Anda di halaman 1dari 11

Dasar-Dasar Pembinaan Kondisi Fisik

Oleh Arie Asnaldi, S.Pd

A. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Dalam Pembinaan Kondisi


Fisik
Dalam rangka meningkatkan konstribusi olahraga sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka kegiatan olahraga yang
dilakukan tidak hanya sekedar memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat agar masyarakat Indonesia memiliki jiwa dan raga yang sehat dan segar
jasmani, tetapi lebih dari itu adalah untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam
kerja maupun olahraga. Prestasi olahraga bila ditinjau dari kepentingannya
memberikan dampak positif baik terhadap pribadi, maupun kelompok, bahkan
dapat mengharumkan nama bangsa dan negara.

Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, upaya untuk meningkatkan prestasi
olahraga perlu pendekatan ilmiah (scientific approach). Kegiatan olahraga sekarang
ini, tetapi juga ilmuan. Sehubungan dengan itu, Bompa (1990) memberikan
ilustrasi tentang pendekatan dan sintesis dalam beberapa disiplin ilmu untuk
mencapai prestasi olahraga, sesuai dengan bagan pada halaman berikut :
Bagan 1 : Ilmu-Ilmu penunjang yang memperkaya bidang ilmu pada teori dan
metodologi latihan (Bompa, 1990; 12)

Kualitas latihan tidak tergantung dari satu faktor saja melainkan dari bermacam-
macam faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai prestasi. Selain
kemampuan, bakat dan motivasi atlit itu sendiri, juga pengetahuan dan kepribadian
pelatih, fasilitas dan peralatan, penemuan dari ilmu yang membantu dalam
pertandingan (Bompa, 1990).
Latihan olahraga merupakan aktivitas yang sitematis dalam waktu yang lama,
ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada cirri-ciri fungsi
fisiologik dan psikologik manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dari hal tersebut terungkap fakta bahwa proses mencapai jenjang prestasi puncak
memerlukan waktu yang panjang dan perjuangan yang berat, sesuai dengan
tuntunan cabang olahraga yang ditekuni untuk mencapai suatu standar yang telah
ditentukan (Astrand dan Rodahl, 1986).
Morehause dan Miller (1971) yang dikutip oleh Bompa (1990) mengemukakan,
melalui latihan seseorang mempersiapkan dirinya untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam istilah fisiologisnya, seseorang mengejar tujuan perbaikan system organisme
dan fungsinya untuk mengoptimalkan tingkat kesegaran jasmani sehingga
berdampak positif terhadap prestasi dan penampilan olahraganya.
Latihan fisik dapat memberikan perubahan pada semua fungsi system tubuh.
Perubahan yang terjadi pada saat latihan berlangsung disebut Respons, sedangkan
perubahan yang terjadi akibat latihan yang teratur dan terprogram sesuai dengan
prinsip-prinsip latihan disebut Adaptasi. Terjadinya perubahan-perubahan fisiologis
akibat latihan fisik, berkaitan dengan penggunaan energi oleh otot, bentuk dan
metode serta prinsip-prinsip latihan yang dilaksanakan (Brooks dan Fahey,
1985).
Latihan fisik atau olahraga berpengaruh baik terhadap fungsi jantung. Akibat dari
latihan, bahwa pada waktu istirahat jumlah denyut nadi dalam 1 menit (denyut nadi)
pada orang yang terlatih lebih rendah dari pada yang tidak terlatih. Frekuensi nadi
40 – 60 pada olahragawan adalah suatu hal yang tidak jarang dijumpai Johnson
dan Nelson (1986).
Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kekuatan otot,
sedangkan kekuatan otot merupakan modal untuk mempermudah mempelajari
teknik, mencegah terjadinya cedera dan dapat mencapai prestasi maksimal. Untuk
mengetahui kemajuan suatu latihan fisik Johnson dan Nelson (1986)
mengemukakan, perlu dilakukan tes dan pengukuran sebagai suatu parameter
kemampuan fisik (parameter fisiologis).
B. Komponen Dasar Kondisi Fisik
Dalam membuat program latihan, seorang pelatih harus mempersiapkan faktor fisik,
teknik, taktik dan kejiwaan, karena keempat faktor tersebut saling berhubungan satu
dengan yang lainnya (Bompa, 1990). Seperti bagan berikut :

Bagan 2 : Piramida Faktor-Faktor Latihan (Bompa, 1990 : 5)


