Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Psikologi Perkembangan 2

“Perkembangan Aspek Emosi, Sosial, Moral dan Religi pada Masa Remaja”

Dosen Pengampu: Faizah. M, S,Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh :

Hardianti

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Perkembangan Aspek Emosi, Sosial, Moral dan
Religi pada Masa Remaja" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan 2. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang ruang lingkup Psikologi Perkembangan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Luwuk, 28 September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...….ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..…..1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………..……..1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..….2

C. Tujuan……………………………………………………………………………………..…3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….....4

A. Pengertian Remaja……………………………………………………………………...…...4

B. Perkembangan aspek emosi pada masa remaja…………………………………...……....4

C. Perkembangan aspek sosial pada masa remaja…………………………………………...8

D. Perkembangan aspek moral pada masa remaja……………………………………….....11

E. Perkembangan aspek religi pada masa remaja……………..………………………...….12

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..….13

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………....13

B. Saran…………………………………………………………………………………….….13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….……..13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan, di mana terjadinya suatu perbedaan dari satu

tahap perkembangan ke perkembangan selanjutnya, hal ini menunjukkan bahwa

terjadinya suatu perubahan di mana seseorang meninggalkan hal-hal terdahulu dan

menyambut hal-hal yang akan terjadi selanjutnya. Jika seorang anak-anak telah

memasuki masa remaja, maka sang anak harus meninggalkan sifat kekanak-

kanakannya dan merubah perilaku baru sebagai pengganti dari perilaku yang telah

ditinggalkan (Juntiuka Ahmad, 2003), perubahan ini terjadi ditandai dengan

perubahan-perubahan fisik yang dialami oleh seorang anak untuk tumbuh menjadi lebih

dewasa, dimana untuk menjadi dewasa, seorang anak harus memasuki masa

remaja, per-kembangan dari remaja akhir merupakan bagian dari mempelajari kehidupan

di masa remaja. Remaja muda merupakan generasi yang akan menjadi harapan bagi

seluruh masyarakat dalam memajukan dan mewujudkan kehidupan yang lebih tentram

di bumi ini. Jika generasi tersebut rusak, maka dapat dipastikan bahwa akan terjadi

kemerosotan dalam mencetak generasi yang berkualitas di salam suatu negara. Pada

kenyataannya, masih banyak remaja yang menjadi sumber dari permasalahan itu sendiri,

maka dari itu, di dalam dunia pendidikan menciptakan sikap disiplin di mana seorang

siswa harus menaati peraturan-peraturan yang ada di sekolah, mengajarkan kepada

1
siswa bagaimana caranya untuk berinteraksi dengan baik tanpa menimbulkan

perkataan menyinggung hati temannya, serta mengharagai keberadaan pendidik dan

teman sebaya dalam proses kegiatan belajar dan mengajar (Rangel dan Adrian,

2012). Adapun kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang individu dalam

bermasyarakat yaitu seseorang harus memiliki nilai-nilai moral yang baik yang

dipengaruhi dengan budaya yang baik, di masa remaja memanglah terkadang melakukan

suatu tindakan tanpa berpikir panjang akan masalah yang dihadapinya, sehingga dalam

menciptakan penerus bangsa yang bermoral akan terasa sulit untuk diwujudkan, maka dari

itu penulis tertarik untuk membahas perkembangan masa remaja yang mereka

alami dan bagaimana implikasi perkembangan tersebut terhadap pendidikan para

remaja tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan remaja?

2. Bagaimana perkembangan aspek emosi pada masa remaja?

3. Bagaimana perkembangan aspek sosial pada masa remaja?

4. Bagaimana perkembangan aspek moral pada masa remaja?

5. Bagaimana perkembangan aspek religi pada masa remaja?

2
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi remaja.

2. Untuk mengetahui perkembangan aspek emosi pada masa remaja.

3. Untuk mengetahui perkembangan aspek sosial pada masa remaja.

4. Untuk mengetahui perkembangan aspek moral pada masa remaja.

5. Untuk mengetahui perkembangan aspek religi pada masa remaja.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian remaja

Remaja adalah peralihan dari masa anak-anak untuk memasuki masa dewasa. Masa

remaja sendiri berlangsung antara umur 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun

sampai 22 tahun bagi pria.

Sedangkan menurut psikolog, pengertian remaja adalah suatu periode transisi dari masa

awal anak-anak hingga dewasa. Dikatakan remaja saat adanya perubahan fisik yang cepat,

pertambahan berat dan tinggi badan, perubahan bentuk tubuh, serta perkembangan

karakteristik seksual.

Namun, perbedaan pendapat para ahli psikologi itu digambarkan oleh Y. Singgih D.

