Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TERHADAP PENINGKATAN HASIL

SERVIS ATAS PADA PERMAINAN BOLA VOLI BAGI SISWA

NAMA : MUHAMMAD KHAIRUL ANWAR

NIM : 06061381722068

Dosen Pembimbing :

Dr. Sukirno

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

Pendidikan jasmani dan kesehatan

Universitas sriwijaya

2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cabang olahraga bola voli merupakan salahsatu cabang olahraga yang telah populer
diIndonesia bahkan di dunia. Di samping itu, cabangolahraga bola voli sebagai alat pendidikan
yangmasuk dalam pendidikan jasmani olahraga dankesehatan di sekolah. Kata olahraga
sebetulnya berasal dari bahasa Jawa yaitu “olah” dan “rogo”,yang berarti gerak badan (Sukirno
dan Waluyo,2012:1).
Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam
permainan,perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensitas dalam rangka memperoleh rekreasi,
kemenangandan prestasi optimal. Kesegaran jasmani adalahmerupakan terjemahan dari kata
physical fitnessyang dapat diartikan sebagai kondisi jasmani yang menggambarkan kemampuan
jasmani, dapat pula diartikan kemampuan seseorang untuk melakukansuatu pekerjaan tertentu
dengan cukup baik, tanpa mengakibatkan kelelahan. Selain itu, kesegaran jasmani merupakan
aspek fisik dari kesegaran yang menyeluruh, yang memberi kesanggupan kepada seseorang
untuk menjalankan hidup produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik
yang layak (Widiastuti,2011:13)
Cabang olahraga bola voli merupakan cabangolahraga yang sudah memasyarakat dan
digemari oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, baik anak-anak, remaja hingga orang
dewasa. Cabangolahraga ini memiliki animo yang cukup besar,dan bukan hanya dari kalangan
bawah saja, tetapi dari seluruh lapisan masyarakat dari perkotaan hingga keplosok desa. Menurut
Warsidi (2010:1),bola voli adalah “olahraga permainan yangdimainkan oleh dua grup
berlawanan, yang masing-masing grup memiliki enam orang pemain.Terdapat pula variasi
permainan bola voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain”.
Permainan bola voli sangat digemari oleh masyarakat karena permainannya yang mudah
dilakukan dan tidak membutuhkan ruang yang cukup luas, sehingga banyak dijumpai lapangan
bola voli walaupun mudah dimainkan memerlukan keterampilan dasar bermain yang memadai.
Beberapa keterampilan dasar tersebut antara lain passing yang meliputi passing bawah dan
passing atas, smash dengan berbagai variasi, hadang bola secara perorangan maupun
berpasangan, sertaservis yang meliputi servis bawah, servis atas danservis lompat. Teknik dasar
tersebut yang harus dikuasai oleh para pemain pemula, dengan bimbingan pelatih dan guru
penjas maka teknik-teknik dasar tersebut akan dikuasai dengan sebaik-baiknya dengan cara
latihan dan model-model pendekatan yang baik.
Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan
sesuai dengan kemajuan permainan.Akan tetapi, jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan
suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan.Dalam
membangun suatu serangan, sebaiknya dilakukan dengan pelaksanaan servis atas, karena servis
atas cenderung keras atau kuat. Apabila servis atas ini dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya,
maka peluang untuk menambahkan pun semakin besar, karena servis pada permainan bola voli
modern ini, digunakan untuk mendapatkan poin,bukan sekedar menyajikan bola kearah lawan.
Di dalam permainan bola voli kemampuan servis atas sangat diperlukan. Penguasaan servis atas
yang baik akan membantu proses penyerangan dalam bermain bola voli.
Berdasarkan masalah di atas penulis tertarik melakukan penelitian pada cabang olahraga
bola voli, khususnya pada teknik servis atas. Maka judul penelitian ini adalah: “Pengaruh latihan
push up terhadap hasil servis atas permainan bola voli pada siswa.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dikemukakan adalah
sebagai berikut:
1.2.1. Sebagian besar siswa belum berhasil melakukan servis atas.
1.2.2. Siswa belum mengetahui cara yang baik agar berhasil melakukan servis atas
1.2.3. Siswa belum memiliki kekuatan otot tangan.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada latihan push-up terhadap hasil servis
atas permainan bola voli pada siswa.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalahnya yaitu:
“Apakah ada Pengaruh Latihan Push-up terhadap hasil Servis Atas pada Permainan Bola Voli

1.5 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “ada tidaknya pengaruh latihan push-up
terhadap hasil servis atas permainan bola voli pada siswa”.