Berdasarkan bagan di atas, kondisi fisik merupakan persiapan dasar yang paling
dominan untuk dapat melakukan penampilan fisik secara maksimal. Komponen
dasar kondisi fisik ditinjau dari konsep muskular meliputi ; daya tahan (Endurance),
kekuatan (strength), daya ledak (power), kecepatan (velocity/speed), kelentukan
(flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), dan koordinasi
(coordination). Ditinjau dari konsep metabolic terdiri dari aerobik (aerobic power)
dan daya anaerobic (anaerobic power) (Bompa, 1977; Astrand dan Rodahl,
1986 ; Ruschall, 1980).
Dari komponen-komponen dasar kondisi fisik tersebut di atas, perlu mendapatkan
latihan yang sesuai dengan porsinya, karena komponen tersebut mempunyai
perbedaan dalam system enersi, bentuk gerakan, metode latihan, beban latihan dan
lain sebagainya yang digunakan pada berbagai kegiatan olahraga (Fox, 1988).
Sesuai dengan motto olimpiade modern “Citius-Fortius” (makin cepat-makin tinggi-
makin kuat), sangat ditentukan dari kinerja kemampuan kondisi fisik.
C. Pembinaan Kondisi Fisik
Tujuan pembinaan kondisi fisik tergantung dari kondisi maupun keterampilan dari
seseorang, seperti untuk pembinaan kesegaran atau kebugaran jasmani seseorang,
meningkatkan kemampuan biomotorik yang dominan dibutuhkan terhadap
peningkatan prestasi dari cabang olahraga yang digeluti. Dalam menentukan tujuan
pembinaan kondisi fisik perlu diperhatikan dasar-dasar latihan antara lain adalah :

1. Untuk meningkatkan perkembangan fisik pada umumnya (multi lateral phsical


development).
Kondisi fisik yang baik merupakan dasar utama bagi seseorang baik untuk
kebugaran jasmani dan, apalagi bagi atlet untuk mencapai prestasi setinggi-
tingginya. Dari pengembangan komponen kondisi fisik sebagai yang telah
dikemukakan, di samping itu diharapkan dalam pertumbuhan tubuh dapat
mencapai perkembangan yang serasi.

2. Meningkatkan perkembangan fisik yang khas (specifik physical development)


yang dituntut oleh kebutuhan olahraga tersebut. O’Shea (1976) membuat berbagai
macam latihan beban untuk cabang olahraga yang memang memerlukan
perkembangan otot-otot yang berbeda.
3. Untuk menyempurnakan teknik dari olahraga yang dipilih atau dibina

4. Untuk meningkatkan dan menyempurnakan strategi dan cara belajar teknik.


Optimasi taktik dan strategi harus disesuaikan dengan kemampuan individu
tersebut.

5. Untuk membentuk kepribadian dan prilaku sebagai sikap olahragawan yaitu


sportif tahan terhadap penderitaan.

6. Untuk menjamin kesiapan tim. Dalam olahraga berkelompok maka kesiapan


sebagai tim sangat penting. Perlu diciptakan keselarasan dari anggota tersebut
dalam persiapan fisik, teknik maupun strategi. Kemanunggalan perlu dipupuk terus
menerus, tim harus merupakan suatu unit bukan sebagai individu yang membentuk
tim tersebut percaya pada diri sendiri, gotong royong dan lain-lain.

7. Untuk membangun kesehatan. Hal ini dapat dicapai dengan cara yaitu dalam
latihan harus sering dilakukan pemeriksaan medik untuk dapat mengkorelasikan
antara intensitas latihan dengan kapasitas atlet. Perlu diperhatikan pula pola bekerja
atau berlatih dengan keras terhadap regenerasi. Kalau atlet itu cedera atau sakit
maka latihan baru dapat dimulai lagi bila individu tersebut telah sembuh. Dalam
olahraga ini yang dituju janganlah hanya prestasi saja tetapi juga derajat kesehatan
dari atlet tersebut.

8. Untuk menghindari terjadinya cedera. Dengan mempersiapkan kondisi fisik yang


baik seperti ; kelentukan, otot-otot, tendon maupun ligament yang kuat maka
meskipun seseorang atau atlet sudah mencapai kemampuan atau prestasi yang tinggi
kalau kondisi fisiknya tidak terpelihara kemungkinan terjadinya cedera pada waktu
pertandingan cukup besar.

