Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN PENJAS DAN

OLEH RAGA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

AZHARI
18101511008

UNIVERSITAS JABAL GHAFUR


GLEE GAPUI-SIGLI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani dan olaraga merupakan bagian tak terpisahkan  dari
pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar  tumbuh dan
berkembang moral dan akhlaknya serta berpikir positif secara wajar sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Menurut
Husdarta (2009), bahwa pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan
pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.
Istilah pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an di Indonesia,
cukup lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu
diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari perubahan tersebut sangat luas dan
mendalam, terutama terhadap struktur dan isi kurikulum di semua jenjang pendidikan
sekolah. Kesalahpahaman juga terjadi terhadap makna kedua istilah itu, karena hamper
selalu hanya dikaitkan dengan kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi atau
sebatas pencapaian derajat kebugaran jasmani.
Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses  pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Penjasor
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya
menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kual itas fisik dan mentaInya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian manajemen penjas secara umum dan para ahli?
2. Tujuan dan makna manajemen penjas berdasarkan kedudukan?
3. Masalah manajemen dalam pendidikan jasmani
4. Masalah manajemen dalam olahraga
C. Tujuan
Berdasarkan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memahami defenisi manajemen penjas
2. Mengetahui tujuan dan makna manajemen penjas itu sendiri
3. Untuk memecahkan masalah manajemen dalam penjas.
4. Untuk memecahkan masalah manajemen dalam olahraga
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Manajemen Pendidikan
Pendidikan nasional haruslah dikelolah secara tepat agar tujuan dapat tercapai
secara efisien dan efektif. Karena itu, untuk pengelolaan pendidikan diperlukan
administrator yang dapat berkinerja secara maksimal guna  meningkatkan kualitas
IUlUsan yangdiharapkan oleh masyarakat.
Manajemen pendidikan oleh Knezevich (1984) diartikan
sebagai sekumpulan fungsi untuk menjamin efisiensi dan efektivitas
pelayanan pendidikan, melalui perencanaan, pengambilan keputusan,
perilaku kepimimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, koordinasi personil, penciptaan
ikI im organisasi yang kondusif, serta penentuan pengembangan fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakatdi masa depan. Tidak berbeda
dengan pendapat di atas, Mulyasa (2004) mengartikan manajemen pendidikan merupakan
suatu sistem pengelolaan dan penataan sumberdaya pendidikan; tenaga kependidikan,
peserta didik, masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan prasarana pendidikan,
tata laksana dan I ingkungan pendidikan untuk mencapai tujuan Yang ditetapkan.
Demikian pula Engkoswara (2001) berpendapat bahwa manajemen pendidikan
dalam arti luas adalah suatu ilmu yang mempelajari  bagaimana menata
sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah  ditetapkan secara produktif dan
bagaimana menciptakan suasana yang kondusif bagi manusia yang terlibat di
dalam mencapai tujuan yang telah disepakati. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
penataan mengandung makna mengatur, memimp in, mengelola s uberdaya.
S edangkan  sumberdaya terdiri dari sumberdaya manusia (peserta didik,
pendidik, dan pemakai jasa kependidikan), sumber belajar dan kurikulum
(segala sesuatu yang disediakan lembaga pendidikan untuk mencapai
tujuan), serta fasilitas (peralatan, barang, dan keuangan yang
menunjang  kemungkinan terjadinya pendidikan). Tujuan pendidikan dapat
tercapai dilihat dari indikator efektivitas dan efisiensi.

B. Arti Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan olahraga? Secara umum pendidikan
jasmani dan olahraga dapat didefinisikan sebagai berikut.  Pendidikan jasmani
dan olahraga (Penjasor)  adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan
olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari pengertian im,
mengukuhkan bahwa Pendidikan jasmani dan olaraga merupakan bagian tak
terpisahkan dari pendidikan umum.
Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan
berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Menurut Husdarta (2009), bahwa
pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang
sesuai dengan karakteristik anak.
Secara umum pendidikan jasmani dan olahraga dapat didefinisikan  sebagai
berikut; pendidikan jasmani dan olahraga adalah proses pendidikan  melalui aktivitas
jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk  mencapai tujuan
pendidikan (Agus Mahendra, 2004). Definisi tersebut, sekali lagi mengukuhkan
bahwa pendidikan jasmani dan olahraga  merupakan bagian yang tak
dapatdipisahkan dari tujuan pendidikan umum.
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam
hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai
sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang
yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh
luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas
berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya:
hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada
pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek
lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya
seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.

