Anda di halaman 1dari 10

Kegiatan ke 3

Perhitungan Indeks Bugar

A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa dapat mempelajari perhitungan Indeks Bugar (IB) dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kebugaran

B. Kajian Teori
1. Pengertian Kebugaran
Kebugaran jasmani merupakan kemampuan untuk melakukan kegiatan
atau pekerjaan sehari-hari dan adaptasi terhadap pembebanan fisik tanpa
menimbulkan kelelahan berlebih dan masih mempunyai cadangan tenaga
untuk menikmati waktu senggang maupun pekerjaan yang mendadak serta
bebas dari penyakit. Makin tinggi kemampuan fisik seseorang maka
produktivitas orang tersebut makin tinggi (Alamsyah dkk, 2017: 77).
Kebugaran jasmani adalah serangkaian karakteristik fisik yang dimiliki
atau dicapai seseorang yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
aktivitas fisik. Adapun seseorang yang bugar dalam kaitannya olahraga dan
aktivitas fisik diartikan sebagai orang yang mampu menjalankan kehidupan
sehari-hari tanpa melampaui batas daya tahan stress pada tubuh dan memiliki
tubuh yang sehat serta tidak beresiko mengalami penyakit yang disebabkan
rendahnya tingkat kebugaran atau kurangnya aktivitas fisik (Sukamti dkk,
2016: 32).
Kebugaran jasmani erat kaitannya dengan manusia dalam melakukan
pekerjaan dan bergerak. Seseorang akan mampu berfikir dengan optimal dan
memiliki kinerja yang baik apabila memiliki kebugaran jasmani yang baik,
karena dengan kebugaran jasmani yang baik seseorang tidak akan mudah
lelah. Tingkat kebugaran jasmani seseorang akan berpengaruh terhadap
kesiapan fisik maupun pikiran untuk sanggup menerima beban kerja
(Abdurrahim dan Hariadi, 2018: 68-69).
2. Klasifikasi Kebugaran
Menurut Sukamti dkk (2016, 32-34) kebugaran diklasifikasikan menjadi
dua kategori yaitu:
a. Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness)
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan didefinisikan
sebagai suatu kemampuan untuk melakukan aktivitas harian yang
membutuhkan energi serta kualitas dan kapasitas yang diasosiasikan
dengan rendahnya resiko munculnya penyakit yang berhubungan dengan
kurangnya aktivitas fisik. Kebugaran yang berhubungan dengan
kesehatan, kualitas dan kemampuan fisik seseorang dalam menjalani
kegiatan sehari-hari dan upaya peningkatannya merupakan salah satu
usaha preventif dalam menghadapi ancaman beberapa penyakit yang di
antaranya adalah gangguan kardiovaskuler.
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health
related physical fitness), meliputi:
1) Komposisi lemak tubuh
Merupakan gambaran perbandingan masa jaringan tubuh aktif
dengan tidak terlibat aktif terlibat dalam metabolisme energi.
2) Fleksibilitas
Fleksibilatas atau kelenturan merupakan ketersedian ruang gerak
sendi dalam memberikan toleransi terhadap upaya penggunaan
maksimal sendi.
3) Kekuatan dan ketahanan otot
Kekuatan otot berbanding lurus dengan tingkat kebugaran
seseorang. Orang dengan otot yang kuat dan dapat bertahan lama
memiliki kebugaran yang baik.
4) Daya tahan jantung-paru (kardiorespirasi)
Daya tahan jantung-paru adalah kemampuan jantung, paru-paru, dan
pembuluh darah untuk menyuplai oksigen ke dalam sel-sel sehingga
memenuhi kebutuhan untuk memperpanjang aktivitas fisik. Komponen
ini adalah yang paling disetujui sebagai komponen kebugaran dan
kriteria yang paling umum digunakan untuk pengukuran kebugaran
baik pada orang dewasa maupun anak-anak karena merupakan dasar
dari kebugaran menyeluruh (total fitness) dengan menggambarkan
kualitas fisik seseorang dari sisi yang tergolong.
Ketahanan kardiorespirasi dapat dijadikan pedoman langsung dalam
menilai tingkat kebugaran seseorang. Kemampuan ambilan oksigen
saat melakukan aktivitas fisik mencerminkan kemampuan metabolisme
yang dimiliki orang tersebut. Dalam menilai ketahanan jantung-paru,
terdapat istilah VO2 maksimal, yang dijadikan perhitungan kuantitatif
