Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“PARAGRAF”

DOSEN PENGAJAR
Dr. Ngalimun, M.Pd., M.I.Kom
NIDN. 1120018002

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Anggelina Putri Rahayu (P07125220007)
Heny Puspita Sari (P07125220022)
Mahdalina (P07125220029)
Septi Eka Ayu Lestari (P07125220052)
Sofia Lida (P07125220053)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PRODI TERAPI GIGI
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Paragraf. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan pengalaman
bagi kita semua.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dan memotivasi sangat kami harapkan demisempurnanya makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Banjarbaru, Maret 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Paragraf......................................................................................................................6
2.2 Kegunaan Paragraf.......................................................................................................................7
2.3 Macam-Macam Paragraf..............................................................................................................8
2.4. Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf..........................................................................................9
2.5 Letak Kalimat Utama.................................................................................................................10
2.6. Mengembangkan Paragraf........................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tentu pernah melakukan kegiatan menulis.


Dalam kegiatan menulis tersebut seseorang bisa menuliskan apa saja yang diinginkan.
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan untuk berkomunikasi secara tidak langsung
kepada orang lain. Penggunaan bahasa dalam menulis juga harus diperhatikan agar maksud
dan tujuan tersampaikan kepada pembaca. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tarigan
(2008: 3),Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam
kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa dan kosa
kata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan
dan praktik yang banyak dan teratur.

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang komplek menuntut sejumlah pengetahuan


dan keterampilan. Bagaimanapun sederhananya gagasan yang akan dikomunikasikan, siswa
sudah dituntut mampu memilih kata yang tepat dan sesuai, menghubungkan kalimat menjadi
paragraf yang padu, menghubungkan karangan yang logis, dan menceritakannya sesuai
dengan acuan yang berlaku. Dalam menulis siswa dituntut untuk menuangkan buah
pikirannya secara teratur dan terintegrasi ke dalam sebuah paragraf sehingga membentuk
paragraf yang menunjukan kesatuan dan kepaduan.

Menurut Dalman (2014: 3) bahwa kemampuan menulis merupakan tindakan


komunikasi yang pada hakikatnya sama dengan berbicara. Persamaan itu terletak pada tujuan
dan muatannya. Tujuan menulis adalah untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain,
sedangkan muatannya adalah berupa pikiran, perasaan, gagasan, pesan, dan pendapat.
Kemahiran menulis adalah kemahiran menggunakan lambang bunyi bahasa dan cara
menuliskan. Menulis dapat berarti menceritakan lambang-lambang grafis suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang.

Dalam kegiatan menulis satu diantaranya terdapat kegiatan menulis paragraf. Menulis
paragraf tidak bisa sembarangan karena ada aturan yang harus diikuti. Paragraf merupakan
sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antar kalimat satu dengan kalimat lainnya

iv
sehingga membentuk suatu topik pembicaraan. Seperti yang dikemukakan oleh Arifin dan
Tasai (2004: 113) Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf
terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri dari dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari
dua buah kalimat.

Jadi berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah


sekumpulan kalimat yang berhubungan satu dengan yang lainnya untuk dapat membentuk
sebuah ide atau topik. Menulis paragraf merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
harus diajarkan pada siswa. Tanpa kemauan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang dapat menyusun sebuah karangan dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami rumuskan masalah dalam makalah ini


adalah

1. Apa Pengertian Paragraf ?


2. Apa Kegunaan Paragraf ?
3. Apa Saja Macam-Macam Paragraf ?
4. Apa Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf ?
5. Apa Letak Kalimat Utama?
6. Bagaimana Mengembangkan Paragraf

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pengertian dari paragraf, kegunaan, jenis, syarat-syarat, dan


bagaimana cara mengembangkan sebuah paragraf itu sendiri. Jadi dengan penulisan makalah
ini kita dapat melatih dalam membuat suatu paragraf yang baik sesuai dengan ketentuan-
kententuan dalam suatu paragraf.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimat-kalimat penjelas
sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah dkk, 1991:144). Keraf (1977:51), menyebut
paragraf dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih
luas dari kalimat.