C. Arti Manajemen Pendidikan Jasmani dan olahraga


Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu  mengelola
sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara  efektif dan
efesien. Atau dengan kata lain manajemen pendidikan dapat  diartikan sebagai seni
dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan Yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai
proses perencanaan, pengorganisasian, pengaraha6, dan pengendalian sumber  daya
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien,  mandiri, dan
akuntabel (Husaini Usman, 2008).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan  seni atau
proses dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
/pengawasan sumber daya pendidikan melalui aktivitas  jasmani dan olahraga
yangterpilih untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

D. Kedudukan Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Kondisi bangsa kita sekarang sedang dihadapkan pada kondisi krisis ekonomi,
ditandai dengan mahalnya kebutuhan bahan pokok, tetapi tidak dibarengi dengan
pendapatan yang seimbang, hingga kini masih  membekaskan Iuka yang dalam
bagi sebagian besar masyarakat kita. Hal tersebut lebih terasa dan pedih bagi
bangsa kita, ditengah kondisi dunia Yang sedang dihadapkan pada krisis perebutan
kekuasaan politik dunia, dengan nuansa kental perebutan kekuasaan ekonomi dan
teknologi di sebagian besardunia maju dan imbasnya kena bangsa kita.
Menurut Husdarta (2009) kemampuan ekonomi bangsa Indoensia  telah
terlempar pada keadaan tak terkendali, menghasilkan persoalan p e r s o a l a n
seperti pemangkasan anggaran, harga barang y a n g  m em bu bu ng ,
ke s u li ta n da n k on fl ik pe nd ud uk ko ta , r an gk ai an  pengangguran, hingga
deficit pemernitah yang semakin menggunung.  jika negara maju lainnya sudah
mengambil langkah-langkah pasti  terhadap persoalan global yang menantang
tersebut, Indonesia tetap berada dalam kondisi lesu.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah mencapai tahap sangat
maju telah Pula menghadapkan bangsa kita, terutama Para anak-anak dan remaja,
pada gaga hidup yang semakin menjauh dari  semangat perkembangan total,
karena lebih mengutamakan keunggulan kecerdasan intelektual, sambil mengorbankan
kepentingan keunggulan fisik (physical conditioning) dan moral individu. Budaya hidUp
mudah/gampang, sedenter  (kurang gerak) karennya semakin kuat mengejala di
kalangan anakanak dan remaja, berkomunikasi dengan semakin hilangnya ruang-
ruang publik dan tugas kehidupan yang memerlukan upaya fisik yang
keras, segalanya menjadi mudah, sehingga lambat lawn kemampuan fisik
manusia sudah tidak diperlukan lagi. Dikhawatirkan secara evolutif manusia
akan berubah bentuk fisiknya, mengarah pada bentuk yang tidak bisa
kita bayangkan karena banyak anggota tubuh kita dari mulai kaki dan lengan  sudah
dipandang tidak berfungsi (Husdarta, 2009).
Dalam kondisi demikian patutlah kita pertanyakan kembali  peranan
dan fungsi pendidikan, khususnya pendidikan jasmani dan  olahraga, apakah
peranan yang bisa dimainkan oleh program Penjasor dalam kondisi dunia dan