9. Untuk meningkatkan pengetahuan seseorang atau atlet mengenai dasar latihan


ditinjau dari segi physiologis maupun psychologisnya. Perlu diketahui pula
mengenai nutrisi, regenerasi maupun perencanaan. Beolahraga di samping
meningkatkan kebugaran dan prestasi, kadang-kadang seorang berolahraga hanya
untuk rekreasi saja dan ada juga yang bertujuan untuk meningkatkan pergaulan.

D. Pembinaan Kesegaran Jasmani


Pembinaan kesegaran jasmani merupakan bagian dari pembinaan kondisi fisik.
Istilah kesegaran jasmani merupakan terjemahan dari physical fitness. Physical
berarti jasmaniah dan fitness berarti kecocokan atau kemampuan (fitness = cocok,
layak, patut atau mampu). Jadi physical fitness berarti kemampuan jasmaniah.
Menurut Sutarman (1975) “Kesegaran jasmani adalah suatu aspek, yaitu aspek
fisik dari kesegaran yang menyeluruh (total fitness), yang memberikan kesanggupan
kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan
diri pada tiap-tiap pembebanan fisik (physical stress) yang layak”.
Berdasarkan kutipan yang dikemukakan, berarti kesegaran jasmani merupakan
cermin dari kemampuan fungsi system-sistem dalam tubuh yang dapat mewujudkan
suatu peningkatan kualitas hidup dalam setiap aktifitas fisik. Kesegaran jasmani
merupakan kemampuan fisik yang dapat berupa kemampuan aerobik dan anaerobic.
Kemampuan fisik tersebut dapat dilatih melalui program latihan. Kemampuan
aerobik antara lain dapat diketahui dari kemampuan system kardiorespirasi untuk
menyediakan kebutuhan oksigen sampai ke dalam mitokondria, sedangkan
kemampuan anaerobic dapat diukur dengan kemampuan ambang anaerobic dan
kekuatan kontraksi otot (Fox, 1988).
Kemampuan kerja seseorang yang mempunyai tingkat kebugaran yang tinggi tidak
sama dengan orang yang memiliki tingkat kebugaran yang rendah. Pada orang yang
memiliki tingkat kebugaran yang tinggi akan mampu bekerja selama 8 jam dengan
kemampuan kerja 50 % dari kapasitas aeroik, sedangkan pada orang dengan tingkat
kebugaran yang rendah hanya mampu menggunakan 25 % dar kapasitas aerobik.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa kebugaran jasmani yang tinggi dapat
menunjang gairah kerja (Sharkey, 1984).
Kesegaran jasmani dan kebugaran juga tidak terlepas dari faktor makanan, karena
bahan makanan diperlukan tubuh untuk sumber energi, pembangun sel-sel tubuh,
komponen biokatalisator dan metabolisme. Makanan harus sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh tubuh baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kuantitatif
maksudnya adalah perbandingan jumlah karbohidrat, lemak dan protein yang
dimakan harus disesuaikan dengan dengan aktifitas seseorang. Pada orang yang
normal karbohidrat diberikan 55 – 60 %, lemak diberikan 25 – 30 % dari total kalori
dan protein dibutuhkan 1 gram/kilogram berat badan, sedangkan pada atlet dapat
diberikan 10 – 15 % dari total kalori. Selanjutnya secara kualitatif maksudnya bahan-
bahan yang selalu ada dalam makanan (karbihidrat, lemak, protein, vitamin, mineral
dan air) dan jumlahnya dapat diberikan lebih banyak jika diperlukan (Lamb,
1984).
Ruang lingkup kesegaran jasmani, meliputi :

– Anatomical fitness

– Physiological fitness

– Psychological fitness

Seorang dikatakan mempunyai anatomical fitness untuk melakukan usaha/kegiatan,


apabila ia memenuhi persyaratan kelengkapan anggota-anggota yang diperlukan
untuk melakukan sesuau kegiatan (memiliki bentuk tubuh yang baik).

Jika seseorang dikatakan mempunyai physiological fitness adalah apabila ia dapat


melakukan pekerjaan dengan efisien, tanpa timbul kelelahan yang berarti dan dapat
pulih kembali (recovery) dengan cepat kalau timbul kelelahan sebagai akibat
kegiatan tersebut. Semua kegiatan memerlukan kegiatan otot, dan daya tahan otot,
walaupun tidak sama untuk bermacam-macam kegiatan. Secara singkat
physiological fitness ialah kegiatan tubuh untuk berfungsi secara maksimal.