Penggabungan kalimat yang berisi suatu gagasan utama atau ide pokok dan beberapa
gagasan pendukung adalah arti paragraf. Menurut KBBI, paragraf adalah bagian bab dalam
suatu karangan, yang biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan
garis baru.

Paragraf menurut ahli kebahasaan bernama Ramlan, merupakan bagian dari sebuah
karangan yang di dalamnya terdapat lebih dari satu kalimat, yang membahas suatu tema
tertentu dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Sementara itu, paragraf merupakan suatu
kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari kalimat. Alinea juga merupakan
himpunan dari kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk sebuah gagasan. Itu
menurut Gorys Keraf.

Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang memiliki satu ide pokok dan cara
penulisannya agak menjorok ke dalam atau membuat garis baru. Nama lain paragraf adalah
alinea.

vi
2.2 Kegunaan Paragraf

Kegunaan dari paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan
memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda. Penggunaan paragraf memudahkan
pembaca untuk memahami bacaan secara menyeluruh. Panjang dari satu paragraf adalah
beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf ditentukan oleh cara pengembangan dan
ketuntasan uraian gagasan yang disampaikan. Jumlah kalimat di dalam paragraf dapat
menentukan kualitas dari bacaan. Paragraf tersusun dari gagasan utama yang terletak dalam
kalimat topik. Selain itu, terdapat kalimat penjelas yang memperjelas kalimat topik. Paragraf
juga berfungsi untuk mengungkapkan pemikiran penulis secara sistematis sehingga mudah
untuk dipahami oleh pembaca. Kriteria sekumpulan kalimat yang dapat menjadi paragraf
yaitu adanya kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan sudut pandang yang tidak
berubah-ubah.

Berikut kegunaan paragraf, yaitu:

1. Dapat mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran
dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu
kesatuan.
2. Dapat menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf,
ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3. Paragraf juga memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran
yang lebih kecil.
5. Sertadapat memudahkan pengendalian variabel terutama  karangan yang terdiri atas
beberapa variabel.
6. Untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik
sebelumnya.
7. Untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah
diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.

Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing berisi pikiran-pikiran


utama dan diikuti oleh sub-subpikiran penjelas, sebuah paragraf belum cukup untuk
mewujudkan keseluruhan karangan. Meskipun begitu, sebuah paragraf merupakan satu sajian
informasi yang utuh. Adakalanya sebuah paragraf terdiri hanya satu paragraf karena karangan

vi
i
itu hanya berisi satu pikiran. Untuk mewujudkan suatu kesatuan pikiran, sebuah paragraf
yang terdiri dari  satu pikiran utama dan beberapa pikiran pengembang dapat dipolakan
sebagai berikut; pikiran utama, beberapa pikiran pengembang, pikiran penjelas atau pikiran
pendukung.  Pikiran-pikiran pengembang dapat dibedakan kedudukannya sebagai pikiran
pendukung dan pikiran penjelas.

Sebuah pikiran utama akan dikembangkan dengan beberapa pikiran pendukung, dan
tiap pikiran pendukung akan dikembangkan dengan beberapa pikiran penjelas. Sebuah
paragraf terdiri dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat pengembang. Kalimat utama
menyampaikan pikiran utama, dan kalimat penjelas menyampaikan pikiran penjelas. Salah
satu cara untuk merangkai kalimat-kalimat yang membangun paragraf itu ialah menempatkan
kalimat utama pada awal paragraf yang kemudian disusul dengan kalimat-kalimat
pengembangnya.  Hal tersebut dapat kita lakukan, tentunya, setelah kita memberikan
pengembangan yang memadai, yang kemudian ditutup dengan kesimpulan.

2.3 Macam-Macam Paragraf

Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi: paragraf pembuka,


penghubung, dan penutup (Akhadiah dkk, 1993: 171).

1. Paragraf Pembuka

Paragraf yang berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan
diuraikan. Sebab itu paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca,
serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf
pembuka ini jangan terlalu panjang supaya tidak membosankan.

2. Paragraf Penghubung

Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung. Paragraf


penghubung berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karena itu, secara kuantitatif
paragraf inilah yang paling panjang, dan antara paragraf dengan paragraf harus saling
berhubungan secara logis.