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan penulis dari akhir penelitian ini yaitu :
1.6.1. Bagi para guru dan pelatih diharapkan bermanfaat sebagai dasar untuk meyakinkan
bahwa latihan push-up dapat meningkatkan hasil servis atas dalam permainan bola voli.
1.6.2. Bagi para siswa mampu dan berhasil dalam melakukan servis atas, serta sebagai
tambahan pengetahuan dalam mempersiapkan diri untuk mengembangkan permainan
cabang olahraga bola voli.
1.6.3. Bagi sekolah diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pembinaan ekstrakulikuler bola
voli menjadi lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Permainan Bola Voli


Bola voli berasal dari bahasa inggris Volley Ball, yang di terjemahkan menjadi “Bola
Voli”. Kata volley sendiri berarti ”tembakan serentak” atau pukulan serentak atau pukulan
langsung. Jadi, permainan bola voli adalah permainan dengan memukul bola secara serentak atau
langsung artinya, bola voli di pukul sebelum menyentuh tanah (Syarifuddin, 2003: 6). Permainan
ini di ciptakan oleh William G, Morgan pada tahun 1895 di Holyoke (Amerika bagian timur).
William G, Morgan adalah seorang Pembina pendidikan jasmani pada Young Men Christian
Association (MCA). Pembina bola voli sangat cepat perkembangannya antara lain disebabkan
oleh beberapa kemudahan diantaranya : 1) Permainan bola voli tidak memerlukan lapangan yang
luas , 2) Mudah dimainkan oleh siapapun baik putra maupun putri, 3) Alat-alat yang digunakan
untuk bermain sangat sederhana, 4) Permainan ini sangat menyenangkan, 5) Kemungkinan
terjadinya kecelakaan sangat kecil, 6) Dapat dimainkan di alam bebas maupun diruangan
tertutup.
Prinsip bermain bola voli adalah menjaga bola jangan sampai jauh di lapangan sendiri
dan berusaha menjatuhkan bola di lapangan atau mematikan bola di pihak lawan (Subroto,
2008:25).Permainan dimulai dengan pukulan servis dari daerah servis, Peraturan dasar yang
digunakan adalah bola harus dipantulkan oleh tangan, atau bagian depan badan dan anggota
badan. Bola harus di seberangkan kelapanganlawan melalui atas net (Subroto, dkk, 2008: 25).
Tujuan orang bermain bola voli berawal dari tujuan yang bersifat rekreatif, kemudian
berkembang ke tujuan-tujuan lain seperti untuk mencapai prestasi tinggi , meningkatkan prestise
diri atau bangsa dan Negara, memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani,
memanfaatkan waktu luang, bersosialisasi, bahkan saat ini ada sebagian pemain yang bertujuan
untuk kepentingan ekonomidan bisnis. Di lingkungan persekolahan pemain bola voli di gunakan
sebagai salah satu sarana atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan (Subroto, dkk,
2008:21):

