B.
LATAR BELAKANG
Aktivitas fisik, yang ternyata sangat berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani
seseorang, merupakan bagian yang kompleks dari kebiasaan hidupmanusia. Kebiasaan
tersebut sangat tergantung pada beberapa faktor seperti jenispekerjaan, kepribadian, dan
penggunaan waaktu luang (Andersen, 1978). Mienurut
Mar’at (1982), jika seseo
rang memiliki sikap positif terhadap aktivitas fisik, iaakan cenderung turut aktif melakukan,
sebaliknya jika ia memiliki sikap negatif,dengan sendirinya akan cenderung untuk menolak.
Kesegaran jasmani atau lebihdikenal dengan istilah
physical fitness
merupakan hal yang selalu didambakan olehsetiap individu maupun setiap bangsa. Dalam
abad modern ini setiap bangsamenghadapi tantangan untuk meningkatkan dan memelihara
kesegaran jasmaniwaraga negaranya. Pengaruh kurang gerak telah dirasakan pula oleh
Negara-negaraberkembang (Suharto dkk, 1988). Sehubungan dengan itu perlu
upayamemasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, serta upayamenciptakan
iklim yang lebih baik mendorong masyarakat untuk berpartisipasisecara bertanggung jawab
dalam membina dan mengembangkan olahraga (Anon,1988), agar tercapai kesegaran jasmani
dan rohani setiap orang, yang akanmenunjang pembangunan bangsa yang kuat secara fisik
dan mental. Semakin jelasarti kesegaran jasmani apabila kita telaah dan tinjau sasaran dan
tujuan tersebut diatas, karena setiap pekerjaan akan meningkat produktivitasnya dan
meningkathasilnya bila pelakunya mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang tinggi. Seperti
yang telah dikatakan oleh Getchell dan Marshall (1984); Astrand dan Rodahl(1986); Budiarso
dkk (1992), dengan kesegaran jasmani yang baik, yang dapatdicapai oleh olahraga yang
teratur, merupaka salah satu faktor yang diperlukanuntuk meraih produktivitas kerja yang
tinggi, karena mampu mengatasi bebankerja yang diberikan kepadanya Kebugaran jasmani,
atau secara singkat disebutkebugaran, merupakan faktor utama bagi manusia untuk dapat
melaksanakanaktivitas sehari-hari dengan baik. Pengukuran tingkat kebugaran perlu
dilakukanterhadap peserta didik, karena upaya peningkatan dan pemeliharaan
kebugaran jasmani secara sistematis akan lebih mudah dilakukan melalui
sekolah.Peningkatan dan pemeliharaan khususnya bagi para peserta didik harus
diupayakanagar mereka selalu siap melalukan aktivitasnya tanpa merasa kelelahan.
Bagiperserta didik, kebugaran jasmani dapat meningkatkan prestasi belajar karenadengan
kebugaran yang baik, mereka akan lebih siap menerima pelajaran dan akanmenjadi generasi-
generasi yang sehat, bugar., dan cerdas. Tingkat kebugaran jasmani peserta didik perlu diukur
sebagai data evaluasi kondisi kebugaran pesertadidik. Berdasarkan gambaran tingkat
kebugaran tersebut maka dapat dilakukanupaya-upaya peningkatan yang terarah dan efektif.
Pengukuran kebugaran jasmanipeserta didik dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat
Tes KesagaranJasmani Indonesia (TKJI) untuk memperoleh gambaran tingkat kebugaran
jasmaniyang terdiri dari lima aspek, yaitu: kekuatan otot, kecepatan, daya tahan otot,
dayaledak otot, dan daya tahan jantung paru-paru.
Masalah penelitian
2.
Data kebugaran jasmani peserta didik yang digunakan selama ini, merupakan
hasilpengukuran yang dilakukan pada tahun 2005. Untuk itu perlu dilakukanpengukuran
kebugaran jasmani yang terbaru untk mengetahui kondisi peserta didik pada saat ini.
D.
TUJUAN PENELITIAN
1.
Mengetahui tingkat kebugaran jasmani peserta didik Indonesia pada jenjang SD,SMP, dan
SMA/SMK.
2.
Melaksanakan pengukuran kebugaran jasmani peserta didik pada jenjang SD,SMP, dan
SMA/SMK.
E.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Mendapatkan gambaran tingkat kebugaran jasmani peserta didik SD, SMP,SMA/SMK tahun
2011.
2.
Tinjauan Pustaka
physical fitness.
Selain itu ada juga yang menterjemahkan samapta jasmani (Anon,1971 b), kemampuan
jasmani (Radioputro, 1974), dan kesegaran fisik (Effendi,1983). Walaupun telah
diterjemahkan dengan istilah yang berbeda-beda, namunpada dasarnya mengandung arti yang
sama yakni kemampuan fisik seseoranguntuk melaksanakan tugasnya. Selanjutnya dalam
tulisan ini digunakan istilahkesegaran jasmani yang sesuai dengan istilah yang digunakan
dalam GBHN.
Kata
fitness
artinya kemampuan dan kecocokan, sedangkan
physical fitness
artinya kesehatan jasmani (Echols dan Shadely, 1982).
Fitness
(kesegaran)merupakan perasaan segar yang dirasakan seseorang dan mempunyai arti
luas,yakni sebagai
total fitness
. Manusia itu terdiri dari jasmani dan rohani.
Total fitness
dimaksud sebagai kesegaran manusia menyeluruh, terdiri dari: kesegaran fisik,kesegaran
mental, dan kesegaran sosial.
Kesegaran jasmani selalu dikaitkan dengan kemampuan kerja, dan sampaisekarang istilah ini
belum disepakati. Untuk menjawab pertanyaan: apakahkesegaran jasmani itu ? sampai
sekarang jawaban yang diperoleh bermacam-macam.
1.
a.
b.
c.
Kelincahan, yakni kemampuan untuk bereaksi secara tangkas dengan gerakanyang gesit dan
terkendali.
d.
Kekuatan, yakni kemampuan tangan, kaki atau togok untuk menggunakan tenaga.
e.
Daya (power), yakni kapasitas tubuh untuk mengeluarkan sejumlah besar tenagadalam suatu
pengerahan kekuatan yang mendadak.
f.
Daya tahan, yaitu kualitas yang memungkinkan tubuh melangsungkan selamamungkin suatu
usaha yang menggunakan otot dalam kondisi erobik.
and
body control.
Sedangkan physical working capacity(kapasitas kerja fisik) terdiri dari elemen-elemen
sebagai berikut:
muscular strength, endurance and efficiency of cardiovascular
dan respiratory
Menurut Hebbelinch (1984), kesegaran jasmani dikelompokkan dalam limakomponen utama,
yaitu:
1.
Kekuatan otot:
a.
b.
2.
Koordinasi:
a.
b.
3.
Bangun tubuh:
a.
b.
c.
Tipe tubuh;
d.
Pertumbuhan, kematangan;
e.
Status gizi;
f.
4.
Daya tahan;
a.
b.
