Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur
dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan perinatal dalam
100.000 persalinan hidup. Sedangkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa ditentukan
dengan seberapa jauh gerakan keluarga berencana dapat diterima masyarakat.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan
kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua
macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut
dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama
setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak
sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama
kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian
bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kematian Bayi?
2. Apa Penyebab Kematian Bayi ?
3. Bagaimana Upaya Menurunkan Angka Kematian Bayi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kematian Bayi
2. Untuk Mengetahui Penyebab Kematian Bayi
3. Untuk Mengetahui Upaya Menurunkan Angka Kematian Bayi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kematian Bayi


Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan
kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua
macam yaitu endogen dan eksogen. 
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal;
adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. 
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang
terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan
oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

B. Penyebab Kematian Bayi


1. Infeksi Saluran Pernafasan Bawah
Penyakit: Infeksi saluran pernapasan bawah termasuk pneumonia dan
bronkitis. Sulit untuk percaya, tetapi faktanya infeksi saluran pernapasan bawah jauh
melebihi jumlah korban tewas di seluruh dunia dibanding AIDS dan malaria. Angka
kematian mencapai angka lebih dari 4 juta jiwa setiap tahunnya.
Pencegahan: Pneumonia bisa dicegah dengan mendapatkan berbagai vaksin
seperti vaksin flu (influenza), Haemophilus influenza tipe b (Hib),
campak, pneumococcal, dan cacar air (varicella).
2. HIV/AIDS
Penyakit: HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. Ini
adalah virus yang dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome, atau
lebih dikenal dengan AIDS. Tidak seperti beberapa virus lain, tubuh manusia tidak
dapat menyingkirkan HIV.

2
Pencegahan: Saat ini vaksin  HIV belum ditemukan, sehingga pencegahan
penularan HIV hanya bisa dilakukan melalui pembatasan jumlah pasangan seksual
sehingga dapat menghentikan penularan kepada putra atau putri Anda. Selain itu juga
tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian, dan menggunakan kondom
dengan benar.
3. Malaria
Penyakit: Malaria ditularkan oleh hewan pengigit paling mematikan di dunia
yaitu nyamuk anopheles betina.  Malaria tidak dapat ditularkan melalui kontak fisik,
namun tetap saja Malaria menyumbang jutaan kematian di seluruh dunia setiap
tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan tahun 2013 malaria
menyebabkan 198 juta episode klinis, dan 500.000 kematian.
Pencegahan: Belum ada vaksin yang efektif untuk melawan malaria. Pada
negara-negara endemik cara pencegahannya adalah dengan menjauhkan nyamuk dari
manusia dengan memakai obat nyamuk atau jaring nyamuk. Perusahaan obat asal
Inggris, GlaxoSmithKline (GSK) sedang mengembangkan sejak tahun lalu, vaksin
malaria bernama RTS,S.
4. Diare
Penyakit: Penyakit penyebab diare seperti disentri atau kolera telah menelan
korban jiwa sekitar 2,2 juta jiwa setiap tahun. Diare pada anak sering disebabkan
oleh rotavirus. Menurut data dari CDC (Center for Disease Control and Prevention),
4 milliar kasus telah didiagnosa setiap harinya karena penyakit-penyakit seperti
disentri, kolera, dan rotavirus, sehingga diare jelas harus mendapatkan perhatian
orangtua.
Pencegahan: Pencegahan penyakit ini bisa dilakukan vaksin. Vaksin oral
SanChol dan Dukoral (digunakan untuk penyakit kolera) dan RotaTeq dan Rotarix
(digunakan untuk rotavirus).
5. Tuberkolusis
Penyakit: Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri yang
disebut Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini  menyerang paru-paru, bakteri TB
bisa menyerang bagian tubuh seperti ginjal , tulang belakang , dan otak . Jika tidak
ditangani dengan baik , penyakit TBC bisa berakibat fatal. Menurut data Organisasi