1) Permulaan permainan : Melakukan servis


Pemulihan permainan ditandai dengan melakukan servis dulu. Servis adalah pukulan bola
pertama yang dilakukan didalam petak servis untuk menghidupkan bola dalam permainan.
2) Memainkan bola
Memainkan bola atau memukul bola dalam permainan bola voli diperbolehkan dengan
menggunakan setiap anggota tubuh. Bola boleh menyentuh seluruh bagian anggota tubuh sampai
dengan diatas pinggang. Bola yang terkena tangan akibat suatu bendungan (Blocking) tidak
diperhitungkan.
3) Cara mendapatkan Angka
Setiap regu yang melakukan servis akan mendapatkan angka apabila regu lawan
membuat kesalahan, misalnya tidak dapat menerima bola yang disajikan (diservis) dengan baik,
memainkan bola lebih dari 3 kali, salah seseorang pemain menyentuh jaring dan tidak dapat
mengembalikan bola.
4) Waktu Permainan
Lamanya bermain ditentukan dengan sistem dua set dan tiga set. Dua set (two winning
set), artinya kemenangan ditentukan sebanyak-banyaknya main dua set. Tiga set (three winning
set), artinya kemenangan ditentukan sebanyak-banyaknya saat bermain tiga set.
5) Perputaran Pemain
Perputaran pemain dilakukan kea rah kanan seperti arah jarum jam. Perputaran dilakukan
oleh regu yang akan melakukan servis.
2.1.1 Teknik Dasar Bola Voli
Teknik merupakan prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan
bertujuan mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling
ekonomis dan berguna (Beutelstahl, 2012:8). Untuk dapat menguasai bola secara maksimal dan
sempurna seseorang pemain setidaknya harus memiliki kemampuan teknik-teknik dasar bola
voli, yaitu:

1) Teknik servis
Teknik servis ada 3 macam, yaitu:
(1) Servis Bawah adalah cara melakukan pukulan dari daerah servis memukul bola
dengan tangan dari bawah sebagai usaha menyajikan bola ke daerah lawan dalam
permainan.
(2) Servis Atas adalah cara melakukan pukulan permainan dari bawah servis dengan
memukul bola dari atas kepala sebagia usaha menghidupkan bola ke dalam
permainan.
(3) Servis Lompat adalah cara melakukan pukulan permulaan di daerah dengan
melompat setelah bola dilambungkan keatas dengan satu tangan atau dua tangan.

2) Teknik Passing
Teknik passing pada permainan bola voli ada dua teknik, yaitu:
(1) Passing Bawah merupakan teknik yang sangat penting terutama untuk menahan
serangan lawan pada bola-bola smash yang sangat keras.
(2) Passing Atas adalah mengambil bola atau mengoperkan bola atau mengumpankan
bola kepada teman, tapi bila ada kesempatan yang baik, langsung diteruskam kepada
lawan sebagai gerak tipuan untuk mendapatkan poin.

3) Teknik Block
Teknik block ini adalah bentuk gerakan seseorang atau beberapa orang pemain yang
berada didekat net/pemain depan yang bertujuan untuk menutupi atau membendung
datangnya bola dari serangan lawan (Syarifudin, 1997:58).

2.1.2 Sarana dan Prasarana Permainan Bola Voli


Pengertian sarana dan prasarana dalam olahraga diartikan sebagai peralatan dan fasilitas
yang digunakan pada kegiatan olahraga. Jadi yang dimaksud dengan sarana atau peralatan dalam
permainan bola voli pada umumnya adalah sesuatu yang mudah dipindah-pindahkan. Seperti
meja, kursi, bola, net, antene. Sedangkan prasarana atau fasilitas segala sesuatu yang tidak dapat
dipimdah-pindahkan. Seperti gedung dan lapangan.

1) Ukuran Lapangan (Prasarana)


Lapangan permainan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 18 x 9
m,dikelilingi oleh daerah bebas dengan minimal di semua sisi 3 meter, semua garis batas
lapangan menggunakan cat/kapur yang lebarnya tidak lebih dari 5 cm. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1. Lapangan bola voli


(Sumber : http://markijar.com/ukuran-lapangan-bola-voli-lengkap.html)

2) Jaring (Net)
Jaring untuk permainan bola voli berukuran tidak lebih dari 9,50 meter dan lebar tidak
lebih dari 1,00 meter dengan petak-petak atau mata jarring berukuran 10x10 cm, tinggi
net untuk putra 2,43 meter dan untuk putri 2,24 meter, tepian atas terdapat pita putih
selebar 5 cm. Untuk lebih jelas, lihat gambar berikut ini.

