Anda di halaman 1dari 30

MATERI PASKIBRA

1. Sejarah paskibra
2. Sejarah bendera merah putih
3. TUB
4. PBB
5. Kepemimpinan
6. Kedisiplinan
7. Keterbukaan
8. Pengertian lambang paskibra
9. Pengertian lambang paskibraka
10. LK
11. Sikap TOP paskibra

1.
1.SEJARAH PEMBENTUKAN PASKIBRA

A. BENDERA PUSAKA
Proklamasi kemerdekaan repulik indonesia dikumandangkan pada hari jum’at,
17 agustus 1945, jam 10.00 pagi, di jln. pegangsaan timur no.56, jakarta setelah
pernyataan kemerdekaan indonesia, untuk pertama secara resmi, bendera
kebangsaan merah putih dikibarkan oleh dua orang muda-mudi yang dipimpin oleh
bapak latief hendranigrat. Bendera ini dijahit tangan oleh ibu fatmawati soekarno.
Bendera inilah yang kemudian disebut “bendera pusaka”, bendera pusaka berkibar
siang dan malam ditengah hujan tembakan. Sampai ibu kota repulik indonesia di
pindah ke yogyakarta. Pada tanggal 4 januari 1946, aksi teror yang dilakukan
belanda semakin meningkat pada presiden dan wakil presiden republik indonesia
meninggalkan jakarta menuju yogyakarta dengan menggunakan kereta api .
bendera pusaka dibawa ke yogyakarta dan masukan dalam kopor pribadi presiden
soekarno selanjutnya ibu kota republik indonesia dipindahkan ke yogyakarta.
Tanggal 19 desember 1948, belanda melancarkan agresinya yang ke-dua.
Pada saat istana presiden, gedung agung yogyakarta dikepung oleh Belanda,
Bapak Husein Mutahar di panggil oleh presiden soekarno dan ditugaskan untuk
menyelamatkan Belanda Pusaka menyelamatkan bendera pusaka ini
merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakan berkibarnya sang
merah putih dipersada bumi indonesia untuk menyelamatkan bendera pusaka
itu. Agar dapat diselamatkan, bendera pusaka Bapak Husein Mutahar terpaksa
harus memisahkan antara bagian merah dan putihnya. Pada saat
penyelamatan bendera pusaka, terjadi percakapan antara presiden soekarno
dan Bapak Husein Mutahar. Percakapan tersebut dapat dilihat dalam buku
“Bung karno penyambung lidah rakyat karangan Cindy Adams. Berrikut
petikannya: “tindakkanku yang terkhir adalah memanggil mutahar ke kamarku
(presiden soekarno pen). “ Apa yang terjadi terhadap diriku, Aku sendiri tidak
tahu “, kataku Ringkas. “Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu untuk
menjaga Bendera kita dengan nyawamu, ini tidak boleh jatuh ke tangan
musuh. Di satu waktu, jika tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya
kepadaku sendiri dan tidak kepada siapapun kecuali kepada orang yang
menantikanku sekira umurku pendek. Andai kata engkau gugur dalam
menyelamatkan Bendera pusaka ini, Percayakanlah tugasmu kepada orang lain
dan dia harus menyerahkannya ke tanganku sebagaimana engkau
mengerjakannya “. Munthahar terdiam. Ia memejamkan matanya dan berdo’a
disekeliling kami Born berjatuhan. Tentara Belanda terus mengalir melalui setiap
jalanan kota. Tanggung jawabnya sungguh berat. Akhirnya, ia memecahkan
kesulitan ini dengan mencabut benang jahitnya yang memisahkan ke-2 belahan
Bendera itu.
Akhirnya dengan bantuan ibu Perna Dinta benang jahitan di antara Bendera
Pusaka yang telah di jahitkan tangan oleh ibu Fatmawati berhasil dipisahkan.
Setelah Bendera menjadi dua masing-masing bagian itu, Merah dan Putih
dimasukkan pada dasar dua
tas milik bapak Husein Muthahar, selanjutnya pada kedua tas tersebut, dimasukan
, seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya.Bendera pusaka dipisah menjadi dua
karena bapak Muthahar berfikir bahwa apa bila bendera pusaka Merah Putih di
pisahkan, tidak dapat disebut Bendera , karena hanya berupa dua carik kain Merah
dan Putih hal ini untuk menghindari penyitaan dari pihak Belanda.
Setelah Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta di anggap
dan di asingkan, kemudian bapak Husein Munthahar dan beberapa staf
kepresidenan ditangkap dan diangkut dengan pesawat dakota. Ternyata,
mereka dibawa ke Semarang dan ditahan disana pada saat menjadi tahanan
kota bapak Husein Muthahar berhasil melarikan diri dengan naik kapal laut
menuju jakarta. Di Jakarta beliau menginap dirumah Sutan Syahir selanjutnya,
beliau kost di jln. Pegangsaan Timur no.34, dirumah bapak R. Said
Sukanto. Tjokrodiatmodjo (Kapolri I). Selama di Jakarta, bapak Husein
Muthahar selalu mencari informasi bagaimana caranya agar dapat segera
menyerahkan Bendera Pusaka kepada Presiden Soekarno.
Sekitar pertengahan bulan Juni 1948, pada pagi hari, bapak Husein Mutahar
menerima pemberitahuan dari bapak Soedjono yang tinggal di Oranye Boulevard
(sekarang jln. Di ponegoro) Jakarta si pemberitahuan itu adalah bahwa ada surat
pribadi dari presiden Soekarno yang ditunjukkan keada bapak Husein Mutahar.
Pada sore harinya, surat itu di ambil oleh beliau dan ternyata memang benar
berasal dari Presiden Soekarno pribadi yang pokok isinya adalah perintah Presiden
Soekarno kepada bapak Husein Mutahar supaya menyerahkan bendera pusaka
yang dibawanya kepada bapak Soedjono agar Bedera Pusaka tersebut dapat
dibawa dan diserahkan kepada Presiden Soekarno di bangka (muntok).

(Pasukan Pengibar Bendera Pusaka)

Beberapa hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI


pertama. Presiden Soekarno memberi tugas kepada ajudannya,Mayor M. Husein
Mutahar untuk mempersiapkan upacara peringatan Detik-Detik Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1946, dihalaman Istana Presiden
Gedung Agung Yogyakarta.Pada saat itu, sebuah gagasan berkelebat di benak
Mutahar. Alangkah baiknya bila persatuan dan kesatuan bangsa dapat
dilestarikan kepada generasi muda yang kelak akan menggantikan para pemimpin
saat itu. Pengibaran bendera pusaka bisa menjadi simbol kesinambungan nilai-
nilai perjuangan. Karena itu, para pemudalah yang harus mengibarkan bendera
pusaka. Dari sanalah kemudian dibentuk kelompok-kelompok pengibar
bendera pusaka, mulai dari lima orang pemuda - pemudi pada tahun 1946 —
yang menggambarkan Pancasila.