terhadap penilaian tingkat kebugaran. Ketahanan kardiorespirasi dapat
dijadikan pedoman langsung dalam menilai tingkat kebugaran
seseorang. Kemampuan ambilan oksigen saat melakukan aktivitas fisik
mencerminkan kemampuan metabolisme yang dimiliki orang tersebut.
Dalam menilai ketahanan jantung-paru, terdapat istilah VO2 maksimal,
yang dijadikan perhitungan kuantitatif terhadap penilaian tingkat
kebugaran.
b. Kebugaran Jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related
fitness)
Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan atau adalah
kebugaran jasmani yang penting untuk menghadapi kondisi- kondisi
darurat yang terkadang membutuhkan ketangkasan. Namun, kategori
tersebut lebih banyak berperan pada kelompok atlet dibanding masyarakat
pada umumnya sehingga penggunaannya terbatas pada komunitas dan
kegiatan olahraga.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran
Kebugaran jasmani merupakan satu kesatuan yang utuh dari beberapa
komponen yang tidak dapat dipisahkan. Ada sepuluh komponen yang
mempengaruhi kesegaran jasmani yaitu kekuatan, daya tahan, daya ledak,
daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi.
Selain dari sepuluh komponen kesegaran jasmani tersebut masih terdapat
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik yaitu faktor latihan,
prinsip-prinsip beban lebih, faktor istirahat, faktor lingkungan, dan juga
faktor makanan dan gizi. Banyak faktor yang mempengaruhi kebugaran
jasmani seseorang diantaranya adalah faktor lingkungan tempat tinggal yaitu
berkaitan dengan kondisi geografis. Kondisi geografi tersebut meliputi
kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah serta kondisi perairan
(Abdurrahim dan Hariadi, 2018: 68-69).
Topografi merupakan bagian yang terlihat perbedaannya antara daerah
satu dengan daerah yang lainnya sebagai contoh adalah dataran tinggi dan
dataran rendah. Oleh sebab itu kebugaran jasmani seseorang yang tinggal di
pesisir berbeda dengan yang tinggal di pegunungan. Faktor yang
mempengaruhi kebugaran jasmani, salah satunya adalah kadar hemoglobin.
Seseorang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang
rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah mempunyai peran untuk
mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh sedangkan sisanya
terlarut dalam plasma darah. Jadi dapat disimpulkan bahwa orang yang
tinggal di dataran tinggi yang dilihat dari letak geografisnya mempunyai
kadar hemoglobin yang tinggi dan berfungsi sebagai pengikat kadar oksigen
yang rendah (Abdurrahim dan Hariadi, 2018: 68-69).
Menurut Sukamti dkk (2016, 34) faktor yang Memengaruhi Kebugaran
Jasmani Kebugaran jasmani dapat dipengaruhi oleh:
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Keturunan
d. Makanan
e. Kebiasaan merokok
f. Latihan
4. Status Kesehatan
Status kesehatan adalah suatu keadaan seseorang dalam tingkatan sehat
atau sakit. Status kesehatan juga merupakan salah satu determinan atau faktor
penentu dari kebugaran kardiovaskuler (daya tahan kardiovaskuler).
Kemampuan untuk menjalani aktivitas fisik yang leibh berat dari biasanya
dapat diketahui dengan menggambarkan status kesehatan seseorang hal
tersebut juga diperlukan sebelum melakukan tes kebugaran sehingga status
kesehatan responden dapat dikontrol (Sukamti dkk, 2016: 34).
Untuk mengetahui status kesehatan yaitu cek kesehatan atau medical
check up yang meliputi: pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi,
pemeriksaan darah, pemeriksaan urologi, pemeriksaan hormone, dan
pemeriksaan kepadatan tulang. Dari hasil pemeriksaan darah dapat diketahui
kadar kolesterol, gula dalam darah dan fungsi hati (Sukamti dkk, 2016: 34).
5. Pemeriksaan Kebugaran Jasmani (Health Related Fitness)
Menurut Sukamti dkk (2016, 35) pemeriksaan kebugaran jasmani dapat
dilakukan dengan:
a. Komposisi Tubuh menggunakan:
1) Pengukuran Indeks Massa Tubuh