bangsa yang semakin dihadapkan pada kuatnya potensi konflik tersebut? Apakah
peranan pendidikan jasmani dan olahraga dalam mempersiapkan Para pewaris
bangsa ini untuk mampu bersaing secara sehat dalam persaingan global sekarang
ini dan yang akan datang? Apa Pula peranan pendidikan jasmani dan olahraga
dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya evolusi kehidupan manusia
yang cenderung tidak lagi memerlukan perangkat fisik yang utuh
untuk menjalankan tugasnya sehari-hari? Pertanyaan-pertanyaan
mendasar tersebut, serta penawaran satu alternatif dalam memandang
peranan d a n f u n gs i pendidikan jasmani dan olahraga yang
s e h a r u s n y a  dilaksanakan di sekolah-sekolah dasardan menengah di Indoensia
lebih diseriusi dan ditingkatkan.
Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses  pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal  fisik, mental serta
emosional. Penjasor memperlakukan anak sebagai sebuall kesatuan utuh, makhluk total,
dari pada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan
mental nya.
F okus perhatian pendidikan jas mani dan olahraga
adalah  peningkatan gerak manusia, lebih khusus lagi pendidikan jasmani
dan olahraga berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan
wilayah pendidikan lainnya, misalnya hubungan dan perkembangan tubuh-
fisik dengan pikiran dan jiwanya. Pengaruh perkembangan fisik
terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia
itulah yangmenjadikannya unik.
Menurut Husdarta (2009) bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan  alai fisik
untuk mengembangkan keutuhan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, diartikan
bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan,
bahkan dengan penekanan yang cukup dalam.  Berbeda dengan bidang lain,
mis alnya pendidikan moral, yang  penekanannya benar-benar pada
perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung
maupun tidak langsung. Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani dan
olahraga tidak.hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata.
Pengertian pendidikan jasmani tidak hanya menunjuk pada pengertian
tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani
dan olahraga pada bidangyang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu
proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.
Pendidikan jasmani dan olahraga karena harus menyebabkan  Perbaikan
dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek  kehidupan seharian
seseorang. Pendekatan holistiktubuh-jiwa ini termasuk Pula penekanan pada ketiga
domain kependidikan, yakni; psikor-notor,  kognitif, dan afektif.  Dengan
meminjam ungkapan Robert Gensemer, pendidikan jasmani dilstilahkan sebagai
proses menciptakan "tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa". Artinya
dalam tubuh yang baik diharapkan Pula terdapatjiwa yang what, sejalan dengan
pepatah Romawi Kuno, "men sang in corporesano".
Perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita percaya dan apa yang kita
praktekkan atau kesenjangan antara teori dan praktek, adalah sebuah duri dalam
bidang pendidikan jasmani dan olahraga.