Sekembalinya ibukota Republik Indonesia ke Jakarta, mulai tahun 1950


pengibaran bendera pusaka dilaksanakan di Istana Merdeka Jakarta. Regu-regu
pengibar dibentuk dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan Rl sampai tahun
1966.Tahun 1967, Husein Mutahar kembali dipanggil Presiden Soeharto untuk
dimintai pendapat dan menangani masalah pengibaran bendera pusaka. Ajakan
itu, bagi Mutahar seperti "mendapat durian runtuh" karena berarti ia bisa
melanjutkan gagasannya membentuk pasukan yang terdiri dari para pemuda dari
seluruh Indonesia.Selama enam tahun, 1967-1972, bendera pusaka dikibarkan
oleh para pemuda utusan daerah dengan sebutan “Pasukan Penggerek Bendera
Pusaka”. Dalam mempersiapkan Pasukan Penggerek Bendera Pusaka, Husein
Mutahar sebagai Dirjen Udaka (Urusan Pemuda dan Pramuka) tentu tak dapat
bekerja sendiri. Sejak akhir 1967, ia mendapatkan dukungan dari Drs Idik
Sulaeman yang dipindah tugaskan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(dari Departemen Perindustrian dan Kerajinan) sebagai Kepala Dinas
Pengembangan dan Latihan. Idik yang terkenal memiliki karakter kerja sangat rapi
dan teliti, lalu mempersiapkan konsep pelatihan dengan sempurna, baik dalam
bidang fisik, mental, maupun spiritual. Latihan yang merupakan derivasi dari
konsep Kepanduan itu diberi nama ”Latihan Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila”.
Setelah melengkapi silabus latihan dengan berbagai atribut dan pakaian seragam,
pada tahun 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatu gagasan baru kepada Mutahar.
”Bagaimana kalau pasukan pengibar bendera pusaka kita beri nama baru,”
katanya. Mutahar yang tak lain mantan pembina penegak Idik di Gerakan Pramuka
menganggukkan kepala. Maka, kemudian meluncurlah sebuah nama antik
berbentuk akronim yang agak sukar diucapkan bagi orang yang pertama kali
menyebutnya. Akronim itu adalah PASKIBRAKA, yang merupakan singkatan dari
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. ”Pas” berasal dari kata pasukan, ”kib” dari
kata kibar, ”ra” dari kata bendera dan ”ka” dari kata pusaka. Idik yang sarjana
senirupa lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itupun juga segera memainkan
kelentikan tangannya dalam membuat sketsa. Hasilnya, adalah berbagai atribut
yang digunakan Paskibraka, mulai dari Lambang Anggota, Lambang Korps, Kendit
Kecakapan sampai Tanda Pengukuhan (Lencana Merah-Putih Garuda/MPG).
Nama Paskibraka dan atribut baru itulah yang dipakai sejak tahun 1973 sampai
sekarang.

Memang pernah, suatu kali nama Paskibraka akan diganti, bahkan


pasukannya pun akan dilikuidasi. Itu terjadi pada tahun 2000 ketika Presiden
Republik Indonesia dijabat oleh KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kata
”pusaka” yang ada dalam akronim Paskibraka dianggap Gus Dur mengandung
makna ”klenik”. Untunglah, dengan perjuangan keras orang orang yang berperan
besar dalam sejarah Paskibraka, akhirnya niat Gus Dur untuk melikuidasi
Paskibraka dapat dicegah. Presiden akhirnya tidak jadi membubarkan Paskibraka,
tapi meminta namanya diganti menjadi ”Pasukan Pengibar Bendera Merah-Putih”
saja. Hal ini di-iyakan saja, tapi dalam siaran televisi dan pemberitaan media
massa, nama pasukan tak pernah diganti. Paskibraka yang telah menjalani kurun
sejarah 32 tahun tetap seperti apa adanya, sampai akhirnya Gus Dur sendiri yang
dilengserkan.
Sejarah Bendera Merah Putih Indonesia
Dalam Sejarah Indonesia Terbukti,
Bahwa Bendera Merah
Putih
Dikibarkan Pada Tahun 1292 Oleh
Tentara Jayakatwang
Berperang Ketika Melawan
Kertanegara Kekuasaan
Dari Singosari (1222-
1292). Sejarah Itu Disebut Dalam
Tulisan Bahwa
Jawa Kuno Yang Memakai Tahun
1216 Caka (1254 Masehi),
Menceritakan Tentang Perang Antara
Jayakatwang Melawan R. Wijaya.
Mpu Prapanca Di Dalam Buku Karangannya Negara Kertagama Mencerirakan
Tentang Digunakannya Warna Merah Putih Dalam Upacara Hari Kebesaran Raja
Pada Waktu Pemerintahan Hayam Wuruk Yang Bertahta Di Kerajaan Majapahit
Tahun 1350-1389 M. Menurut Prapanca, Gambar-Gambar Yang Dilukiskan Pada
Kereta-Kereta Raja-Raja Yang Menghadiri Hari Kebesaran Itu Bermacam-Macam
Antara Lain Kereta Raja Puteri Lasem Dihiasi Dengan Gambar Buah Meja Yang
Berwarna Merah. Atas Dasar Uraian Itu, Bahwa Dalam Kerajaan Majapahit Warna
Merah Dan Putih Merupakan Warna Yang Dimuliakan.
Dalam Suatu Kitab Tembo Alam Minangkabau Yang Disalin Pada Tahun 1840
Dari Kitab Yang Lebih Tua Terdapat Ambar Bendera Alam Minangkabau,
Berwarna Merah Putih Hitam. Bendera Ini Merupakan Pusaka Peninggalan Jaman
Kerajaan Melayu Minangkabau dalam abad ke 14, ketika Maharaja Adityawarman
memerintah (1340-1347). Warna Merah = warna hulubalang (yang menjalankan
perintah) Warna Putih = warna agama (alim ulama) Warna Hitam = warna
adat Minangkabau (penghulu adat) – Warna merah putih dikenal pula dengan
sebutan warna Gula Kelapa. Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk
bendera Merah Putih peninggalan Kyai Ageng Tarub, putra Raden Wijaya,
yang menurunkan raja-raja Jawa.
Dalam babat tanah Jawa yang bernama babad Mentawis (Jilid II hal 123)
disebutkan bahwa Ketika Sultan Agung berperang melawan negeri Pati. Tentaranya
bernaung di bawah bendera Merah. Sultan Agung memerintah tahun 1613-
1645.
Di bagian kepulauan lain di Indonesia juga menggunakan bendera merah
putih. Antara lain, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun
memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang
kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan
putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar
melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII. Ketika
terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera
perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang
diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa
ayat suci Al Quran.
Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka,
bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan
Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.
Pada umumnya warna Merah Putih merupakan lambang keberanian,
kewiraan sedangkan warna Putih merupakan lambang kesucian.

