“PARAGRAF”
DOSEN PENGAJAR
Dr. Ngalimun, M.Pd., M.I.Kom
NIDN. 1120018002
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Anggelina Putri Rahayu (P07125220007)
Heny Puspita Sari (P07125220022)
Mahdalina (P07125220029)
Septi Eka Ayu Lestari (P07125220052)
Sofia Lida (P07125220053)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PRODI TERAPI GIGI
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Paragraf. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan pengalaman
bagi kita semua.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dan memotivasi sangat kami harapkan demisempurnanya makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Paragraf......................................................................................................................6
2.2 Kegunaan Paragraf.......................................................................................................................7
2.3 Macam-Macam Paragraf..............................................................................................................8
2.4. Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf..........................................................................................9
2.5 Letak Kalimat Utama.................................................................................................................10
2.6. Mengembangkan Paragraf........................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan menulis satu diantaranya terdapat kegiatan menulis paragraf. Menulis
paragraf tidak bisa sembarangan karena ada aturan yang harus diikuti. Paragraf merupakan
sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antar kalimat satu dengan kalimat lainnya
iv
sehingga membentuk suatu topik pembicaraan. Seperti yang dikemukakan oleh Arifin dan
Tasai (2004: 113) Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf
terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri dari dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari
dua buah kalimat.
v
BAB II
PEMBAHASAN
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimat-kalimat penjelas
sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah dkk, 1991:144). Keraf (1977:51), menyebut
paragraf dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih
luas dari kalimat.
Penggabungan kalimat yang berisi suatu gagasan utama atau ide pokok dan beberapa
gagasan pendukung adalah arti paragraf. Menurut KBBI, paragraf adalah bagian bab dalam
suatu karangan, yang biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan
garis baru.
Paragraf menurut ahli kebahasaan bernama Ramlan, merupakan bagian dari sebuah
karangan yang di dalamnya terdapat lebih dari satu kalimat, yang membahas suatu tema
tertentu dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Sementara itu, paragraf merupakan suatu
kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari kalimat. Alinea juga merupakan
himpunan dari kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk sebuah gagasan. Itu
menurut Gorys Keraf.
Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang memiliki satu ide pokok dan cara
penulisannya agak menjorok ke dalam atau membuat garis baru. Nama lain paragraf adalah
alinea.
vi
2.2 Kegunaan Paragraf
Kegunaan dari paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan
memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda. Penggunaan paragraf memudahkan
pembaca untuk memahami bacaan secara menyeluruh. Panjang dari satu paragraf adalah
beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf ditentukan oleh cara pengembangan dan
ketuntasan uraian gagasan yang disampaikan. Jumlah kalimat di dalam paragraf dapat
menentukan kualitas dari bacaan. Paragraf tersusun dari gagasan utama yang terletak dalam
kalimat topik. Selain itu, terdapat kalimat penjelas yang memperjelas kalimat topik. Paragraf
juga berfungsi untuk mengungkapkan pemikiran penulis secara sistematis sehingga mudah
untuk dipahami oleh pembaca. Kriteria sekumpulan kalimat yang dapat menjadi paragraf
yaitu adanya kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan sudut pandang yang tidak
berubah-ubah.
1. Dapat mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran
dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu
kesatuan.
2. Dapat menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf,
ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3. Paragraf juga memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran
yang lebih kecil.
5. Sertadapat memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas
beberapa variabel.
6. Untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik
sebelumnya.
7. Untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah
diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.
vi
i
itu hanya berisi satu pikiran. Untuk mewujudkan suatu kesatuan pikiran, sebuah paragraf
yang terdiri dari satu pikiran utama dan beberapa pikiran pengembang dapat dipolakan
sebagai berikut; pikiran utama, beberapa pikiran pengembang, pikiran penjelas atau pikiran
pendukung. Pikiran-pikiran pengembang dapat dibedakan kedudukannya sebagai pikiran
pendukung dan pikiran penjelas.
Sebuah pikiran utama akan dikembangkan dengan beberapa pikiran pendukung, dan
tiap pikiran pendukung akan dikembangkan dengan beberapa pikiran penjelas. Sebuah
paragraf terdiri dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat pengembang. Kalimat utama
menyampaikan pikiran utama, dan kalimat penjelas menyampaikan pikiran penjelas. Salah
satu cara untuk merangkai kalimat-kalimat yang membangun paragraf itu ialah menempatkan
kalimat utama pada awal paragraf yang kemudian disusul dengan kalimat-kalimat
pengembangnya. Hal tersebut dapat kita lakukan, tentunya, setelah kita memberikan
pengembangan yang memadai, yang kemudian ditutup dengan kesimpulan.
1. Paragraf Pembuka
Paragraf yang berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan
diuraikan. Sebab itu paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca,
serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf
pembuka ini jangan terlalu panjang supaya tidak membosankan.
2. Paragraf Penghubung
3. Paragraf Penutup
vi
ii
mengenai hal- hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Paragraf penutup yang
berfungsi mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu panjang.