E. Tujuan Pendidikan jasmani dan Olahraga


Tahukah anda apa tujuan pendidikan jasmani dan olahraga? Mungkin anda
berpendapat, tujuannya adalah hanya meningkatkan keterampilan  siswa untuk
berolahraga. Mungkin pula kawan anda yang lain mengatakan tujuannya adalah agar
anak mencapai taraf kesehatan yang mernuaskan. Atau ada pula yang berpendapat,
kegiatan itu untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Semuanya benar, namun pendapat
itu kurang lengkap, sebab masih ada lagi tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya.
Pendidikan jasmani itu adalah wahana untuk mendidik anak. Para  ahli
sepakat bahwa pendidikan jasmani merupakan alat  untuk membina anak muda agar
kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang
dilakukan dan menjalani pola hidup sehat. Tujuan ini akan dicapai melalui penyediaan
pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani.
Mengapa pendidikan jasmani dan olahraga diajarkan di sekolah?  Kesalah
pahaman memang telah terjadi. Orang awam berpendapat  pendidikan jasmani
lebih menekankan pembinaan keterampilan fisik, yang sebenarnya tentu tidak
demikian. ldealnya adalah tujuan program  pendidikan jasmani dan olahraga itu
bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek
lainnya agar seseorang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar dan hidup bahagia.
Tujuan pendidikan jasmani dan olahraga sudah tercakup dalam  pemaparan
di atas, yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk  mempelajari berbagai
kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek
fisik, mental, sosial, emosional dan moral. S i ng ka tn ya pe nd id ik an ja s m an i da n
ol ah ra ga b er tu iv an un tu k  mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya.
Misi pendidikan jasmani dan olahraga tercakup dalam
tujuan pembelajarannya yang meliputi domain kognitif, psikomotor dan
afektif. Perkembangan pengetahuan atau sifat-sifat sosial bukan sekedar
dampak pengiring yang menyertai keterampilan gerak. Tujuan itu harus masuk
dalam perencanaan dan skenario pembelajaran. Kedudukannya sama dengan  tujuan
pembelajaran pengembangan domain psikomotor.
Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan tersebut guru
perlu membiasakan diri untuk mengajar anak tentang apa yang akan
dipelaiari berdasarkan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang
mendasarinya. Pergaulan yang terjadi di dalam adegan yang bersifat mendidik
itu dimanfaatkan secara sengaia untuk menumbuhkan berbagai
kesadaran emosional dan sosial anak. Dengan demikian anak akan berkembang
secara menyeluruh yang akan mendukung tercapainya aneka kemampuan.
Jadi pendidikan jasmani dan olahraga memberikan kesempatan  kepada
siswa untuk:
·         Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk berkaitan
dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan  perkembangan sosial.
·         Mengembangkan percaya diri dan kemampuan menguasai keterampilan gerak dasar
yang akan mendorong partisipasi siswa dalam aneka  aktivitasjasmani.
·         Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal
untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan  terkendali.
·         Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas  jasmani baik
secara berkelompok maupun perorangan.
·         Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial
yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
·         Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani,  termasuk
permainan dan olahraga.

F. Masalah Manajemen Dalam Penjas dan Pemecahannya


Status penjas di lembaga pendidikan formal memang masih memerlukan
pemberdayaan dalam pengertian bidang studi yang menjadi wahana pendidikan itu harus
dikembangkan. Sementara ini semua insan pendidikan menyadari status penjas yang masih
dianggap sebagai pelengkap bagi bidang studi lainnya. Suara keluhan guru penjas tidak
henti-hentinya mereka mengemukakan dalam berbagai kesempatan, namun pemecahan
masalahnya tidak kunjung tuntas.
Persoalan tersebut terkait langsung dengan tataran atas pada tingkat kebijakan,
bahwa bidang studi penjas belum menjadi prioritas. Hal ini tidak lepas dari kebijakan
nasional pendidikan yang selama ini masih memberikan proritas pada bidang studi IPA,
dihubungkan dengan upaya bangsa Indonesia untuk memajukan bidang iptek. Nasib
bidang studi kelompok IPS tidak begitu jauh dengan bidang studi penjaskes. Walaupun
kita insan penjas dan olahraga mengklain bahwa bidang studi penjas adalah paling unik.
Sebab bidang studi penjas satu-satunya bidang yang mengurus bidang jasmaniah. Namun
secara langsung mengintervensi pendidikan secara menyeluruh. Namun masih banyak
orang yang belum memahami bahwa penjas itu, juga sangat potensial untuk merangsang
perkembangan penalaran dan fungsi saraf yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan.
Masih banyak orang yang belum faham konsep inteligensi mejemuk yang perlu mendapat
penanganan dengan implikasi pada perluasan spectrum layanan bagi setiap anak, sesuai
dengan potensinya. Pertanyaan kita, adakah selama ini seluruh program penjas
dilaksanakan dengan menerapkan fungsi manajemen?
Dalam konteks yang lebih terbatas, namun sangat strategis, adalah aplikasi
manajemen dakam pengelolaan proses belajar mengajar. Ada 3 unsur pokok yang perlu
dikelola oleh guru yaitu :
1. Manajemen tugas ajar
2. Manajemen perilaku siswa
3. Manajemen atmosfir belajar
Ketiga hal ini lebih berbobot akademiknya dibandingkan pelaksanaan fungsing
administrasi yang lebih ringan, tetapi memberatkan, seperti pembuatan Satuan Acara
Pelajaran (SAP), mengawalkehadiran siswa mengutamakan seragam, dan lain-lain yang
meskipun tetap harus diperhatikan, namun menggeser kedudukan manajemen PBM yang
jauh lebih strategis.