Merah Putih Pada Abad 20


Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad XX sebagai
lambang kemerdekaan ialah di benua Eropa. Pada tahun 1922
Perhimpunan Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih di negeri Belanda
dengan kepala banteng ditengah-tengahnya. Tujuan perhimpunan Indonesia
Merdeka semboyan itu juga digunakan untuk nama majalah yang diterbitkan.
Pada tahun 1924 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku peringatan 1908-
1923 untuk memperingati hidup perkumpulan itu selama 15 tahun di Eropa. Kulit
buku peringatan itu bergambar bendera Merah Putih kepala banteng.
Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia (PNI)
yang mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan bendera Merah
Putih kepala banteng.

Sang saka merah putih di bumi Indonesia

Pada tanggal 28 Oktober


1928 berkibarlah untuk pertama
kalinya bendera merah putih
sebagai bandera kebangsaan
yaitu dalam Konggres Indonesia
Muda di Jakarta. Sejak itu
berkibarlah bendera kebangsaan
Merah Putih di seluruh kepulauan
Indonesia.
Pada tanggal 18 Agustus
1945, Panitia Persiapan
Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945 mengadakan
sidang yang pertama dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945 (UUD
1945).
Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan bahwa Negara Indonesia ialah
Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35
ditetapkan pula bahwa bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Dengan
demikian , sejak ditetapkannya UUD 1945 , Sang Merah Putih merupakan
bendera kebangsaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia Sang Saka Merah Putih merupakan
julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia.
Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan
pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat
Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka
Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam
setiap upacara bendera.
Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada
tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan
bahan bendera tersebut adalah kain wool dari London yang diperoleh dari seorang
Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakan khusus untuk membuat
bendera- bendera negara di dunia karena terkenal dengan keawetannya) berukuran
276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya
dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969,
bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana
Merdeka. Bendera itu sempat sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek
sebesar 12 X 42 cm. Ujung berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu
ada bolong-bolong kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna
kecoklatan, hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun
sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.
Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang
tahun kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra.
Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya ‘menyaksikan’ dari
dalam kotak penyimpanannya.

Makna Bendera Merah Putih

Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti
suci. Merah melambangkan tubun utama dalam masakan Indonesia, terutama di
pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji
yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu
warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara
selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa
bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa
kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah
yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unn utama dalam masakan
Indonesia, terutama di pulau Jawa.
Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang
digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna
merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan
kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur
yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan
dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang
tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang
ditanam di gua garba.
TUB (Tata Upacara Bendera) & Sejarah Upacara

T U B (tata upacara bendera)


ARTI

 Tata : mengatur,
menata, menyusun
 Upa : rangkaian
 Cara : tindakan,
gerakan

Tata Upacara Bendera


adalah :

1. Merangkaikan suatu tindakan atau gerakan dengan susunan secara baik dan
benar.
2. Tindakan atau gerakan yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib dan
disiplin

Jadi Tata Upacara Bendera adalah tindakan dan gerakan yang dirangkaikan dan
ditata dengan tertib dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera adalah
pencerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu pancaran
peradaban bangsa, hal ini merupakan ciri khas yang membedakan dengan bangsa
lain.

SEJARAH

Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan upacara,


upacara selamatan kelahiran, upacara selamatan panen.

DASAR HUKUM

1. Pancasila
2. UUD 1945
3. UU No. 2
tahun
1989
tentang
Sistem
Pendidika
n Nasional
4. Inpres No. 14 tahun 1981 ( 1 Desember 1981 ) tentang Urutan Upacara
Bendera

MAKSUD DAN TUJUAN

5. untuk memperoleh suasana yang khidmat, tertib, dan menuntut pemusatan


perhatian dari seluruh peserta, maka disusunlah petunjuk pelaksanaan
kegiatan ini.
6. menjadikan sekolah memiliki situasi yang dinamis dalam segala aspek
kehidupan bagi para siswa, guru, pembina dan kepala sekolah. Sehingga
sekolah memiliki daya kemampuan dan ketangguhan terhadap gangguan-
gangguan negatif baik dari dalam maupun luar sekolah, yang akan dapat
mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
PEJABAT UPACARA

1. Pembina Upacara
2. Pemimpin Upacara
3. Pengatur Upacara
4. Pembawa Upacara

PETUGAS UPACARA

5. Pembawa Naskah Pancasila


6. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
7. Pembaca Do’a
8. Pemimpin Lagu
9. Kelompok Pengibar / Penurun Bendera
10. Kelompok Pembawa Lagu
11. Pemimpin kelompok kelas / regu
12. Cadangan tiap perangkat

PERLENGKAPAN UPACARA

 Bendera Merah Putih


o Ukuran perbandingan 2 : 3
o Ukuran terbesar 2 X 3 meter
o Ukuran terkecil 1 X 1,5 Meter

 Tiang Bendera
o Minimal 5 meter maksimal 17 meter
o Perbandingan bendera dengan tiang 1 : 7
o Ukuran yang ideal untuk sekolah tingkat SMP 7 – 8 meter.SMA 12-14
m

 Tali Bendera
o Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar ( tali kalimetal )dan
bukan tali plastik Dan tali harus berwarna putih

 Naskah-naskah
o Intinya naskah harus terlihat selalu bersih
 Pancasila
 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
 Naskah Do’a

.
PERATURAN BARIS-BERBARIS (PBB)

Peraturan Baris-Berbaris merupakan suatu bgian yang menjadi ciri khas dari
organisasi pasukan pengibar bendera(PASKIBRA). Peraturan baris-berbaris
mengatur setiap gerakan yang dilakukan seseorang atau kelompok dalam
barisan yang disahkan melalui surat keputusan panglima Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia. Nomor:SKEP/611/x/1985.

Landasan hukum Baris-Berbaris

- Undang Undang Dasar 1945 pasal 30.

- UU No.20 tahun 1982.

- Keputusan Menteri P dan K No.0461/U/1984.

Pengertian baris berbatis adalah suatu latihan fisik yang diperlukan menanamkan
rasa disiplin, mempetebal semangat dan rasa kebangsaan, patriotisme serta
tanggung jawab yang tinggi bagi para siswa sehingga diperoleh sikap
lahir(ketegapan, kelincahan, ketrampilan, disiplin, keikhlasan, berkorban, kesetiaan
dan persatuan) yang diharapkan serta menanamkan kebiasaan dalam tata cara
hidup suatu organisasi massyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya
perwatakan tertentu.

Maksud dan tujuan dari PBB dibagi mejadi 2, yaitu:

1. Maksud umum adalah suatu latihan awal bela negara dan dapat
membedakan hak dan kewajiban.

2. Masud khusus adalah menanamkan displin, mempertebal rasa semangat


kebangsaan, patriottisme dan kebersamaan sehingga tercipta tanggung jawab
yang tinggi.