3
Kesehatan Dunia, Tuberkolusis telah membunuh 2 juta jiwa. Gejala TB termasuk
menggigil, demam, batuk kronis, lemah, dan penurunan berat badan. Hal ini sangat
menular serta dapat menyebar melalui bersin dan batuk.
Pencegahan: Bacille Calmette-Guerin (BCG) adalah vaksin untuk
tuberkulosis (TB) penyakit. Pemberian vaksin BCG kepada bayi dan anak-anak kecil
di Tanah Air sangat diwajibkan. Selain itu pencegahan penularan bisa dilakukan
melalui Tuberculin Skin Test (TST).
6. Campak
Penyakit: Lebih dari 30 juta orang, kebanyakan anak-anak, terinfeksi virus
campak setiap tahun. Campak dapat dengan mudah disembuhkan, namun dapat
berujung pada kematianan jika tidak ditangani dengan baik. Penyakit ini banyak
terjadi pada anak-anak, namun juga bisa menginfeksi orang dewasa. 146 ribu jiwa
meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya, sehingga campak bukan penyakit
yang bisa dianggap sepele.
Pencegahan:  CDC merekomendasikan semua anak mendapatkan dua dosis
vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella), dimulai dengan dosis pertama pada
usia 12-15 bulan, dan dosis kedua diberikan pada usia 4 sampai 6 tahun. Anak-anak
dapat menerima dosis kedua sebelumnya selama itu setidaknya 28 hari setelah dosis
pertama .
7. Pertusis
Penyakit: Dikenal juga dengan sebutan batuk rejan atau batuk seratus hari.
Penyakit ini  disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Pertusis dapat dikenali
melalui batuk keras yang sering membuat Anda sulit untuk bernapas. Pada tahun
2011, 4887 kasus difteri dilaporkan ke BadanKesehatan Dunia (WHO), tetapi selalu
ada kemungkinan kasus-kasus batuk rejan yang terjadi belum dilaporkan karena
suatu hal.
Pengobatan:  Batuk rejan dapat diobati melalui obat antibiotik. Namun,
vaksin masih menjadi cara untuk mendapat kekebalan yang optimal. Vaksin untuk
anak-anak  disebut DTaP , dan penguat atau booster vaksin pertusis untuk remaja
dan orang dewasa disebut Tdap.

4
8. Tetanus
Penyakit: Tetanus berbeda dari penyakit menular lainnya. Bakteri biasanya
ditemukan di dalam tanah, debu dan kotoran dan memasuki tubuh melalui istirahat di
kulit. Negara-negara di Asia Tenggara dan Sahara, Afrika, masing-masing memiliki
jumlah kematian 82.000 dan 84.000 jiwa setiap tahun, meskipun infeksi tetanus dapat
ditemukan di seluruh dunia. Angka kematian mencapai hingga 214.000 orang setiap
tahun.
Pencegahan: Vaksin tetanus direkomendasikan bukan hanya untuk anak,
namun juga orang dewasa . Ada empat vaksin kombinasi yang digunakan untuk
mencegah tetanus : DTaP, Tdap, DT , dan Td . DTaP dan DT  yang diberikan kepada
anak-anak dibawah usia 7 tahun , dan dua vaksin lainnya, Tdap dan Td  diberikan
kepada anak-anak berusia di atas 7 tahun dan orang dewasa.
9. Meningitis
Penyakit:  Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh peradangan
selaput pada pelindung penutup saraf otak dan tulang belakang dikenal sebagai
meningitis. Meningitis disebabkan oleh infeksi dari cairan yang mengelilingi otak
dan sumsum tulang belakang. Meningitis telah membunuh sekitar 1,2 juta orang di
seluruh dunia setiap tahunnya.
Pencegahan: Vaksin dapat melindungi dari bahaya meningitis. Ada dua jenis
vaksin yang melindungi manusia dari bahaya Meningitis yaitu vaksin meningokokus
polisakarida (Menomune) dan vaksin meningokokus conjugate (Menactra, Menveo
dan MenHibrix).
10. Difteri
Penyakit: Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.
Penyakit yang ini terjadi ketika bakteri melepaskan toksin, atau racun, masuk ke
dalam tubuh seseorang. Difteri dapat menyebabkan masalah pernapasan,
kelumpuhan, gagal jantung, dan bahkan berujung pada kematian.
Pencegahan: Anak-anak harus mendapatkan vaksin Tdap (vaksin untuk
penyakit tetanus, difteri, dan pertusis) sekali pada usia 11 atau 12 tahun. Orang
dewasa membutuhkan vaksin Td (tetanus dan difteri ) setiap 10 tahun sekali. Selain
itu, CDC merekomendasikan anak Anda mendapatkan 5 dosis vaksin DTaP untuk

5
perlindungan terbaik. Vaksin ini dilakukan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18
bulan, dan 4-6 tahun.
 