5.
Kecepatan:
a.
Keseluruhan tubuh;
b.
Komponen kesegaran jasmani yang dikemukakan oleh Larson dan Jacom(1951), berdasarkan
penelitian yang dilakukan dalam rangka pembinaan fisik,terdiri dari 10 komponen, yakni:
1.
2.
Kekuatan dan daya tahan otot;
3.
5.
Kelentukan;
6.
Kecepatan;
7.
8.
Koordinasi;
9.
Keseimbangan;
10.
Ketepatan.
Kesegaran dibagi menjadi tiga tingkatan (Clarke, 1961 dan Baumgartner,1975, Sitasi
Sardjono dkk. 1992) ialah sebagai berikut:
1.
a.
b.
Daya tahan otot (muscular endurance);
c.
2.
a.
b.
Kelincahan (agility);
c.
Kecepatan (speed);
d.
Keseimbangan (balance).
3.
Kemampuan gerak umum (general motor ability), terdiri atas komponen-komponen motor
fitness ditambah dengan koordinasi mata dan kaki sertakoordinasi mata dan tangan.
Fungsi Kesegaran Jasmani
Sejak diciptakan-Nya, tidak dapat disangkal bahwa manusia harus terus-menerus bergerak
aktif ataupun bekerja untuk kelangsungan hidup. Seseorangdapat melakukan pekerjaannya
dengan baik, bila ia mempunnyai cukup kekuatan,daya tahan, keterampilan untuk melakukan
pekerjaan yang dihadapinya. Di lainpihak kesempurnaan kerja faal seperti asam untuk
pembakaran, pencernaanmakanan, pernapasan, akan menentukan kekuatan dan daya tahan
otot dalampelaksaan suatu bentuk gerak dan kerja.
Kesegaran jasmani mempunyai fungsi untuk menunjang kesanggupan dankemampuan setiap
manusia, yang berguna dalam mempertinggi produktivitas kerja(Anon, 1971 a; Anon 1991).
Ini berarti bahwa makin tinggi status kesegaran jasmani seseorang semakin tinggi pula daya
kerja orang tersebut.. hal ini sesuaidengan hasil penelitian yang dilakukan terhadap industri-
industri di Amerika, yangmenyimpulkan bahwa pegawai-pegawai yang diberikan program
latihankesegaran jasmani ternyata menjadi pekerja yang segar, mempunyai performanceyang
tinggi, produktif dalam pekerjaan, mempunyai sikap yang positif terhadapsesama pekerja,
kurang absen dan lebih kreatif (Bucher, 1979).
Fungsi umum physical firness atau kesegaran jasmani ialah untuk mengembangkan kekuatan,
kemampuan, kesanggupan, daya kreasi dan daya tahansetiap manusia yang berguna untuk
mempertinggi daya tahan kerja dalampembangunan dan pertahanan bangsa dan Negara
(Anon, 1972).
Physical fitness mempunyai fungsi yang berarti bagi perorangan dalammenyelesaikan tugas-
tugas hidupnya, juga physical fitness berfungsi bagiseseorang dalam pengabdiannya dalam
masyarakat (Mulyono, 1980).
Kesegaran jasmani menjadi salah satu tolak ukur fungsi faal tubuh yangternyata mempunyai
kaitan erat dengan kemapuan kerja, produktivitas maupunperasaan sehat (Suharto, 1988).
Cooper (1982 a) menyatakan bahwa, suatu hubungan yang pasti telahditemukan antara
kesegaran jasmani dengan ketabahan mental dan kstabilan emosi.Selanjutnya melalui
penelitian Cooper (1982 b) terhadap perwira-perwiraAngkatan Udara Amerika dalam
pendidikan, ternyata diperoleh korelasi yangtinggi antara kesegaran jasmani dan prestasi
akademik, dimana perwira yangmendapat skor tertinggi dalam test kesegaran jasmani lari 12
menit juga mendapatangka terbaik dalam prestasi akademik.
B.
1.
Latihan Jasmani
a.
Nutrition;
c.
Dental Service;
d.
Exercise;
e.
Statistiflying Work;
f.
g.
Tujuh jalur yang telah dikemukakan di atas, tercakup dalam tiga unsurpembinaan kesegaran
jasmani ialah:
a.
Unsur kesehatan, yang mengarahkan pada pembentukan manusia yang sehat tubuhnya
Keolahragaan, yang menekankan pada latihan olahraga dalam pengembanganpotensi secara
luas.
c.
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penelitian dalammengumpulkan data
penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:136). Metode penelitianyang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey tes. Langkah-langkahpenelitian adalah serangkaian
proses penelitian dimana penelitian yaitu merasamenghadapi masalah, dan berupaya untuk
memecahkan masalah, setelah masalahditemukan jawabannya dari lapangan, maka pada
tahap selanjutnya peneliti akanmengambil keputusan yang berupa kesimpulan yang terkait
dengan hasil penelitianyang ditemukan, sehingga mampu menjawab hipotesis penelitian yang
diajukan.Apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak berdasarkan hasil penelitian
tersebut,kalau hasil hipotesis diterima., berarti data yang diperoleh dari lapangan
setelahdianalisis menunjukan adanya dukungan yang signifikan, sebaliknya
hipotesispenelitian ditolak apabila data penelitian yang diperoleh dari lapangan
setelahdilakukan analisis tidak mendukung terbuktinya hipotesis penelitian yang diajukan.
POPULASI
I.
SAMPEL
Siswa dan siswi SD, SMP, SMA DAN SMK kota Pontianak dan kabupatenPontianak.
J.
TEMPAT PENELITIAN
Tempat penelitian siswa SD, SMP, SMA/SMK se Kabupaten Pontianak di StadiunMpu
Daeng Manambon.
b.
K.
ALAT-ALAT PENELITIAN
1.
Pluit
2.
Nomor Dada
3.
Lintasan
4.
Matras
5.
Ring Full Up
6.
Stopwatch
3 komentar
lanjutan dari bagian 1
KOMPONEN KEBUGARAN JASMANI
Komponen Kebugaran Jasmani secara anatomis terdiri dari: Ergo-sistema I (ES-I) danErgosistema II (ES-
II).ES-I terdiri dari:- Kerangka dengan persendiannya- Otot- Saraf ES-II terdiri dari:- Darah dan cairan tubuh-
Perangkat pernafasan- Perangkat kardiovaskularKomponen Kebugaran Jasmani secara fisiologis adalah
fungsi dasar dari komponen-komponenanatomis tersebut di atas yaitu:Fungsi dasar ES-I yang wujudnya
adalah:- flexibilitas- kekuatan dan daya tahan otot- fungsi koordinasi saraf Fungsi dasar ES-II yang wujudnya
adalah:- daya tahan umum, sering juga disebut sebagai daya tahan kardio-respirasi
secara fungsional,ES-I mewujudkan:- kapasitas anaerobik yang merupakan faktor pembatas kemampuan
maximal primer.Sedangkan ES-II mewujudkan:- kapasitas aerobik (VO2 max) yang merupakan faktor
pembatas kemampuan maximal sekunder.