Tujuan dari PBB adalah menumbuhkan sikap jasmani yang tegas dan tangkas,
rasa persatuan,disiplin sehingga dengan senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan indvidu, dan secara tidak langsung juga menanamkan rasa
tanggung jawab.

- Menumbuhkan sikap jasmani yang tegas dan tangkas ialah


mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok tersebut
yang sempurna.

- Rasa persatuan ialah rasa senasib sepenanggungan serta ada ikatan batin
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.

- Disiplim ialah mengutamakan kepentingan diatas kepentingan individu yang


hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan, menyisihkan/penyisihan hati
sendiri.
- Tanggung jawab ialah keberanian untuk bertindak yang mengandung
resiko terhadap dirinya tetapi mengungtungkan tugas atau sebaliknya tidak
mudah melakukan tindakan yang akan dapat merugikan kesatuan.

ABA-ABA

Pengertian aba-aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang komandan


kepada pasukan untuk untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut dalam waktu yang sama.

Macam-macam aba-aba :

Aba-aba terdiri atas 3 bagian dengan urutan-urutan:

1. Aba-aba petunjuk

2. Aba-aba peringatan

3. Aba-aba pelaksanaan

Aba- aba petunjuk dipergunakan jika perlu, untuk menegaskan maksud dari aba-
aba peringatan/pelaksanaan.

Contoh:

- Kepada bendera merah putih

- Kepada pembina/pemimpin upacara

- Untuk perhatian.

Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

Contoh:

- Lencang kanan

- Istirahat di tempat

- Hormat

Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan


aba-aba peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut.

Contoh:

- Gerak

- Jalan
- Mulai

Salah satunya kepada inspektur lomba hormat gerak:

- Kepada inspektur lomba = aba-aba


petunjuk

- Hormat = aba-aba
- Gerak
peringatan = aba-aba pelaksanaan

Aba-aba pelaksanaan gerak adalah aba-aba untuk gerakan-gerakan tanpa


meninggalkan tempat yang mengutamakan kaki dan gerakan-gerakan yang
memakai anggota tubuh lain, baik dalam keadaan berjalan maupun
berhenti.

Contoh:
- Jalan ditempat = gerak

- Siap = gerak

- Horm = gerak

- Hadap kana = gerak

Aba-aba pelaksanaan jalan adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan


dengan meninggalkan tempat.

Contoh:

- Maju = jalan

- Melintang kanan/kiri = jalan

- Haluan kanan/kiri = jalan

Aba-aba pelaksanaan mulai untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang


harus dikerjakan berturut-turut.

contoh :

- Hitung = mulai

GERAKAN DASAR

Gerakan dasar adalah gerakan pokok dalam suatu barisan yang merupakan inti
dari seluruh kegiatan baris-berbaris .

MACAM-MACAM GERAKAN DASAR

- Sikap sempurna
- Sikap istirahat

- Periksa kerapihan

- Lencang kanan/kiri

- Lencang depan

- ½ lencang kanan/kiri

- Hadap kanan/kiri

- Hadap serong kanan/kiri

- Balik kanan

- Jalan ditempat

- Bubar dan kumpul

GERAKAN PERORANGAN

a.Sikap sempurna Aba-

aba :siap = gerak ...!!!

Pelaksanaanya :badan/tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat dan telapak kaki
membentuk sudut 450, lutut lurus, paha dirapatkan berat badan dibagi atas dua
kaki, lengan rapat pada bagian badan dan dirapatkan pada paha lurus dengan
jahitan celana /rok, pergelangan lurus dijari-jari tangan menggenggam tidak
terpaksa dan punggung ibu jari menghadap kedepan, leher lurus, dagu ditarik
sedikit kebelakang, mulut ditutup, mata memandang lurus lurus mendatar
kedepan pada satu titik (pada bagian belakang leher teman yang ada
didepannya) dan bernafas sewajarnya.

b. Sikap istirahat

Aba-aba : istirahat ditempat = gerak ...!!!

Pelaksanaannya : kaki kiri dipindah kesamping kri dengan jarak sepanjang


telapak kaki atau selebar bahu ± 30 cm. Kedua belah tangan diangkat belakang
diatas sabuk, kemudian tangan kanan dikepalkan,tangan kiri memegang
pergelangan tangan kanan.

c. Periksa kerapihan

Maksud periksa kerapihan itu sendiri untuk merapihkan perlengkapan yang


dipakai anggota pada saat itu pasukan dalam keadaan istirahat.
Aba-aba : periksa kerapihan = mulai... !!!

Pasukan secara serentak mengambil sikap sempurna. Pada saat aba-aba


pelaksanaan dengan serentak membangkitkan badan masing-masing, mulai
memeriksa atau membetulkan perlengkapannya dari bawah ujung kaki keatas
sampai ke tutup kepala dimuali dari sebelah kiri lalu kanan. Setelah yakin sudah
rapih , masing-masing anggota pasukan mengambil sikap sempurna.kemudian
komandan pasukan mengambil aba-aba SELESAI. Dengan serentak pasukan
mengambil sikap istirahat kembali.

d. Lencang kanan/kiri

Aba-aba : lencang kanan/kiri = gerak ...!!!

Pelaksanaan : gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.

Pada aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan kanan/kiri kesamping


kanan/kiri, jari-jari tangan kanan/kiri menggenggam punggung tangan
menghadap keatas.

Bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri dengan tidak terpaksa


kecuali punjuru paling kanan/kiri menghadap kedepan.

Masing-masing meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang-orang yang


berada disebelah kanan/kiri sampai kepada penjuru kanan/kirinya. Jarak
kesamping harus sedemikian rupa, hingga masing-masing jari-jari menyentuh
bahu kanan/kiri orang yang berada disebelahnya.

Contoh:

- Kalau bersyaf tiga, maka bagi mereka yang berada di syaf tengah dan
belakang kecuali pejuru, setelah meluruskan kedepan dengan pandangan mata,
ikut pula muka memalingkan kesamping kanan/kiri dengan tidak mengangkat
tangan.

Penjuru pada saf tengah belakang mengambil antara kedepan sepanjang satu
lengan di tambah dua kepal dan setelah lurus menurunkan tangan.

Setelah masing-masing dirinya berdiri lurus dalam barisan, maka semua berdiri
ditempatnya dan kepala tetap di palingkan ke kanan/kira.

Semua gerakan di kerjakan dengan badan tegak seperti dalam sikap

sempurna. Pada aba-aba :tegak = gerak

Semua anggota dengan srentak menurunkan lengan dan memalingkan muka


kembali kedepan dan berdiri dalam sikap sempurna.
- Untuk meluruskan saf dalam barisan dari sebelah kanan atau kiri pasukan
harus bisa menitik beratkan kepada kelurusan tumit (bukan ujung sepatu).

Kepemimpinan artinya adalah kegiatan orang untuk mempengaruhi seseorang atau


sekelompok orang untuk mencapai tujuan .

Bagaimana cara mempengaruhinya ?


