Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kebugaran Jasmani

a. Hakikat Kebugaran Jamani

Kebugaran jasmani merupakan suatu kemampuan seseorang dalam

melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang

berlebihan. Kebugaran jasmani erat kaitannya dengan kondisi fisik

seseorang, maka dari itu kebugaran jasmani perlu ditingkatkan.

Menurut (F. Suharjana & Purwanto, 2018: 65) menjelaskan bahwa

kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat

melakukan aktivitas sehari-hari sesuai pekerjaan tanpa timbul

kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu

luang.

Menurut Wiarto (2019: 55) mengatakan bahwa kebugaran jasmani

adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan

penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan

kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak

menimbulkan kelelahan yang berlebihan berarti setelah seseorang

melakukan aktivitas seseorang tersebut masih memiliki cadagan energi

dan masih bisa melakukan aktivitas selanjutnya. Semua orang pasti

menginginkan kebugaran jasmani yang baik agar bisa melakukan

aktivitas sehari-hari dengan optimal dan produktif tanpa mengalami


kelelahan yang berlebihan. Hal ini diperkuat dengan pendapat menurur

Sepriadi dalam Mikdar (2006: 45) yang menyatakan bahwa kebugaran

jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas

dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,

sehingga tubuh masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi

beban kerja tambahan.

Tingkat kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang

untuk melakukan berbagai aktivitas tanpa mengalami kelelahan.

Menurut (Ikhram & Firdaus 2020: 1) mengatakan bahwa kebugaran

jasmani adalah memanfaatkan aktivitas fisik dengan berolahraga untuk

meningkatkan derajat kesehatan. Hal ini didukung dengan pendapat

Giriwijoyo (2017: 60) yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani

(KJ) adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan

jasmani dasar untuk melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan.

Menurut Soraya et al., (2019:249) menyebutkan bahwa jasmani

seseorang berfungsi untuk mengembangkan kesanggupan kerja setiap

individu, sehingga dapat menyelsaikan tugas dengan baik tanpa

mengalami kelelahan yang berarti. Tidak mengalami kelelahan yang

berarti yaitu seseorang masih memiliki tenaga untuk melakukan

aktivitas selanjutnya walaupun sifatnya mendadak. Kebugaran jasmani

memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap keseharian

seseorang dalam melakukan aktivitas entah itu sifatnya ringan sampai

berat.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai kebugaran

jasmani dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani merupakan suatu

kemampuan seseorang untuk melakukan suatu usaha atau aktivitas

sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan dan masih bisa

melakukan aktivitas selanjutnya walaupun dalam keadaan yang

mendadak. Kebugaran jasmani menjadi modal dasar seseorang untuk

melakukan aktivitas fisik dalam kesehariannya dengan profesi dan

kegiatan setiap individu.

b. Koponen Kebugaran Jasmani

Menurut Hairy (2013: 5-6) Tingkat kebugaran jasmani dipengaruhi

oleh dua komponen dasar, yaitu kebugaran organik (organic fitness)

dan kebugaran dinamik (dynamic fitness). Kebugaran organik

merupakan sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh manusia berdasarkan

pada garis keturunan yang dimiliki dan juga karena faktor usia, cedera,

atau kecelakaan, sedangkan kebugaran dinamik yaitu kemampuan

tubuh yang digunakan untuk hal-hal yang mengarah pada kesiapan dan

kapasitas tubuh untuk bergerak dalam tingkatan tertentu sesuai dengan

kondisi yang dialami. Kebugaran dinamik dapat ditingkatkan dengan

aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin, sehingga akan terjadi

peningkatan pada fungsi organ tubuh.

Menurut Wiryoseputro (2013: 4-5) menyebutkan bahwa komponen

kebugaran jasmani ada 10 yaitu: daya tahan terhadap penyakit,

kekuatan dan daya otot, daya tahan jantung, peredaran darah dan nafas,
daya ledak otot, kelenturan, kelincahan, kecepatan, koordinasi,

keseimbangan, ketepatan.