TES KEBUGARAN JASMANI
Hakekat Tes Kebugaran Jasmani adalah mengukur kemampuan fungsi-onal maximal yangdimiliki
seseorang pada saat dilakukan pengukuran. Kemampuan fungsional diukur dari besarankemampuan gerak
yang dapat dilakukan. Besaran kemampuan gerak ditentukan olehkemampuan tubuh menghasilkan daya
(energi). Apabila tubuh dapat menghasilkan daya dalam jumlah besar, maka ia pun dapat
menghasilkan daya dalam jumlah kecil, tetapi tidak berartisebaliknya (jika daya yang dihasilkan
oleh tubuh dalam jumlah kecil/sedikit maka besarankemampuan gerak tidak bisa menjadi besar/tinggi)!
Apabila kemampuan menghasilkan dayaadalah besar, maka berarti ia dapat mewujudkan gerak/kerja dengan
intensitas yang besar dandurasi yang lama.Contohnya :
Seseorang yang mempunyai VO2 max tinggi (mis. 70 ml/kg BB/men.) maka ia mampumelakukan
kerja/latihan dalam waktu yang lama, dan tentu saja sangat mampu melakukannya(dengan intensitas yang
sama) jika durasinya hanya singkat. Tetapi tidak sebaliknya, misalnya jika VO2 max-nya lebih rendah
(mis. hanya 40 ml/kg BB/men) maka pada besaran intensitastersebut di atas durasi gerakannya akan
menjadi sangat terbatas (sangat singkat).
Seseorang yang mampu melakukan Squat maksimal 200 kg (1 RM) akan berbeda jikadibandingkan dengan
yang hanya mampu melakukan Squat maksimal 100 kg (1 RM)
Dalam kaitan dengan intensitas dan durasi ini terdapat tata hubungan fisiologis khusus yaitu:Bila intensitas
gerak/kerja tinggi (besar), maka durasi gerak/kerja adalah pendek/singkat. Makintinggi intensitas
gerak/kerjanya, makin singkat durasinya. Jadi kalau mau memperpanjang durasigerak/kerja, maka intensitas
tidak boleh terlalu tinggi.Kemampuan manusia menghasilkan daya terjadi melalui 2 mekanisme yaitu
mekanismeanaerobik (tanpa menggunakan O2) dan mekanisme aerobik (dengan menggunakan
O2).Intensitas gerak/kerja tergantung pada besar daya yang dihasilkan oleh mekanisme
olahdaya(metabolisme) anaerobik. Makin besar daya yang dapat dihasilkan oleh mekanisme
olahdayaanaerobik, makin besar intensitas gerak/kerja yang dapat diwujudkan. Pembentukan daya
secaraanaerobik diwujudkan melalui 2 (dua) mekanisme yaitu mekanisme anaerobik yang
tanpamenghasilkan asam laktat (anaerobik alaktasid) dan mekanisme anaerobik yang menghasilkanasam
laktat (anaerobik laktasid).Pada tes Kebugaran Jasmani, daya dari mekanisme anaerobik alaktasid
dipergunakan untuk mewujudkan gerakan-gerakan ledak (explosive) maximal.Contoh gerakan-gerakan
ledak :
vertical jump,
standing broad jump,
sprint 30 M maximal.
Lempar bola medis (3 kg)
dan sejenisnya.Daya dari mekanisme anaerobik laktasid dipergunakan untuk mewujudkan gerakan-gerakan
dayatahan anaerobik (anaerobic endurance/ stamina).Contoh:
Lari dengan kecepatan maximal selama antara 1-2 menit.
Lari kijang (speed bound) 300 meter.
Berenang dengan kecepatan maksimal 200 meter.
Push ups dengan irama cepat selama 1 menit.
Lompat tinggi angkat paha dengan irama cepat selama 1 menit 30 detik.
dan sejenisnya.Dalam lingkup kemampuan anaerobik, kepentingan fungsional (peran) anaerobik alaktasid
dananaerobik laktasid adalah setara. Kapasitas anaerobik merupakan faktor pembatas kemampuanmaximal
primer oleh karena bila seluruh kapasitas anaerobik telah habis terpakai maka olahragatidak mungkin dapat
dilanjutkan, karena telah terjadi kelelahan yang mutlak (exhaustion), yaitukarena jumlah asam laktat di dalam
tubuh tidak dapat ditoleransi lagi oleh tubuh. Kepentinganfungsional kemampuan anaerobik dan aerobik
adalah juga setara. Oleh karena itu untuk memperoleh nilai Kebugaran Jasmani cara penghitungannya adalah
sebagai berikut:1. Tentukan nilai Kemampuan Anaerobik alaktasid dan Anaerobik laktasid2. Hitung nilai
kemampuan Anaerobik dengan menjumlahkan nilai kemampuan Anaerobik alaktasid dan nilai kemampuan
Anaerobik laktasid kemudian dibagi 2 (dua)3. Tentukan nilai Kemampuan Aerobik 4. Nilai Kebugaran
Jasmani adalah jumlah kemampuan Anaerobik dan kemampuan Aerobik
dibagi 2 (dua).Agar nilai-nilai tersebut di atas dapat dijumlahkan, nilai-nilai tersebut harus diubah dulu menjadiT-
score.Rumus penghitungannya menjadi sebagai berikut:[½ (anaerobik alaktasid + anaerobik laktasid) + aerobik]/2Dalam
hubungan dengan tes kebugaran jasmani, perlu diketahui tata-hubungan fungsional antaraES-I dengan ES-II, yang dalam
perwujudan fungsionalnya adalah tata-hubungan antara kapasitasanaerobik dengan kapasitas aerobik. Aktivitas ES-I
akan merangsang ES-II untuk menjadi aktif,yang selanjutnya aktivitas ES-II mendukung kelangsungan aktivitas ES-I, artinya
tidak mungkinterjadi ES-II menjadi aktif tanpa adanya aktivitas ES-I (rangsangan dari ES-I). Sebaliknya tidak mungkin
terjadi ada aktivitas ES-I dalam durasi yang panjang tanpa dukungan ES-II.Besar olahdaya (metabolisme) anaerobik
menunjukkan tingginya intensitas aktivitas ES-I (=intensitas kerja/ olahraga) yang sedang terjadi/ dilakukan, yang
merupakan indikator mengenaitingginya kebutuhan atau tuntutan akan O2, sedangkan besar olahdaya aerobik
menunjukkanberapa besar olahdaya anaerobik yang dapat diimbangi, yang berartiberapa besar kemampuanES-II untuk
memasok O2 pada saat itu.Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa besar olahdaya aerobik yang terjadi
ditentukanoleh besar rangsangan dari olahdaya anaerobik. Hal ini berartibahwa besar olahdaya aerobik (besar pasokan
O2) yang terjadi tidak mungkin melebihi besar olahdaya anaerobik (besartuntutan akan O2) yang sedang berlangsung,
kecuali pada pemulihan total atau parsial. Lebihlanjut dapat dikemukakan bahwa faktor pembatas kapasitas anaerobik
adalah kemampuan otot(dalam kondisi fungsi ES-I lainnya normal), sedangkan faktor pembatas kapasitas aerobik
adalahkemampuan jantung (juga dalam hal fungsi komponen-komponen ES-II lainnya adalah normal).Di bawah ini
adalah bagan mengenai Olahdaya selengkapnya
serta biokimianya. Lagi pula terdapat tingkat karakteristik khusus yang selalu mengalami
perubahanmelalui pertumbuhan dam perkembangan. Pengaruh kekuatan dan adanya motivasi
dapat digunakanuntuk mengukur kesegaran seseorang dan dapat dapat dilakukan secara
sederhana.Suharto, dkk. (200: 1) menyatakan bahwa segaran jasmani adalah kemampuan
seseorang untukmelakukan tugas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang
berarti.Kesegaran jasmani hakekatnya berkaitan dengan kondisi fisik seseorang dalam
melaksanakan tugassehari-hari secara efisien dalam watu yang relatife lama tanpa mengalami
kelelahan yang berarti danmasih memiliki cadangan tenaga untuk melakukan akt
ivitas lainnya. Menurut President’s Council On
Physical Fitness and Sport menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan utnuk
menlakukankegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kewaspadaan tanpa mengalami
kelelahan yang berartidan masih cukup energy untuk bersantai pada waktu luang dan
manghadapi hal-hal yang sifatmyadarurat (Iskandar Z. Adisapoetra, dkk., 1999: 4)Kesegaran
jasmani dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: (1) kesegaran jasmani statis (static), artinya
adalahkeadaan yang terbebas dari kecacatan dan penyakit, (2) kesegaran jasmani dinamis
atau fungsional,artinya kemampuan untuk melakakukan pekerjaan fisik yang berat, dan (3)
kesegaran jasmaniketerampilan motorik, artinya adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan koordinasi yang kompleks(http://www.pikiran rakyat.com.2004). Menurut Rusli
Lautan (1999:62) kesegaran jasmani memiliki 2 aspek, yaitu: (1) kesegaran yang
berkaitandengan kesehatan, dan (2) kesegaran yang berkaitan dengan performance. Adapun
pendapat lain yangdikemukakan oleh Iskandar Z. Adisapoetra, dkk. (1999: 62) kesegaran
jasmani terdiri atas 2 komponendan yang paling berkaitan, yaitu kesegaran statis (static
fitness) dan kesegaran dinamis (dynamicfitness). Kesegaran dinamis dibagi menjadi 2
kategori, yaitu (1) kesegaran jasmani yang berhubungandengan kesehatan (health related
fitness), dan (2) kesegaran jasmani yang berhubungan denganketrampilan (skill related
fitness). Komponen-komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengankesehatan
diperlukan oleh karyawan, tenaga kerja dan masyarakat, selain itu
mempertahankankesehatan, mengatasi stress lingkungan, juga untuk melakukan aktifitas
sehari-hari. Adapun komponenkesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan
diperlukan oleh karyawan, tenaga kerja dammasyarakat untuk melakukan aktifitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dan kemandirian berupakegiatan sehari-hari.Kesegaran jasmani
dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu (1) berlatih dengan teratur, (2) factorgenetic, dan (3)
kecukupan gizi. Antara kesehatan dan keegaran jasmani itu ada kaitannya. Seseorangyang
memiliki kebugaran jasmani yang baik, sudah tentu dia akan memiliki derajat kesehatan yang
baik(Rusli Lautan, 1999: 61).2. Pengertian Kebugaran JasmaniAda pun Pengertian
Kebugaran Jasmani Menurut Beberapa Pakar adalah sebagai berikut ini :Menurut R.S Hadi
Sanjaya (1993 : 1) Kebugaran Jasmani atau dalam bahasa inggrisnya physical fitnessadalah
kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan berat sehari-hari dengan mudah tanpa
rasalelah dan mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang atau
untukkeperluan yang sewaktu-waktu dapat digunakan. Menurut Djoko Pekik Irianto (2000 :
2¬) Kebugaranfisik (physical fitness) kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-
hari secara efisien tanpatimbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati
waktu luangnya. Kebugaran Jasmaniadalah kemampuan seseorang untuk melakukam tugas
sehari-hari dengan penuh kesungguhan dan
tanggung jawab, tanpa memiliki rasa lelah dan penuh kesungguhan untuk menikmati
penggunaan waktuluang dan menghadapi berbagai bahaya dimasa mendatang (Muhammad
Ichsan, 1988 : 52).Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan
tugas pekerjaan sehari-haritanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk dapat mencapai
kondisi kesegaran jasmani yangprima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang
melibatkan komponen kesegaran jasmani denganmetode latihan yang benar.
( http://www.growtall.com/growth-charts2.htm). Kondisi tubuh yang berhubungan dengan
kemampuan dan kesanggupan seseorang untuk melaksanakansuatu kegiatan dengan
menggunakan kekuatan, daya kreasi dan daya tahan dengan efisiensi tanpamenimbulkan
kelelahan yang berarti. Disadari atau tidak kebugaran jasmani merupakan salah
satukebutuhan hidup manusia. Karena kebugaran jasmani senyawa dengan hidup manusia.
Kebugaran jasmani akan memberikan corak hidup manusia (Depdikbud, 1996 : 3). Menurut
Engkos Kosasih (1985 :10) Kebugaran Jasmani adlah suatu keadaan seseorang yang
mempunyai kekuatan (strength)kemampuan (ability), kesanggupan dan daya tahan untuk
melakukan pekerjaan dengan efisien tanpakelelahan yang berarti. Kebugaran Jasmani adalah
kemempuan tubuh seseorang untuk melakukan tugassehari-hari tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1996 : 1). Menurut Arma Abdoellahdan Agus Manadji
(1994 : 146) Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari
dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan dan dengan penuh energi melakukan
danmenikmati kegiatan waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang.
Menurut SadosoSumosardjuno (1996 : 9) Kebugaran Jasmani adalah kemampuan untuk
menunaikan tugas sehari-haridengan gampang tanpa rasa lelah yang berlebihan, serta masih
mempunyai sisa atau cadangan tenagauntuk menikmati waktu senggang dan untuk keperluan
yang mendadak.Menurut Junusul Hairy yang dikutip dari Charles T. Kuntzleman (1989 : 9)
Kebugaran Jasmani adalahkemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan
penuh kewaspadaan, tanpamengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup
untuk menikmati waktu senggang danmenghadapi hal-hal yang darurat yang tak terduga
sebelumnya. Kebugaran Jasmani (physical fitness)merupakan satu aspek fisik dari kebugaran
menyeluruh (total fitness). Kebugaran jasmani disebut jugakesegaran jasmani atau
kesempatan jasmani. Istilah kesegaran sering disebut untuk menyebut benda,sedangkan
kesempatan jasmani sering dipakai dikalangan militer. Dalam pembentukan
jasmanidigunakan istilah kebugaran jasmani (Suharjana, 2004 : 3). Menurut Wahjoedi (2003 :
26) KebugaranJasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari
dengan giat, mudah,efisien, dan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta dengan
cadangan energy yang tersisa masihmampu untuk menikmati waktu luang dan menghadapi
hal-hal yang tidak terduga.