G. Manajemen Dalam Olahraga dan Pemecahannya


Manajemen olahraga adalah suatu kombinasi keterampilan yang berhubungan
dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, penganggaran, dan
evaluasi dalam kontek suatu organisasi yang memiliki produk utama berkaitan dengan
olahraga.(Janet Park,1998:4). Pengkombinasian tersebut perlu SDM yang terlibat dalam
organisasi, bersatu dalam sebuah sistem bahu membahu bekerja untuk mencapai tujuan
Manajer adalah orang salah satu orang yang utama dalam organisasi olahraga karena harus
mampu merencanakan, mengambil keputusan, melakukan koordinasi serta memotivasi
produktivitas karyawan dan hubungan antar pengurus, memahami dan mengerti fungsi-
fungsi manajemen yaitu:
1. Menganalisis dan menjelaskan masalah
2. Mencari alternatif pemecahan
3. Memilih suatu pemecahan
4. Menerapkan pemecahan
5. Evaluasi
6. Melihat perubahan yang ada
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya
merupakan seni atau proses dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian/pengawasan sumber daya pendidikan  melalui
aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilili untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.
Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses  pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Penjasor
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya
menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Singkatnya pendidikan jasmani dan olahraga bertujuan untuk
mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya, secara sederhana  tujuan
pendidikan jasmani dan olahraga meliputi tiga ranch atau domain  yakni kogntif,
psikomotor, dan afektif sebagai satu kesatuan.
Masalah yang dihadapi dalam manajemen penjas dapat dipecahkam melalui
kepemimpinan guru penjas karena sangat dibutuhkan untuk mampu membangkkitkan
hubungan dari warga masyarakat sekolah (termasuk kepala sekolah dan guru lainnya) serta
warga masyarakat pada umumnya. Kepemimpinan itu jualah yang ikut menciptakan
atmosfir baru yang mengangkat citra penjas sebagai bidang studi yang dapat diandalkan
untuk mendidik.
B. Saran
Sangat diharapkan pembinaan penjas dan olahraga bisa dijalankan sesuai dengan
prinsip manajemen yang benar, sehingga yang harus diperhatikan adalah yang terlibat
dalam kepengurusan olahraga diharapkan benar-benar yang berkompeten di dalamnya
sehingga apa yang akan dicapai akan terlaksana sesuai dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Arma; Agus Manadji. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat


jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, 1994.
Ahmadi Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999. Anonymous. UU RI No.
14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen.  Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
2007.
Ateng, H.A. Azas dan Landasan Pendidian Jasmani.  Jakarta: Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti, 1993.
Barrow, H.M. Man and Movement, Principles of Physical Education (2n'ed). Philadelphia;
New York: David Mckay Co.,Inc, 1977.
Bernadin, John H, Joice A, Russel. Applied Psychology in Human Resources Management.
United of America: Prentince Hall, 1988.
Depdiknas. Kurikulum Berbasis Kompetensi.  Jakarta: Dekdiknas,
1997. Engkoswara. Paradigms Manajemen Pendidikan, Menyonsong Otonomi
Daerah. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Enoch, J. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Fattah,
N. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Flippo, Edwin B. Personnel Managament, Sixth Edition. New York: Mc. Grave-Hill Book
Company, 1984.
Gie, The Liang. Unsur-Unsur Administrasi.  Yogyakarta: Penerbit Supersukses,
1993.
Gilbert, D.R & R.E Freeman, Stoner J. Management. New Jersey: Person  Printice Hall,
1995.
Griffin Ricky W. Management. Boston: Houghton, Fiffin, 19987.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara, 2001.
………………… Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Hoy, W             K & Miskel, C.G. Education Administration.  (3111 Ed). New York:
Random House, 1987.
Husdarta, H.J.S. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta, 2009.
Mahendra Agus. Azas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas, Dirjen
Pendidikan Dasar & Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan, 2004.

Anda mungkin juga menyukai