Nilai indeks massa tubuh (IMT) didapat dari membagi berat badan
dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter (kg/m2)
2) Persen Lemak Tubuh
Persen lemak tubuh menggunakan alat Bioelectrical Impedance
(BIA). Subyek diminta berdiri tanpa alas kaki di atas alat BIA. Seluruh
logam yang dikenakan dilepas dan posisi subyek tegak lurus sembari
menggenggam bagian dari alat BIA dengan sudut 90 derajat. BIA akan
mendeteksi secara otomatis persen lemak tubuh yang dimiliki subyek.
3) Lingkar perut
Semua pengukuran harus diambil dari sisi kanan tubuh dengan
menggunakan pita yang tidak elastis, Subyek harus berdiri tegak namun
rileks. Letakkan pita tegak lurus pada poros panjang dari bagian tubuh
dalam semua kasus. Tarik pita sampai pada ketegangan yang sesuai
tanpa mencubit kulit. Ukurlah lagi setiap daerah dan uji ulang jika
pengukurannya tidak dalam 7 mm atau 0,25
b. Kebugaran Kardiovaskular menggunakan bleep test/ multistage aerobic
fitness test
Tes kebugaran jasmani menggunakan beep test dengan peralatan
sebagai berikut: pita cadance untuk lari bolak balik, lintasan lari, mesin
pemutar kaset (tape recorder), irama beep, tempat (space) outdoor atau di
dalam gedung mempunyai jarak yang bermarka 20 meter pada permukaan.
Subyek diminta lari sesuai lintasan bolak balik sesuai irama dari beep yang
diputar.
6. Pemeriksaan Kesehatan
Menurut Sukamti dkk (2016, 36) ; Bakri dan Bachtiar (2014, 1-2)
pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a. Pemeriksaan tekanan darah
Pemeriksaan tekanan darah menggunakan spigmomanometer dan
stetoskop. Subyek diminta duduk dengan lengan ditaruh diatas meja
pemeriksaan. Setelah manset dipasangkan pengukuran tekanan darah
dilakukan dengan mendengarkan bunyi sistol diastol pada stetoskop.
b. Pemeriksaan nadi
Pemeriksaan nadi dilakukan melalui perabaan pada arteri radialis.
Denyut nadi yang teraba kemudian dihitung selama 1 menit. Frekunsi
denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal denyut nadi normal: 60-100
x/mnt, bradikardi: < 60x/mnt, takhikardi: > 100x/mnt.
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:
1) Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba
di atas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering
dipakai secara rutin.
2) Arteri Brachialis.Terlertak didalam otot biceps dari lengan atau medial
dilipatan siku. Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
3) Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana
terdapat arteri karotid berjalan di antara trakea dan otot
sternokleidomastoideus.
c. Pemeriksaan darah menggunakan strip test.
1) Gula darah puasa
Ujung jari subyek dipersiapkan dan dibersihkan menggunakan
alkohol sebelum darah diambil. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan reagen strip tes yang spesifik untuk gula darah. Setelah
darah pasien diambil kemudian darah tersebut dimasukkan ke dalam
reagen yang telah dipersiapkan. Alat akan otomatis membaca gula
darah subyek
2) Asam urat
Prinsipnya sama dengan pemeriksaan gula darah, tetapi reagen yang
digunakan spesifik untuk pemeriksaan asam urat.
7. Manfaat Mengukur Kebugaran
Menurut Ratno (2016, 43-44) ada dua manfaat atau maksud mengapa
mengukur kebugaran jasmani seseorang :
a. Untuk mengetahui kondisi/status kebugaran jasmani seseorang, sekaligus
menentukan program latihan yang sesuai untuk memelihara atau
meningkatkan kebugaran jasmani
b. Untuk mengevaluasi keberhasilan maupun kegagalan program latihan
fisik. Namun untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang baik bukan
merupakan hal yang mudah, karena harus melalui proses latihan. Latihan-
latihan perlu di berikan secara menyeluruh, artinya latihan gerak yang baik
adalah latihan mengikut sertakan sebanyak-banyaknya otot tubuh dan
tidak dilokalisir pada otot-otot tertentu.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Kertas dan alat tulis 1 set
2. Bahan
Probandus