Menurut Ngatman (2017: 133) komponen kebugaran jasmani


adalah sebagai berikut:
1) Daya tahan kardiorespirasi, daya tahan kardiorespirasi
adalah kemampuan system pernapasan dan sirkulasinya di
dalam tubuh untuk mensuplai bahan bakar selama
melakukan kativitas fisik.
2) Kekuatan otot, kekuatan otot adalah kapasitas untuk
mengatasi suatu beban/hambatan. Latihan kekutan akan
menghasilkan pembesaran otot dan peningkatan otot.
3) Daya tahan otot, daya tahan otot adalah kemampuan otot
untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-
ulang, mengatasi beban pada suatu waktu tertentu atau
dengan kata lain daya tahan otot adalah kemampuan untuk
melaksanakan kekuatan dan mempertahankan selama
mungkin.
4) Komposisi tubuh, komposisi tubuh adalah menggambarkan
jumlah relatif dari otot, lemak, tulang, dan bagian penting
lain dari tubuh. Komposisi tubuh akan berbeda berdasarkan
jenis kelamin. Komposisi lemak perempuan lebih tinggi
bila dibandingkan dengan laki-laki.
5) Kecepatan gerak, kecepatan gerak adalah kemampuan atau
laju gerak yang dapat berlaku untuk tubuh secara
keseluruhan atau bagian tubuh untuk melaksanakan gerak-
gerak yang sama atau tidak sama secepat mungkin.
6) Kelincahan, kelincahan adalah kemampuan mengubah
secara cepat arat tubuh/bagian tubuh tanpa gangguan
keseimbangan
7) Kesimbangan, keseimbangan adalah kemampuan
mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat
melakukan gerakan.
8) Kecepatan reaksi, kecepatan reaksi adalah waktu tersingkat
yang dibutuhkan untuk memberikan jawaban kinetis setelah
menerima rangsangan.
9) Koordinasi, koordinasi adalah hubungan harmonis berbagai
faktor yang terjadi pada suatu gerakan.
10) Kelenturan, kelenturan adalah cakupan dari gerakan di
sekitar persendian.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai komponen

kebugaran jasmani dapat disimpulkan bahwa komponen dalam

kebugaran jasmani yang terkait dengan Kesehatan didukung oleh


empat komponen yaitu: daya tahan kardiorespirasi, daya tahan otot,

kekuatan otot, dan kelenturan. Sedangkan komponen kebugaran

jasmani yang terkait dengan keterampilan yaitu: kecepatan, kelincahan,

koordinasi, keseimbangan, dan reaksi.

c. Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani

Dalam kebugaran jasmani terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang, agar suatu aktivitas yang

dijalani atau pekerjaan bisa berjalan dengan baik, dengan kebugaran

jasmani yang baik seseorang dapat melakukan kegiatan kesehariannya

dengan mudah tanpa mengalami kelelhan yang berarti. Dengan

demikian menjaga kebugaran jasmani sangat penting untuk mencapai

suatu hasil yang optimal.

Menurut Wiarto (2019: 59) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang itu ada:

1) Umur, kebugaran jasmani anak-anak akan terus meningkat

sampai pada usia 25-30 tahun. Kemudian akan terjadi

penurunan setelahnya dari kapasitas fungsional tubuh, kira-

kira 0,8 -1% setiap tahunnya. Walaupun demikian

penurunan itu bisa dikurangi sepenuhnya dengan giat

melakukan olahraga.

2) Jenis kelamin, pada masa pubertas anak laki-laki cenderung

memiliki tingkat kebugaran jasman yang lebih tinggi


daripada anak perempuan, hal ini diakibatkan karena

adanya perbedaan perkembangan otot dan kekuatan otot.

3) Genetik, dalam hal ini genetik berpengaruh terhadap

kapasitas paru, postur tubuh, obesitas, sel darah, dan serat

otot.

4) Makanan, dengan mengonsumsi makanan yang

berkarbohidrat tinggi (60-70%) maka daya tahan seseorang

juga tinggi. Sedangkan jika seseorang mengonsumsi protein

yang tinggi juga akan memperbesar otot.

