(Makalah)
Disusun Oleh :
1. Khofifah (18130210)
2. Made Riasih (1813021026)
3. Mariana (18130210)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
2
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
yang berjudul “ Tahapan Perekembangan Remaja “. Adapun tujuan penulisan
makalah ini ialah untuk di presentasikan dan untuk memahami bagaimana tahapan
perkembangan remaja yang meliputi, karakteristik peserta didik tahapan remaja, serta
faktor dan masalah tahapan perkembangan anak.
Semoga dengan makalah ini kita dapat memahami bagaimana tahapan perkembangan
remaja yang meliputi, karakteristik peserta didik tahapan remaja, serta faktor dan
masalah tahapan perkembangan remaja. Kami sadar, dalam penulisan makalah ini
banyak ketidaksempurnaan. Oleh sebab itu, kami memerlukan kritik dan saran yang
membangun agar kami dapat memperbaiki penulisan makalah kami selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..1
A. Latar Belakang……………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………....1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..2
A. Simpulan…………………………………………………….12
B. Saran………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah keluarga tidak lengkap bila tidak ada kehadiran seorang
anak,akan semakin tumbuh dan akan menjadi seorang remaja, dalam proses
pertumbuhan dan perkembangannya yang melalui beberapa tahapan. Di
dalam tahapan- tahapam tersebut ada bebrapa faktor dan masalah yang harus
di ketahui terutama oleh orang tua. Selain itu, dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan seorang remaja juga harus mendapatkan pendidikan baik di
sekolah maupun di rumah. Di dalam melakukan pendidikan seorang pendidik
baik orang tua maupun seorang guru harus memahami karakteristik peserta
didik terutama pada awal pendidikan itu berlangsung, yaitu pada tahapan
remaja.
Oleh karena itu, kita harus memahami bagaimana dan apa saja faktor dan
masalah serta bagaimana karakteristik peserta didik dalam tahapan remaja
agar tidak salah melakukan pendidikan pada remaja dan menghindari hal-hal
yang tidak diingkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini antara lain:
1. Bagaimana karakteristik peserta didik pada tahapan remaja?
2. Apa saja faktor tahapan Perkembangan remaja?
3. Apa saja Masalah Tahapan Perkembangan remaja?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Memahami karakteristik peserta didik pada tahapan remaja;
2. Mengetahui faktor tahapan Perkembangan remaja;
3. Mengetahu Masalah Tahapan Perkembangan remaja.
1
BAB II
PEMBAHASAN
b) Ciri Psikologis
Secara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki beberapa ciri
sebagai berikut:
1). Kegelisahan
2). Pertentangan
3). Mengkhayal
4). Aktivitas kelompok
5). Keinginan mencoba segala sesuatu
2
1. Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan
individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa pertama yang
terjadi pada fase pranatal dan bayi. Bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-
tahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada masa
remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu mengalami
kematangan daripada bagian-bagian yang lain. Pada masa remaja akhir, proporsi
tubuh individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya.
Dalam perkembangan seksualitas remaja ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri
seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
2. Perkembangan kognitif (Intelektual)
Ditinjau dari perkembanga kognitif menurut Piaget, masa remaja sudah mencapai
tahap operasi formal (operasi = kegiatan-kegiatan mental tentang berbagai
gagasan). Keating merumuskan lima pokok yang berkaitan dengan perkembangan
berpikir operasi formal, yaitu sebagai berikut :
3
sangat sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi
sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok
teman sebaya.
4. Perkembangan sosial
a. Pada masa remaja berkembang ”social cognition”, yaitu kemampuan untuk
memahami orang lain. Ramaja memahami orang lain sebagi individu yang
unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat,nilai-nilai, maupun perasaannya.
b. Pada masa ini juga berkembang sikap ”conformity”, yaitu kcenderungan
untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran
atau keinginan orang lain (teman sebaya).
Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku
yang secara moral dan agama dapat dipertanggungjawabkan maka kemungkinan
besar remaja tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik. Sebaliknya,
apabila kelompoknya itu menampilkan sikap dan perilaku yang melecehkan nilai-
nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku seperti
kelompoknya tersebut.
5. Perkembangan moral
Melalui pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua, guru, teman sebaya
atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas remaja sudah lebih matang jika
dibandingkan dengan usia anak. Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai
moral atau konsep-konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan dan
kedisiplinan.
Menurut Adam dan Guallatta terdapat berbagai hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa orang tua mempengaruhi moral remaja, yaitu :
a) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dengan
tingkat moral orang tua.
b) Ibu-ibu remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam
tahapan nalar moralnya daripada ibu-ibu yang anaknya nakal, dan remaja
yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam kemampuan nalar
moralnya daripada remaja yang nakal.
c) Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral anak atau
remaja yaitu (a) orang tua yang mendorong anak untuk diskusi secara
demokratis dan terbuka mengenai berbagai isu dan (b) orang tua yang
menerapkan disiplin terhadap anak dengan teknik berpikir induktif.
Beberapa peneliti tentang perkembangan remaja percaya bahwa dari segi sejarah,
terlalu banyak penekanan diberikan pada perubahan biologis pubertas sebagai
faktor penentu perkembangan psikologis remaja. Mereka mengakui bahwa
perubahan biologis merupakan dimensi terpenting dalam peralihan dari masa anak
ke masa remaja. Akan tetapi, mereka juga percaya bahwa konteks sosial
(lingkungan) juga berperan penting dalam perkembangan psikologis remaja.
1. Interaksi Faktor Bawaan-Lingkungan dan Perkembangan
a. Interaksi Genotip Pasif dengan Lingkungan (passive genotype-
environment interaction)
Terjadi saat orang tua, yang memiliki hubungan genetis dengan anak,
memberi lingkungan pengasuhan pada anak. Misalnya, orang tua yang
memiliki predisposisi genetik yaitu cerdas dan cakap membaca. Karena
5
mereka cakap membaca dan menikmati kegiatan membaca, mereka
menyediakan buku bacaan bagi anak mereka, sehingga anak mereka juga
akan lebih cenderung menjadi anak yang cakap membaca dan menikmati
kegitan membaca.
b. Interaksi Genotip Evokatif dengan Lingkungan (evocative genotype-
environment interaction)
Terjadi karena genotip anak akan menimbulkan jenis lingkungan fisik dan
sosial yang tertentu. Misalnya, anak yang aktif dan suka tersenyum akan
lebih banyak mendapat perangsangan sosial ketimbang anak yang pasif
dan diam. Remaja yang mau bekerja sama, patuh dan penuh perhatian
akan memunculkan lebih banyak respon menyenangkan dan pengajaran
dari orang dewasa di sekitarnya ketimbang remaja yang sukar diajak
bekerja sama dan sulit memusatkan perhatiaanya.
c. Interaksi Genotip Aktif (suka mengutak-atik lingkungan) dengan
Lingkungan (active (niche-picking) genotype-environment interaction)
Terjadi saat anak dan remaja menjelajahi lingkungan yang mereka
pandang menarik dan menantang. Suka mengutak atik lingkungan
menunjukkan sifat suka mencari tempat atau situasi yang terutama cocok
dengan kemampuannya.