Rumusan Masalah1. Apa Pengertian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia?2. Apa saja komponen
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia?3. Bagaimana prosedur masing-masing komponen TKJI?4.
Bagai mana prosedur tes kesegaran jasmani untuk usia 13-15 tahun ( siswa SMP) ?C. Tujuan
Pembahasan1. Untuk menjelaskan Pengertian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia2. Untuk
menjelaskan Komponen Tes Kesegaran Jasmani Indonesia3. Untuk menjelaskan bagaimana
prosedur masing-masing komponen TKJI4. Untuk menjelaskan prosedur tes kesegaran
jasmani untuk usia 13-15 tahunD. Manfaat Pembahasan1. Agar kita tahu tentang Pengertian
Tes dan Pengukuran Olahraga2. Agar kita tahu tentang Komponen Kondisi Fisik3. Agar kita
tahu tentang Macam-macam tes4. Agar kita tahu tentang Bagaimana Prosedur Masing-
Masing Jenis Tes5. Agar kita tahu tentang beberapa Tes yang ada Dalam Cabang Olahraga
Sepak BolaBAB IITES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)
Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 “ Tes Kesegaran
Jasmani
Indonesia
“ (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen / alat tes yang berlaku di seluruh
wilayah Indonesia karena TKJI disusun dan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. TKJI
dibagi dalam4 kelompok usia, yaitu : 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun.
Akan tetapi padahandout ini akan dibahas TKJI pada kelompok usia 13-15 tahun dan 16-19
tahun.Sebelum terjun ke sekolah-sekolah untuk melaksanakan tugas matakuliah Tes dan
Pengukuran Penjasdengan melakukan tes kesegaran jasmani pada siswa-siswi, maka
diharapkan mahasiswa dapatmemahami dengan baik peraturan dan tata cara pelaksanaan
TKJI sehingga diharapkan hasil tes yangdiperoleh adalah benar dan dapat dipercaya.A.
Rangkaian TesTes kesegaran jasmani Indonesia terdiri dari :1. Untuk putra terdiri dari :a. lari
50 meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun)b. gantung angkat tubuh (pull up) selama
60 detikc. baring duduk (sit up) selama 60 detikd. loncat tegak (vertical jump)e. lari 1000
meter (usia 13-15 tahun) / lari 1200 (usia 16-19 tahun)2. Untuk putri terdiri dari :a. lari 50
meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun)b. gantung siku tekuk ( tahan pull up)
selama 60 detikc. baring duduk (sit up) selama 60 detikd. loncat tegak (vertical jump)e. lari
800 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1000 (usia 16-19 tahun)B. Kegunaan TesTes kesegaran
jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani
remaja (sesuai kelompok usia masing-masing).C. Alat dan Fasilitas
1. Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin2. Stopwatch3. Bendera start4. Tiang
pancang5. Nomor dada6. Palang tunggal untuk gantung siku7. Papan berskala untuk papan
loncat8. Serbuk kapur9. Penghapus10. Formulir tes11. Peluit12. Alat tulis dllD. Ketentuan
TesTKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan
secaraberurutan, terus- menerus dan tidak terputus dengan memperhatikan kecepatan
perpindahan butir teske butir tes berikutnya dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes
dalam TKJI bersifat baku dantidak boleh dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan tes
sebagai berikut :Pertama : Lari 50 meter (usia 13-15 tahun) / 60 meter (usia 16-19
tahun)Kedua : - gantung angkat tubuh untuk putra (pull up)- gantung siku tekuk untuk putri
(tahan pull up)Ketiga : Baring duduk (sit up)Keempat : Loncat tegak (vertical jump)Kelima :
- Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / 1200 meter (usia 16-19 tahun)- Lari 800 meter (usia
13-15 tahun) / 1000 meter (usia 16-19 tahun)E. Petunjuk Umum
Pesertaa. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tesb. Diharapkan sudah makan
maksimal 2 jam sebelum tesc. Memakai sepatu dan pakaian olahragad. Melakukan pemanasan
(warming up)e. Memahami tata cara pelaksanaan tesf. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu /
lebih dari tes maka tidak mendapatkan nilai / gagal.2. Petugasa. Mengarahkan peserta untuk
melakukan pemanasan (warming up)b. Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat
petugasc. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan tes dan
mengijinkan merekauntuk mencoba gerakan-gerakan tersebut.d. Memperhatikan kecepatan
perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya dengan temposesingkat mungkin dan
tidak menunda waktue. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu butir
tes atau lebihf. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per butir tesF.
Petunjuk Pelaksanaan Tes1. Lari 50 / 60 Metera. TujuanTes ini bertujuan untuk mengukur
kecepatanb. Alat dan Fasilitas1) Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan,
berjarak 50 / 60 meter2) Bendera start3) Peluit 4)
Tiang pancang5) Stop watch6) Serbuk kapur7) Formulir TKJI8) Alat tulisc. Petugas Tes1)
Petugas pemberangkatan2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tesd. Pelaksanaan1)
Sikap permulaaanPeserta berdiri dibelakang garis start2) Gerakana) pada aba-
aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari
b) pada aba-
aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish
3) Lari masih bisa diulang apabila peserta :a) mencuri startb) tidak melewati garis finishc)
terganggu oleh pelari lainnyad) jatuh / terpeleset4) Pengukuran waktuPengukuran waktu
dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pelari melintasigaris Finish
Pencatat hasil1) hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 /
60 meter dalamsatuan detik2) waktu dicatat satu angka dibelakang koma2. Tes Gantung Angkat
Tubuh untuk Putra, Tes Gantung Siku Tekuk untuk Putria) TujuanTes ini bertujuan untuk mengukur
kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahub) Alat dan fasilitas1) lantai rata dan bersih2) palang
tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggianpeserta. Pipa pegangan
terbuat dari besi ukuran ¾ inchi3) stopwatch4) serbuk kapur atau magnesium karbonat5) alat tulisc)
Petugas tes1) pengamat waktu2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasild) Pelaksanaan Tes
Gantung Angkat Tubuh 60 detik (Untuk Putra)1) Sikap permulaanPeserta berdiri di bawah palang
tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palangtunggai selebar bahu (gambar 3). Pegangan telapak
tangan menghadap ke arah letakkepala2) Gerakan (Untuk Putra)a) Mengangkat tubuh dengan
membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu
menyentuh atau berada di atas palang tunggal (lihat gambar 4) kemudiankembali ké sikap
permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali.b) Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala
sampai ujung kaki tetáp merupakan satu garis lurus.c) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang,
tanpa istirahat sebanyak mungkin selama 60 detik.3) Angkatan dianggap gagal dan tidak
dihitung apabila:a) pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayunb)
pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggalc) pada waktu kembali
ke sikap permulaan kedua lengan tidak luruse) Pencatatan Hasil1) yang dihitung adalah
angkatan yang dilakukan dengan sempurna.2) yang dicatat adaiah jumlah (frekuensi)
angkatan yang dapat dilakukan dengansikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik.3)
Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini, walaupun telah berusaha,
diberi nilainol (0).f) Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk ( Untuk Putri)Palang tunggal
dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta.1) Sikap permulaanPeserta berdiri
di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggalselebar bahu.
