri mawa dodol
Dolewah kicak waduk
Duka waduk saha
Anget keneh pisan santri mawa dodol
Dolewah kicak waduk
Duka waduk saha
Anget keneh pisan santri mawa dodol
CITA-CITA
Dulu aku bercita-cita
Menjadi anggota paskibra
Berani tegap gagah perkasa
Tunaikan tugas yang mulia
Tegas, tegap penuh wibawa
Semangat yang tak kunjung padam
Berdiri tegap gagah perkasa
Tunaikan dengan penuh rasa bangga
Kini aku sedang ditempa
Untuk menjadi anggota paskibra
Lupa sanak, lupa saudara
Lupakan saja semuanya
Saya tahan sakit-sakit
Sampai masuk rumah sakit
Saya tahan menderita
Tiap hari kuditempa
60
Walau diriku ditempa hatiku selalu gembira
Gembira……. Gembira ………. Selamanya
Bergembira, senantiasa selalu gembira
Hilangkan lah rasa sedih sejauh-jauhnya
Rasa sedih, rasa susah
Tak ada gunanya
Berlatih dengan gembira
Paskibra yang jaya
Hiduplah paskibra angkatan 2011.
IZINKAN
FORGET TO ME
61
Disini aku makin tambah senang
DERAP LANGKAH
62
BIODATA
63
Beni Bandaniji Aripin & Presiden RI
64
65