Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF

ISU PROPAGANDA TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif

Disusun oleh kelompok 1

Dadan Fajrin Gilang Arismoyo Kristalistianto

0906278 0900104 0906216

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010/2011

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih mengetahui tentang Isu Propaganda tujuan Pendidikan Jasmani. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan dan kesulitan . Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun demikian dengan penuh kesabaran dan ketekunan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini memuat Isu Propaganda Tujuan Pendidikan jasmani yang didalamnya terdapat juga tujuan kognitif, tujuan afektif, dan tujuan psikomotor. Judul ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penyusun untuk dicermati dan tentunya perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru, dosen pembimbing, dan semua pihak yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 : PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Masalah 2.2 Rumusan Masalah 2.3 Tujuan BAB 2 : KAJIAN TEORI 2.1 Definisi Pendidikan Jasmani 2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani BAB 3 : PEMBAHASAN 3.1 Tujuan Kognitif 3.2 Tujuan Afektif 3.3 Tujuan Psikomotor BAB 4 : KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Telah menjadi kenyataan umum bahwa pendidikan jasmani sebagai satu kenyataan umum bahwa pendidikan jasmani sebagai satu substansi pendidikan mempunyai peran yang berarti mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Sebagaimana diterapkan dalam Undang-Undang RI. Nomor II Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan termasuk pendidikan jasmani di Indonesia adalah pengembangan manusia Indonesia seutuhnya ialah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. B. Rumusan Masalah Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetap pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani. C. Tujuan Tujuan makalah ini dibuat yaitu membantu guru, kepala sekolah dan pengawas kurikulum, orang tua serta masyarakat mendapat pengatahuan bahwa pendidikan jasmani bukan hanya pendidikan yang hanya mementingkan aktifitas fisik saja melainkan banyak factor yang terkait akan hal ini. Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain. Konsep. Itu menyamakan pendidikan jasmani dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (physical activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. Walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsurunsur pedagogik.

BAB 2 KAJIAN TEORI


2. 1 Definisi Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.

2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani Secara sederhana, pendidikan jasmani bertujuan kepada siswa untuk : Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.

BAB 3 PEMBAHASAN
Isu Propaganda Tujuan Pendidikan Jasmani Diringkaskan dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam domain afektif. 3.1 Tujuan Kognitif Tujuan kognitif meliputi kegiatan yang menuntut para siswa untuk menggunakan dan melatih kemampuan intelektualnya. Ranah kognitif meliputi kegiatan yang dimulai dari mengingat informasi baik yang sederhana maupun kompleks sampai pada tahap penafsiran, serta selanjutnya sampai pada penarikan kesimpulan tetang informasi yang diterima. Dalam setiap proses pembelajaran seorang guru penjas akan memulai dengan memberikan informasi atau penjelasan tentang suatu teknik, gerak atau konsep yang akan dipelajari. Misalnya mereka menerima informasi tentang pembelajaran bola voli tentang bagaimana sikap badan dalam melakukan pasing bawah. Berdasarkan informasi tersebut setiap siswa akan menafsirkan informasi dan membuat perencanaan gerak tentang bagaimana pelaksanaan gerak yang akan dilakukan sesuai dengan penjelasan guru penjas. Hal ini berarti siswa menggunakan intelektualitasnya untuk merencanakan gerakan pasing bawah. Selain merencanakan suatu gerakan teknik dalam setiap cabang olahraga, maka kegiatan seperti mempelajari peraturan permainan, pengembangan strategi permainan, dan pengguanaan informasi yang telah dipelajari merupakan ranah tujuan kognitif yang perlu dicapai dalam kegiatan penjas. Berkaitan denngan kognitif siswa ternyata keikutsertaan siswa dalam penjas memberikan sumbangan terhadap daya konsentrasi dan investasi akademik. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di australia yang menemukan bahwa sumbangan penjas terhadap sistem pendidikan di sekolah dapat meningkatkan kemampuan, konsentrasi, dan memacu perkembangan kemampuan akademik dan perkembngan kognitif siswa, ( Bonhauser dkk, 2005; DSR, 2006; Chatzisarantis, 2007). Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan adanya jaminan keseimbangan yang lebih rasional dalam kurikulum sekolah tentang penjas sehingga terciptanya perkembangan menyeluruh bagi setiap siswa termasuk mendorong peningkatan kesehatan. Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat pengisian waktu luang.