Pegangan telapak tangan menghadap ke arah kepala2) GerakanDengan bantuan tolakan
kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai dengan mencapai sikapbergantung siku tekuk,
dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selamamungkin (dalam
hitungan detik)g) Pencatatan Hasil
b) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detike. Pencatatan Hasil1)
Gerakan tes tidak dihitung apabila :- pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak
terjalin lagi- kedua siku tidak sampai menyentuh paha- menggunakan sikunya untuk
membantu menolak tubuh2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat
dilakukan dengansempurna selama 60 detik3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini
diberi nilai nol (0)4. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)a. TujuanTes ini bertujuan untuk
mengukur daya ledak / tenaga eksplosif b. Alat dan Fasilitas1) Papan berskala centimeter,
warna gelap, ukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata atautiang. Jarak antara
lantai dengan angka nol (0) pada papan tes adalah 150 cm.2) Serbuk kapur3) Alat penghapus
papan tulis4) Alat tulisc. Petugas TesPengamat dan pencatat hasild. Pelaksanaan Tes1) Sikap
permulaana) Terlebih dulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk kapur /
magnesiumkarbonat
b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada pada sisikanan / kiri
badan peserta. Angkat tangan yang dekat dinding lurus ke atas,telapak tangan ditempelkan
pada papan skala hingga meninggalkan bekas jari.2) Gerakana) Peserta mengambil awalan
dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengandiayun ke belakang . Kemudian peserta
meloncat setinggi mungkin sambilmenepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga
menimbulkan bekasb) Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh
diselingi pesertalaine. Pencatatan Hasil1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak2)
Ketiga selisih hasil tes dicatat3) Masukkan hasil selisih yang paling besar5. Tes Lari 1000
meter (13-15 Tahun) / 1200 meter (16-19 Tahun) Untuk Putra danTes Lari 800 meter (13-15
Tahun) / 1000 meter (16-19 Tahun) Untuk Putria. TujuanTes ini bertujuan untuk mengukur
daya tahan jantung paru, peredaran darah danpernafasanb. Alat dan Fasilitas1) Lintasan lari2)
Stopwatch3) Bendera start4) Peluit
5) Tiang pancang6) Alat tulisc. Petugas Tes1) Petugas pemberangkatan2) Pengukur waktu3)
Pencatat hasil4) Pengawas dan pembantu umumd. Pelaksanaan Tes1) Sikap permulaanPeserta
berdiri di belakang garis start2) Gerakana) Pada aba-
aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari
b) Pada aba-
aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju garis finish
e. Pencatatan Hasil1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai
peserta tepatMelintasi garis finish2) Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik.
Contoh : 3 menit 12 detik maka ditulis 3’ 12”
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MasalahPendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secarakeseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada
pencapaiantujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,
tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan
berfikir kritis, stabilitasemosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui
kegiatan aktivitas jasmanidan olah raga.Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan motorik, kemampuanfisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-spritual-dansosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan danperkembangan yang seimbang.Pendidikan jasmani memiliki peran
yang sangat penting dalam mengintensifkanpenyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumurhidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan
pada siswa untuk terlibat langsung dalamaneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
bermain, dan berolahraga yang dilakukansecara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan
pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif
sepanjang hayat.Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan
berbagaiketerampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan / olahraga, internalisasi nilai-
nilai(sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat.
Pelaksanaannyabukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis,
namunmelibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan
dalampengajaran harus mendapatkan sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga aktivitas yang
dilakukandapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa
dapatmemperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang
menyenangkan,kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta
pemahamanterhadap gerak manusia.Namun kenyataan di lapangan dalam masa transisi perubahan
kurikulum dari kurikulum 1994menjadi kurikulum 2004 yang semula pendidikan jasmani dan
kesehatan dengan alokasi waktu 2 jam per minggu @ 40 menit, sekarang Pendidikan
Jasmani dengan alokasi waktu 3 jam perminggu @ 40 menit, masih banyak kendala dalam
menerapkan kurikulum tersebut. Hal inidisebabkan karena belum adanya sosialisasi secara
menyeluruh di jajaran pendidikan sehinggamasih banyak perbedaan penafsiran tentang pendidikan
jasmani utamanya dalam pembagianwaktu jam pelajaran.Adanya ruang lingkup mata pelajaran
pendidikan jasmani dalam kurikulum 2004 untuk jenjang
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA MA sebenarnya sangat membantu pengajar pendidikan jasmanidalam
mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan siswa. Adapun ruang lingkuppendidikan jasmani
meliputi aspek permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri / senam, aktivitas ritmik, aktivitas
ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas.Sesuai dengan karakteristik siswa SMP, usia 12
–
16 tahun kebanyakan dari mereka cenderungmasih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu
mengembangkan pembelajaran yang efektif,disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik
dan kebutuhan siswa. Pada masausia tersebut seluruh aspek perkembangan manusia baik itu kognitif,
psikomotorik dan afektif mengalami perubahan. Perubahan yang paling mencolok adalah pertumbuhan dan
perkembanganfisik dan psikologis.Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat
terlaksana sesuai denganpedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka
gurupendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.Untuk itu
perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran.Berdasarkan uraian di atas, penulis
melakukan penelitian dengan judul Upaya MeningkatkanKesegaran Jasmani melalui Pendekatan Bermain
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani SiswaKelas VIII D SMP Negeri 3 Kisaran Tahun Pelajaran
2007/2008
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat merumuskan masalahsebagai berikut :1.
Apakah pembelajaran pendidikan jasmani dengan model pembelajaran dengan pendekatanbermain tingkat
kesegaran jasmani siswa dapat meningkat?2. Seberapa besar peningkatan tingkat kesegaran jasmani siswa
setelah mengikuti modelppembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani
E. Tujuan Pendidikan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :1. Mengetahui perbedaan tingkat kesegaran jasmani
siswa yang diajar dengan modelpembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.2.
Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang diajardengan model
pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.F. Manfaat Hasil PenelitianHasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu :1. GuruUntuk meningkatkan kualitas
mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran sebagaiinovasi baru dalam proses pembelajaran2.
SiswaDengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalampembelajaran.
Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain3. SekolahHasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan
sekolah untuk mengembangkan modelpembelajaran.
Menurut Arasoo T.V (1986), ranah afektif menyangkut perasaan, moral dan emosi.
Perkembangan afektif siswa SMP/MTs mencakup proses belajar perilaku dengan orang lain atausosialisasi.