Yaitu dengan memberikan contoh atau panutan dalam kehidupan sehari-hari,
dengan membangkitkan semangat para bawahanya, kemudian dengan memberikan
dorongan dengan pengarahan dan perbuatan. Hal ini sesuai dengan sisitim
kepemimpinan nasional di Indonesia yang menganut SISTIM AMONG yaitu :

1. ing ngarso sung tuladho, yang berarti berada di depan sebagai pemimipin
dan panutan bagi bawahanya
2. ing madya mangun karso, yang berarti berada di tengah dan dapat
membangun kemauan bawahanya
3. Tut wuri handayani, berada di belakang yang dapat mendorong bawahanya
dengan motivasi agar dapat berusaha lagi dan maju

A. Teori timbulnya kepemimpinan

Diantara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan


terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :

1. Teori keturunan ( hereditary theory )


2. Teori kejiwaan ( psychological theory )
3. Teori lingkungan ( ecological theory )

Masing-masing teori dapat dikemukakan secara singkat :

1. Teori keturunan

Inti teori ini adalah :

 seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat-bakat yang dimiliki sejak


dalam kandungan
 seorang pemimpin lahir karena memang di takdirkan. Dalam situasi apapun
tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.

2. Teori kejiwaan.

 merupakan kebalikan atau lawan dari tyeori keturunan.


 Setip seorang bisa menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan
pengalaman yang cukup

3. Teori ekologis

 Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetic dan teori social.


 Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada
waktu lahirtelah mamiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan
melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.
 Teori ini memenfaatkan segi-segi positif teori genetic dan teori social.
 Teori yang mendekati kebenaran.

B. teori kepemimpinan berdasarkan sifat

Di tinjau dari sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahirsejak nenek moyang, sejak
terjadinya hubungan kerja sama atau usaha bersama dengan manusia yang satu
dengan manusia yang lain mancapai tujuan bersama yang tealh ditetapkan.jadi
kepemimpinan lahir bersama-sama timbulnya beradaban manusia.

A. Empu prapanca dengan bukunya yang terkenal Negara kertagama menyebut 15


sifat yang baik yang harus dimilii seorang pemimpin yaitu :

1. Wijana, sikap bijaksana


2. Mantri Wira, sebagai pembela Negara sejati
3. Wicaksaning naya, bijaksana dalam arti melihat masa lalu, kemampuan
analisa, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
4. Matanggawan, mendapatkan kepercayan yang tinggi dari yang di pimpin nya
5. Setya bakhti haprabu, setia dan bakti kepada atasan ( layalitas )
6. Wakjana , pandai berpidato dan berdiplomasi
7. Sajjawopasama, tidak sombong, rendah hati, manusiawi.
8. Dhirrottsaha, bersifat rajin, sungguh-sungguh kreatif dan penuh inisiatif.
9. Tan-lalana, bersifat gembira, periang
10. Disyacitra, jujur terbuka.
11. Tancatrisan tidak egoistis.
12. Mashihi samhasta buwana, bersifat penyayang , cinta alam
13. Ginong pratidina, tekun menegakkan kebenaran.
14. Sumantri,sebagai abdi Negara yang baik.
15. Ansyaken musuh, mampu memusnakan setiap lawan

C. Ajaran Hasta Brata


Hasta Bhrata(delapan pedoman pilihan)yang dapat dalam kitab Ramayana ber sifat-
sifat positif sebagai pedoman bagi setiap pemimpin adalah

a. Sifat matahari(surya)Yaitu:

 Menerangi dunia dan memberi kehidupan pada semua mahluk.


 Mjadi penerang bagi seluruh rakyat.
 Jujur dan rajin bekerja sehinga Negara aman dan santosa.

b. Sifat bulan (candra) yitu:


Memberi penerangan terhadap rakyat yang sedang dalam
kegelapan (kesulitan)
Penerangan perasaan dan melindungi rakyat sehingga terasa tentram untuk
menjalankan tugas masing-masing.
c. Sifat bintang(kartika)yaitu:
Menjadi pusat pandangan sumber susila dan budaya, dan menjadi suri tauladan
d. Sifat awan yaitu:
Dapat menciptakan kewibawaan
Tindakan mendorong agar rakyat tetap taat.
e. Sifat bumi yaitu:
Ucapan sederhana.
Teguh, dan kokoh pendirinya.
f. Sifat samudara yaitu:
Mempunyai pndangan yang luas
Membuat rakyat seia sekata.
g. Sifat api(agni)yaitu:
Menghukum siapa saja yang
salah pada pandang bulu.
h. Sift angina(bayu)yaitu:
Terbuka dan tidak ragu-ragu terhadap semua masalah.
Bersikap adil kepda siapapun.

C. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku


Dengan memusatkn pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpinyang
bersangkutan,mereka berhasil dalam melaksanakan tugas
kepemimpinanya.sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan mrnimbulkan berbagai
tipe.

Ada beberapa tipe kepemimpinan.


1. Tipe otoriter
Tipe ini mempunyai sifat-sifat :

 Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin.


 Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin
 Segala tugas dan pelaksanaanya ditentukan oleh pemimpin
 Kurang ada partisipasi dari bawahan
 Tidak menerima kritik, saran dari bawahan.

2. Tipe Demokratis

 Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil


diskusi dan musyawarah
 Kebijaksanaan yang akan dating ditentuka melalui musyawarah
dan diskusi

3. Tipe semuanya.

 kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau


perseorangan di dalam pengambilan kebijaksanaan maupun
keputusan
 pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja
 Kerjasama antara anggota tanpa ada campur tangan pemimpin
 Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan
pemimpin.

4. Tipe Militeristis.

 Lebih sering menggunakan perintah terhadap bawahan.


 Perintah terhadap bawahan lebih tergantung pada pangkat dan
jabatan.
 Menyenagi hal-hal yang bersifat formal.
 Sukar menerima kritik.
 Menggemari berbagai upacara.

5. Tipe Paternalistik

 Bersikap melindungi bawahan.


 Bawahan dinggap manusia yang belum dewasa.
 Jarang ada kesempatan pada bawahan untuk mengambil
inisiatif.
 Bersikap maha tahu.

6. Tipe karismatis.

 Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karena nya mempunyai


pengikut yang besar.
 Daya tarik yang besar tersebut
kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib.

Disiplin adalah hal yang mutlak dalam kegiatannya sebagai siswa (anggota
PASKIBRA) atau dalam kehidupan sehari – hari, karena tanpa disiplin yang kuat
akan merusak sendi keidupan sebagai siswa (di Paskibra) yang akan
membahayakan citra dirinya, sekolah, dan organisasi Paskibra.
DISIPLIN itu mutlak untuk :

1.Menepati semua aturan siswa (Paskibra) dan semua tugas yang harus dijalankan,
juga hal yang kecil dengan tertib dan sempurna.

2. Menegakkan kehidupan siswa (Paskibra) yang teratur dalam hal yang kecil.

PENGERTIAN

3.Sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan


dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.