Gambar 2. Net bola voli


(Sumber : https://buyung21blog.wordpress.com)

3) Antena/Rod
Di dalam pertandingan permainan bola voli yang sifatnya nasional maupun internasional,
di atas batas samping jaring dipasang tongkat atau rod yang menonjol ke atas setinggi 80 cm dari
tepi jarring atau bibir net. Tongkat itu terbuat dari bahan fiber gelas dengan ukuran panjang 180
cm dengan diberi warna kontras.

4) Bola Voli
Bola harus bulat terbuat dari kulit yang lentur atau terbuat dari kulit sintesis yang bagian
dalamnya dari karet atau bahan yang sejenis. Sedangkan beratnya 260 gram sampai dengan 280
gram, tekanan di dalam bola harus 0,39 – 0,325 kg, sesuai dengan standar FIVB.

Gambar 2. Net bola voli


(Sumber: https://spartavolleyballclub.wordpress.com)

5) Pemain
Jumlah pemain dalam lapangan permainan sebanyak 6 orang setiap regu dan ditambah 5
orang sebagai pemain cadangan dan satu orang pemain libero.

2.2 Hakikat Servis Atas


Menurut Sukirno (2012:23) servis atas adalah servis dengan awalan melemparkan bola ke
atas seperlunya. Servis adalah pukulan permulaan untuk memulai permainan, sesuai dengan
peningkatan mutu permainan servis sekarang sudah merupakan serangan untuk mematikan bola
di pihak lawan atau supaya lawan tidak dapat menerima bola dengan baik (Bachtiar, dkk
2002:226). Servis atas adalah cara melakukan pukulan permulaan dari bawah servis dengan
memukul bola dari atas kepala sebagai usaha menghidupkan bola ke dalam permainan
(syarifuddin, 1997:53). Servis adalah sentuhan pertama dengan bola (Beutelstahl, 2012:8). Servis
atas yaitu melakukan pukulan permulaan dari atas kepala yang dilakukan oleh seseorang dari
regu yang berhak melakukan servis (Syarifuddin, 2003:8). Menurut Syarifuddin (2003:21), ada
beberapa ketentuan dalam melakukan servis, sebagai berikut : 1) Dilakukan di sepanjang
belakang garis akhir, 2) Dilakukan oleh pemain yang berada dibelakang kanan dari pihak yang
berhak melakukan servis, 3) Dimulai dengan memukul bola yang dilambungkan ke atas atau
setelah bola lepas dari tangan pegangan, 4) Servis dikatakan benar bila dipukul melalui atau
melewati jarring (net), diantara kedua pita batas samping yang tegak (vertical) dan tidak
menyentuh jarring, 5) Dilakukan dengan segera 5 detik setelah wasit memberi tanda (bunyi
peluit), jika melakukan servis sebelum ada tanda wasit, maka servis harus dibatalkan dan diulang
lagi, 6) Bila bola menyentuh net, maka servis tidak sah dan servis harus pindah ke pihak lain.
Menurut Bachtiar (2002:227) ada tiga sikap atau tahap yang harus diperhatikan dalam
melakukan servis atas serta kesalahan umumnya, yaitu: (1) Sikap permulaan, (2) gerakan
pelaksanaan, (3) gerak lanjutan, (4) kesalahan umum.

1) Sikap Permulaan
Berdiri di daerah servis dibelakang garis akhir dan antara perpanjangan garis samping,
dengan salah satu kaki di depan, kaki kanan di depan bagi yang menggunakan tangan kiri,
sebaliknya kaki kiri yang di depan bagi yang menggunakan tangan kanan. Bola dipegang dengan
tangan kiri atau tangan kanan.

2) Gerakan Pelaksanaan
Bola dilambungkan di depan pundak tangan pemukul lebih tinggi dari jangkauan tangan
pemukul, tangan pemukul di ayunkan segera memukul bola berada sejangkauan tangan pada
bagian tengah belakang bola, sehingga gaya yang di berikan terhadap bola berjalan memotong
garis tengah bola. Untuk lebih jelas, dapat melihat gambar berikut.