Seseorang dikatakan mempunyai psychological fitness adalah apabila ia memiliki


kestabilan emosi, jika ia melakukan suatu kegiatan bila ia mempunyai sifat-sifat
mental yang diperlukan, misalnya kemauan yang besar serta memungkinkan
mengatasi atau tidak menghiraukan rasa yang tidak menyenangkan dan sebagainya.
Selanjutnya Sadoso (1984) mengemukakan, kesegaran jasmani lebih bertitik berat
pada physiological fitness ; yaitu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi
alat-alat tubuhnya dalam batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan (ketinggian,
kelembaban, suhu dan sebagainya). Jika dikatakan hubungan antara kesegaran
jasmani dengan pengertian kesehatan secara fisiologis akan saling mengisi, sehingga
dapatlah kiranya secara mendasar dikatakan sama. Berdasarkan beberapa
pengertian kesegaran jasmani yang dikemukakan dapat diungkapkan kaitan antara
kesegaran jasmani dengan kesehatan dan aktivitas fisik sesuai denan gambar pada
halam berikut :
Gambar 1 : Hubungan antara kesegaran jasmani, kesehatan dan aktivitas
fisik (Bouchard, 1990 ; 5).
Dari gambar di atas, dapat dikemukakan beberapa pengertian tentang pengaruh
antara kesegaran jasmani dengan kesehatan yang meliputi kesehatan yang baik,
tingkat sakit serta tingkat kematian. Untuk mendapatkan kesegaran jasmani yang
baik dipengaruhi oleh kerja (aktivitas fisik) serta waktu istirahatnya seseorang. Di
samping itu kesegaran jasmani juga dipengaruhi oleh keturunan, gaya hidup,
keadaan lingkungan, serta kebiasaan seseorang.

Kesegaran jasmani harus dipandang sesuatu yang berlanjut dan bertingkat, mulai
dari tingkat yang sangat rendah sampai ketingkat maksimal.

Kesegaran jasmani yang rendah adalah sanggup melakukan tugas sehari-hari tetapi
dengan kesukaran, mengalami kelelahan dan kekurangan energi. Johnson (1977)
antara lain mengemukakan bahwa tingkat kesegaran jasmani antara lain seperti ; (i)
kemampuan fisik yang tidak efisien (physical inefficiency), (ii) emosi yang tidak
stabil, (iii) mudah lelah, dan (iv) tidak sanggup mengatasi tantangan fisik dan emosi.
Sedangkan tingkat kesegaran jasmani yang cukup adalah sanggup melakukan tugas
sehari-hari tanpa lelah dan mempunyai cadangan energi.

Selanjutnya Cooper dan Brown (1985) mengemukakan, cirri-ciri dari tingkat


kesegaran jasmani yang berada di bawah standar adalah :
1). Menguap di meja kerja

2). Perasaan malas dan mengantuk sepanjang hari

3). Cenderung bertingkah marah

4). Merasa lelah dengan kerja fisik yang minimal

5). Terlalu capek untuk melakukan aktivitas senggang

6) Penggugup dan mudah terkejut


7) Sukar rileks

8) Mudah cemas dan sedih

9) Mudah tersinggung

Moeloek (1984 ;3) mengemukakan, unsur-unsur kesegaran jasmani, yaitu :


1). Daya tahan Cardiovascular-respiratory

2). Kekuatan Otot (Muscle strength)


3). Daya otot (muscle explosive power)
4). Kelentukan (flexibility)
5). Kecepatan (speed)
6). Kelincahan (agility)
7). Keseimbangan (balance)
8). Koordinasi (coordination)
9). Ketepatan (accuracy).
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat unsur-unsur kesegaran jasmani meliputi
kemampuan dari system jantung dan peredaran darah serta pernafasan. Di samping
itu juga kemampuan dari system neoromuskular serta keterampilan gerak dasar.
Berarti kesegaran jasmani tidak hanya dipusatkan kepada perkembangan otot yang
hebat, menyenangkan karena memancarkan kekuatan yang terselubung di dalamnya
tetapi semuanya itu tidaklah mutlak, karena tingkat kesegaran jasmani lebih
ditentukan oleh kapasitas metabolic seseorang yang tergantung kepada
kemampuannya untuk menyalurkan oksigen ke otot-otot. Sebagaimana telah
diketahui bahwa kemampuan tersebut terletak pada efisiensi dari jantung,
pernafasan, system peredaran darah dan otot.