4. Kepatuhan terhadap suatu peraturan

5.Mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individeu yang hakekatnya


tiada lain dari keikhlasan menyisihkan pilihan hati sendiri.

6.Mengatur kewajiban dan larangan bagi siswa (anggota Paskibra) yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar akan dikenakan sanksi.

7.Tanggung jawab dan sikap seseorang dalam menyadari apa yang seharusnya dia
lakukan.

TUJUAN

8. Memberikan landasan dan pedoman dalam sikap dan perilaku hidup

9. Menjadikan tata kehidupan organisasi yang tertib dan teratur

10.Membentuk anggota Paskibra yang mempunyai tiga kualitas pokok

11.Mengembangkan ciri khas Paskibra

12.Bisa membagi waktu

13.Teratur dalam hidup

14.Mempunyai mental dan jiwa yang tangguh

15.Mempunyai fisik yang kuat

16.Mendapat kepercayaan dari orang lain

17. Keyakinan diri sendiri

18.Yang didasarkan pada tujuan negara dan masyarakat yang terangkum dalam
kata DEMOKRASI PANCASILA yiatu pengakuan dan penghargaan terhadap
kehormatan dan hak setiap individu.
Disiplin bukan merupakan hukuman, ikatan yang mengekang atau paksanaan yang
harus dituruti. Disiplin harus diartikan sebagai sesuatu yang positif yang timbul dan
tumbuh dari penentuan pada diri pribadi secara sadar.

Dalam mengikuti gerak disiplin ini kita harus juga melihat situasi, kondisi, toleransi,
pendapat dan jangkauan serta lingkungan yang sedang kita hadapi. Jadi sebagai
siswa (anggota Paskibra) yang berdisiplin juga harus tahu dimana dia menerapkan
disiplin.

Segala yang disebut disiplin pada dasarnya sikap seorang pemimpin atau seseorang
yang mempunyai jiwa pemimpin, yaitu bagaimana ia mengikuti atau mengerjakan
sesuatu dengan disiplin.

FAKTOR PENDORONG

Ada 2 (dua) faktor pendorong dari kedisiplinan, yaiti :

1. Dorongan dari dalam

Pengalaman, kesadaran dan kemauan untuk berdisiplin

2. Dorongan dari luar

Perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, dan ganjaran serta lain – lain
untuk berdisiplin.

KEPRIBADIAN SEBAGAI WADAH DISIPLIN

Kepribadian adalah pola tingkah laku yang tetap yang diperlihatkan seseorang dalam
berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.

Kepribadian yang mantap harus membentuk pola kedisiplinan yang akan


memberikan pengaruh yang besar terhadap manusia yang disesuaikan dengan
kebudayaan atau kultur Indonesia.

BERBAGAI KONSEP DAN PRINSIP DISIPLIN

a.Suatu disiplin yang efektif harus didasarkan pada pengarahan diri secara
maksimal. Oleh karena itu, diperlukan inisiatif dan tanggung jawab yang besar
untuk menjalankan disiplin.

b.Disiplin yang efektif didasarkan pada kebebasan, keadaan dan persamaan


kesempatan. Oleh karena itu, suatu disiplin akan dapat dihayati dan tertanam
dalam diri bila mereka diberi kesempatan untuk mengalami kesalahan.

c.Disiplin yang efektif akan membantu pemuda untuk mengenal lebih baik sebagai
individu yang unik dan mandiri.
Kesamaan akan menjadikan sesuatu menjadi lebih mudah tetapiiiii sangat
bertentangan dengan Demokrasi Pancasila.

d.Disiplin yang efektif akan membangun konsep diri sebagai pemuda yakni sebagai
individu yang bermartabat dan perlu dihormati. Sehingga sebagai seorang
pemimpin yang ingin menanamkan disiplin pada seseorang harus memulainya
dengan kesan yang konstruktif atas hasil dan perilaku yang diperlihatkan

e. Disiplin yang efektif akan meningkatkan kesiapan individu untuk pengarahan diri.

f.Disiplin yang efektif ditujukan pada pemuda yang berkemampuan untuk


melaksanakan sesuatu tanpa paksaan.

g.Disiplin yang efektif pada dasarnya menetap agar orang tidak perlu melakukan
penyesuaian terhadap perubahan disiplin.

h. Disiplin yang efektif jarang menggunakan hukuman sebagai cara untuk menakut
– nakuti.

i.Disiplin yang efektif tidak menggunakan kkutukan sebagai tuduhan atau


penyesalan.

DISIPLIN PRIBADI, SOSIAL DAN NASIONAL

Disiplin mengarahkan seseorang pada keterkatian pada pribadi, masyarakat dan negara yang
terdapat dalam Demokrasi Pancasila yaitu keserasian antara kepentingan pribadi dengan
kepentingan di luar kita, kepentingan masyarakat dan negara.

Disiplin berpangkal pada tingkat kemampuan dan kemauan mengendalikan diri


dalam mengamalkan nilai, ketentuan, peraturan dan perundangan yang berlaku di
masyarakat dan negaranya.

Disiplin pribadi adalah pengarahan diri ke setiap tujuan yang ditumbuhkan


melalui peningkatan kemampuan dan kemauan mengendalikan diri melalui
pelaksanaan yang menjadi tujuan dan kewajiban pribadi pada diri sendiri

Disiplin Sosial adalah perwujudan dari adanya disiplin pribadi yang berkembang
melalui kewajiban pribadi dalam

1. Individu

2. Karakteristik : Sikap, tingkah laku dan kepribadian

Disiplin Nasional adalah kemampuan dan kemauan mengendalikan diri untuk


mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan negara.

Selain disiplin tersebut diatas ada pula disiplin lainnya yaitu :


Disiplin Ilmu, mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan sebagai
ilmuwan.

Disiplin tugas mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan oleh atasan atau
kepala sekolah.

Tujuan yang hendak dicapai dengan mematuhi disiplin pribadi, sosial, dan nasional adalah
untuk mencapai sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu.

Program yang telah ditentukan dengan mematuhi disiplin tugas dan disiplin nasional
maka tujuan yang hendak dicapai itu akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Instruksi : perintah dari atasan yang tidak boleh ditunda dan harus segera dilaksanakan.

Pribadi : Perintah yang datang dari hati nurani dengan suatu kerelaan untuk
melakukan disiplin

PELAKSANAAN

Hanya ada satu cara untuk menjadikan seseorang berdisiplin yaitu dengan
menjadikannya “KEBIASAAN”, Kebiasaan itu terbentuk oleh latihan. Jadi percuma
bila kita mau disiplin tenpa pernah latihan.

Dengan kata lain bisa berdisiplin karena kita telah biasa, dan kebiasaann ini
dibentuk dari latihan.