3.2 Tujuan Afektif Tujuan afektif merujuk kepada perubahan atau perkembangan reaksi emosianal anak terhadap situasi tertentu. Gerakan merupakan media alamiah yang dilakukan anak untuk menemukan, mempelajari, meneliti lingkungan disekitar mereka. Gerakan yang dilakukan setiap hari memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan pertumbuhan fisik, kebugaran jasmani, dan interaksi sosial anak. Selain itu gerakan-gerakan tersebut dapat juga dinikmati oleh anak dalam upaya menutunkan tingkat ketegangan dan kecemasan. Oleh karena itu tujuan afektif sangat penting dalam pembelajaran penjas, karena berkaitan dengan pembinaan perasaan dan emoi serta membina kemampuan untuk melakukan interaki sosial dengan teman dalam satu kelas, kelompok, dan tim olahraga. Keterampilan afektif sangat penting dalam kehiduan sosial anak. Keberhasilan dalam penjas akan melahirkan pertumbuhan emosional anak yang baik seperti menambah rasa percaya diri, bertambahnya konsep diri, dan meningkatnya rasa harga diri. Penekanan yang penting dalam pembelajaran afektif adalah keikutsertaan anak secara aktif dalam setiap kegiatan, sebab kegiatan yang diikuti siswa akan menemukan tantangan-tantangan baru serta merasa yakin bahwa dirinya mampu melakukannya. Selanjutnya dalam aktivitas penjas mereka harus bersosialisasi, bekerjasama, saling membantu satu dengan yang lain dan semua ini akan meningkatkan pertumbuhan ranah afektif. Hasil temuan Wolf-Dietrich Brettschneider (1992) yang dikutip oleh Rusli (2001) menunjukan bahwa anak muda yang lebih aktif dalam olahraga memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk mengatasi stress, gejala kenakalan dan penyimpangan perilaku remaja. Tetapi sayang bahwa tujuan afektif ini tidak pernah dimasukan dalam komponen tujuan yang perlu dicapai dan dievaluasidalam pembelajaran penjas. Teori menjelaskan bahwa keterampilan gerak merupakan suatu proses yang terpadu yang memerlukan perkembangan yang selaras dari setiap ranah. Ini berarti bahwa dalam proses pembelajaran penjas, perkembangan keterampilan siswa ditekankn secara seimbang. Adanya kecenderungan guru penjas menekankan pada pencapaian aspek psikomotorik sebagai tujuan utama keberhasilan panjas perlu perubahan dan pembaharuan. Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensia emosional dan watak. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa kelak.

3.3 Tujuan Psikomotorik Pengembangan domain psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua, mencapai perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan gerak keterampilan itu sendiri. Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain psikomotorik, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem metabolisme, dll.) Dalam pengertian yang lebih resmi, sering dibedakan konsep kebugaran jasmani ini dengan konsep kebugaran motorik. Keduanya dibedakan dalam hal: kebugaran jasmani menunjuk pada aspek kualitas tubuh dan organ-organnya, seperti kekuatan (otot), daya tahan (jantung-paru), kelentukan (otot dan persendian); sedangkan kebugaran motorik menekankan aspek penampilan yang melibatkan kualitas gerak sendiri seperti kecepatan, kelincahan, koordinasi, power, keseimbangan, dll. Namun dalam naskah ini, penulis akan menggunakan konsep kebugaran jasmani tersebut untuk menunjuk pada keseluruhan aspek di atas. Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu keterampilan atau tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai terjadinya respons berupa tindakan yang sesuai dengan rangsangan itu. Penekanan proses pembelajarannya lebih banyak ditujukan pada proses perangsangan yang bervariasi, sehingga setiap kali anak selalu mengerahkan kemampuannya dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan gerak. Dengan cara itu, kepekaan sistem saraf anak semakin dikembangkan.

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromoskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional. 4.2 Saran Sebagai calon pendidik kita harus mengetahui ruang lingkup penidikan jasmani agar siswa menjadi terdidik seutuhnya baik psikokmotor, afektif, juga kognitif.

Daftar Pustaka
Tarigan, Beltasar. 2009. Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Berlandasakan Ilmu Faal Olahraga. FPOK UPI, Bandung

Anda mungkin juga menyukai