Sebagian besar sosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan orang lain.5. Model Pembelajaran
dengan Pendekatan BermainPendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani
yang dapatdiberikan di segala jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain
yangakan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu
harusdipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedangdijalani oleh
mereka.Model pembelajaran dengan pendekatan bermain erat kaitannya dengan perkembangan
imajinasiperilaku yang sedang bermain, karena melalui daya imajinasi, maka permainan yang
akanberlangsung akan jauh lebih meriah. Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, maka gurupendidikan
jasmani, sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswanya majinasitentang permainan yang
akan dilakukannya.6. Kesegaran JasmaniSadoso (1989 : 9) Kesegaran jasmani adalah keadaan atau
kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas atau tugas-tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa
mengalami kelelahanyang berarti dan masih mempunyai siswa atau cadangan tenaga untuk menikmati
waktusenggangnya untuk keperluan-keperluan lainnya.Komponen atau faktor kesegaran jasmani dan
komponen kesegaran motorik merupakan satukesatuan utuh dari komponen kondisi fisik. Agar seseorang
dapat dikategorikan kondisi fisiknyabaik, maka status komponen-komponennya harus berada dalam kondisi
baik pula. Adapunkomponen atau faktor jasmani adalah : kekuatan, daya tahan kelenturan.
.C. Hipotesis
Dari uraian di atas hipotesis penelitiannya adalah melalui pembelajaran dengan pendekatanbermain dalam
pendidikan jasmani tingkat kesegaran jasmani siswa dapat meningkat.
sekolah.Sebagaimana telah penulis sampaikan di depan, bahwa kelas VIII D merupakan kelas yangpaling
rendah dair hasil tes 2,4 km diantara 5 kelas yang ada di sekolah kami. Disamping itukelas ini juga sebagian
dari mereka kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dibandingkan dengan
kelas-kelas yang lainnya. Adapun tempat pelaksanaan kegiatannyaada yang dilaksanakan
dilapangan sekolah, gedung serba guna dan juga dilaksanakan dilapanganSTADION MUTIARA yang ada
lintasan larinya.2. Pelaksana TindakanPada setiap siklus diupayakan mulai dari awal kegiatan kita ciptakan
suasana yang menarik, kitahilangkan kesan bahwa aktivitas jasmani merupakan kegiatan yang membuat
lelah. Kita berikesempatan pada siswa mulai dari awal pemanasan dengan beraktivitas jasmani
sambilbersendau gurau, bernyanyi, biarkan sambil berteriak, yang pasti mereka harus beraktivitas baik secara
berpasangan atuapun berkelompok.Setelah mereka melakukan pemanasan sambil membuat lingkaran atau
dengan cara berkumpulyang menarik, kita beri penjelasan tentang kegiatan inti dengna pendekatan bermain.
Selanjutnyasetelah mereka memahami tentang tata cara bermainnya dibagi kelompok. Biarkan
merekabermain sekalipun ada yang sambil berteriak yang penting mereka senang. Tanpa mereka
sadarimereka telah melaksanakan aktivitas jasmani selama jam pelajaran berlangsung.Unsur pendidikan yang
di dapat adalah 1) unsur kognitif : melatih anak untuk dapat mencermatimedan dengan cepat, mengambil
keputusan dengan cepat dan tepat, memprediksi kegagalan,mengantisipasi permasalahan dengan cepat. 2)
Afektif : melatih anak untuk bersikap sportif, fairplay, bekerjasama, bersosialisasi 3) psikomotorik. Dengan
melakukan kegiatan aktivitas jasmanisambil bermain ini anak akan memiliki kemampuan motorik yang
tinggi, terdapat unsur-unsurendurance, flexibility, agality, speed, coordination, accuray.B. Hasil
PenelitianInstrumen tes yang digunakan adalah tes kesegaran jasmani dengan tes lari 2,4 km yang
seringdisebut juga Cooper test. Berikut ini adalah tabel tingkat kesegaran jasmani yang diambil dariCooper
test untuk umur 13
–
19 tahun.No Waktu tempuh Tingkat kesegaran jasmani putra1 Kurang dari 09,37 menit Istimewa2 08.38
–
09.40 menit Sangat baik 3 09.41
–
10.48 menit Baik 4 10.49
–
12.10 menit Sedang5 12.10
–
15.30 menit Kurang6 Lebih dari 15.31 menit Sangat kurangNo Waktu tempuh Tingkat kesegaran jasmani
putra1 Kurang dari 11.50 menit Istimewa2 11.50
–
14.30 menit Sangat baik 3 13.30
–
14.30 menit Baik 4 14.31
–
16.34 menit Sedang5 16.35
–
18.30 menit Kurang6 Lebih dari 18.31 menit Sangat kurang
Pelaksanakan tes lari jarak 2,4 km yaitu siswa berdiri dibelakang garis start setelah aba-
aba ”Ya”
siswa lari menempuk jarak 2,4 km secepat mungkin. Sekor yang dicatat adalah waktu tempuhlari jarak sejauh
2,4 km. Untuk menentukan kategori dari hasil tes tersebut digunakan tabelCooper test seperti tabel di atas.
Hasil tes lari 2,4 km sebelum dan sesudah diadakan tindakandengan pendekatan bermain untuk siswa kelas
VIII D adalah sebagai berikut:a. Kelompok PutraNo Sebelum(Jumlah siswa) Sesudah(Jumlah siswa) Tingkat
kesegaran jasmani1 - - Istimewa2 - Sangat baik 3 1 3 Baik 4 3 6 Sedang5 6 3 Kurang6 4 2 Sangat kurangb.