2) Faktor Kematangan
Perkembangan disebabkan bukan saja oleh interaksi proses biologis, kognitif, dan
sosial tetapi juga oleh interaksi kematangan dan pengalaman. Kematangan
(maturation) adalah urutan perubahan teratur yang ditentukan oleh cetakbiru
genetik yang kita punyai. Seperti bunga matahari yang tumbuh dengan cara yang
teratur kecuali jika lingkungannya tidak bersahabat, begitu juga umat manusia
berkembang dengan cara yang teratur, menurut pandangan kematangan. Rentang
lingkungan dapat luas sekali, tetapi pendekatan kematangan menyatakan bahwa
cetak biru genetik mengakibatkan kesamaan dalam pertumbuhan dan
perkembangan kita. Kita jalan sebelum bicara, menyebut satu kata sebelum bisa
menyebut dua kata, tumbuh dengan cepat pada masa bayi dan lebih lambat pada
masa anak awal, mengalami peningkatan hormon seksual saat puber setelah masa
anak-anak yang tenang mencapai kekuatan fisik pada masa remaja akhir dan masa
dewasa awal, dan kemudian menurun dan sebagainya.
7
Ahli yang menekankan kematangan mengakui bahwa lingkungan yang ekstrim
yang secara psikologis hampa dan bermusuhan dapat menghambat
perkembangan, tetapi mereka percaya bahwa kecenderungan akan pertumbuhan
dasar sudah terberi secara genetik pada manusia. Sebaliknya, psikologi lain
menekankan pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak. Pengalaman
mencakup lingkungan biologis anak, gizi, perawatan kesehatan, obat, dan
kecelakaan fisik, sampai pada lingkungan sosial, keluarga, teman sebaya, sekolah,
masyarakat, media dan budaya. “Bawaan” menunjuk pada warisan biologis
organisme, “lingkungan” menunjuk pada pengalaman lingkungan. Pendukung
bawaan menganggap warisan biologis sebagai pengaruh yang paling penting pada
perkembangan, pendukung lingkungan menyatakan pengalaman lingkunganlah
yang paling penting.Perkembangan disebabkan karena kematangan. Kematangan
dan belajar/latihan adalah sebab-sebab perkembangan yang saling berhubungan.
Kematangan menentukan kesiapan seseorang untuk belajar.
2. Pengalaman
Pengalaman memegang peranan penting bagi terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan remaja menjadi manusia dewasa yang penuh tanggung jawab.
Dalam kaitan ini, pengalaman menyangkut dua aspek yaitu pengalaman
biologis dan sosial.
9
bertentangan dengan kehendak orang tua mereka. Oleh karena itu, bagaimana
penyesuaian diri remaja dengan orang lain perlu mendapatkan perhatian
orangtua.
Belajar pada masa remaja, salah satu proses belajar yaitu dalam sekolah. Kita
sering berpendapat bahwasanya sekolah merupakan suatu tempat dimana proses
belajar secara akademis mendominasi. Namun sekolah sebenarnya lebih dari
sekedar akademis dimana remaja dapat berfikir, melalukan penalaran, dan dapat
mengingat. Sekolah juga merupakan suatu area sosial yang penting bagi remaja,
dimana teman, dan kerumunan orang-orang memiliki makna yang besar.
Pada hakikatnya manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat tersebut
manusia senantiasa belajar untuk mencari tahu hal-hal yang ada di sekitarnya.
Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya
adalah manusia itu senantiasa belajar sepanjang hayatnya.
10
dalam kehidupan berkarya (berkarier). Pada hakikatnya kehidupan remaja dalam
pendidikan merupakan awal kehidupan kariemya.
Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakan faktor
penting dan merupakan langkah awal dalam kehidupan pendidikan dan kariernya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan dan karier adalah:
BAB III
PENUTUP
11
A. Simpulan
Bahwa sangat penting orang tua dalam mendidik anaknya dalam suatu keluarga serta
memberi perhatian penuh, apa lagi pada masa remaja yang rentan terhadap perilaku
menyimpang. Bahwa dengan lingkungan yang baik, maka kemungkinan besar
seorang anak dapat tumbuh dan berkembang pula menjadi baik. Selain itu, orang tua
juga harus mengawasi, namun tidak terlalu mengekang sebab saat masa remaja ini
emosinya belum stabil.
B. Saran
Orang
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11591110/FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_PERKE
BANGAN_REMAJA , diakses pada tanggal 25 Maret 2019 pukul 07.45 WIB
13