1. Kesatuan
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak
terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat terfokus pada topik
dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal ini
sangat tergantung dari besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang berpenghasilan
sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain halnya dengan keluarga
yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk
pembangunan tempat- tempat beribadah, atau kegiatan sosial lainnya. Tempat- tempat ibadah
memang perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini dibagnun secara
bergotong royong dan sangat mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan
penghasilan yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara si kaya
dan si miskin.
2. Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau
kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik. Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan
memperhatikan:
ix
Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah
menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan,
materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan
banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar.
mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan
kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan, serta bentuk evaluasinya, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf
dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-
pengulangan.
Suku dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar Mereka tidak suka berselisih
atau bersengketa.
x
Paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat
utama. Paragraf ini biasanya bersifat induktif, dari yang khusus kepada yang umum.
Pada waktu anak didik memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia
secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas
dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali
mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan
orang tuanya. Ia merasa lebih intim, dengan bahasa daerah. Jam sekolah hanya berlangsung
beberapa jam. Baik waktu istirahat ataupun diantara jam-jam pelajaran, unsur- unsur bahasa
daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunyanya
pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si
anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus engan cepat.
Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan sama pentingnya dengan usaha
peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem
pertanian tradisional misalnya bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan,
menjadi petani modern yang produktif. Petant yang berpendidikan cukup, mampu menunjang
pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap
gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di
tingkat daerah. Itulah sebabnya peningkatan taraf pendidikan
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama. Berarti pikiran utama terbesar di seluruh
kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam karangan
yang berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang berbentuk pelukisan).
xi
2.6. Mengembangkan Paragraf
Pikiran utama dari sebuah paragraf hanya akan jelas kalau diperinci dengan pikiran-
pikiran penjelas. Tiap pikiran penjelas dapat dituang ke dalam satu kalimat penjelas atau
lebih. Malahan ada juga kemungkinan, dua pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat
penjelas. Tetapi sebaiknya sebuah pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas.
Berdasarkan Tujuan dari Sifatnya, paragraf dibedakan menjadi lima macam, yaitu
paragraf deskripsi, narasi, eksposist. argumentasi, dan persuasi (Wiyanto, 2006: 64).
1 Paragraf Deskripsi berasal dari verba to describe, yang artinya menguraikan, memerikan,
atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan memberikan
kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya
yang ingin disampaikan penulis. Contoh:
Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh Mungkin ia lebih tua, tapi
pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. hidung bangur dan
matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di en bibirnya dan rambutnya yang
ikal bergelombang-lombang menyempurnakan kecantikannya itu
2. Paragraf Narasi (narration) secara harafiah bermakna kisah atau cerita. Paragraf narasi
bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Paragraf narasi kadang-kadang mirip dengan
paragraf deskripsi. Bedanya, narasi mementingkan urutan dan biasanya ada tokoh yang
diceritakan. Paragraf narasi tidak hanya terdapat dalam karya fiksi (cerpen dan novel), tetapi
sering pula terdapat dalam tulisan nonfiksi. Contoh:
Supri menuturkan, siang itu tanggal 6 Mei 2011 ia sedang bersembahyang di dalam
bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh, puluhan orang berhamburan keluar lewat pintu
gerbang rutan salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu langsung ikut kabur.
xi
i
Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti pada mesin mobil. Tubuh manusia
dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan-hahan bakarnya yakni
makanan yang ditelan menjadi energi panas dari energi mekanis. Nasi yang Anda makan
pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar daam
silinder mesin mobil
4. Istilah argumentari diturunkan dari verba to argue (Ing) yang artinya membuktikan atau
menyampaikan alasan. Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat,
konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Contoh:
5. Persuasi diturunkan dari verba to persuasi yang artinya menbujak, atau menyarankan.
Paragraf persuasi merupakan kelajuan atas pengembangan paragraf argumentasi. Persuasi
mla-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk meyakinkan
pembaca. Kemudian diikuti dengan wakan, bajukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada
pembaca. Contoh:
Praktik berpidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik
merupakan pengalaman batin Yong sangat berkarga semakin sering praktik, baik dalam
berlatih maupun berpidato yang sesungguhnya, batin semakin banyak. Dari pengalaman itu,
pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato yang efektif dan memikat. Semakin banyak
daya pikat ditemukan dan semakin sering diterapkan dalam praktik, semakin meningkat pula
keterampilan pembicara.
Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk
membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya diri itu suduh semakin besar, pembicara
dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. ketenangan inilah yang menjadi
modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh Karena itu, untuk memperoleh
keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato, anda harus melaksanakan praktik berpidato.
xi
ii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut.dan di dalam sebuah paragraf terdapat kalimat
topik/kalimat pokok,dan kalimat penjelas/pendukung.
3.2 Saran
Dalam makalah ini kami sebagai penyusun menyarankan agar materi penulisan
paragraf yang baik dalam bahasa Indonesia agar dapat dipahami dan dapat di praktekan
dalam kegiatan belajar sehari-hari.
xi
v
DAFTAR PUSTAKA
https://www.qubisa.com/microlearning/pengertian-paragraf
https://pkk.uma.ac.id/2022/04/20/penjelasan-lengkap-tentang-paragraf/
https://repository.uir.ac.id/4112/5/bab1.pdf
http://hermancenter.blogspot.com/2014/04/kegunaan-paragraf.html
x
v