Gunarso (1989 : 7), bahwa pengertian remaja adalah perubahan fisik yang didahului dengan

kematangan seksual.

B. Perkembangan Emosi Pada remaja

Masa remaja dikenal sebagai puncak emosionalitas (perkembangan emosi yang tinggi).

Dalam tahap emosionalitas, remaja hendaknya kuat secara jasmani (tidak sakit-sakitan dan

lemah) dan jugakuat secara mental. Sebab akal sehat berhubugan dengan perkembangan

4
emosi yang dialami remaja. Sebab itu, remaja sangat disarankan berolahraga, menjaga

kebersihan/menerapkan pola hidup sehat.

Dan sangat disarankan juga untuk menghindari hal-hal yang dapat membahayakan

remaja itu sendiri, baik fisik maupun akal seperti kebiasaan minuman keras apalagi hingga

yang paling berbahaya yaitu narkoba. Remaja berada pada masa dimana banyak

mengalami/mengahadapi dalam perkembangannya. Khususnya menyangkut masalah

penyesuaian diri terhadap tuntutan lingkungan dan masyarakat. Pada tahap ini, remaja yang

belum disiapkan untuk menyikapi perkembangannya cenderung menimbulkan kebingungan

dan perasaan cemas.

Pada masa remaja, mulai muncul ketertarikan pada lawan jenis yang cenderung

menimbulkan konflik dalam diri sendiri. Karena munculnya ketertarikan pada lawan jenis

mungkin akan menimbulkan munculnya perasaan malu, kurang percaya diri, dan akan

kebingungan dalam penyesuaian diri supaya bertingkah seperti orang dewasa. Kecenderungan

emosi pada remaja perlu dipahami orang tua atau orang dewasa di sekitarnya.

Karena itu, perlu dihindari hal-hal yang dapat menimbulkan munculnya emosi negatif

pada remaja seperti marah, sedih, kecewa, cemas, dan lainnya. Rasa tidak nyaman/ tidak puas

terhadap kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan remaja mengalami gangguan emosi. Dan

hal ini dapat memicu remaja menjadi nakal.

Pada masa remaja,muncul emosi yang berbeda jika dibandingkan dengan masa anak-anak

maupun orang dewasa. Pada masa remaja, emosi sering sekali meluap-luap atau tinggi.

Keadaan ini lebih cenderung disebabkan oleh masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

5
Remaja akan lebih mudah emosi jika permintannya tidak dipenuhi. Mungkin saja

permintaannya tidak dipenuhi atau tidak diberi orangtuanya karena tidak terlalu penting atau

mungkin saja ada yang lebih penting dari itu.

Tetapi remaja akan menganggap ini sebagai penolakan yang didasarkan memang tidak

mau menuruti atau memenuhi keinginannya. Dan remaja akan cenderung emosi pada orang

yang menolaknya sekalipun itu orangtuanya.

Hal ini dikarenakan remaja ini belum dapat membedakan mana yang disebut keinginan

dan kebutuhan atau mana yang lebih penting dari keinginannya. Secara spesifik, ada emosi

yang menonjol pada periode remaja, diantaranya;

1. Emosi marah

Dalam kehidupan remaja, emosi marah akan lebih mudah muncul apabila dibandingkan

dengan emosi lainnya. Jika seorang remaja dipermalukan, direndahkan, atau bahkan

dipojokkan di depan banyak orang atau bahkan temannya sendiri, maka muncullah emosi

marah yang tinggi. Tidak jarang juga remaja melampiaskan kemarahannya dengan

tindakan kekerasan. Tetapi remaja akan cenderung berusaha mengubah sifat kekanak-

kanakan ini menjadi setidaknya sedikit lebih dewasa.

2. Emosi takut

Remaja juga mengalami ketakutan dalam perkembangannya. Ketakutan-ketakutan yang

dialami remaja, diantaranya ;

6
a) Ketakutan terhadap masalah atas tindakan ketidakadilan orangtua dan kecenderungan

menolak dalam keluarga.

b) Ketakutan memperoleh kedudukan baik diantara teman sebaya maupun dalam

keluarga.

c) Ketakutan penyesuaian diri terhadap pendidikan ;

d) Ketakutan terhadap ancaman keberadaan diri, dan

e) Ketakutan terhadap tindakan seks. Pada saat remaja menjalani perkembangan masa

dewasa, mncul ketakutan masalah keuangan, pekerjaan bahkan perkawinan dan

keluarga

3. Emosi cinta

Pada masa perkembangan mulai dari anak-anak hingga dewas, emosi telah ada pada diri

setiap orang. Pada masa remaja, muncullah rasa cinta / ketertarikan pada lawan jenis.

