Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH

Bendera Negara Indonesia yang secara singkat disebut bendera negara


adalah Sang Merah Putih, Sang Saka Merah Putih, Merah Putih, atau kadang
disebut Sang Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang Merah Putih
berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari
panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang
kedua bagiannya berukuran sama. Bendera kebanggaan Indonesia ini merangkum
(1)
nilai-nilai kepahlawanan, patriotisme, dan nasionalisme . Namun, bagaimana
asal-usul dan filosofi yang melekat pada bendera merah putih?

MASA KERAJAAN-KERAJAAN NUSANTARA

Sebelum masa kolonialisme (penjajahan) berlangsung, sejarah bendera


merah putih sudah pernah ditorehkan oleh kerajaan-kerajaan kuno Indonesia pada
masa itu. Beberapa orang percaya bahwa Sang Saka Merah Putih diambil
berdasarkan warna kerajaan Majapahit. Selain itu moto nasional juga dipercaya
merupakan saduran dari puisi Jawa kuno berjudul “Kakawin Sutasoma” yang
ditulis oleh Mpu Tantular dari Majapahit. Sebelum Majapahit, dikabarkan bahwa
ada bendara merah putih yang dikibarkan pada tahun 1292 dimana saat itu terjadi
perang antara Jayakatwang melawan Kertanegara (Singosari) (3).

Penggunaan bendera merah putih di Kerajaan Majapahit tertulis dalam


buku karangan Mpu Prapanca yang berjudul Negarakertagama dimana pada buku
tersebut diceritakan bahwa bendera merah putih sudah menjadi benda sakral yang
selalu digunakan setiap ada upacara hari kebesaran raja Hayam Wuruk saat ia
berkuasa di tahun 1350 hingga 1389. Mpu Prapanca juga berpendapat bahwa bagi
Majapahit, warna merah dan putih adalah warna yang mulia. Hal ini ia simpulkan
karena gambar yang ada pada kereta milik para raja yang menghadiri upacara-
upacara besar selalu dihiasi dengan gambar berwarna merah (3).

Selain Majapahit dan Singosari, bendera perang yang dimiliki


Sisingamangaraja IX yang berasal dari Batak juga memilih warna merah putih
sebagai panji perangnya, dimana bentuknya adalah bendera dengan latar warna
merah dan putih, serta pedang ganda yang juga berwarna putih. Dua pedang yang
digambarkan pada bendera tersebut melambangkan pusaka milik keturunan
Sisingamangaraja, yaitu Piso Gaja Dompak (3).

Sejarah bendera merah putih pra-penjajahan Belanda terjadi juga di Aceh


dimana ketika itu para pejuang aceh menggunakan bendera berwarna merah putih
dengan corak pedang, matahari, bulan sabit, ayat suci Al-Qur’an, dan matahari. Di
Bugis, bendera merah putih mereka kenal dengan nama Woromporang dan
merupakan simbol kebesaran dan kekuasaan kerajaan mereka. Begitu juga saat
perang Diponegoro yang saat itu menggunakan bendera merah dan putih saat
melawan Belanda pada tahun 1825 hingga 1830 (2).

Di Minangkabau, terdapat sebuah Kitab Tembo Alam, dimana kitab


tersebut merupakan salinan tahun 1840 dari kitab yang sudah lebih berumur.
Kitab tersebut menuliskan bahwa bendera alam Minangkabau juga memiliki
warna dasar merah dan putih, ditambah dengan warna hitam. Konon bendera ini
adalah peninggalan kerajaan Minangkabau di abad ke-14 saat diperintah oleh
Maharaja Adityawarman. Warna merah adalah warna hubalang, menggambarkan
orang-orang yang menjalankan perintah. Warna putih adalah warna agama yang
menggambarkan para alim ulama. Dan warna hitam adalah warna adat
(3)
Minangkabau, yang melambangkan penghulu adat Minangkabau . Pada waktu
perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna
merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda (2).

MASA PRA-KEMERDEKAAN

Bendera Merah Putih, untuk pertama kalinya berkibar pada abad ke-20,
sebagai lambang kemerdekaan adalah di benua Eropa. Tahun 1922, Perhimpunan
Indonesia juga mengibarkan bendera Merah Putih di negeri Belanda dan terdapat
kepala banteng ditengah-tengahnya. Tahun 1924, Perhimpunan Indonesia
mengeluarkan buku peringatan 1908-1923. Hal itu untuk memperingati hidup
perkumpulannya selama 15 tahun di Eropa. Kulit buku dari peringatan tersebut,
bergambar bendera Merah Putih dengan kepala banteng. Tahun 1927, lahirlah di
kota Bandung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang tujuannya adalah Indonesia
Merdeka. PNI mengibarkan bendera Merah Putih dengan kepala banteng (5).

Tanggal 28 Oktober 1928, berkibarlah untuk pertama kalinya bendera


merah putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Kongres Indonesia Muda di
Jakarta. Semenjak itulah berkibar bendera Merah Putih di seluruh kepulauan
Nusantara Indonesia (5).