5) Rokok, kadar CO yang masuk kedalam tubuh itu akan

mengurangi nilai VO2 maks dan akan berpengaruh

terhadap daya tahan jantung dan paru.

Menurut Kriswanto & Prasetyawati (2019: 23) mengatakan bahwa

kebugaran jasmani dapat ditentukan oleh beberapa faktor, salah

satunya dengan menerapkan gaya hidup sehat,. Menerapkan pola hidup

sehat ada beberapa kebiasaan yang perlu dilakukan antara lain dengan

makan secara teratur, istirahat yang cukup, kotrol berat badan, olahraga

secara teratur, tidak mengonsumsi alcohol, dan bebas dari rokok serta

obat-obatan terarang. Ada tiga aktivitas dalam keseharian yang harus

diperhatikan dalam meningkatkan kualitas hidup sehat demi menjaga

kebugaran jasmani yaitu sebagai berikut:

1) Mengartur pola makan, seseorang membutuhkan energi

untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Energi dapat


diperoleh melalui makanan dengan proporsi makan

karbohidrat sebanyak 60%, lemak 25%, dan protein 15%.

2) Istirahat yang cukup, seseorang perlu melakukan pemulihan

(recovery) setelah melakukan kegiatan seharian. Hal ini

diharapkan agar tenaga yang digunakan untuk melakukan

aktivitas bisa kembali pulih dan bisa melakukan aktivitas

selanjutnya dengan baik. Menurut Rachmania (2019: 92)

durasi istirahat yang disarankan untuk diterapkan agar

mendapatkan kebugaran yang baik yaitu dengan tidur

selama 7 -9 jam dalam satu hari.

3) Olahraga secara teratur, olahraga merupakan salah satu

alternatif yang efektif untuk memperoleh kebugaran, karena

dengan melakukan kegiatan olahraga seseorang bisa

mendapatkan kebugaran dan demi tujuan yang lainnya.

Menurut Tabi’in (2020: 58) mengatakan bahwa usaha yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan system imun adalah

makan makanan yang bergizi dan berolahraga secara teratur

guna menjaga imun agar tetap stabil.

Dari beberapa pendapat diatas mengenai fktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang dapat disimpulkan

bahwa kebugaran jasmani seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti aktivitas keseharian, jenis kelamin, makanan, dan umur.


d. Macam – Macam Tes Kebugaran Jasmani

Tes adalah alalah suatu alat atau prosedur yang digunakan dalam

rangka untuk mengetahui suatu pengukan atau penilaian. Menurut

Kusumawati (2015: 104) instrument penelitian adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan

data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah. Sedangkan

menurut Arikunto (2006: 223) tes digunakan untuk mengukur ada atau

tidaknya serta berapa besarnya kemampuan objek yang diteliti.

Instrument yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian prestasi.

Untuk mengetahui dan menilai tingkat kebugaran jasmani

seseorang dapat dilakukan dengan melaksanakan pengukuran.

Pengukuran kebugaran jasmani dapat dilakukan dengan tes kebugaran

jasmani. Adapun beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mengukur

Tingkat kebugaran jasmani antara lain:

1) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)

Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) adalah

suatu tolak ukur untuk mengukur Tingkat kebugaran

jasmani seseorang. Tes TKJI merupakan suatu rangkaian tes

dimana dalam melakukan tes tersebut terdapat lima (5)

rangkain yang harus dilakukan secara beruntun dengan


gerakan lari cepat, gantung kangkat tubuh untuk putra dan

gantung siku tekuk untuk putri, baring duduk, lari jarak

menengah, dan lari loncat tegak. TKJI dikategorikan

menjadi 4 kelompok umur yaitu: usia 6-9 tahun, usia 10-12

tahun, usia 13-15 tahun, dan usia 16-19 tahun.