Pengukuran tingkat kesegaran jasmani antara lain dapat dilakukan dengan tes 2,4
km atau 12 menit, tes langkah dari Brouha atau tes Harvard (Harvard Step Test)
dan lainnya.
E. Persiapan Fisik
Dalam suatu program latihan persiapan fisik untuk mencapai kebugaran dan apalagi
prestasi yang penting diketahui adalah :

1. Mempersiapkan fisik pada umumnya (General Physical Preparation = GPP)

Pada umumnya persiapan fisik memerlukan waktu yang lama bila dibandingkan
dengan tahap penyempurnaan biomotorik. Lebih tinggi kapasitas kerja seseorang
atlet, lebih mudah pula ia menyesuaikan pada peningkatan latihan yang
diselenggarakan secara terus menerus. Selanjutnya untuk lebih dapat memahami
tuntuna cabang olahraga yang bersangkutan maka perlu dilakukan persiapan fisik
khusus.

2. Persiapan Fisik Khusus (Specific Physical Preparation = SPP)


Persiapan fisik khusus didasari oleh persiapan fisik umum. Atlet dituntut untuk
mencapai prestasi yang tinggi sehingga dituntut untuk mengembangkan otot-otot
maupun enersi yang khusus untuk berolahraga tersebut. Dalam setiap program
latihan seharusnya harus ditentukan dulu system enersi predominannya
(predominant energy system). Di samping itu, untuk dapat mengerti mengenai
“predominant energy system” maka perlu diketahui bagaimana ebenarnya
penyediaan enersi di dalam tubuh atau dikenal dengan istilah konsep enersi
berlangsung (Energy Continum Concept).
3. Penyempurnaan Kemampuan Biomotor Khusus (Perfection of Specific
BiomotorAbilitis).
Tujuan latihan di sini ialah untuk meningkatkan dan menyempurnakan gerakan-
gerakan yang khusus serta potensi atlet untuk memenuhi tuntutan dari olahraga
yang dipilihnya. Nosseck (1982) berpendapat bahwa akhirnya “sport technique”
adalah sangat penting untuk dapat mencapai prestasi.
Pada olahraga yang dituntut untuk kemampuan tinggi maka apabila seorang atlet
tekhnik olahraganya kurang sempurna maka diperlukan kompensasi dari kualitas
yang lain, umpamanya dengan kekuatan yang lebih besar dari kualitasnya yang lain,
umpamanya dengan kekuatan yang lebih besar.

Latihan
1. Jelaskan keterkaitan disiplin ilmu yang menunjang pembinaan kondisi fisik?.

2. Jelaskanlah peranan kondisi fisik dalam pembinaan kesegaran jasmani dan


olahraga prestasi?.

3. Jelaskanlah tujuan pembinaan kondisi fisik?.

4. Jelaskanlah persiapan kondisi fisik dalam meningkatkan kemampuan fisik?.

Rangkuman
Pembinaan kondisi fisik dalam menunjang metode dan teori latihan perlu melalui
pendekatan secara ilmiah. Komponen kondisi fisik dapat ditinjau dari konsep
muscular meliputi ; daya tahan (endurance), kekuatan (strength), daya ledak
(power), kecepatan (velocity/speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility),
keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination). Ditinjau dari konsep
metabolic terdiri dari aerobik (aerobic power) dan daya anaerobic (anaerobic
power).
Tujuan pembinaan kondisi fisik antara lain adalah untuk meningkatkan
perkembangan fisik pada umumnya (multi lateral physical development),
Meningkatkan perkembangan fisik yang khas (specifik physical development),
menyempurnakan tekhnik dari olahraga yang dipilih atau dibina. Untuk
meningkatkan dan menyempurnakan strategi dan cara belajar tekhnik. Persiapan
fisik berarti mempersiapkan dan menyempurnakan strategi dan cara belajar tekhnik.
Persiapan fisik berarti mempersiapkan fisik pada umumnya, persiapan fisik khusus
dan penyempurnaan kemampuan biomotor khusus.