Contoh disiplin :

 Menepati waktu yang telah ditetapkan

 Meminta maaf bila datang terlambat

 Mengerjakan tugas yang diberikan

 Menyadari kesalahan dalam tugas

 Semangat mengikuti latihan

 Berani mengemukakan pendapat

 Tunggu perintah

 Bayar iuran tepat waktu

INGAT !!!

TUGASMU TEGAKKAN DISIPLIN

DISIPLIN ADALAH NAFASKU


DISIPLIN ITU KEBIASAAN ATAU PAKSA

Keterbukaan Terhadap Kritik

Kritik adalah suatu instrumen untuk instropeksi diri terhadap apa yang telah kita
lakukan yang selanjutnya untuk perbaikan di masa yang akan datang. Sebagai
mahasiswa saya selalu menerima saran, kritik, dan pendapat dari dosen, senior
(kakak kelas), maupun teman sejawat. Namun demikian kritikan yang dilontarkan
biasanya saya dengarkan terlebih dahulu baru saya kaji kebenarannya dari
kritikan tersebut secara objektif. Bagi saya kritik bukanlah sesuatu yang
menakutkan atau membuat saya menjadi rendah diri, justru kritikan tersebut dapat
menjadi motivasi untuk memperbaiki diri atas kekurangannya.

Di samping itu apabila ada kritikan yang sekiranya perlu pertimbangan atau
pemikiran, saya akan mencari masukan dari orang lain yang saya anggap dapat
memberi masukan dan jalan keluar. Sekiranya ada kritikan yang tidak dapat saya
terima saya akan menjawab kritikan tersebut dengan rasa hormat dan santun.

Naskah Acara
MAKNA LAMBANG ANGGOTA PASKIBRAKA

Makna Lambang Paskibra

LAMBANG KORPS PASKIBRAKA

oleh Purna Paskibraka Kota Dumai

Untuk mempersatukan korps, untuk Paskibraka Nasional, Propinsi, dan


Kabupaten / Kotamadya ditandai oleh lambang korps yang sama, dengan
tambahan tanda lokasi terbentuknya pasukan.
Lambang Korps Paskibraka sejak tahun 1973, dengan perisai berwarna hitam
dengan garis pinggir dan huruf berwarna kuning : PASUKAN PENGIBAR BENDERA
PUSAKA dan TAHUN 19 … (diujung bawah perisai) berisi gambar (dalam bulatan
putih) sepasang anggota Paskibraka dilatar belakangi oleh Bendera Merah Putih
yang berkibar ditiup angin dan 3 (tiga) garis horizon atau awan.

Makna dari bentuk dan gambar tersebut adalah;

•Bentuk perisai bermakna “Siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah air
Indonesia, warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.

•Sepasang anggota Paskibraka bermakna bahwa Paskibraka terdiri dari anggota


putra dan anggota putri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk mengabdi
dan berkarya bagi pembangunan Indonesia.

•Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan
utama Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia
termasuk generasi mudanya, termasuk Paskibraka.

•Garis Horizon atau 3 (tiga) garis menunjukan ada Paskibraka di 3 (tiga) tingkat,
yaitu Nasional, provinsi, dan Kabupaten / Kotamadya.

•Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku dan sikap setiap
anggota Paskibraka.

Makna dari lambang tersebut adalah :

 Lambang berupa bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan
berkembang di atas air, hal ini bermakna bahwa anggota Paskibraka adalah
pemuda dan pemudi yang tumbuh dari bawah (orang biasa) dari tanah air
yang sedang berkembang dan membangun.
 Bunga teratai berdaun bunga 3 (tiga) helai tumbuh ke atas (mahkota
bunga), bermakna belajar, bekerja, dan berbakti.
 Bunga teratai berkelopak 3 (tiga) helai mendatar bermakna aktif, disiplin,
dan gembira.
 Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar
sesama generasi muda Indonesia yang ada di berbagai pelosok penjuru (16
penjuru arah mata angin) tanah air.
Rantai persaudaraan ini tanpa memandang asal suku, agama, status sosial,
dan golongan, akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan yang
kokoh dan kuat. Sehingga mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan
memperkuat ketahanan nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan
kesatuan yang telah tertanam dalam dada setiap anggota Paskibraka.

ATRIBUT PASKIBRA

1. EVOLET

Pemakaiannya di bahu kiri dan kanan yang dimasukkan ke dalam lidah


baju PDH jaraknya 2 Jari dari ujung bawah lidah baju.

2. LH (Lencana Harian)

Pengertian: lambang formal dari seorang anggota Paskibra sesuai


dengan jenjang pendidikannya di sekolah yang terdiri dari:

- warna abu-abu (CAPAS) bertuliskan calon Paskibra Kabupaten Serang untuk


kelas 1 (satu sebagai calon peserta yang belum tahu apa-apa)

- warna hijau (RAKANTA) bertuliskan Paskibra Kabupaten Serang untuk kelas


2 (Sebagai orang muda dan atau koordinator dan penggerak kegiatan)

- warna merah (RIMATA) bertuliskan Paskibra Kabupaten Serang untuk kelas


3 (Sebagai tauladan pengendali, pemelihara, dan penanggung jawab
keberadaan organisasi Paskibra)

- warna hitam dan kuning bertuliskan Purna Paskibraka Indonesia untuk


anggota PPI

LH (Lencana harian) dikenakan pada kerah baju sebelah kiri dengan


jarak penempatan Dua Jari dari ujung kerah.

3. LK (Lencana Kepemimpinan)

Pengertian: Lambang seorang peserta yang telah mengikuti


dan lulus berhasil menyelesaikan suatu jenjang pendidikan dan latihan,
dan seluruh anggota Paskibra sesuai dengan Kurikulumnya Mengikuti pendidikan
dan latihan kepemimpinan siswa tingkat pemuka dan latihan kepemimpinan
Pemuda tingkat perintis.

LK (Lencana Kepemimpinan) terdiri dari:


-warna abu-abu (Pemuka siswa) diperoleh setiap anggota capas setelah mereka
mengikuti pusdiklatsar.

-warna hijau (Perintis Pemuda) diperoleh setiap anggota Paskibra yang pernah
tergabung dalam Paskibraka baik tingkat kabupaten atau provinsi. Sedangkan
anggota yang tidak berkesempatan menjadi Paskibraka dapat memperoleh LK
hijau setelah lulus sekolah (SMA/sederajat) 2 tahun dan aktif dalam kepengurusan.

-warna merah (Pemuka Pemuda) diperoleh setiap anggota Paskibra yang pernah
tergabung dalam Paskibraka tingkat nasional, telah mengikuti latihan kepemimpinan
mula, Madya dan utama atau telah mengikuti pelatihan selama kurang lebih minimal
150 jam, ditandai dengan adanya sertifikat atau aktif dalam kepengurusan minimal 1
periode kepengurusan . Dan sebelumnya telah memperoleh Lencana
kepemimpinan Perintis Pemuda.