Pada masa bayi, rasa cinta diarahkan kepada orangtua, pada masa anak-anak (3-5 tahun)

rasa cinta diarahkan kepada orang tua awan jenis. Contohya anak laki-laki pada ibu dan

anak perempuan pada ayah. Pada masa remaja, arah cinta itu berubah menjadi terhadap

teman sebaya yang berlawanan jenis kelamin.

Dalam perkembangannya, emosi emosi cinta remaja menjadi hal yang sangat memerlukan

pengawasan dari orangtua. Karena pada tahap terjadinya emosi cinta, remaja cenderung

tidak akan memberitahukan kepada orangtuanya apa yang ia rasakan sebab seorang remaja

7
yang sedang mengalami ketertarikan pada lawan jenisnya, ia akan merasa malu untuk

memberitahukannya kepada orang dewasa atau bahkan orangtuanya.

Oleh sebab itu, sosialisasi orangtua dengan anak sanagt diperlukan. Sehingga anak tidak

enggan menceritakan apa yang sedang dia rasakan sekalipun mengenai ketertarikannya

pada lawan jenis. Remaja juga membutuhkan kasih sayang dirumah sama banyaknya

dengan tahun-tahun sebelumnya ketika mereka masih anak-anak. Karena alasan inilah

remaja cenderung menentang menyalahkan secara langsung, mengolok-olok mereka.

C. Perkembangan Sosial pada Remaja

Perkembangan sosial pada masa puber dapat dilihat dari dua ciri khas yaitu mulai

terbentuknya kelompok teman sebaya baik dengan jenis kelamin yang sama atau dengan jenis

kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan diri dari orang tua.

1. Kelompok Teman Sebaya

Percepatan perkembangan pada masa puber berhubungan dengan pemasakan

seksual yang akhirnya mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial.

Sebelum memasuki masa remaja biasanya anak sudah mampu menjalin hubungan yang

erat dengan teman sebaya. Seiring dengan itu juga timbul kelompok anak-anak untuk

bermain bersama atau membuat rencana bersama. Sifat yang khas kelompok anak sebelum

pubertas adalah bahwa kelompok tadi terdiri daripada jenis kelamin yang sama.

Persamaan sex ini dapat membantu timbulnya identitas jenis kelamin dan yang dapat

8
berhubungan dengan perasaan identifikasi yang mempersiapkan pengalaman identitasnya.

Sedangkan pada masa puber anak sudah mulai berani untuk melakukan kegiatan dengan

lawan jenisnya dalam berbagai kegiatan.

Selama tahun pertama masa puber, seorang remaja cenderung memiliki keanggotaan yang

lebih luas. Dengan kata lain, teman-teman atau tetangga seringkali adalah anggota

kelompok remaja. Biasanya kelompoknya lebih heterogen daripada kelompok teman

sebaya. Misalnya kelompok teman sebaya pada masa remaja cenderung memiliki suatu

campuran individu-individu dari berbagai kelompok. Interaksi yang semakin intens

menyebabkan kelompok bertambah kohesif. Dalam kelompok dengan kohesi yang kuat

maka akan berkembanglah iklim dan norma-norma kelompok tertentu. Namun hal ini

berbahaya bagi pembentukan identitas dirinya. Karena pada masa ini ia lebih

mementingkan perannya sebagai anggota kelompok daripada mengembangkan pola

pribadi. Tetapi terkadang adanya paksaan dari norma kelompok membuatnya sulit untuk

membentuk keyakinan diri.

2. Melepas dari orang tua

Tuntutan untuk memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah teman-teman

sebaya merupakan suatu reaksi terhadap status intern anak muda. Sesudah mulainya

pubertas timbul suatu diskrepansi yang besar antara kedewasaan jasmaniah dengan ikatan

sosial pada milienu orang tua. Dalam keadaan seperti ini banyak pertentangan-

pertentangan antara remaja awal dengan orang tua, diantaranya:

9
a. Perbedaan standar perilaku

Remaja awal sering menganggap bahwa standar perilaku orang tuanya kuno sedangkan

dirinya dianggap modern. Mereka mengharapkan agar orang tuanya mau menyesuaikan

diri dengan perilakunya yang modern.

b. Merasa menjadi korban

Remaja sering merasa benci kalau status sosial ekonominya tidak memungkinkan

mempunyai simbol status yang sama dengan teman sebayanya. Seperti pakaian, sepatu,

accecoris, dan lain-lain. Pada usia ini ia paling tidak suka jika diperintah mengerjakan

pekerjaan di rumah.

c. Prilaku yang kurang matang

Biasanya orang tua mengembangkan pola menghukum bila para remaja mengabaikan

tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab dan jajan semaunya. Pelarangan dan

menghukum membuatnya benci kepada orang tua.

d. Masalah palang pintu

Kehidupan sosial yang aktif menyebabkan ia sering melaggar peraturan. Seperti waktu

pulang dan mengenai dengan siapa dia berhubungan, terutama dengan lawan jenis.

e. Metode Disiplin

Jika metode disiplin yang diterapkan orang tua dianggap tidak adil atau kekanak-

10
kanakan maka remaja akan memberontak. Pemberontakan terbesar dalam keluarga

terjadi jika salah satu orang tua dominan daripada lainnya. Hal ini menyebabkan pola

asuh cenderung otoriter.