3. Paragraf Penutup

Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya paragraf ini berisi


kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat juga paragraf penutup berisi penegasan kembali

vi
ii
mengenai hal- hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Paragraf penutup yang
berfungsi mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu panjang.

2.4. Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf

Dalam pengembangan paragraf, kita harus menyajikan dan mengorganisasikan


gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan. Persyaratan itu ialah kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan (Akhadiah dkk,1991: 148).

1. Kesatuan

Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak
terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat terfokus pada topik
dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.

Perhatikan contoh berikut.

Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal ini
sangat tergantung dari besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang berpenghasilan
sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain halnya dengan keluarga
yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk
pembangunan tempat- tempat beribadah, atau kegiatan sosial lainnya. Tempat- tempat ibadah
memang perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini dibagnun secara
bergotong royong dan sangat mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan
penghasilan yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara si kaya
dan si miskin.

2. Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau
kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik. Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan
memperhatikan:

Contoh pemakaian repetisi:

ix
Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah
menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan,
materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan
banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar.
mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan
kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan, serta bentuk evaluasinya, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.

3. Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf
dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-
pengulangan.

Perhatikan contoh berikut:

Suku dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar Mereka tidak suka berselisih
atau bersengketa.

2.5 Letak Kalimat Utama

Penempatan kalimat utama dalam pengembangan sebuah paragraf bermacam-macam.


Ada paragraf yang dimulai dengan peristiwa-peristiwa atau perincian kemudian ditutup
dengan kesimpulan yang kemudian baru perincian-perincian untuk menjelaskan pikiran
utama. Penjelasan atas peletakan kalimat utama di atas diuraikan berikut ini.

1. Pada Awal Paragraf

Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama


kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan pikiran utama.
Paragraf ini biasanya bersifat deduktif, dari yang umum kepada yang khusus.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi

2. Pada Akhir Paragraf

x
Paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat
utama. Paragraf ini biasanya bersifat induktif, dari yang khusus kepada yang umum.

Pada waktu anak didik memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia
secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas
dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali
mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan
orang tuanya. Ia merasa lebih intim, dengan bahasa daerah. Jam sekolah hanya berlangsung
beberapa jam. Baik waktu istirahat ataupun diantara jam-jam pelajaran, unsur- unsur bahasa
daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunyanya
pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si
anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus engan cepat.

3. Pada awal dan akhir paragraf

Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan sama pentingnya dengan usaha
peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem
pertanian tradisional misalnya bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan,
menjadi petani modern yang produktif. Petant yang berpendidikan cukup, mampu menunjang
pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap
gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di
tingkat daerah. Itulah sebabnya peningkatan taraf pendidikan

4. Tanpa Kalimat Utama

Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama. Berarti pikiran utama terbesar di seluruh
kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam karangan
yang berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang berbentuk pelukisan).

Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutan mengende Kian lama kian berkurang.


Akhirnya tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah
mulat turun dari kandangnya, pergi ke ladang dan pelataran Dengung dan lalu lintas di jalan
raya kembali menggila ruang seperti kemarin. Raung klakson mobil dan desis kereta api
bergema-gema menerobos ke relung-relung rumah disepanjang Sayup-sayup terdengar
dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan menyatakan selamat tinggal pada hari
kemarin.

xi
2.6. Mengembangkan Paragraf

Pikiran utama dari sebuah paragraf hanya akan jelas kalau diperinci dengan pikiran-
pikiran penjelas. Tiap pikiran penjelas dapat dituang ke dalam satu kalimat penjelas atau
lebih. Malahan ada juga kemungkinan, dua pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat
penjelas. Tetapi sebaiknya sebuah pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas.

Berdasarkan Tujuan dari Sifatnya, paragraf dibedakan menjadi lima macam, yaitu
paragraf deskripsi, narasi, eksposist. argumentasi, dan persuasi (Wiyanto, 2006: 64).