di 00:20
Label: Kondisi Fisik
Selasa, 07 Juni 2011
di 11:51 0 komentar
Senin, 06 Juni 2011
Sebuah Sikap Yang Sehat
Oleh :
Arie Asnaldi, S.pd
Sikap/perilaku adalah sebuah kata yang penting untuk dimengerti pada waktu kita memikirkan
tentang kehidupan yang sehat. Kita mendengar ada sikap yang benar dan ada sikap yang salah.
Apakah yang membuatnya berbeda apabila kita mempunyai salah satunya? Sikap itu menentukan
bagaimana kita menghadapi kesulitan-kesulitan, masalah-masalah, sakit penyakit, keberhasilan dan
pekerjaan – segala sesuatu yang terjadi pada kita setiap hari. Adalah penting bagi kita untuk
mengetahui pengaruh dari sikap-sikap itu sendiri. Orang yang sukses atau gagal tergantung pada
bagaimana mereka bereaksi pada situasi kehidupan ini.
Sikap yang angkuh akan menjauhkan kita dari teman. Sikap yang mencurigakan akan merenggangaon
persahabatan. Yang lebih penting lagi, sikap-sikap tersebut berpengaruh pada kesehatan kita. Jadi,
tingkah laku apakah yang merusak dari sikap itu sendiri?
Ketika anda diabaikan dan sementara orang lain mendapatkan promosi, bagaimana perasaanmu?
Ketika anda diberitahu bahwa penyakit gula anda mempengaruhi bagian mata anda dan secara
perlahan-lahan kehilangan penglihatan, apakah yang anda pikirkan di benak anda?
Banyak orang menjadi sangat tidak enak, marah, dan jengkel. Mereka berbicara tidak ramah pada
orang yang mereka sayangi. Mereka menjadi tidak sabar pada pendeta, bahkan mereka menjadi marah
pada Tuhan. Yang lain beralih ke obat-obat bius, alkohol, atau jenis makanan untuk melupakan semua
itu.
Bahkan yang lainnya berpikir seperti tidak ada yang berubah-seperti burung unta dengan kepalanya di
pasir, seolah-olah bahwa tidak ada masalah terdapat disana.
Kadang-kadang penting bagi kita untuk merasakannya sendiri sampai kita sudah siap menghadapi
situasi dan melihat apa yang baik dari situ, bagaimana Tuhan akan mengubah situasi ini atau masalah-
masalah yang terjadi sehingga itu dapat membuat kita lebih dekat padaNya dan mengajar kita untuk
lebih mengandalkanNya. Pada waktu kita melakukan hal tersebut, kita tidak akan menanggung beban
sendirian tetapi kita mendapat pertolongon yang terbaik di dunia; kekuatan dan pertolongan dari
Yesus sendiri. Masalah dan rasa sakit adalah bagian yang normal dalam hidup kita, tetapi dengan
pertolongon Yesus, kita dapat menerima tanggung jawab untuk bekerja dengan bijaksana dan
mempunyai jalan keluar dalam menyelesaikan masalah-masalah kita.
Ketidakmampuan untuk menerima kenyataan bahwa kepedihan dan kesulitan-kesulitan itu merupakan
hal yang biasa dalam hidup ini, dapat membawa kita pada rasa sakit pikiran, bahkan juga pada
masalah kesehatan tubuh dan penyakit lain. Lebih dari seratus tahun yang lalu, E G White, seorang
penulis terkenal menuliskan:
Penyakit pikiran terjadi dimana-mana. Sembilan dari sepuluh penyakit yang diderita manusia
berasal dari pikiran.
Stress adalah sesuatu yang normal yang sering kita alami yang memungkinkan kita tidak dapat
melakukan pekerjaan kita, mengadakan janji yang tepat waktu, dll. Jika kita larut atau terbawa dengan
masalah-masalah itu dan lupa untuk minta pertolongan Tuhan, tekanan ini bukan lagi stress yang baik
tetapi merupakan tekanan. Semua ini bisa membuat kita sakit tulang belakang, pusing-pusing, tekanan
darah tinggi, dll
Para peneliti mengatakan bahwa walaupun pola hidup berubah seperti, makan makanan yang bergizi,
memulai latihan aerobik, tidur 6-8 jam setiap malam, berpantang pada alkohol, rokok dan obat-obat
berbahaya lainnya, jika tingkat tekanan atau stress tetap tinggi, untuk jadi sehat sangatlah lambat. 44
juta orang Amerika menderita karena tekanan darah dan 7 juta orang lainnya menderita penyakit-
penyakit ringan, dimana kedua kondisi ini disebabkan karena stress yang begitu lama yang tak
terselesaikan.