Gambar 4. Rangkaian gerak servis atas


(Sumber: https://cakesweety.wordpress.com)

3) Gerak Lanjutan

Gerak lanjutan tangan pemukul segaris dengan gaya yang dihasilkan, kaki yang
dibelakang melakukan kedepan, sehingga berat beban berpindah ke depan dan segera memasuki
lapangan permainan. Jika pukulan dengan sangat keras sekali makatidak perlu dilakukan gerakan
lanjutan.

2.3 Hakikat Push-Up

Menurut Nurhasan (1992:44) mengemukakan bahwa “latihan push-up adalah salah satu
bentuk latihan yang digunakan untuk mengetahui kekuatan otot lengan”. Menurut Nala
(2011:109) tolak angkat badan atau push-up merupakan peningkatan kekuatan otot secara
eksternal dalam pelatihan meningkatkan komponen biometric. Menurut Sukirno (2012:166),
push-up adalah untuk mengetahui kekuatan dan daya tahan otot tangan, terutama pada pada m.
Bicep brachi dan m. Tricep brachi. Menurut soekarman (1989:15) tujuan push-up adalah untuk
mengukur kekuatan dan ketahanan lengan. Menurut Widiastuti (2011:83) tujuan push-up untuk
mengukur kekuatan dan daya tahan tubuh bagian atas. Dan menurut Widiastuti (2011:82) ada
empat petunjuk pelaksanaan untuk melakukan push-up, yaitu: 1) Peralatan : Matras atau bidang
yang datar, 2) Posisi awal : Teste berdiri berhadapan, sehingga salah satu diantaranya mereka
dapat menjadi penghitung gerakan, Teste menelungkup dan menempatkan telapak tangan di
lantai dibawah dada peserta tes. Kedua tangan peserta tes terletak di lantai di bawah kedua
bahunya, siku dipertahankan atau dikunci dalam keadaan lengan diharuskan. Seluruh tubuh
lurus, tidak ada bagian tubuh yang menyentuh lantai kecuali kedua tangan dan tumitnya. Kedua
kaki diregangkan selebar bahu, 3) Pelaksanaan : Peserta tes membengkokkan lengannya, badan
diturunkan sampai dadanya dapat menyentuh tangan penghitung dan dorong kembali ke posisi
awal. Tubuh harus tetap dipertahankan dengan lurus sepanjang melakukan gerakan. Teste
melakukan sebanyak mungkin tanpa harus berhenti, 4) Penilaian : Nilai yang diberikan
didasarkan atas jumlah pengulangan yang dilakukan dengan benar, 5) Gerakan pelaksanaan.

Gambar 9. Gerakan push-up


(Sumber: google. Gerakan push-up)

2.4 Hakikat Latihan


Istilah latihan atau secara lebih popular disebut training mencakup pengertian yang
sangat luas sekali. Istilah latihan ini adalah sebagai suatu proses penyempurnaan kemampuan
olahraga yang berisikan materi teori dan praktek menggunakan metode dan aturan pelaksanaan
dengan pendektan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur, sehingga
tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya (Sukadiyanto dan Dangsina Muluk, 2011:5).
Menurut Nala (2011:3), lama suatu pelatihan sehingga diperoleh hasil yang konstan, dimana
tubuh telah teradaptasi dengan pelatihan tersebut, disebut juga durasi, biasanya tercapai dalam
jangka waktu 6-8 minggu pelatihan. Sedangkan menurut Harsono (1988) secara fisiologi latihan
dapat dilihat dari hasil dan pengaruhnya dalam jangka waktu 6-8 minggu dengan frekuensi
minimal 3 kali dalam seminggu. Latihan adalah memberikan tekanan pada tubuh secara teratur,
sistematis, dan berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kemampuan di dalam aktifitas.