1 Paragraf Deskripsi berasal dari verba to describe, yang artinya menguraikan, memerikan,
atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan memberikan
kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya
yang ingin disampaikan penulis. Contoh:

Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh Mungkin ia lebih tua, tapi
pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. hidung bangur dan
matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di en bibirnya dan rambutnya yang
ikal bergelombang-lombang menyempurnakan kecantikannya itu

2. Paragraf Narasi (narration) secara harafiah bermakna kisah atau cerita. Paragraf narasi
bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Paragraf narasi kadang-kadang mirip dengan
paragraf deskripsi. Bedanya, narasi mementingkan urutan dan biasanya ada tokoh yang
diceritakan. Paragraf narasi tidak hanya terdapat dalam karya fiksi (cerpen dan novel), tetapi
sering pula terdapat dalam tulisan nonfiksi. Contoh:

Supri menuturkan, siang itu tanggal 6 Mei 2011 ia sedang bersembahyang di dalam
bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh, puluhan orang berhamburan keluar lewat pintu
gerbang rutan salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu langsung ikut kabur.

3. Paragraf eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi,


mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca
menerima atau mengikutinya. Paragraf eksposisi biasanya digunakan untuk menyajikan
pengetahuan/ilmu, definisi, pengertian, langkah-langkah suatu kegiatan, metode, cara, dan
proses terjadinya sesuatu. Contoh:

xi
i
Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti pada mesin mobil. Tubuh manusia
dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan-hahan bakarnya yakni
makanan yang ditelan menjadi energi panas dari energi mekanis. Nasi yang Anda makan
pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar daam
silinder mesin mobil

4. Istilah argumentari diturunkan dari verba to argue (Ing) yang artinya membuktikan atau
menyampaikan alasan. Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat,
konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Contoh:

Penebangan hutan harus segera dihentikan. Pohon-pohon dihutan harus dapat


menyerap sisa-sisa pembakaran dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Jika hutan
ditebang habis, maka tidak ada mesin yang bisa menyerap sisa-sisa pembakaran. Sisa-sisa
membakaran itu dapat meningkatkan pemanasan global. Pemanasan global itu akan
melelehkan gunung es di kutub, akibatnya kota-kota di tepi pantai seperti Jakarta, Surabaya,
Singapura, Bangkok, dan lain-lainnya akan terendam air laut. Jika hutan kita terus ditebang
demi kepentingan ekonomi, maka akan terjadi bahaya yang luar biasa hebatnya. Oleh sebab
itu, hutan harus kita selamatkan sekarang juga

5. Persuasi diturunkan dari verba to persuasi yang artinya menbujak, atau menyarankan.
Paragraf persuasi merupakan kelajuan atas pengembangan paragraf argumentasi. Persuasi
mla-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk meyakinkan
pembaca. Kemudian diikuti dengan wakan, bajukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada
pembaca. Contoh:

Praktik berpidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik
merupakan pengalaman batin Yong sangat berkarga semakin sering praktik, baik dalam
berlatih maupun berpidato yang sesungguhnya, batin semakin banyak. Dari pengalaman itu,
pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato yang efektif dan memikat. Semakin banyak
daya pikat ditemukan dan semakin sering diterapkan dalam praktik, semakin meningkat pula
keterampilan pembicara.

Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk
membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya diri itu suduh semakin besar, pembicara
dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. ketenangan inilah yang menjadi
modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh Karena itu, untuk memperoleh
keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato, anda harus melaksanakan praktik berpidato.

xi
ii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut.dan di dalam sebuah paragraf terdapat kalimat
topik/kalimat pokok,dan kalimat penjelas/pendukung.

3.2 Saran

Dalam makalah ini kami sebagai penyusun menyarankan agar materi penulisan
paragraf yang baik dalam bahasa Indonesia agar dapat dipahami dan dapat di praktekan
dalam kegiatan belajar sehari-hari.

xi
v
DAFTAR PUSTAKA

https://www.qubisa.com/microlearning/pengertian-paragraf
https://pkk.uma.ac.id/2022/04/20/penjelasan-lengkap-tentang-paragraf/
https://repository.uir.ac.id/4112/5/bab1.pdf
http://hermancenter.blogspot.com/2014/04/kegunaan-paragraf.html

x
v

Anda mungkin juga menyukai