C. Upaya Menurunkan Angka Kematian Bayi
Pemerintahan telah membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi persoalan
kesehatan anak, khususnya untuk menurunkanangka kematian anak, diantaranya
sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan
kesehatan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan
yang ada di masyarakat terlah dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah
dengan meletakan dasar pelayannan kesehatan pada sektor pelayanan dasar.
Pelayanan dasar dapat dilakukan di puskesmas induk, puskesmas pembantu,
posyandu, serta unit-uni terkait dimasyarakat.
Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu didorong dan digerakan untuk
menciptakan pelayanan yan prima. Selain itu, cakupan pelayanan diperluas dengan
pemerataan pelayanan kesehatan untuk segala aspek atau lapisan masyartkat. Bentuk
pelayanan tersebut dilakukan dalam rangka jangkauan pemerataan pelayanan
kesehatan. Upaya pemerataan tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran bidan
desa dan puskesmas keliling.
Berkaitan dengan kematian bayi akibat persalinan, maka upaya yang dapat
dilakukan adalah memperbaiki pelayanan kebidanan serta menyebarkan buku KIA,
alat monitor kesehatan oleh tenaga kesehatan, dan alat komunikasi antara tenaga
kesehatan dengan pasien.
2. Meningkatkan status gizi masyarakat
Peningkatan status gizi masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk
mendorong terciptanya perbaikan status kesehatan. Dengan pemberian gizi yang baik
diharapkan pertumbuhan dan perkembangan anak akan baik pula, disamping dapat
memperbaiki status kesehatan anak. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai
kegiatan, diantaranya upaya perbaikan gizi keluarga (UPGK).

6
Kegiatan UPGK tersebut didorong dan diarahkan pada peningkatan statusgizi,
khususnya pada masyarakat yang rawan atau memiliki resiko tinggi terhadap
kematian atau kesakitan. Kelompok resiko tinggi terdiri atas balita, ibu hamil, ibu
menyusui dan lansia yang tergolong ekonominya rendah. Melalui upaya tersebut,
peningkatan kesehatan akan tercakup pada semua lapisan masyarakat khusunya pada
kelompok resiko tinggi.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat
Peningkatan peran serta masyarakat dalam membantu perbaikan status
kesehatan ini penting, sebab upaya perimerintah dalam rangka menurunkan kematian
bayi dan anak tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah, melainkan peran serta
masyarakat dengan keterlibatan atau partisipasi secara langsung. Upaya masyarakat
tersebut sangat menentukan keberhasilan program pemerintah sehingga mampu
mengatasi berbagai masalah kesehatan. Melalui peran serta masyarakat diharapkan
mampu pula bersifat efektif dan efisien dalam pelayannan kesehatan. Upaya atau
program pelayannan kesehatan yang membutuhkan peran serta masyarakat antara
lain pelaksanaan imunisasi, penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, perbaikan
gizi, dll. Upaya tersebut akan memudahkan pelaksanaan program kesehatan yang
tepat pada sasaran yang ada.
4. Meningkatkan manajemen kesehatan
Upaya pelaksanaaan program pelayanan kesehatan anak dapat berjalan dan
berhasil dengan baikbila didukung dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan
kesehatan. Dalam hal ini adalah peningkatan manajemen pelayanan kesehatan
melalui pendayagunaan tenaga kesehatan profesional yang mampu secara langsung
mengatasi masalah kesehatan anak. Tenaga kesehatan yang dimaksud antara lain
tenaga perawat, bidan, serta dokter yang berada di puskesmas yang secara langsung
berperan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat
kesehatan anak karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini.
Tingginya angka kematian bayi di Indonesia disebabkan olehbeberapa fator,
diantaranya adalah faktor penyait infeksi dan kekurangan gizi. Beberapa penyakit
yang saat ini masih menjadi penyebab kematian terbesar dari bayi, diantaranya
penyakit diare, tetanus, gangguan perinatal dan radang saluran nafas bagian bawah.
Penyebab kematian bayi yang lainnya adalah berbagai penyakit yang
sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi, seperti tetanus, campak dan difteri. Hal
ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk memberi imunisasi
pada anak.
Kematian pada bayi juga dapat disebabkan oleh adanya trauma persalinan dan
kelainan bawaan yang kemungkinan besar dapat disebabkan oleh rendahnya status
gizi ibu pada saat kehamilan sertakurangnya jangkauan pelayanan kesehatan dan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

B. Saran
Kami sadar dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka
dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan
makalah kami yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika, 2008.
Mantra, Ida Bagoes, Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009
Syafrudin, Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC, 2009
Timmreck, Thomas C, Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2. Jakarta : EGC, 2004

Anda mungkin juga menyukai