D. Prosedur Kerja
Tahap Perhitungan Indeks Bugar (Palpatoir)
1. Cari denyut nadi di bagian ventral pergelangan tangan kiri probandus.
2. Hitung frekuensi denyut nadi selama 10 detik. Hasil perhitungan dikalikan 6
sehingga diperoleh frekuensi denyut nadi per menit.
3. Perhitungan dilakukan : sebelum latihan (F1), pada saat latihan (F2), dan
setelah latihan (F3) dengan interval waktu pengukuran 5 menit.
4. Hitung Indeks Bugar dengan rumus berikut ini :
IB = (F1+ F2 + F3 – 200) x 10-1
Indeks Bugar (IB) menurut Ruffier :
IB = < 0 hingga + 2,9 = kebugaran istimewa
IB = + 3,0 hingga 5,9 = kebugaran sangat bagus
IB = < 0 hingga 9,9 = kebugaran bagus
IB = + 10,0 hingga 14,0 = kebugaran normal
IB = < 14,0 = kebugaran buruk
Daftar Rujukan

Abdurrahim, F dan Hariadi, I. 2018. Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SDN


Tulungrejo 03 Daerah Dataran Tinggi Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun
Pelajaran 2018/2019. Indonesia Performance Journal. 2(1): 68-69 dan 71.
http://journal2. um.ac.id/index.php/jko/article/download/6697/3383. Diakses
pada 20 September 2020

Alamsyah, Devy Amalia Nurul dkk. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan


dengan Kebugaran Jasmani pada Remaja Siswa Kelas Xi Smk Negeri 11
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5(3): 77.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/download/17169/164392.
Diakses pada 20 September 2020

Bakri, Syakib dan Bachtiar, Rini Rachmawarni. 2014. Buku Panduan Pendidikan
Keterampilan Klinik 1. Makassar: Universitas Hasanudin

Retno, Puji. 2016. Perbedaan Kebugaran Jasmani Mahasiswa Baru Melalui Jalur
SNMPTN Undangan dengan Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri SBMPTN FIK Unimed Tahun 2015. Jurnal Ilmu Keolahragaan.
15(1): 43-44. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/
download/6120/5421. Diakses pada 20 September 2020

Sukamti, Endang Rini dkk. 2016. Profil Kebugaran Jasmani dan Status Kesehatan
Instruktur Senam Aerobik di Yogyakarta. Jurnal Olahraga Prestasi. 12(2):
32-36. https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpres/article/download/11875/
8488. Diakses pada 20 September 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 22 September 2020


Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Anida Listira Wulandari Fara Alifatur Rohma


NIM. 17050150409 NIM. 1805015022

Anda mungkin juga menyukai