Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA CERITA RAKYAT

“JAYAPRANA DAN LAYONSARI” PADA WEBSITE CERITARAKYATNUSANTARA.COM

Nama : Ni Komang Ratih Chintia Damayanti


NIM : 160030285
Nama : Ni Putu Wida Anggita Dewiyani
NIM : 160030166
Kelas : AG163
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Program Studi Sistem Informasi


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STMIK)
STIKOM Bali
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman yang sangat pesat khususnya di negara-negara yang
sudah maju seperti Amerika, Eropa, Jepang dan lain sebagainya. Negara-negara tersebut adalah
negara yang sudah maju di bidang teknologi, teknologi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia karena dengan adanya teknologi manusia bisa saling berhubungan
dengan mudah. Teknologi yang paling populer sekarang ini adalah internet. Internet merupakan
suatu perpustakaan besar yang di dalamnya terdapat jutaan bahkan miliaran informasi yang
berupa teks dalam bentuk media elektronik. Selain itu internet dikenal sebagai dunia maya,
karena hampir seluruh aspek kehidupan di dunia nyata ada di internet seperti olah raga, politik,
hiburan dan lain sebagainya. Dalam internet, kita juga sering mendengar istilah ‘Website’. Secara
terminologi website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum
dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web
(WWW) di Internet.
Bahasa merupakan salah satu milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan
gerak manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tidak ada kegiatan
manusia yang tidak disertai oleh Bahasa. Salah satu kegiatan manusia yang setiap hari dilakukan
adalah berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, Bahasa memiliki peranan penting untuk
menyampaikan berita atau informasi. Untuk menyampaikan berita atau informasi (pesan, amanat,
ide, dan pikiran) dibutuhkan Bahasa yang singkat, jelas, dan padat. Fungsinya adalah agar segala
sesuatu yang disampaikan mudah dimengerti. Namun, dalam penggunaan Bahasa tersebut
pemakai Bahasa tetaplah mengikuti kaidah – kaidah atau aturan yang benar karena Bahasa yang
benar akan dijadikan acuan atau model oleh masyarakat pemakai Bahasa, dan ragam itu
digunakan dalam situasi resmi.
Berdasarkan Fenomena Di Atas, Maka Pada Makalah Ini Akan Dibahas Tentang Analisis
Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Cerita Rakyat “Jayaprana Dan Layonsari” Pada
Website Ceritarakyatnusantara.Com. Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Melalui analisis kesalahan berbahasa, maka akan dapat
menjelaskan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik
adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia
yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam
kebahasaan. Hal itu lah yang akan dibahas dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat dua rumusan masalah pada makalah ini.
Adapun rumusan makalah tersebut yaitu :
1. Dimanakah letak kesalahan pada cerita rakyat “Jayaprana Dan Layonsari”?
2. Apa saja kesalahan pada cerita rakyat “Jayaprana dan Layonsari”?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka terdapat tiga tujuan pada makalah ini.
Adapun tujuan tersebut, yaitu :
1. Menjelaskan dimana saja letak kesalahan penggunaan kata pada cerita rakyat
“Jayaprana dan Layonsari.”
2. Menjelaskan apa saja kesalahan dari cerita rakyat “Jayaprana dan Layonsari.”

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 EYD / EBI


EYD adalah kaidah atau tata cara penggunaan bahasa Indonesia untuk keteraturan dan
keseragaman bentuk terutama dalam bahasa penulisan. Keteraturan Bentuk akan memberi
ketepatan dan memperjelas makna dari bahasa itu sendiri dalam penggunaannya. Ejaan Yang
Disempurnakan adalah ejaan yang berlaku sejak tahun 1972, ejaan ini menggantikan ejaan yang
sebelumnya digunakan oleh Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.

Revisi 1987
Pada tahun 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan "Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan". Keputusan menteri ini menyempurnakan EYD
edisi 1975.
Revisi 2009
Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi 1987 diganti dan
dinyatakan tidak berlaku lagi.

1. Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain:
2. "tj" menjadi "c" : tjutji → cuci
3. "dj" menjadi "j": djarak → jarak
4. "j" menjadi "y" : sajang → saying
5. "nj" menjadi "ny" : njamuk → nyamuk
6. "sj" menjadi "sy" : sjarat → syarat
7. "ch" menjadi "kh": achir → akhir

Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:


1. Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
2. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan,
misalnya pada kata furqan, dan xenon.
3. Awalan "di-" dan kata depan "di" dibedakan penulisannya. Kata depan "di" pada contoh di
rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi,
sementara "di-" pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
4. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan

Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:


1. Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
2. Penulisan kata.
3. Penulisan tanda baca.
4. Penulisan singkatan dan akronim.
5. Penulisan angka dan lambang bilangan.
6. Penulisan unsur serapan.

Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik.
Jadi sebelum EYD, "oe" sudah tidak digunakan.
2.2 KBBI
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kamus ekabahasa resmi bahasa Indonesia yang
disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Penulisan yang benar dalam KBBI, yaitu:


• abjad/abjat
• amfibi/amphibi
• andal/handal
• antre/antri
• apotek/apotik
• asas/azaz
• atlet/atlit
• atmosfer/atmosfir
• azan/adzan
• belum/belom
• bengep/bengap
• besok/esok
• biosfer/biosfir
• blanko/blangko
• dll
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis dimana letak kesalahan pada cerita rakyat “Jayaprana dan Layonsari”

Kesalahan juga bisa terjadi pada penulisan cerita. Entah itu berupa salah dalam pengejaan atau
tidak menggunakan kata sesuai dengan EYD / EBI. Berikut adalah daftar kata yang tidak tepat
dalam cerita rakyat “Jayaprana dan Layonsari” pada web ceritarakyatnusantara.com :

1. Paragraf kedua, kalimat ketiga.


2. Paragraf keempat belas, kalimat pertama.
3. Paragraf keempat belas, kalimat pertama.
4. Paragraf kesembilan belas, kalimat pertama.

3.2 Analisis kesalahan pada cerita rakyat “Jayaprana dan Layonsari”

1. Terdapat kesalahan pada kata “mengambulkan” yang seharusnya tertulis “mengabulkan.”

2. Terdapat kesalahan pada kata “putriku” yang seharusnya tertulis “puteriku.”

3. Terdapat kesalahan pada kata “putrinya” yang seharusnya tertulis “puterinya.”

4. Terdapat kesalahan pada kata “istrinya” yang seharusnya tertulis “isterinya.”


Pada cerita rakyat “Jayaprana dan Layonsari” pada web ceritarakyatnusantara.com, terdapat
juga kesalahan dalam penulisan paragraf. Adapun kesalahan tersebut, yaitu :

1. Awal kalimat pada paragraf, tidak terdapat satu buah kalimat yang menjorok kedalam.

2. Ada beberapa paragraf yang jumlah kalimatnya kurang dari lima kalimat. Dimana
seharusnya setiap paragraf harus memiliki minimal lima kalimat.
BAB IV
KESIMPULAN

Kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang meliputi kata,
kalimat, paragraf yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian
ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku “Ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan”. Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi.
Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan
bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.

Kesalahan juga bisa terjadi pada penulisan cerita. Entah itu berupa salah dalam pengejaan atau
tidak menggunakan kata sesuai dengan EYD / EBI. Berikut adalah daftar kata yang tidak tepat
dalam cerita rakyat “Jayaprana dan Layonsari” pada web ceritarakyatnusantara.com :

1) Paragraf kedua, kalimat ketiga.


2) Paragraf keempat, kalimat kedua.
3) Paragraf keempat belas, kalimat pertama.
4) Paragraf kedelapan belas, kalimat pertama 5) Paragraf kesembilan belas, kalimat
pertama.

1) Terdapat kesalahan pada kata “mengambulkan” yang seharusnya tertulis “mengabulkan.”


2) Terdapat kesalahan pada kata “izinkanlah” yang seharusnya tertulis “ijinkanlah”
3) Terdapat kesalahan pada kata “putriku” yang seharusnya tertulis “puteriku.”
4) Terdapat kesalahan pada kata “istriku” yang seharusnya tertulis “isteriku.”
5) Terdapat kesalahan pada kata “istrinya” yang seharusnya tertulis “isterinya.”

Pada cerita rakyat “Jayaprana dan Layonsari” pada web ceritarakyatnusantara.com, terdapat
juga kesalahan dalam penulisan paragraf. Adapun kesalahan tersebut, yaitu :
1. Awal kalimat pada paragraf, tidak terdapat satu buah kalimat yang menjorok kedalam.
2. Ada beberapa paragraf yang jumlah kalimatnya kurang dari lima kalimat. Dimana
seharusnya setiap paragraf harus memiliki minimal lima kalimat.

REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA

1. Virli Muji Rianti, MAKALAH Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia


2. https://www.ibahasa.com/eyd
3. https://beritagar.id/artikel/tabik/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar
4. https://gemasastrin.wordpress.com/2009/06/14/analisis-kesalahan-berbahasa/
5. http://all-about-si.blogspot.co.id/2015/11/sejarah-eyd.html
6. https://www.kbbi.web.id/

Anda mungkin juga menyukai