Sebab itu, sangatlah penting untuk kita ketahui bagaimana mengatasi masalah yang kita hadapi tanpa
mengalami stress. Kecemasan dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Pikiran, merupakan faktor penentu dalam kesehatan
Pikiran merupakan faktor penyebab penyakit, dan pada saat yang sama pikiran juga menjadi faktor
yang menentukan bagi kesehatan. Anda dapat meningkatkan kesehatan anda dengan memiliki
kebahagiaan dalam hati anda. Suatu eksperimen telah dilakukan di UCLA (Universitos California Los
Angeles) dimana dua sampel (contoh) darah diambil dari seorang sukarelawan. Contoh darah pertama
digunakan sebagai dasar, dan kemudian contoh darah kedua diambil 5 menit kemudian. Selama masa
berselang, orang tersebut diberikan suatu keadaan dimana dia dapat merasakan sesuatu yang
menyenangkan, dan secara umum mengalami emosi yang sehat. Pemikiran yang menyenangkan
tersebut dirasakan sebagai kekuatan (penguat) dan perangsang. Dalam waktu yang hanya 5 menit,
hasilnya menunjukkan 53% peningkatan secara menyeluruh pada komponen sistem kekebalan,
apakah itu sel Polymorphonuclear (sel pembunuh) atau getah bening, dsb.
Peningkatan terendah pada NK sel – sebanyak 30% (NK sel adalah
salah satu komponen pada sistem kekebalan yang memiliki kapasitas
Jadi, pelindung untuk melawan sel kanker).
pikiran
yang baik Peningkatan tertinggi adalah T lymphocytes sebanyak 200% (T
adalah lymphocyte adalah pengaruh utama dan sel pengatur pada sistem
merupakan kekebalan).
faktor Suatu eksperimen yang berbeda yang dilakukan oleh Dr. Lee S. Berk
penentu dari Rumah Sakit Universitos Loma Linda, ditemukan bahwa pada saat
dalam seseorang mengalami emosi yang positif, ada suatu perubahan dalam
kesehatan produksi hormon: pembiakan yang berarti dalam pembiakan sel-sel
Sebagai kekebalan tubuh; begitu sel kekebalan kita meningkat kita memiliki
satu kekebalan yang lebih baik.
komponen
dalam Peningkatan sel kekebalan disertai dengan tanda penurunan pada
sistem Kortisol, suatu hormon yang kita ketahui memiliki kemampuan untuk
kekebalan. menekan kekebalan.
Dr. David C. McClelland, yang dahulu berada di Universitos Harvard, dan kemudian di Universitas
Boston, mengukur konsentrasi air liur immunoglobulin A setelah para sukarelawan itu diberikan film-
film mengenai Ibu Teresa selama 50 menit. Film tersebut dirancang untuk merangsang emosi positif
seseorang. Dia menemukan air liur immunoglobulini A meningkat secara nyata. Tetapi , setelah para
sukarelawan yang sama diberikan tontonan film dokumenter mengenai Nazi dalam Perang Dunia ke II
(dirancang untuk membangkitkan emosi negatif seperti kemarahan) air liur immunoglobulini A tidak
menunjukkan adanya perubahan-perubahan yang cukup besar. Air liur immunoglabulin A adalah
suatu komponen pada sistem kekebalan, yang diyakini memiliki kapasitas perlindungan untuk
melawan virus. Sebagian dari tubuh kita yang merupakan ciptaan Allah yang ajaib adalah mekanisme
pertahanan yang berada di pintu masuk utama pada waktu bakteri dan kuman masuk ke dalam mu!ut
dan mencoba menyerang tubuh kita. Tingkat immunoglobulin A yang tinggi pada air liur ini
melindungi kita dari penyakit.
Bacalah Firman Tuhan dalam Amsal 17:22,
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan
tulang”
Pikiran memang faktor penentu dalam memiliki suatu kehidupan yang sehat. Pertanyaannya adalah:
Bagaimana kita mengontrol pikiran kita supaya bebas dari stress, ketegangan, kegelisahan, kesedihan,
rasa bersalah dan memiliki hati yang gembira dan pikiran yang damai untuk memperoleh kesehatan
yang optimal? JAWABNYA IALAH MELALUI DIA !!!!!!!
Matius 11:28, Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan
kelegaan kepadamu.
Ya, hanya melalui Kristuslah kita dapat memperoleh sukacita, memiliki pikiran yang damai.