Tabel 1. TKJI usia 6-9 tahun. (Sumber: Depdiknas 2010: 6)

Tes TKJI Usia 6-9 Tahun

Putra Putri

Lari 30 meter Lari 30 meter

Gantung angkat tubuh Gantung siku tekuk

Baring duduk 30 detik Baring duduk 30 detik

Lari 600 meter Lari 600 meter

Loncat tegak Loncat tegak

Tabel 2. TKJI usia 10-12 tahun. (Sumber: Depdiknas 2010:

6)

Tes TKJI Usia 10-12 Tahun

Putra Putri

Lari 40 meter Lari 40 meter

Gantung angkat tubuh Gantung siku tekuk

Baring duduk 30 detik Baring duduk 30 detik

Lari 600 meter Lari 600 meter

Loncat tegak Loncat tegak


Tabel 3. TKJI usia 13-15 tahun. (Sumber: Depdiknas 2010:

6)

Tes TKJI Usia 13-15 Tahun

Putra Putri

Lari 50 meter Lari 50 meter

Gantung angkat tubuh Gantung siku tekuk

Baring duduk 60 detik Baring duduk 60 detik

Lari 1000 meter Lari 800 meter

Loncat tegak Loncat tegak

Tabel 4. TKJI usia 16-19 tahun. (Sumber: Depdiknas 2010:

6)

Tes TKJI Usia 10-12 Tahun

Putra Putri

Lari 60 meter Lari 60 meter

Gantung angkat tubuh Gantung siku tekuk

Baring duduk 60 detik Baring duduk 60 detik

Lari 1200 meter Lari 1000 meter

Loncat tegak Loncat tegak

2) Multistage Fitness Test (MFT)

Tes ini digunakan untuk mengukur koordinasi

jantung paru dan pembuluh darah atau cardiovascular. Pada


tes ini peserta akan melakukan lari 20 meter secara bolak-

balik. Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan

seseorang, semakin tinggi tingkatan yang didapat seseorang

dalam tes ini semakin bagus juga Tingkat daya tahan

seseorang tersebut.

3) Tes Lari 12 Menit

Tes lari 12 menit merupakan tes untuk mengetahui

seberapa Tingkat daya tahan kardiovaskular seseorang.

Cara melaukannya yaitu peserta tes tau sampel disuruh

berlari selama 12 menit dan dicatat berapa jauh

perolehannya dalam 12 menit tersebut.

4) Cooper Test

Cooper Test adalah tes untuk mengukur tingkat

kebugaran fisik seseorang. Cara melakukan tes tersebut

yaitu peserta tes atau sampel disuruh lari sejauh 2,4 km dan

dicatat waktunya.

5) Harvard Step-Ups Test

Tes Harvard merupakan tes ketahan terhadap data

tahan kardiovaskular. Cara melakukan tes tersebut yaitu

peserta tes atau sampel melakukan naik turun bangku yang

telah disediakan dengan ketinggian 45 cm secara teratur

dengan mengikuti irama metronome.


Berdasarkan macam-macam tes kebugaran jasmani yang ada,

dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tes TKJI untuk

melakukan pengukuran tingkat kebugaran jasmani peserta

ekstrakurikuler olahraga di SMA N 1 Candiroto Kabupaten

Temanggung dengan usia peserta tes atau sampel yaitu 16-19 tahun.

Karena Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) ini merupakan tes

yang telah disusun oleh Departemen Pendidikan dan kebudayaan yang

memiliki koefisien validitas dan reabilitas instrument paling tinggi

dengan tes lainnya, yaitu koefisien validitas instrument untuk usia 16-

19 tahun putra 0,960 dan koefisien validitas putri 0,720. Selain itu,

TKJI ini telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrument/alat ukur

tes yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia karena TKJI disusun dan

disesuaikan dengan kondisi anak di Indonesia.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

C. Kerangka Pikir
D. Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

B. Tempat dan Waktu penelitian

C. Populasi dan Sampel Penelitian

D. Definisi operasional Variabel

E. Teknik dan Insrumen Pengumpulan Data

F. Validitas dan Reliabilitas Penelitian

G. Teknik Analisis Data


DAFTAR PUSTAKA

Fahrizqi, Eko Bagus, et al. "Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Olaharaga


Selama New Normal Pandemi Covid-19." Tadulako Journal Sport Sciences And
Physical Education 8.2 (2020): 53-62.

Anda mungkin juga menyukai