PENDAHULUAN
1
Hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam.
Tidak ada gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita
hipertensi. Selain itu, banyak orang merasa sehat dan energik walaupun
memiliki hipertensi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.
B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah hipertensi ini antara lain :
1. Memahami dan menjelaskan definisi hipertensi.
2. Memahami dan menjelaskan gejala hipertensi.
3. Memahami dan menjelaskan penyebab hipertensi.
4. Memahami dan menjelaskan Patifisologi Hipetensi dan Phatway
5. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
6. Memahami dan menjelaskan Pengobatan hipertensi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg
jika tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih
besar dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang
dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi,
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga
3
B. Epidemiologi
remaja.
C. Etiologi
hipertensi).
4
sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).
1. Penyakit Ginjal
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
2. Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronism
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma
3. Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
5
- Penyalahgunaan alkohol
4. Penyebab Lainnya
- Keracunan timbal akut
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada
kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan
stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis
adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah
6
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti,
dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita
E. Patofisiologi
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
7
vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias
terjadi.
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini
keadaan hipertensi.
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
8
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
G. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel
berikut:
Klasifikasi Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi 140-150 90-99
stage I
Hipertensi >150 >100
stage II
(Arif Muttaqin, 2009).
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO:
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat I (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub group: Perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) >180 >110
Hipertensi Sistol terisolasi >140 <90
Sub group: Perbatasan 140-149 <90
9
(Andy Sofyan, 2012)
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori Sistol (mmHg) Dan/Atau Diastol (mmHg)
Normal <120 Dan <180
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi Tahap I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Tahap II ≥160 Atau ≥100
Hipertensi Sistol ≥140 Dan <90
Terisolasi
(Andy Sofyan, 2012)
The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of
Tidak minum obat antihipertensi dan tidak sakit akut. Apabila tekanan
sistolik dan diastolic turun dalam kategori yang berbeda, maka yang dipilih adalah
kategori yang lebih tinggi. berdasarkan pada rata-rata dari dua kali pembacaan
atau lebih yang dilakukan pada setiap dua kali kunjungan atau lebih setelah
skrining awal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang
dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi,
10
biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga
atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik
masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
hipertensinya reversible setelah bayi lahir. PIH tampaknya terjadi akibat dari
kombinasi peningkatan curah jantung dan TPR. Selama kehamilan normal volume
darah meningkat secara drastis. Pada wanita sehat, peningkatan volume darah
vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan TPR berkurang pada
kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada wanita dengan PIH, tidak
peningkatan besar volume darah secara langsung meningkatkan curah jantung dan
tekanan darah. PIH dapat timbul sebagai akibat dari gangguan imunologik yang
11
H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007)
adalah diantaranya:
acut (IMA).
I. Pemeriksaan Penunjang
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau
pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan
ekordiografi.
12
meningkat), kalsium serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi:
J. Penatalaksanaan
karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat
raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi
asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam
lewat kulit).
13
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan
pengobatan farmakologis.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
1. Diuretik
2. Penghambat Simpatetik
(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah :
3. Betabloker
14
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya
sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini
terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping
yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan
lemas.
6. Antagonis kalsium
15
obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
Pathway Hipertensi
Elastisitas , arteriosklerosis
hipertens
i
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh darah
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
BAB III
PENUTUP
otak ginjal Pembuluh darah Retina
A. Kesimpulan
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Commitee on Detection,
Resistensi Suplai O2 Vasokonstriksi sistemik koroner Spasme
Evaluation
pembuluh and otak
Treatment ofpembuluh
High Blood
darah Pressure (JNC) sebagai tekanan arteriole
darah otak menurun ginjal
yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
vasokonstriksi Iskemi
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal miocard
tinggi diplopia
Blood flow
NyerisampaiGangguan
hipertensi maligna.
sinkop Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial
munurun
kepala pola tidur Afterload
(hampir 90 % dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat
meningkat Nyeridari
dada Resti injuri
17
Daftar Pustaka
Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta
:EGC
18