-warna kuning (Pelatih Pemuda) diperoleh setiap anggota Paskibra atau PPI yang
pernah mengikuti kegiatan pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) dan telah
berjasa terhadap PPI serta dinyatakan layak untuk mendapatkan LK tersebut.
Serta sebelumnya telah memperoleh Lencana kepemimpinan Pemuka Pemuda.

-warna ungu (Pembina Pemuda) diperoleh setiap anggota Paskibra atau PPI yang
pernah mengikuti kegiatan pertukaran Pemuda antar negara (PPAN) Dan pelatihan
kepemimpinan Pembina Pemuda tingkat nasional. Dan telah berjasa terhadap PPI
serta dinyatakan layak untuk mendapatkan LK tersebut. dan sebelumnya telah
memperoleh Lencana kepemimpinan pelatih Pemuda.
Pemakaian LK berada diatas kantong kiri baju PDH. jarak penempatannya 2
Jari dari tepi kanan atas kantong kiri dan satu jari dari tepi bawah di atas
kantong.

4. Papan Nama
Pemakaian papan nama berada di atas kantong kanan baju PDH jaraknya
Dua Jari dari tepi kiri atas kantong kanan dan satu jari dari tepi bawah di atas
kantong.

5. Wing
Wing dikenakan di kantong kiri baju PDH yang diletakkan di tengah-
tengah kantong.

6. LekBid (Lencana Kebidangan)


LekBid dikenakan di kantong kanan baju PDH yang diletakkan di tengah-
tengah kantong. yang diperoleh setelah Diklat kebidanan sesuai dengan
kemampuan dan
keahliannya masing-masing.

7. Garuda
Garuda pada atribut baju PDH dikenakan di dasi hitam, pemakaiannya harus
sejajar dengan kantong kiri dan kanan baju PDH. Sedangkan untuk pemakaian
dasi hitam tidak boleh melewati sabuk Paskibra.
8. Sabuk Paskibra
Dipakai di pinggang dengan baju dimasukkan dan harus terlihat
lambang paskibra yang ada pada sabuk Paskibra.

PENGERTIAN
Sikap adalah tingkah laku, perbuatan, keadaan seseorang dalam suatu
keadaan atau kondisi tertentu/ suasana.
Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertingkah
laku. SIKAP = KEJIWAAN PASKIBRA
Kebanyakan sikap sering diartikan sebagai adat istiadat, tata krama tetapi
sering juga bertentangan dengan adat istiadat dan tata krama tersebut.
Sikap di PASKIBRA lebih mengutamakan atau menonjolkan sikap fleksibel atau
fleksibelitas atau segi estetika lain, jadi estetika dan keindahanlah yang
menjadi memegang peranan penting.

TUJUAN

1. sebagai tuntutan hidup sehari-hari dan kehidupan di PASKIBRA.


2. Tuntutan etika kita sebagai orang timur.
3. Kemampuan tampil dengan penuh kepribadian.
4. Meningkatkan kerja sama.
5. Memupuk rasa tanggung jawab dan daya cipta yang dinamis.
6. Membina watak dan karakter.
7. Menunjukan sikap lahir dari kepemimpinan.
8. Melatih untuk bertindak tegas.
9. Memperlihatkan watak dan karakter lain tapi sebenarnya biasa-biasa
saja.
10. Memiliki daya tahan fisik.
11. Memiliki modal dasar kepribadian.

WUJUD SIKAP

1. Sikap lahir berupa penampilan dan sikap tubuh

Rambut rapi bersih, pakaian rapi bersih, sepatu bersih, perhiasan sederhana,
bermake-up tipis (tidak menor), tidak merokok, murah senyum, menghargai
suasana, badan tegap, tangkas, teliti, dan sigap.

1. Sikap bathin berupa sikap rohaniah

Ketenangan, keyakinan, keberanian, kesopanan, kesantunan,


keterbukaan, kebaikan, ketaatan, ke-KAMI-an dan Ke-KITA-an.
TIGA SIKAP POKOK PASKIBRA
Yang menjadi tiga sikap pokok paskibra adalah :

1. Jiwa Patriotisme (Ing Ngarso Sing Tulodo)


Didepan sebagai teladan
u Berbudi pekerti luhur
u Membela negara bila
terancam
u Memberikan peringatan penghormatan kepada bendera
u Mempertahankan argumentasi kenegaraan

1. Jiwa Nasionalisme ( Ing Madya Mangun Karso)

Ditengah sebagai pemberi semangat- pembangun


- Menghargai kebudayaan Nasional, Kebudayaan
daerah, kesenian tradisional.
- Menyeleksi kebudayaan asing, tidak asal ikut-ikutan
saja.
- Menghormati peraturan pemerintah.
- Mengetahui renana-rencana pemerintah.
- Mendukung program pemerintah.
-Melihat sesuatu dari segi baiknya, jangan memandang dari segi negatifnya (jangan
negative thinking = berprasangka buruk)

1. Jiwa Melithanisme (Tut Wuri Handayani)

Dibelakang sebagai pendorong-pelaksana


u Membuat karya-karya sebatas kemapuan kita
u Kesamaan yang ditonjolkan
u Kekompakan yang diperlijhatkan
u Keindahan yang ditampilkan secara
bersama-sama
u Dedikasi yang tinggi (pengorbanan) terhadap organisasi
u Loyalitas (kesetiaan) terhadap organisasi
Ketiga sikap diatas sangat berhubungan langsung dengan tujuan pokok
PASKIBra yang menonjolkan kepemimpinan.

TIGA SIKAP POKOK DALAM PASKIBRA


Yang menjadi tiga sikap top dalam paskibra adalah :

 Sikap duduk
 Sikap berdiri
 Sikap berjalan

Ketiga sikap ini merupakan pencerminan sikap siswa yang diterapkan


dalam organisasi PASKIBRA.
INGAT !!!

1. SIKAPMU HARUS DIWUJUDKAN DALAM KEGIATAN NYATA


2. SIKAPMU TUNJUKAN PADA LINGKUNGANMU BUKAN HANYA PADA
PELATIH
3. FLEKSIBEL BUKAN SENJATA UNTUK TIDAK BERSIKAP PASKIBRA
4. BEDAKAN OLEHMU FLEKSIBEL DENGAN ADAPTASI
5. SIKAPMU ADALAH PASKIBRA BUKAN SISWA BIASA
6. BERSIKAP HIDUP YANG WAJAR, TIDAK BERLEBIHAN
7. SIKAPMU DI PASKIBRA MERUPAKAN SIKAP UMUM BUKAN REKAAN
ORGANISASI
Tidak takut salah...
Tidak takut kalah...
Tidak takut jatuh...
Tidak takut mati...

Takut mati jangan hidup...


Takut hidup mati sekalian...

Kalau ada seribu, kami adalah satu....


Kalau ada seratus, kami tetap satu...
Kalau ada sepuluh, kami yakin tetap satu....
Kalau ada satu, ya itulah kami...

Anda mungkin juga menyukai