Kelompok PutriNo Sebelum(Jumlah siswa) Sesudah(Jumlah siswa) Tingkat kesegaran jasmani1 - -
Istimewa2 - - Sangat baik 3 - 1 Baik 4 3 6 Sedang5 6 5 Kurang6 9 6 Sangat kurangDari hasil tersebut di atas,
nampak sekali ada perbedaan. Dalam kegiatan pada sebelum diadakantindakan dengan pendekatan bermain
banyak anak yang cenderung pasif, tetapi setelah dibuatdengan model pembelajaran dengan pendekatan
bermain anak lebih termotivasi untuk beraktivitas jasmani. Hal ini disebabkan karena mereka dapat
melaksanakan aktivitas jasmanisambil bermain. Apabila pada siklus-siklus berikutnya pada setiap kegiatan
dibuat modelpembelajaran dengan pendekatan bermain pada aspek-aspek yang lain tentunya akan lebih
baik dan menguntungkan baik untuk pengajar maupun siswa. Karena dengan demikian stamina akantetap
terjaga sehingga tingkat kesegaran jasmaninya juga akan lebih meningkatBAB VPENUTUPA. Simpulan1.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang, salah satunyayaitu melalui
aktivitas jasmani. Dengan demikian pendidikan jasmani dapat digunakan sebagaibentuk kegiatan siswa dalam
upaya menjaga dan meningkatkan kesegaran jasmani.2. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
sangat diperlukan adanya model dan variasi
serta biokimianya. Lagi pula terdapat tingkat karakteristik khusus yang selalu mengalami
perubahanmelalui pertumbuhan dam perkembangan. Pengaruh kekuatan dan adanya motivasi
dapat digunakanuntuk mengukur kesegaran seseorang dan dapat dapat dilakukan secara
sederhana.Suharto, dkk. (200: 1) menyatakan bahwa segaran jasmani adalah kemampuan
seseorang untukmelakukan tugas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang
berarti.Kesegaran jasmani hakekatnya berkaitan dengan kondisi fisik seseorang dalam
melaksanakan tugassehari-hari secara efisien dalam watu yang relatife lama tanpa mengalami
kelelahan yang berarti danmasih memiliki cadangan tenaga untuk melakukan akt
ivitas lainnya. Menurut President’s Council On
Physical Fitness and Sport menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan utnuk
menlakukankegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kewaspadaan tanpa mengalami
kelelahan yang berartidan masih cukup energy untuk bersantai pada waktu luang dan
manghadapi hal-hal yang sifatmyadarurat (Iskandar Z. Adisapoetra, dkk., 1999: 4)Kesegaran
jasmani dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: (1) kesegaran jasmani statis (static), artinya
adalahkeadaan yang terbebas dari kecacatan dan penyakit, (2) kesegaran jasmani dinamis
atau fungsional,artinya kemampuan untuk melakakukan pekerjaan fisik yang berat, dan (3)
kesegaran jasmaniketerampilan motorik, artinya adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan koordinasi yang kompleks(http://www.pikiran rakyat.com.2004). Menurut Rusli
Lautan (1999:62) kesegaran jasmani memiliki 2 aspek, yaitu: (1) kesegaran yang
berkaitandengan kesehatan, dan (2) kesegaran yang berkaitan dengan performance. Adapun
pendapat lain yangdikemukakan oleh Iskandar Z. Adisapoetra, dkk. (1999: 62) kesegaran
jasmani terdiri atas 2 komponendan yang paling berkaitan, yaitu kesegaran statis (static
fitness) dan kesegaran dinamis (dynamicfitness). Kesegaran dinamis dibagi menjadi 2
kategori, yaitu (1) kesegaran jasmani yang berhubungandengan kesehatan (health related
fitness), dan (2) kesegaran jasmani yang berhubungan denganketrampilan (skill related
fitness). Komponen-komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengankesehatan
diperlukan oleh karyawan, tenaga kerja dan masyarakat, selain itu
mempertahankankesehatan, mengatasi stress lingkungan, juga untuk melakukan aktifitas
sehari-hari. Adapun komponenkesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan
diperlukan oleh karyawan, tenaga kerja dammasyarakat untuk melakukan aktifitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dan kemandirian berupakegiatan sehari-hari.Kesegaran jasmani
dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu (1) berlatih dengan teratur, (2) factorgenetic, dan (3)
kecukupan gizi. Antara kesehatan dan keegaran jasmani itu ada kaitannya. Seseorangyang
memiliki kebugaran jasmani yang baik, sudah tentu dia akan memiliki derajat kesehatan yang
baik(Rusli Lautan, 1999: 61).2. Pengertian Kebugaran JasmaniAda pun Pengertian
Kebugaran Jasmani Menurut Beberapa Pakar adalah sebagai berikut ini :Menurut R.S Hadi
Sanjaya (1993 : 1) Kebugaran Jasmani atau dalam bahasa inggrisnya physical fitnessadalah
kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan berat sehari-hari dengan mudah tanpa
rasalelah dan mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang atau
untukkeperluan yang sewaktu-waktu dapat digunakan. Menurut Djoko Pekik Irianto (2000 :
2¬) Kebugaranfisik (physical fitness) kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-
hari secara efisien tanpatimbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati
waktu luangnya. Kebugaran Jasmaniadalah kemampuan seseorang untuk melakukam tugas
sehari-hari dengan penuh kesungguhan dan
tanggung jawab, tanpa memiliki rasa lelah dan penuh kesungguhan untuk menikmati
penggunaan waktuluang dan menghadapi berbagai bahaya dimasa mendatang (Muhammad
Ichsan, 1988 : 52).Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan
tugas pekerjaan sehari-haritanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk dapat mencapai
kondisi kesegaran jasmani yangprima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang
melibatkan komponen kesegaran jasmani denganmetode latihan yang benar.
( http://www.growtall.com/growth-charts2.htm). Kondisi tubuh yang berhubungan dengan
kemampuan dan kesanggupan seseorang untuk melaksanakansuatu kegiatan dengan
menggunakan kekuatan, daya kreasi dan daya tahan dengan efisiensi tanpamenimbulkan
kelelahan yang berarti. Disadari atau tidak kebugaran jasmani merupakan salah
satukebutuhan hidup manusia. Karena kebugaran jasmani senyawa dengan hidup manusia.
Kebugaran jasmani akan memberikan corak hidup manusia (Depdikbud, 1996 : 3). Menurut
Engkos Kosasih (1985 :10) Kebugaran Jasmani adlah suatu keadaan seseorang yang
mempunyai kekuatan (strength)kemampuan (ability), kesanggupan dan daya tahan untuk
melakukan pekerjaan dengan efisien tanpakelelahan yang berarti. Kebugaran Jasmani adalah
kemempuan tubuh seseorang untuk melakukan tugassehari-hari tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1996 : 1). Menurut Arma Abdoellahdan Agus Manadji
(1994 : 146) Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari
dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan dan dengan penuh energi melakukan
danmenikmati kegiatan waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang.
Menurut SadosoSumosardjuno (1996 : 9) Kebugaran Jasmani adalah kemampuan untuk
menunaikan tugas sehari-haridengan gampang tanpa rasa lelah yang berlebihan, serta masih
mempunyai sisa atau cadangan tenagauntuk menikmati waktu senggang dan untuk keperluan
yang mendadak.Menurut Junusul Hairy yang dikutip dari Charles T. Kuntzleman (1989 : 9)
Kebugaran Jasmani adalahkemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan
penuh kewaspadaan, tanpamengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup
untuk menikmati waktu senggang danmenghadapi hal-hal yang darurat yang tak terduga
sebelumnya. Kebugaran Jasmani (physical fitness)merupakan satu aspek fisik dari kebugaran
menyeluruh (total fitness). Kebugaran jasmani disebut jugakesegaran jasmani atau
kesempatan jasmani. Istilah kesegaran sering disebut untuk menyebut benda,sedangkan
kesempatan jasmani sering dipakai dikalangan militer. Dalam pembentukan
jasmanidigunakan istilah kebugaran jasmani (Suharjana, 2004 : 3). Menurut Wahjoedi (2003 :
26) KebugaranJasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari
dengan giat, mudah,efisien, dan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta dengan
cadangan energy yang tersisa masihmampu untuk menikmati waktu luang dan menghadapi
hal-hal yang tidak terduga.