2.4.1 Prinsip Latihan

Prinsip-prinsip latihan tidak boleh dipisahkan satu dengan yang lain, tetapi harus dipakai
bersama-sama sebagai satu keseluruhan. Semuanya merupakan bagian dari satu sistem yang
tidak boleh dipecah-pecah, dan harus tetap utuh. Maksud prinsip disini adalah prinsip latihan
yang akan diberikan yang akan diberikan pada anak-anak didik. Prinsip itu harus dianggap
sebagai suatu perkenalan (introduction) yang “wajib”. Karena, hanya pelajaran itulah yang
relevan dengan isi pelajaran yang sesungguhnya. Menurut Beutelstahl (2012:118) menjabarkan
prinsip-prinsip latihan yaitu prinsip penambahan beban kerja, beban kerja sepanjang tahun,
pembagian tenggang waktu satu tahun dalam beberapa periode yang merupakan penentuan isi
dan organisasi seluruh beban kerja yang telah direncanakan, kesadaran, latihan secara sistematis,
pengetahuan yang mendalam dan jelas, keterampilan, dan daya tahan.

2.4.2 Tujuan Latihan

Menurut Bompa (1986) tujuan latihan adalah sebagai berikut: 1) Mengembangkan


komponen fisik umum atau multilateral, 2) Mengembangkan komponen fisik khusus,
3)Memperbaiki teknik atau keterampilan sesuai dengan tipe atau spesialisai olahraganya, 4)
Memperbaiki strategi dan taktik bermain, 5) Meningkatkan kualitas kemauan atlet,
6)Meningkatkan persiapan dan kerjasama tim, 7) Meningkatkan derajat kesehatan atlet, 8)
Mencegah cedera, 9) Memperkaya pengetahuan teori. Jadi tujuan latihan itu untuk
mengembangkan komponen fisik, teknik, strategi, meningkatkan kualitas kemauan atlet serta
kesehatan dan dapat memperkaya pengetahuan teori.

2.5 Kerangka Pikir

Kemampuan servis atas Membutuhkan kekuatan


lengan

Meningkatkan hasil Bentuk latihan push-up

Permainan bola voli semakin berkembang, menjadi popular, dan meluas ke seluruh
jaringan masyarakat. Didalam permainan bola voli, terdapat teknik-teknik yang harus dikuasai,
salah satunya adalah servis atas. Untuk melakukan servis, harus menguasai teknik gerakan yang
benar serta lengan yang kuat untuk melakukan servis atas tersebut. Untuk memperoleh lengan
yang kuat maka pemain tersebut harus berlatih. Salah satu latihan yang dapat melatih kekuatan
lengan adalah latihan push-up. Tujuannya untuk meningkatkan kekuatan lengan pada siswa
ekstrakulikuler bolavoli agar dapat melakukan servis atas dengan baik dan benar.

2.6 Hipotesis
Berdasarkan pada tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah “ada pengaruh push-up terhadap hasil servis atas permainan bola voli pada
siswa”. Adapun hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat pengaruh latihan push-up terhadap hasil servis atas permainan bola voli
pada siswa.

Ha : terdapat pengaruh latihan push-up terhadap hasil servis atas permainan bola voli pada
siswa. Jika t hitung > t table terima Ha dan Ho ditolak

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. “Metode penelitian


eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono,2012). Dengan bentuk true
Experimental Design karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variable luar
yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
latihan push-up terhadap hasil servis atas dalam permainan voli pada siswa ekstrakurikuler

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2010:161), bahwa variable penelitian adalah obyek penelitian atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian ini yang menjadi variable adalah:

1. Variabel bebas (x)


Variabel bebas dari penelitian ini adalah latihan push-up.
2. Variabel Terikat (y)
Variabel terikat dari penelitian ini adalah hasil servis atas.
3. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol dari penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variable dalam penelitian ini adalah:

1. Latihan push-up merupakan latihan mengukur kekuatan dan daya tahan tubuh bagian
atas.
2. Servis atas yaitu melakukan pukulan permainan dari atas kepala yang dilakukan oleh
seseorang dari regu yang berhak melakukan servis.

3.4 Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, hal ini dikarenakan pengetesan
bertujuan untuk membuktikan seberapa besar peningkatan hasil tes servis atas yakni variable
terikat (y) dengan melakukan latihan push-up yakni variable bebas (x). Secara fisiologis latihan
dapat dilihat dari hasil dan pengaruhnya dalam jangka waktu 6-8 minggu dengan frekuensi
minimal 3 kali seminggu.