Hanya Kristuslah yang dapat memberi kita kelegaan sejati pada saat kita dibebani beban berat,
yang memberikan pikiran damai.
Damai yang Kristus beri, adalah damai yang berbeda
Damai dapat dirasakan walaupun krisis keuangan menimpa.
o Damai dimana Paulus dan Silas pernah mengalaminya, walaupun kesusahan (luka dan
darah) menimpa, sehingga mereka dapat tetap berdoa dan bernyanyi kepada Tuhan dalam
ruangan bawah tanah tempat dimana mereka di tahan.
o Damai dimana John Huss pernah mengalaminya. Dia dapat tetap bernyanyi, “Yesus, anak
Daud, bermurah hati pada saya” hingga suaranya menghilang selamanya ditelan api yang
membakar tubuhnya.
Orang yang bergembira dan bahagia adalah karena mereka mengatasi masalah-masalah dan
penderitaan hidup dengan penuh bijaksana, bukan karena mereka tidak mempunyai masalah dan
penderitaan. Mereka menyadari bahwa masalah dan penderitaan adalah penting bagi pertumbuhan
mental dan spiritual. Jauh dari keluhan-keluhan mengenai situasi atau penderitaan-penderitaan itu,
kita harus berterima kasih karenanya. Ayub 5:11, “Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang
ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan yang Mahakuasa.”
Orang saleh pun memiliki banyak masalah. Namun, pada saat mereka menyadari keadaan mereka dan
sangat membutuhkan pertolonganNya, mereka berdoa dan Tuhan menolong mereka. Ketergantungan
pada Tuhan mendorong mereka bertumbuh, gembira dan bahagia. Selain itu, tiap kali anda mengatasi
dengan benar-benar masalah-masalah yang anda hadapi, anda meningkatkan kesehatan dan kekuatan
mental anda.
“Kecemasan adalah buta, dan tidak dapat melihat masa depan; tetapi Yesus dapat melihat dari awal
hingga akhir. Dalam setiap kesusahan Dia mempunyai cara dalam memberikan kelegaan. Bapa kita di
surga memiliki 1000 cara untuk menyediakannya bagi kita, yang kita tidak ketahui sama sekali.
Mereka yang melayani dan menghormati Allah tidak akan merasa kebingungan dan akan memperoleh
jalannya” Ellen G White.
Tidak ada satupun yang terjadi tanpa sepengetahuanNya dan itu semua adalah yang terbaik bagi kita.
Menerima segala masalah-masalah dan penderitaan hidup dengan bersyukur berdasarkan Roma
8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” Segala
sesuatu bekerja sama demi kebaikan kita. Adalah keuntungan bagi kita apabila kita berharap padaNya
saat kita mengatasi segala masalah dan penderitaan dengan penuh tanggung jawab.
Yesaya 26:4, “Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu
yang kekal”. Jika kita benar-benar percaya padaNya, hasilnya akan dinyatakan seperti dalam Yesaya
26:3, “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMu-lah ia percaya”
Ya, jika kita percaya pada Tuhan, kita akan mengalami kedamaian yang sempurna. Sempurna
artinya suatu sikap yang sehat !
Nenek Clemmons berusia 94 tahun. Dia adalah seorang yang sangat rajin. Dia mencintai kehidupan.
Dia mengasihi Allah. Dia mengasihi keluarganya. Dia menyukai pekerjaannya. Dia telah
menghabiskon waktunya setiap pagi untuk membersihkan jendela. Pada jam 11:00 pagi, tampaknya
sesuatu telah terjadi padanya. Pada siang hari, pada saat dia masuk ke rumah dia mengatakan pada
anak-anaknya, “Saya kira waktu saya telah tiba. Siapkan segala sesuatunya.” Sore itu pada jam
3:00, dia meninggal dunia. Tidak ada penderitaan, tidak ada penyakit yang menghilangkan
keberaniannya. Dia adalah seorang yang sangat bersyukur baik di dalam kematiannya begitu juga
pada masa kehidupannya. Dia telah menjalankan kehidupannya hanya dalam perlindungan Tuhan,
kecemasan dan rasa takut telah hilang selamanya. Keluarganya mendapat kekuatan melihat
kegigihan imannya dan dia adalah berkat bagi setiap orang yang datang kepadanya. “Tuhan Allah,
biarlah kiranya Engkau memberikan kami kepercayaan dan keyakinan diri yang sama didalam Mu.”
Share this:

Anda mungkin juga menyukai