D. Perkembangan Moral pada Remaja

Menurut Hurlock (2006:225) salah satu tugas perkembangan yang penting pada masa

remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok atau sosial-budayanya.

Remaja harus berperilaku sesuai dengan harapan-harapan sosial tanpa dibimbing dan di

awasi, didorong, dan diancam dengan hukuman seperti saat masa anak-anak. Remaja

diharapkan mengganti konsep-konsep moral pada masa anak-anak dengan prinsip-prinsip

moral yang berlaku umum, dan merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi

menjadi pedoman untuk berperilaku baik. Mitchel menegaskan remaja harus mengendalikan

perilakunya sendiri, yang dulu menjadi tanggung jawab orangtua dan guru. (Hurlock,

2006:225). Remaja umumnya berada pada tingkat pascakonvensional, Pada tingkat ini terjadi

internalisasi moral dan tidak didasarkan pada standar-standar moral orang lain. Bila remaja

telah mencapai tingkat pasca konvensional, berarti remaja telah mencapai kematangan sistem

moral.

11
E. Perkembangan Religi Pada masa Remaja

Perkembangan jiwa keagamaan di usia remaja sangat dipengaruhi oleh perkembangan

jasmani dan rohani. Maksud nya penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak

keagamaan yang tampak pada remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut.

Banyak hal yang terjadi pada masa remaja, seperti emosi yang kurang stabil, sering tidak

percaya diri, merasa selalu benar, ingin mandiri karena sudah merasa dewasa, ingin selalu

tampil menarik, ingin dilirik, dan sebagainya. Semua yang di alami dimasa remaja sudah

lumrah karena sudah ketentuannya sesuai dengan tahap perkembangan, untuk itu remaja

memerlu kan agama dalam menghadapi semua itu, namun tidak semua remaja menyadari

pentingnya agama dalam menghadapi segala persoalan yang remaja hadapi.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan :

Masa remaja adalah masa yang sangat rentan dan sensitif baik secara fisik maupun psikis, hal

itu dipengaruhi oleh proses perkembangan. Remaja mengalami masalah dengan keadaan dan

situasi yang baru dialaminya, boleh dikatakan masa remaja adalah masa penyesuaian. Karena

itu sebaiknya orang tua benar-benar memperhatikan perkembangan anak sampai ia mampu

untuk membedakan dan memilih mana yang baik dan buruk untuk dirinya (dewasa).

B. Saran :

Pembahasan dalam makalah ini masih sangat terbatas dan membutuhkan banyak

masukan, saran untuk penulis selanjutnya adalah mengkaji lebih dalam dan

secara komprehensif tentang perkembangan masa remaja meliputi emosi, sosial , moral

dan agama pada remaja.

13
DAFTAR PUSTAKA

Larasati, Novi Hardita. 2020. "Pengertian Remaja Menurut Para Ahli dan WHO".

https://www.diadona.id/family/pengertian-remaja-menurut-para-ahli-dan-who-200530i.html,

diakses pada 28 September 2022 pukul 03.02.

Ermis Suryana, Siska Wulandari, Eci Sagita, Kasinyo Harto. (2022). Perkembangan Masa

Remaja Akhir ( Tugas, Fisik, Intelektual, Sosial dan Agama) dan Implikasinya pada Pendidikan.

Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5, No. 6.

Simbolon, Christina. 2019. "Analisis Perkembangan Emosi Anak Usia Remaja".

https://www.kompasiana.com/christinasimbolon/5db9932b097f36441e615a92/analisis-

perkembangan-emosi-anak-usia-remaja, diakses pada Rabu 28 September 2022 pukul 01.59.

Tofa, Kang. 2017. "Perkembangan Moral Remaja".

https://kangtofa.wordpress.com/2017/11/24/perkembangan-moral-remaja/, diakses pada 28

September 2022 pukul 03.54.

Khadijah. (2020). Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja. Jurnal Al-Taujih Bingkai

Bimbingan dan Konseling Islami Vol. 6, No. 1.

14

Anda mungkin juga menyukai