MASA KEMERDEKAAN

Sejarah bendera merah putih kembali berlanjut dengan kalahnya Jepang


dan diproklamasikannya kemerdekaan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada hari Jumat
tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Setelah pernyataan kemerdekaan tersebut, untuk pertama kalinya secara resmi
Bendera Kebangsaan Merah Putih dikibarkan oleh Latief Hendaningrat dan
Suhud. S. Bendera tersebut merupakan hasil jahitan Ibu Fatmawati Soekarno pada
tahun 1944 dan selanjutnya bendera inilah yang disebut “Bendera Pusaka” (2, 3, 4).

Bendera Pusaka berkibar siang dan malam ditengah hujan, tembakan


sampai Ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta pada tahun 1946.
Pada tahun 1948 Belanda melancarkan agresi militernya. Pada waktu itu Ibukota
RI berada di Yogyakarta, Bapak Husein Mutahar (Bapak Paskibraka-red)
ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk menyelematkan Bendera Pusaka.
Terpaksa Bapak Husein Mutahar harus memisahkan antara bagian yang merah
serta putihnya. Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan
diantara Bendera tersebut berhasil dipisahkan. Selanjutnya kedua bagian tersebut
masing-masing di simpan sebagai dasar pada kedua tas Bapak Husein Mutahar
yang selanjutnya tas tersebut diisi dengan pakaian serta perlengkapan pribadi
miliknya. Hal ihwal Bendera tersebut dipisahkan, karena pada waktu itu beliau
mempunyai pemikiran bahwa setelah dipisah Bendera tersebut tidak lagi dapat
dikatakan Bendera karena hanya sebatas secarik kain. Hal ini dilakukan guna
menghindari penyitaan dari pihak Belanda (2).

Tak lama setelah Presiden menyerahkan Bendera Pusaka, Beliau ditangkap


dan diasingkan oleh Belanda bersama Wakil Presiden beserta staf kepresidenan
lainnya ke Muntok, Bangka Sumatera. Sekitar pertengahan bulan Juni 1948
Bapak Husein Mutahar menerima berita dari Bapak Soejono, isi pemberitahuan
itu yakni adanya surat pribadi Presiden pada dirinya yang pada pokoknya Presiden
memerintahkan Bapak Husein Mutahar guna menyerahkan kembali Bendera
Pusaka kepada Beliau dengan perantaraan Bapak Soejono yang selanjutnya
Bendera Pusaka tersebut dibawa serta diserahkan kepada Presiden ditempat
pengasingan (Muntok, Bangka) (2).

Setelah mengetahui hal tersebut, dengan meminjam mesin jahit milik isteri
seorang dokter, Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua bagian tersebut
disatukan kembali persis pada posisinya semula, akan tetapi sekitar 2 cm dari
ujung Bendera ada sedikit kesalahan jahit. Selanjutnya Bendera tersebut di
serahkan kepada Bapak Soejono sesuai dengan isi surat perintah Presiden (2).

ARTI WARNA MERAH PUTIH

Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti keberanian,


sedangkan putih berarti kesucian. Selain itu, warna merah pun dikatakan
melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia.
Kedua warna tersebut dianggap saling melengkapi dan menyempurnakan
(1)
Indonesia. Menurut Soekarno , kedua warna tersebut berasal dari penciptaan
manusia, yaitu merah yang merupakan darah wanita dan putih yang merupakan
warna sperma. Di samping itu, menurutnya pun tanah Nusantara berwarna merah,
sementara getah tumbuhan berwarna putih dan orang Jawa sudah menyajikan
bubur merah putih selama ratusan tahun.

Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih
mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa (gula
aren) dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan
utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan
Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah
dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh
orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia
empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian.
Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah
sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan
unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba (1).

PERATURAN TENTANG BENDERA MERAH PUTIH

Bendera negara diatur menurut UUD 1945 pasal 35, UU Nomor 24 Tahun
2009, dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958 tentang Bendera
Kebangsaan Republik Indonesia (1).

Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada waktu


antara matahari terbit hingga matahari terbenam. Dalam keadaan tertentu, dapat
dilakukan pada malam hari. Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap
peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga
negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan
pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri. Bendera Negara juga dikibarkan pada waktu peringatan
hari-hari besar nasional atau peristiwa lain (1).
DAFTAR PUSTAKA

(1) Wikipedia. Bendera Indonesia. URL:


https://id.wikipedia.org/wiki/Bendera_Indonesia#cite_note-Nama-1. Diakses
pada 06 September 2018.

(2) Unknown. Sejarah Bendera Merah Putih (pdf). URL:


https://pasnine.files.wordpress.com/2008/08/sejarah-bendera-merah-
putih.pdf. Diakses pada 06 September 2018.

(3) Zainal MP. Asal Usul dan Sejarah Bendera Merah Putih. Universitas
Abulyatama. 2016 Agust 12. URL: http://abulyatama.ac.id/?p=4753.
Diakses pada 06 September 2018.

(4) Hananto A. Sejarah Panjang Bendera Merah Putih. 2016 Okt 25. URL:
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/10/25/sejarah-panjang-
bendera-merah-putih. Diakses pada 06 September 2018.

Anda mungkin juga menyukai