KE→ X → PT

P→ S → PRT →OP

KK PT

Sumber: (Arikunto, 2006:6)

Keterangan:

P : Populasi KK : Kelompok Kontrol

S : Sampel X : Perlakuan

PRT : Pretest PT : Posttest

OP : Ordinal Pairing KE : Kelompok Eksperimen


3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen Penelitian

Tujuan dari tes ini adalah untuk kemampuan mengarahkan bola servis atas ke arah
sasaran dengan tepat dan terarah tentunya hasil servis harus melewati net terlebih dahulu.

A. Alat yang digunakan pada saat tes adalah sebagai berikut:


 Lapangan bola voli
 Net dan tiang net
 Bola voli
 Alat tulis net
B. Petunjuk Pelaksanaan
 Test berada dalam daerah servis dan melakukan servis yang sah sesuai dengan
peraturan permainan yang berlaku untuk servis
 Bentuk pukulan servis adalah servis atas
 Kesempatan melakukan servis adalah sebanyak enam kali
C. Cara Menskor
Skor setiap servis ditentukan sesuai dengan angka sasaran dimana bola jatuh. Jumlah
nilai perhitungan skor diperoleh dari skor servis yang dilakukan siswa sebanyak 6 kali.

Gambar 10. Lapangan untuk tes servis (Nurhasan 2001:170)


3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data didapat melalui observasi. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah hasil servis yang dilakukan oleh siswa ekstrakurikuler bola voli. Untuk
mendapatkan data dalam penelitian ini, terlebih dahulu dibuat langkah-langkah sebagai berikut:

1. Langkah persiapan
a) Mengajukan judul kepada dosen pembimbing akademik penelitian
b) Melakukan konsultasi
c) Melakukan seminar proposal penelitian dari Universitas
d) Mendapatkan izin penelitian dari Universitas
2. Menentukan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian
Sebelum melakukan tes, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat untuk mengumpulkan
data, adapun alat-alat yang dibutuhkan antara lain: bola voli, net, dan tiang net, formulir
tes, alat tulis, dan lapangan tes
3. Menyiapkan tenaga dan pengawas
Tenaga pembantu dan pengawas dapat di ambil dari siswa ataupun teman
4. Pelaksanaan tes awal
Pelaksanaan tes terdiri dari tes awal dan tes akhir. Tes awal (pre-test) dilakukan sebelum
diberikan perlakua. Sebelum melakukan pre-test peneliti harus memeriksa kesehatan,
kelainan, anatomi, maupun cidera yang pernah dialami peserta tes.
5. Memeberikan latihan (perlakuan)
Latihan dilaksanakan selama 18 kali pertemuan selama 6 minggu, dengan jadwal latihan
3 kali seminggu.
6. Melakukan tes akhir (pre-test)
Setelah pemberian latihan push-up selama 6 minggu, kemudian dilakukan tes
kemampuan servis atas.

3.6 Teknik Analisis data

Metode analisis data merupakan suatu cara yang ditempuh guna memperoleh atau
menganalisis data yang telah diperolah. Analisis data bertujuan untuk kebenaran hipotesis yang
dirumuskan. Suatu hipotesis akan diterima atau ditolak tergantung hasil data. Teknik analisis
data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t.

3.6.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu data. Rumusan
yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah rumus koefisien pearson.

x́−m°
k= s
(Sudjana,2005:109)

Keterangan :

k = Kemiringan

x́ = Rata-rata

m o= Modus

S = Simpangan

Data dikatakan normal jika nilai K terletak antara -1 sampai +1 (-1<K<+1)

Langkah-langkah untuk menguji normalitas tersebut antara lain:

1. Mencari rata-rata masing-masing kelompok, dengan rumus

x́ =
∑ f 1 X1
(Sudjana, 2005 : 70)
∑ f1

Keterangan :
x́ = Rata-rata
X = Tanda interval kelas
F = Frekuensi sesuai interval kelas

2. Mencari modus dengan rumus


b1
M 0=b + p { }
b1 b2
(Sudjana, 2005 : 77)
Keterangan :
M 0 = Modus
b = Batas bawah kelas modal, yaitu interval dengan frequensi terbanyak
p = Panjang kelas
b 1 = Frekuensi kelas modus dikurungi frequensi kelas interval dengan kelas yang lebih
kecil.
b 2 = Frekuensi kelas modus dikurungi frequensi kelas interval dengan kelas yang lebih
besar sesudah tanda kelas modus

3. Mencari Median, dengan rumus


1
Me=b+ p
2n
{ }
−F
f
(Sudjana, 2005 : 79)

Keterangan :
Me = Median
b = batas bawah kelas median, kelas dimana median akan terletak
p = panjang kelas median
n = banyak data
F = jumlah semua frequensi dengan tanda kelas lebih dari tanda batas median
f = frequensi
n = banyak data

4. Mencari simpangan buku/standar deviasi


S2=n ∑ f 1 x21 −¿ ¿ ¿ (Sudjana, 2005 : 95)

Keterangan :
S2 = Simpangan baku
x1 = tanda kelas
f1 = frequensi kelas
n = banyak data

3.6.2 Uji homogenitas data

Teknik untuk menguji homogenitas data, menggunakan uji barlett dengan rumus

X 2 =(1 n 10) { B−∑ ( n1 −1 ) log s 21} (Sudjana,2005:95)

Sampel akan homogen jika X 2 hitung ≤ X 2 table, dan sampel tidak homogeny jika X 2
hitung ≥ dari X 2 table

1) Cari satuan B dengan rumus


B = (logS2 ¿ ∑ (n 1−1)
2) Cari varian s dengan rumus
S2 = ¿¿

3.6.3 Uji Hipotesis

Bila data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogeny, maka digunakan statistic uji
t, dengan rumus :

M x −M y
T= ∑ x2 =∑ y 2
√( N x + N y −2 )( 1
+
1
Nx N y )
Keterangan :

M = Mean dari perbedaaan pretest dan posttest perkelompok

n = banyak mean
x = deviasi setiap nilai x 2 dan x 1

y = deviasi setiap nilai y 2 dan y 1

x = kelompok eksperimen

y = kelompok control

dengan : ∑ x 2 didapat dari s−¿ ¿ ¿


∑ y2 didapat dari ∑ y 2−¿ ¿ ¿
Menggunakan taraf signifikansi (t table) 5%

 Ho ditolak jika t hitung ≥ dari t tabel


 Ha diterima jika t hitung ¿ dari t tabel
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta, 2010

Bachtiar, dkk. Permainan Besar II Bola dan Bola Tangan. Jakarta : Universitas
Terbuka, 2002.

Beutelstahl, Dieter. Belajar Bermain Bola Volly. Bandung: CV. Pioner Jaya, 2012.

Bompa, Tudor O. Theory and Methodology of Traning. Dubuqe : Kandall/ Hunt


Publishing, 1988

Harsono. Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, 1988

Ismaryati. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : UNS Press

Sukirno dkk,2018.Pengembangan model pembelajaran gerak dasar berbasis


permainan tradisional untuk anak usia dini (TK).Palembang:unsripress
Sukirno dan Pratama Reza Resah,2018.Pengembangan model pembelajaran altetik
berbasis permainan di Sekolah Dasar.Palembang:unsripress
Zafa dkk.Effect of short term agility training on the gross motor development and
agility competence in pubertal shildren.internasional journal of sports
sciences and fitness, volume 5(2),hh.195-209.2015
Sukirno,2017.Dasar-dasar atletik dan latihan fisik menuju prestasi
tinggi.Palembang:unsripress
Sujiono Bambang dkk,2014.Metode pengembangan fisik,Tanggerang
selatan:universitas terbuka
Sukirno dkk,2018.Pengembangan model pembelajaran gerak dasar berbasis
permainan tradisional untuk anak usia dini (TK).Palembang:unsripress

Anda mungkin juga menyukai